.
1. Hakikat Hakikat KTSP 2006 Hakikat 2013
Hakikat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Inti dari kurikulum 2013 adalah ada pada upaya
dibagi atas beberapa bagian, yatu: penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013
1. Konsep dasar disiapkan untuk mencetak generasi yang siap didalam
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang mengantisipasi perkembangan masa depan.
Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 Ini bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
sebagai berikut. mampu lebih baik dalam melaksanakan observasi, bertanya,
a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
mengacu pada standar nasional pendidikan yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. materi pembelajaran. Adapun objek yang menjadi
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
pendidikan dikembangkan dengan prinsip pembelajaran 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial,
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, seni, dan budaya.
potensi daerah, dan peserta didik. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki
KTSP merupakan strategi pengembangan kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan jauh lebih
kurikulum untuk mewujudkan seklah yang efektif, baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,
produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
paradigma baru pengembangan kurikulum, dengan berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki
kewenangan otonomi yang luas pada setiap satuan masa depan yang lebih baik.
pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari
dalam rangka mengefektifkan proses belajar- pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu,
keleluasaan dalam mengelola sumber daya siswa, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
sumber dana, sumber belajar dan Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, ketrampilan
setempat. sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan
KTSP dalam pengembangannya dilakukan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang
oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah, diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari
dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan masyarakat.
lembaga yang ditetapkan berdasarkan Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada
musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui
daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas
perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi
masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam
kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan- arti penambahan jam pelajaran.
ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan
Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu
visi, misi, dan tujuan sekolahdengan berbagai menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari
implikasinya terhadap program-program kegiatan berbasis output menjadi berbasis proses dan output)
operasional untuk mencapai tujuan sekolah. membutuhkan penambahan jam pelajaran. Dibanyak negara
seperti AS dan Korea Selatan, akhir-akhir ini ada
kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui
juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain
menunjukkan jam pelajaran di indonesia relatif lebih singkat.
Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif
singkat. Jawabnya, di negar yang tingkat pendidikannya
berada diperingkat satu dunia,singkatnya pembelajaran
didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik. (Nurul,
2014)
Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada
penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum
2006 dimana ada beberapa permasalahan di antaranya;
i. konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini
ditunjukkan dengan banyaknya pelajaran dan materi
dan keluasan dan tingkat kesulitannya melampaui
tingkat perkembangan usia anak;
ii. belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional;
iii. kompetensi belum menggambarkan secara holistik
domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan misalnya pendidikan
karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam
kurikulum;
iv. belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial
yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun
global;
v. standar proses pembelajaran belum menggambarkan
urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka
peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung
pada pembelajaran yang berpusat pada guru;
vi. standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian
berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum
secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berkala;
vii. dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang
lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
4. Permendiknas Nomor 23 Tahun Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik
2006 tentang Standar Kompetensi Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter,
lulusan Pembelajaran Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.
6. Permendiknas Nomor 6 Tahun kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa,
2007 tentang Perubahan masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi
landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai
Permendiknas RI nomor 24 tahun dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi
2006 kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat,
7. Permendiknas No.41 Tahun 2007 modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun
tentang Standar Proses kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi
8. Permendiknas No.20 Tahun 2007 kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan
tentang Standar Penilaian warga negara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi
Pendidikan kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta
didik dalam lingkungan sosial- budayanya, mengembangkan
kehidupan individu peserta didik sebagai warga negara yang
tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan
masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa
depan yang lebih baik lagi.
3. Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku
bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan
pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun
ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.Maka,
kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang
mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat
untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa
Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu
entitas bangsa Indonesia.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan,
komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa,
khususnya siswa sekolah dasar.Beban belajar ini bahkan
secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang
harus dibawa ke sekolah.Beban belajar ini salah satunya
berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat
sekolah dasar.Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar
perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan
dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan
karakter.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah
secara nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam.
Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih adanya
potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan
pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi
generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang.
Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun
kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan
alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan
pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan
dan ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu
pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset
PISA (Program for International Student Assessment),studi
yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan
IPAmenunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki
10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends
in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amat
rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang
komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3)
pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)
melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada
perubahan orientasi kurikulum, yaitu tidak membebani peserta
didik dengan konten namun mengutamakan pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara
untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad
21.
4. Landasan Teoretik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga
negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan
kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik
mampu mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya.
Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar Kompetensi
Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK.
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk
melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan
dalam SKL.Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah
hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia
dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.
3. Prinsip Prinsip Pengembangan KTSP 2006 Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Mulyasa (2007:151) mengemukakan Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 13 mengacu pada
prinsip-prinsip pengembangan KTSP, sejumlah prinsip-prinsip pembelajaran seperti yang tertulis
antara lain: pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta Berikut adalah prinsip-prinsip pembelajaran yang tertulis
kebutuhan peserta didik dan lingkungannya dalam Permendikbud tersebut:
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip 1. Peserta didik mencari tahu;
bahwa peserta didik memiliki posisisi sentral untuk 2. Pembelajaran berbasis aneka sumber belajar;
mengembangkan kompetensinya agar menjadi 3. Pembelajaran berbasis proses untuk penguatan pendekatan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan ilmiah;
Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, 4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara 5. Pembelajaran terpadu;
yang demokratis serta bertanggung jawab. 6. Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
2. Beragam dan Terpadu dimensi;
Kurikulum dikembangkan dengan meinperhatikan 7. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi keterampilan aplikatif;
daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa 8. Pembelajaran yang menjaga pada keseimbangan antara
rnembedakan agama, suku, budaya, dan adat- keterampilan fsikal (hardskills) dan keterampilan mental
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. (sofskills);
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pengetahuan, teknologi. dan seni pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran hayat;
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
semangat kurikulum mendorong peserta didik membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pembelajaran (tut wuri handayani);
seni. 11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan
4. Relevan dengan Kebutuhan di masyarakat;
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan 12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
melibatkan pemangku adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin saja adalah kelas;
relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan 13. Pembelajaran yang memanfaatan teknologi informasi dan
dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan komunikasi untuk meningkatkan efsiensi dan efektivitas
kurikulum haras mempertimbangkan dan pembelajaran; dan
nemperhatikan pengembangan integritas pribadi, 14. Pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan individual
kecerdasan spritual, keterampilan dan latar belakang budaya peserta didik.
berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial,
kemampuan akademik, dan ketrampilan
vokasional.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pemberdayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan
global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan global,
nasional, dan lokal untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.