ITS Undergraduate 7200 2702100024 Bab2 PDF
ITS Undergraduate 7200 2702100024 Bab2 PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Korosi
Definisi dari korosi adalah penurunan mutu material
akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungan sekitar
[Trethewey,1991]. Bila ditinjau dari interaksi yang terjadi, korosi
adalah proses transfer elektron dari logam ke lingkungannya.
Logam bertindak sebagai sel yang memberikan elektron (anoda)
dan lingkungan bertindak sebagai penerima elektron (katoda).
Sedangkan penurunan mutu yang diakibatkan interaksi secara
fisik bukan disebut korosi, namun biasa dikenal sebagai erosi dan
keausan.
Dengan bereaksi ini sebagian logam akan “hilang”,
menjadi suatu senyawa yang lebih stabil. Di alam, logam pada
umumnya berupa senyawa, karena itu peristiwa korosi juga dapat
dianggap sebagai peristiwa kembalinya logam menuju bentuknya
sebagaimana ia terdapat di alam. Dan ini merupakan kebalikan
dari proses extractive metallurgy, yang memurnikan logam dari
senyawanya. Dalam hal ini korosi mengakibatkan kerugian
karena hilangnya sebagian hasil usaha manusia memurnikan
logam.
ini terjadi sebagai hasil dari gerakan yang kecil antara permukaan
yang saling kontak dalam lingkungan korosif, bahkan ketika tidak
adanya medium korosif korosi ini dapat terjadi. Gesekan ini dapat
menyebabkan partikel-partikel logam produk dari korosi ikut
kedalam jaringan sekitar, atau dapat menyebabkan inisiasi dari
retakan dan kegagalan patahan dari implant tersebut
[Syrett,1978]. Korosi fretting pada plat tulang dan paku pada
panggul dapat menyebabkan korosi lelah. Yang dapat diketahui
dari lubang mur.
2.2 Polarisasi
Ketika suatu logam tidak berada dalam kesetimbangan
dengan larutan yang mengandung ion-ionnya, potensial
elektrodanya berbeda dengan potensial korosi bebas dan selisih
antara keduanya disebut polarisasi. Besar polarisasi dinyatakan
dengan satuan overvoltage (η) yang menyatakan besarnya
polarisasi terhadap potensial equilibrium elektroda. Polarisasi
aktivasi adalah reaksi elektrokimia yang dikendalikan oleh salah
satu tahap siklus reaksi elektrokimia yang terjadi pada antar-muka
logam dan elektrolit. Pada tahap ini dibutuhkan energi aktivasi
untuk menghadapi energi barrier yang menghambat kelangsungan
proses. Polarisasi konsentrasi adalah reaksi elektrokimia yang
dikendalikan oleh proses difusi ion dalam elektrolit. Polarisasi ini
dapat diilustrasikan dengan proses difusi ion hidrogen ke
permukaan logam membentuk gas hidrogen berdasarkan reaksi
evolusi hidrogen. Dalam hal ini, konsentrasi ion hidrogen rendah
dalam elektrolit, dan laju reduksi ion hidrogen dipermukaan
logam dikendalikan oleh difusi hidrogen ke permukaan logam
tersebut. Pada polarisasi konsentrasi, sejumlah perubahan dalam
sistem yang meningkatkan laju difusi ion dalam elektrolit akan
mengurangi pengaruh polarisasi konsentrasi dan peningkatan laju
reaksi. Adukan pada elektrolit akan mengurangi gradien
konsentrasi ion positif dan meningkatkan laju reaksi.
9
Laporan Tugas Akhir
2.3 Passivasi
Passivasi logam adalah rintangan korosi akibat
pembentukan produk korosi sebagai lapisan protektif yang
menghambat kelangsungan reaksi. Dengan definisi lain bahwa
pasifasi logam merupakan peristiwa kehilangan reaktifitas reaksi
logam akibat keberadaan kondisi lingkungan tertentu. Sejumlah
logam dan paduan teknik menjadi pasif dan bahkan sangat tahan
korosi dalam lingkungan oksidator sedang sampai kuat. Contoh
logam yang memiliki sifat pasivasi adalah Baja Tahan Karat
(Stainless Steel), Nikel dan sejumlah paduan Nikel, Titanium dan
paduannya, Aluminium dan paduannya.
