Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PROFESIONALISME, INDEPENDENSI, KOMPETENSI

DAN TANGGUNGJAWAB AUDITOR TERHADAP KEMAMPUAN


AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN
(SURVEY PADA AUDITOR DI KAP WILAYAH SUMATERA)

Oleh :
Julia Fitri Hutabarat
Pembimbing : Kamaliah dan Rofika

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : juliafitrihutabarat@gmail.com

The Effect of Profesionalism, Independent, Competent and Auditor Responsibility


Which Consist of Auditors Ability for Detect Fraud

ABSTRACT

This reserch aims to examine the effect of professionalism, independent, competent and
auditor responsibility which consist of ability for detect fraud in public accounting in
sumatera in 2014.This study uses primary data. Sample selection technique used is
purposive sampling. Fifty six of auditor that meet the sample criteria has been selected.
The analytical method is multiple linear regression using SPSS version 20. The result
shows that professionalism, independent, competent and auditor responsibility have a
significant influence on auditor ability for detect fraud.

Keywords: Profesionalism, Independent, Competent, Auditor responsibility and Auditor


ability for Detct Fraud.

PENDAHULUAN (Wibowo, 2009:19).


Akuntan publik dalam
Kantor akuntan publik melaksanakan pemeriksaan akuntan,
merupakan sebuah organisasi yang memperoleh kepercayaan dari klien
bergerak di bidang jasa. Jasa yang dan para pemakai laporan keuangan
diberikan berupa jasa audit untuk membuktikan kewajaran
operasional, audit kepatuhan, dan laporan keuangan yang disusun dan
audit laporan keuangan (Arens dan disajikan oleh klien. Klien dapat
Loebbecke, 2005 dalam Wibowo, mempunyai kepentingan yang
2009:11). Akuntan publik dalam berbeda, bahkan mungkin
menjalankan profesinya diatur oleh bertentangan dengan kepentingan
kode etik profesi. Di Indonesia para pemakai laporan keuangan.
dikenal dengan nama Kode Etik Demikian pula, kepentingan pemakai
Akuntan Indonesia. Di samping itu laporan keuangan yang satu mungkin
dengan adanya kode etik, masyarakat berbeda dengan pemakai lainnya.
akan dapat menilai sejauh mana Oleh karena itu, dalam memberikan
seorang auditor telah bekerja sesuai pendapat mengenai kewajaran
dengan standar-standar etika yang laporan keuangan yang diperiksa,
telah ditetapkan oleh profesinya akuntan publik harus bersikap

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 1


independen terhadap kepentingan perusahaan adalah manajemen
klien, pemakai laporan keuangan, perusahaan. Laporan keuangan yang
maupun kepentingan akuntan publik disajikan oleh manajemen
itu sendiri (Wibowo, 2009:19). perusahaan tidak menutup
Fraud menurut istilah yang kemungkinan adanya salah saji.
secara umum diartikan sebagai Literature professional membedakan
kecurangan atau penipuan dengan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan
tujuan untuk memperoleh (error) dan kecurangan (fraud).
keuntungan secara material dan non Kekeliruan (error) berarti salah saji
material. Commonwealth Fraud (misstatement) atau hilangnya jumlah
Control Guidelines (2002) Australia atau pengungkapan dalam laporan
dalam BPK RI (2007) keuangan yang tidak disengaja,
mendefinisikan fraud sebagai sedangkan kecurangan (fraud) adalah
pemerolehan keuntungan dengan salah saji atau hilangnya jumlah atau
cara penipuan/kecurangan, definisi pengungkapan dalam laporan
ini meliputi antara lain: (1) keuangan yang dilakukan dengan
pencurian; (2) memperoleh properti, sengaja.
keuntungan atau lainnya dengan Dalam mekanisme pelaporan
kecurangan; (3) menghindari atau keuangan suatu audit dirancang
melaksanakan kewajiban dengan untuk memberikan keyakinan bahwa
kecurangan; (4) membuat kesalahan laporan keuangan tidak dipengaruhi
atau menyebarkan informasi yang oleh salah saji (misstatement) yang
salah kepada publik, atau tidak material. Salah saji itu terdiri dari
menyebarkan informasi ketika hal dua macam, yaitu kekeliruan (error)
tersebut diharuskan; (5) membuat, dan kecurangan (fraud). Fraud
menggunakan, atau memiliki diterjemahkan dengan kecurangan
dokumen yang palsu; (6) penyuapan, sesuai Pernyataan Standar Auditing
korupsi, atau penyalahgunaan (PSA) No 70 (Koroy 2008 : 28).
jabatan; (7) tindakan melawan Terjadinya kecurangan suatu
hukum dalam penggunaan komputer tindakan disengaja yang tidak dapat
milik publik, kendaraan, telepon dan terdeteksi oleh suatu pengauditan
properti atau jasa lainnya; (8) dapat memberikan efek yang
tindakan pelanggaran yang merugikan dan cacat bagi proses
mengakibatkan kebangkrutan; (9) pelaporan keuangan. Adanya
dan segala tindakan pelanggaran kecurangan berakibat serius dan
lainnya. memberikan dampak banyak
Laporan keuangan kerugian. Berdasarkan laporan oleh
merupakan laporan yang dirancang Association of Certified Fraud
untuk para pembuat keputusan, Examiners (ACFE) pada tahun 2006
terutama pihak luar perusahaan, kerugian yang di akibatkan oleh
mengenai posisi keuangan dan hasil kecurangan di Amerika Serikat
usaha perusahaan selama satu adalah sekitar 6% dari pendapatan
periode tertentu biasanya satu tahun atau $ 600 miliar dan secara
yang terdiri dari neraca, laporan laba persentase tingkat kerugian ini tidak
rugi, dan laporan arus kas. Yang banyak berubah dari tahun 1996.
bertanggung jawab atas penyusunan Dari kasus-kasus kecurangan
dan penyajian laporan keuangan tersebut yang paling banyak terjadi

