TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fungsional
torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Tulang servikal, torakal dan
lumbal masih tetap dibedakan sampai usia berapapun, tetapi tulang sakral dan
koksigeus satu sama lain menyatu membentuk dua tulang yaitu tulang sakrum dan
sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh secara seimbang tetap
a. Korpus
Diantara dua korpus yang berdekatan dihubungkan oleh struktur yang disebut
5
6
1
7
4
8
Gambar 2.1
Tulang Punggung ( Sobota, 2005 )
1. Vertebra servikal
2. Vertebra torakal
3. Vertebra lumbal
4. Vertebra sakral
5. Vertebra koksigeus
6. Vertebra prominem
7. Spinosus
8. Tranversus
9. Diskus intervertebralis
6
b. Arkus
belakang ada tonjolan seperti duri yang disebut procesus spinosus yang
(Kapanji,1990).
c. Foramen vertebralis
Foramen vertebra adalah cincin tipis tulang vertebra yang terdiri dari
karakter yang berbeda. Foramen vertebra dari kumpulan tiap level vertebra akan
d. Kanalis spinalis
oleh bagian posterior lengkung saraf dan permukaan posterior corpus vertebrae di
berbentuk segitiga pada vertebrae lumbal 5.Karena saraf lumbalis yang paling
7
e. Diskus intervertebralis
vertebralis. Di daerah servikal dan lumbal diskus ini termasuk yang paling tebal,
Anulus fibrosus
Nucleus pulposus
Gambar 2.2
f. Stabilisasi Vertebra
sebagai stabilisasi pasif dan otot sebagai stabilisasi aktif. Ligamen yang
8
memperkuat persendian columna vertebralis regio lumbal antara lain: (1) ligamen
posisi fleksi dan juga berfungsi sebagai pelindung medula spinalis,(3) ligamen
berfungsi sebagai fleksor antara lain : (1) otot rektus abdominis, (2) otot obligus
internus, (3) otot obligus eksternus, (4) otot illio psoas, (5) otot
quadratuslumborum. Otot – otot yang berfungsi sebagai ekstensor antara lain : (1)
otot interspinalis, (2) otot transversus spinalis (3) otot sacrospinalis. Sebagai
lateral fleksi yaitu : (1) otot psoas major, (2) otot quadratus lumborum (Kapandji,
1990).
mengikuti arah oblique tarikan; semakin oblique arahnya maka efek rotasinya
semakin menonjol. Otot- otot rotator meliputi :otot obliquus abdominis eksternus,
9
Gambar 2.3
Otot posterior vertebrae ( Puzt and Pabst, 2005)
Keterangan gambar 2.3
1. Otot trapezius
2. Otot latisimus dorsi
3. Otot longisimus thoracis
4. Otot spinalis thoracis
5. Otot erektor spine
6. Otot obliqus externus abdominis
7. Otot obliqus internus abdominis
8. Otot iliocostalis thoracis
10
g. Persarafan
keluar dari vertebra L4-L5 dan S1-S3. Nervus ischiadicus meninggalkan pelvis
communis (Chusid, 1993). Cabang nervus ischiadicus pada paha mensyarafi otot
tingkat yang lebih tinggi, yaitu pada bagian atas tungkai atas atau bahkan didalam
Gambar 2.4
11
h. Biomekanik
sagital dan medial sehingga memudahkan gerakan fleksi – ekstensi dan latero
fleksi rotasi yang terjadi dengan aksis vertikal melalui procesus spinosus
(Kapandji,1990).
Facet joint di regio lumbal memiliki bidang gerak sagital dan frontal,
40° fleksi hanya terjadi pada lumbal dan 60° fleksi bila dipengaruhi pelvic
komplek. Gerak 30° karena dibatasi oleh ligamentum longitudinal anterior dan
Dilihat dari struktur anatomi dan aligment vertebra, lumbal mudah terjadi
tulang sacrum yang berbentuk kifosis. Sedangkan ditinjau dari jaringan sekitar,
regio lumbal kurang stabil karena tdak ada tulang yang memfiksasi, berbeda
dengan regio thoracal yang difiksasi oleh tulang costa selain itu vertebra lumbal
2004).
12
B. Ischialgia
1. Definisi
vertebralis tepatnya pada tepi inferior dan superior corpus.Osteofit pada lumbal
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri pinggang karena ukuran
2. Etiologi
(Sidharta,1995).
13
bangunan-bangunan di daerah persendian sacroiliaka, sendi panggul atau tuber
lumbosakralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun
hanya bagian proksimal nervus ischiadicus saja, maka lebih ke distal nyerinya
akan berkurang, namun parestesia atau hipestesia terasa lebih jelas (Sidharta,
1995).