Ada dua teori berkaitan dengan lapisan pasif, yakni teori
lapisan oksida dan teori adsorpsi. Menurut teori lapisan oksida,
lapisan pasif adalah lapisan barrier difusi pada produk korosi
yang memisahkan logam dengan lingkungan sehingga reaksi
terhambat atau berhenti. Menurut teori adsorpsi, lapisan pasif
logam pasif yang dilapisi oleh lapisan chemisorbed oksigen.
Keberadaan lapisan ini dimaksudkan untuk mengadsorpsi
molekul H 2 O sehingga menghambat pelarutan di anoda. Dua teori
tersebut menjabarkan maksud yang hampir sama bahwa lapisan
protektif yang terbentuk pada permukaan logam menciptakan
kondisi pasif dan terjadi peningkatan ketahanan korosi logam.
Pasivasi logam yang dinyatakan dalam laju korosi
diilustrasikan dengan kurva polarisasi pada Gambar 2.1. Kurva
polarisasi menunjukkan hubungan antara potensial logam dengan
rapat arus. Perilaku pasivasi logam M dinyatakan sebagai rapat
arus. Pada titik A, logam dalam kondisi potensial equilibrium dan
rapat arus i o . Ketika potensial logam menjadi lebih positif, logam
berperilaku sebagai logam aktif, rapat arus i c dan laju reaksi
meningkat secara eksponensial. Ketika potensial logam lebih
positif sampai mencapai E pp dan rapat arus i passif , laju korosi
menurun drastis. Pada potensial E pp , terbentuk lapisan protektif
pada permukaan logam dan menurunkan reaktifitas logam. Jika
10
Laporan Tugas Akhir
potensial logam makin positif, rapat arus masih tetap i passif sampai
batas daerah pasif. Peningkatan potensial lebih lanjut melampaui
daerah pasif menyebabkan logam menjadi aktif kembali dan rapat
arus meningkat dalam daerah transpasif.
Penetration = (2.4)
14
Laporan Tugas Akhir
2.7 Biomaterial
Biomaterial adalah penggunaan material yang memiliki
kecenderungan tidak bereaksi (inert) sebagai pengganti fungsi
dari jaringan tubuh yang kontak langsung dengan cairan tubuh.
Disebut sebagai biomaterial yang ideal ketika suatu
bahan/material memiliki biokompatibilitas yang baik, sifat
mekanik yang baik dan proses manufaktur yang mudah.
Properties paling penting yang diperlukan oleh material adalah
biokompatibilitas, hal ini dikarenakan adanya hubungan dengan
reaksi jaringan, perubahan dari sifat (mekanik, fisik dan kimia)
dan juga kemungkinan degradasi material. Ductility, toughness,
creep, dan wear resistance adalah properties mekanik yang
diperlukan untuk biomaterial sedangkan metode fabrikasi,
konsistensi, tingkat kenyamanan dan biaya produksi adalah
15
Laporan Tugas Akhir
Pengaruh dari permukaan biasanya dominan pada saat proses awal dari
respon biologis, bagaimanapun juga diketahui bahwa interaksi biokimia
yang pertama pada implant diputuskan dari reaksi dan bentuk akhir
jaringan pada permukaan [Spenser,1998].
2.8.1 Metal
Metal memiliki cakupan yang luas dalam aplikasiannya,
diantaranya fixasi patah tulang, penggantian tulang, external
spints, braces dan traction apparatus. Modulus elastis dan titik
luluh digabungkan dengan keuletan metal membuat material jenis
ini cocok untuk menopang beban tanpa mengakibatkan
deformasi. Tiga material yang biasa digunakan adalah Titanium,
Stainless Steel dan Paduan Cobalt-Chromium. Titanium dan
paduan Titanium memiliki kelebihan yaitu modulus elastisitas
rendah dan resistansi korosi tinggi, selain itu juga adanya lapisan
oksida pada Titanium memiliki pengaruh yang sangat signifikan
terhadap pengintegrasian metal ini pada jaringan tulang.