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 2


adalah Asset Missapproriations (kemampuan, kemahiran, cara
(85%), kemudian disusul dengan pelaksanaan sesuatu dan lain-lain)
korupsi (10%) dan jumlah paling sebagaimana yang sewajarnya
sedikit sebesar (5%) adalah terdapat pada atau dilakukan oleh
kecurangan laporan keuangan. seorang profesional. Profesionalisme
Walaupun demikian kecurangan berasal daripada profesion yang
laporan keuangan membawa bermakna berhubungan dengan
kerugian paling besar, yaitu kerugian profesion dan memerlukan
sekitar $ 4,25 juta (ACFE, 2006) kepandaian khusus untuk
(Koroy, 2008 : 32-33). menjalankannya (KBBI, 2005).
Di era globalisasi dimana Gambaran seseorang yang
tidak lagi mengenal batas negara, profesional dalam profesi eksternal
kebutuhan akan adanya pemeriksaan auditor oleh Hall R (1968) dalam
laporan keuangan oleh eksternal Satriawan (2013) dicerminkan dalam
auditor tidak dapat dielakkan lagi, 5 hal, yaitu pengabdian pada profesi,
justru menjadi kebutuhan utama kewajiban sosial, kemandirian,
sebelum para pengambil kebijakan keyakinan terhadap profesi dan
mengambil keputusan. Auditor hubungan dengan rekan seprofesi.
menjadi profesi yang diharapkan Hubungan antara
banyak orang untuk meletakkan profesionalsime auditor dalam
kepercayaan pada pemeriksaan dan mendeteksi kecurangan dan
pendapat yang diberikan. kekeliruan laporan keuangan adalah
Profesionalisme menjadi syarat ditinjau dari berbagai aspek
utama bagi orang yang bekerja penyebab timbulnya kecurangan
sebagai auditor eksternal. tersebut, secara umum penyebab
Menurut pengertian umum, terjadinya kecurangan diakibatkan
seseorang dikatakan professional jika oleh faktor utama (faktor internal
memenuhi tiga kriteria, yakni atau dari diri orang yang
mempunyai keahlian untuk bersangkutan) dan faktor sekunder
melaksanakan tugas sesuai atau faktor eksternal. Dengan
bidangnya, melaksanakan suatu tugas menjunjung sikap profesionalisme
atau profesi dengan menetapkan maka auditor dakan dapat lebih
standard baku di bidang profesi yang mudah dalam mendeteksi
bersangkutan dan menjalankan tugas kecurangan tersebut. Auditor
profesinya dengan mematuhi Etika eksternal yang memiliki pandangan
Profesi yang telah ditetapkan, Profesi profesionalisme yang tinggi akan
dan profesionalisme dapat dibedakan memberikan konstribusi yang dapat
secara konseptual. Profesi dipercaya oleh para pengambil
merupakan jenis pekerjaan yang keputusan. Untuk menjalankan
memenuhi beberapa kriteria, perannya yang menuntut tanggung
sedangkan profesionalisme adalah jawab yang semakin meluas auditor
suatu atribut individual yang penting eksternal harus mempunyai wawasan
tanpa melihat suatu pekerjaan yang luas tentang kompleksitas
merupakan suatu profesi atau tidak organisasi modern (Satriawan, 2013).
(Novanda, 2012). Dari hal tersebut disinilah sikap
Profesionalisme Profesionalisme auditor dibutuhkan
(profesionalisme) ialah sifat-sifat dalam mendeteksi kecurangan.