3. Patofisiologi
menipis diikuti dengan lipatan ligament longitudinal. Selanjutnya pada lipatan ini
terjadi pengapuran dan terbentuk osteofit.Osteofit yang prominan dari dua tulang
Dalam kasus ini rasa nyeri yang menjalar pada perjalanan saraf
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini tidak berkaitan dengan gaya
hidup, tinggi-berat badan, massa tubuh, aktivitas fisik, merokok dan konsumsi
14
penurunan space diskus dan penyempitan foramen intervertebralis dapat
yang menjalar.Disamping itu, osteofit pada facet joint dapat mengiritasi saraf
spinal pada vertebra sehingga dapat menimbulkan nyeri pinggang (Smith, 2009).
pada pagi hari.Biasanya segmen yang terlibat lebih dari satu segmen.Pada saat
aktivitas, biasa timbul nyeri karena gerakan dapat merangsang serabut nyeri
dilapisan luar anulus fibrosus dan facet joint.Duduk dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan nyeri dan gejala-gejala lain akibat tekanan pada vertebra lumbal.
mencakup nyeri pinggang, nyeri tungkai, serta rasa kebas dan kelemahan motorik
pada ekstremitas bawah yang dapat diperburuk saat berdiri dan berjalan, dan
diperingan saat duduk dan tidur terlentang (Middleton and Fish, 2009). Adanya
gangguan pola jalan, tungkai yang sakit akan berjalan lebih cepat saat menyangga
berat badan karena akan terasa nyeri apabila berjalan dengan langkah lebar hal ini
5. Prognosis
15
Menurut Cailliet (1978), dengan penanganan yang teratur kesembuhan
pada penderita nyeri punggung bawah diperkirakan 70% dalam 1 bulan, 90%
6. Diagnosis Banding
nucleus pulposus. Nucleus yang tertekan akan mencari jalan keluar dan melalui
herniasi.
Gejala yang muncul pada hernia nucleus pulposus hampir sama dengan
spondilosis yaitu (1) nyeri pinggang bawah dan menjalar, (2) nyeri akan
bertambah berat pada aktifitas batuk, berjalan dan duduk dalam jangka waktu
b. Spondilolistesis
diatas S1, akan tetapi hal tersebut dapat terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi.
16
aktivitas maka nyeri makin bertambah hebat dan istirahat akan dapat
merupakan ciri spesifik. Gejala neurologis seperti nyeri pada pantat dan otot
hamstring tidak sering terjadi kecuali jika terdapatnya bukti adanya subluksasi
vertebra. Keadaan umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang
7. Problematik Fisioterapi
vertebra lumbal.
C. Teknologi Interverensi
a. Definisi
listrik yang diberikan pada serabut saraf akan menghasilkan implus saraf
yang berjalan dengan dua arah di sepanjang akson saraf yang bersangkutan,
17
sehingga terjadinya vasodilatasi dan dapat memberi stimulasi pada serabut
saraf aferen yang dirancang untuk mengendalikan nyeri (Parjoto, 2006). Dan
Stimulation (TENS) adalah penerapan arus listrik melalui kulit untuk kontrol
operasi, low back pain), Viseral pain dan dysmennore, angina pectoris,
c. HighTENS
menggunakan frekuensi yang tinggi dan fase durasi yang pendek. Pada cara
teori pintu gerbang (Cameron, 2003). Dalam mekanisme teori pintu gerbang
18
ini serabut saraf dapat menghambat rangsangan nyeri dari sumsum tulang
sesuai dapat secara selektif mengaktifkan saraf A-beta. Karena persepsi nyeri
ditentukan oleh aktivitas relatif serabut A-delta dan C yang diberi dengan
serat A-beta bila aktivitas A-beta yang lebih besar dihasilkan oleh stimulasi
Saraf A-beta dapat diaktifkan oleh arus pendek yang teratur dan durasi
paling nyaman untuk High TENS yang bisa mengganggu siklus rasa
listrik dan ini secara tidak langsung mengurangi kejang otot, mengurangi rasa
c. LowTENS
Mekanisme pada low TENS ini berbanding terbalik dengan high TENS
yaitu dengan menggunakan frekuensi yang rendah dan fase durasi yang
panjang atau tinggi. Stimulasi listrik pada low TENS dapat mengendalikan
enkephalin. Stimulasi dengan arus yang teratur dengan frekuensi kurang dari
19
menyebabkan produksi dan pelepasan endogen. Hal ini mungkin disebabkan
oleh kontraksi otot yang berulang atau stimulasi berulang pada saraf
digunakan untuk aplikasi ini untuk meminimalkan risiko nyeri otot yang
30 menit. TENS tingkat rendah tidak boleh diterapkan lebih dari 30 menit
(Cameron, 2003).
d. Waktu Pengobatan
yang ditimbulkan oleh tens saat pertama kali. Lama pengobatan adalah total
waktu pasien dikenai untuk stimulasi listrik. Banyak unit punya internal
Timer. Lama pengobatan biasanya 15 sampai 30 menit. Pada saat terapi harus
stimulasi listrik atau jika pasien alergi terhadap elektroda sehingga muncul
gatal-gatal.
20
2. William’s flexion exercise
William’s Flexion Exercise.Latihan ini pertama kali dipublikasikan oleh Dr. Paul
Williams pada tahun 1937 pada pasien LBP kronis yang mayoritas penyebabnya
adalah penyakit degenerasi diskus.Latihan ini memiliki enam bentuk gerakan yang
didesain untuk mengulur otot ekstensor punggung dan fleksor hip.Dengan latihan
Tujuan dari terapi latihan ini adalah (1) untuk mengurangi nyeri, (2)
memberikan stabilisasi pada lower trunk melalui perkembangan secara aktif pada
fleksibilitas atau elastisitas pada grup otot fleksor hipdan lower back, (4) untuk
ekstensor.Indikasi dari terapi latihan william’s flexion adalah (1) spondylosis, (2)
21