rendah
Memiliki toleransi Memiliki ketahan
pembedahan yang penggunaan yang
Ti6Al4V
lebih besar rendah
(Smooth)
Toksinitas sangat kemungkinan adanya
rendah reaksi jaringan
Mudah untuk
disesuaikan
Meluruhkan unsur
dengan pasien
Al
Alumina memiliki
Korosi celah pada
Modular ketahanan
bola sambungan
Ti6Al4V/Al 2 O 3 penggunaan dan
Dirancang sesuai
degradasi yang
dengan kebutuhan
sangat bagus
pembedahan
Memiliki modulus
yang rendah
Harga murah Korosif
mudah untuk
Mudah mengalami
diproduksi
retak lelah
316L Stainless Toleransi
Modulus sangat
Steel pembedahan besar
tinggi
(smooth) Banyak penelitian
secara mendalam Memungkinkan
tentang spesimen adanya reaksi
ini jaringan
2.8.1.1 Titanium
Jenis metal ini adalah termasuk dalam golongan IV pada
tabel periodik, sehingga mempunyai afinitas yang kuat terhadap
oksigen. Titanium mempunyai ketahanan korosi yang sangat
bagus, hal ini disebabkan karena adanya lapisan oksida tipis yang
menyelimuti permukaannya.
Titanium komersial sudah tersedia dalam bentuk mill
sejak tahun 1950. Titanium diproduksi dan digunakan untuk
aplikasi pemakaian yang memerlukan kekuatan yang cukup,
mampu bentuk yang bagus serta sifat tahan korosi yang bagus.
Sifat mekanik Titanium tergantung dari sejumlah kecil dari
oksigen dan nitrogen pada keadaan solid solution, sehingga
memungkinkan untuk menghasilkan sejumlah tingkatan titanium
komersial murni, dengan sifat mekanis yang sesuai untuk
berbagai macam penggunaan sehingga material yang dipakai
sesuai yang diharapkan.
Titanium yang ditemukan di pada tahun 1791 oleh William
Gregor (Inggris) adalah unsur kesembilan yang terbesar di bumi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, Titanium (Ti) telah
menjadi material pilihan untuk banyak digunakan dalam
implantasi gigi dan bedah tulang. Hal tersebut dikarenakan
minimalnya reaksi jaringan yang diakibatkan oleh penanaman
material ini dalam tubuh. Pada penanaman material ini terjadi
reaksi biologis secara alami yaitu terbentuknya jaringan baru
yang kemudian melekat pada lapisan oksida pada permukaan
Titanium. Titanium merupakan material allotropik dengan dua
bentuk kristalografi yaitu alpha (α) yang mempunyai bentuk
hexagonal close packed (HCP) pada temperatur < 882,5 oC dan
beta (β) yang mempunyai bentuk body centered cubic (BCC)
pada temperatur >882,5 oC.
22
Laporan Tugas Akhir
2.8.2 Polimer
Polimer adalah rangkaian panjang dari material dengan
berat molekul tinggi yang terdiri dari pengulangan unit monomer.
Polimer memiliki sifat fisik yang mendekati jaringan halus, oleh
karena itu polimer banyak digunakan untuk menggantikan kulit,
tendon, tulang rawan, pembuluh darah dll. Polimer mengalami
degradasi pada lingkungan tubuh dikarenakan faktor biokimia dan
mekanik. Hal ini menyebabkan adanya serangan ion,
pembentukan ion hidroksil dan terlarutnya oksigen sehingga
terjadi iritasi pada jaringan dan menurunnya properties mekanik.
2.8.3 Keramik
Keramik adalah senyawa inorganik yang dalam
biomaterial diklasifikasikan menjadi 5 kategoris berdasarkan
karakter makroskopis permukaan ataupun stabilitas kimia pada
lingkungan tubuh yaitu : karbon, alumina, zirconia, keramik gelas
dan kalsium fosfat. Keterbatasan dari keramik adalah kekuatan
tarik dan ketangguhan akan patah yang rendah sehingga
aplikasinya terbatas. Hasil dari tes ex-vivo mengindikasikan
bahwa keramik gagal berikatan karena lemahnya jaringan yang
terbantuk pada sistim [Hench,1982].
2.8.4 Komposit
Kata komposit memiliki makna yaitu material yang
terdiri dari dua ataupun lebih bagian, dimana satu material
26
Laporan Tugas Akhir