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 3


Kekeliruan dan kecurangan yang disusun oleh manajemen
yang material dalam penyajian apakah laporan keuangan terjadi
laporan keuangan perusahaan suatu kesalahan atau ketidakberesan
tersebut akan berdampak negatif sesuai dengan temuan atau fakta
terhadap keputusan yang diambil yang ada.
oleh para pengambil keputusan. Kompetensi auditor dapat
Maka dari itu agar laporan keuangan dibentuk diantaranya melalui
terbebas dari salah saji yang material pengetahuan dan pengalaman. Dalam
diperlukan jasa pihak ketiga dalam Standar umum SA seksi 210 tentang
hal ini adalah auditor, sehingga pelatihan dan keahlian auditor
keputusan yang diambil oleh para independen yang terdiri atas paragraf
pengguna laporan keuangan terutama 03 – 05 , menyebutkan secara jelas
pihak luar perusahaan seperti tentang keahlian auditor disebutkan
kreditor, investor, masyarakat, dalam paragraf pertama sebagai
pemerintah dan pihak – pihak luar berikut “audit harus dilakukan oleh
yang berkepentingan terhadap seseorang atau lebih yang memiliki
laporan keuangan yang disajikan keahlian dan pelatihan yang cukup
oleh manajemen perusahaan tepat sebagai auditor” (SPAP 2001).
dan tidak sesat. Kemungkinan Standar Umum pertama tersebut
dimana auditor akan menemukan menegaskan bahwa syarat yang harus
salah saji tergantung pada kualitas dipenuhi oleh seorang akuntan untuk
pemahaman auditor (kompetensi) melaksanakan audit adalah harus
sementara tindakan melaporkan salah memiliki pendidikan serta
saji tergantung pada independensi pengalaman yang memadai dalam
auditor. bidang auditing. Pengalaman seorang
Independensi merupakan auditor sangat berperan penting
sikap mental yang harus dalam meningkatkan keahlian
dipertahankan oleh auditor jadi sebagai perluasan dari pendidikan
dalam menilai kewajaran suatu formal yang telah diperoleh auditor.
laporan keuangan seorang auditor Tanggung jawab auditor
tidak mudah dipengaruhi oleh pihak untuk mendeteksi kecurangan
manapun. (Mulyadi,1998:49 dalam ataupun ketidakberesan diwujudkan
Setyaningrum, 2010. dalam perencanaan dan pelaksanaan
Hubungan antara untuk mendapatkan keyakinan yang
independensi auditor dalam memadai tentang apakah laporan
mendeteksi kecurangan dan keuangan bebas dari salah saji
kekeliruan laporan keuangan adalah material yang disebabkan oleh
ditinjau dari aspek – aspek kesalahan maupun kecurangan.
independensi yang berupa kejujuran Dalam merencanakan audit auditor
dalam diri auditor dalam harus menilai resiko terjadinya
mempertimbangkan berbagai fakta kecurangan. Kemungkinan dimana
yang ditemui dalam auditnya. Aspek auditor akan menemukan salah saji
ini disebut dengan independensi tergantung pada kualitas pemahaman
dalam kenyataan atau independence auditor (kompetensi) sementara
in fact, artinya seorang auditor harus tindakan melaporkan salah saji
mengungkapkan tentang temuan apa tergantung pada independensi
yang didapat dari laporan keuangan auditor.

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 4


Dalam Penelitian ini, Peneliti kompetensi berpengaruh terhadap
melakukan lanjutan penelitian yang kemampuan auditor dalam
dilakukan oleh Koroy (2008) dan mendeteksi kecurangan ? 8) Apakah
Widiyastuti dan Pamudji (2009). tanggungjawab berpengaruh terhadap
Dimana perbedaan dari kedua kemampuan auditor dalam
penelitian ini adalah penelitian yang mendeteksi kecurangan ?
dilakukan oleh Koroy (2008) Tujuan dari penelitian ini
menguji tentang pendeteksian adalah: 1) Untuk meneliti pengaruh
kecurangan (fraud) laporan keuangan pengabdian pada profesi dalam
oleh auditor eksternal dan Widiastuti mendeteksi kecurangan, 2) Untuk
dan Pamudji (2009) meneliti tentang meneliti pengaruh kewajiban sosial
pengaruh kompetensi, independensi dalam mendeteksi kecurangan, 3)
dan profesionalisme terhadap Untuk meneliti pengaruh
kemampuan auditor dalam mendteksi kemandirian dalam mendeteksi
kecurangan (fraud). Sedangkan pada kecurangan, 4) Untuk meneliti
penelitian ini, peneliti menguji pengaruh keyakinan terhadap profesi
tentang pengaruh profesionalisme, dalam mendeteksi kecurangan, 5)
independensi, kompetensi dan Untuk meneliti hubungan dengan
tanggung jawab auditor terhadap sesama profesi dalam mendeteksi
kemampuan auditor dalam kecurangan, 6) Untuk meneliti
mendeteksi kecurangan dan peneliti pengaruh independensi dalam
melakukan penelitian dengan sampel mendeteksi kecurangan, 7) Untuk
auditor eksternal yang ada di Kantor meneliti pengaruh kompetensi dalam
Akuntan Publik di wilayah Sumatera. mendeteksi kecurangan, 8) Untuk
meneliti pengaruh tanggungjawab
Berdasarkan latar belakang di auditor dalam mendeteksi
atas, maka penelitian ini dirumuskan: kecurangan.
1) Apakah pengabdian pada profesi
berpengaruh terhadap kemampuan Kerangka Penelitian dan Hipotesis
auditor dalam mendeteksi Pengaruh Tingkat Profesionalisme
kecurangan ? 2) Apakah kewajiban terhadap Kemampuan Auditor
sosial berpengaruh terhadap dalam Mendeteksi Kecurangan
kemampuan auditor dalam Pengabdian terhadap
mendeteksi kecurangan ? 3) Apakah peraturan profesi menurut Kalbers
kemandirian berpengaruh terhadap dan Forgaty (1995) dalam Satriawan
kemampuan auditor dalam (2013) dicerminkan melalui dedikasi
mendeteksi kecurangan ? 4) Apakah profesional dengan menggunakan
keyakinan terhadap profesi pengetahuan dan kecakapan yang
berpengaruh terhadap kemampuan dimiliki. Tetap melaksanakan
auditor dalam mendeteksi profesinya meskipun imbalan
kecurangan ? 5) Apakah hubungan ekstrinsiknya berkurang. Sikap ini
dengan sesama profesi berpengaruh berkaitan dengan ekspresi dari
terhadap kemampuan auditor dalam pencurahan diri secara keseluruhan
mendeteksi kecurangan ? 6) Apakah terhadap pekerjaan dan sudah
independensi berpengaruh terhadap merupakan suatu komitmen pribadi
kemampuan auditor dalam yang kuat, sehingga kompensasi
mendeteksi kecurangan ? 7) Apakah utama yang diharapkan dari

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 5


pekerjaan adalah kepuasan rohani sehingga benar-benar mencerminkan
dan setelah itu baru materi. keadaan yang sesungguhnya.
Dengan totalitas yang Keyakinan terhadap profesi,
dimiliki, auditor dalam mendeteksi sikap ini merupakan suatu keyakinan
kecurangan akan dapat lebih fokus bahwa yang paling berwenang dalam
pada apa yang harus menjadi menilai pekerjaan profesional adalah
tugasnya. Menurut Hall (1996) dan rekan sesama profesi, bukan orang
Theresia (2003) dalam Satriawan luar yang tidak mempunyai
(2013) kewajiban sosial merupakan kompeten dalam bidang ilmu dan
pandangan tentang pentingnya pekerjaan mereka. Karena keyakinan
peranan profesi serta manfaat yang tersebut akan menjadi motor bagi
diperoleh baik oleh masyarakat auditor dalam mendeteksi
maupun professional karena adanya kecurangan yang dapat
pekerjaan tersebut. Kesadaran dipertanggungjawabkan.
auditor demi kelanjutan profesi dan Hubungan dengan sesama
jasa yang diberikan, akuntansi profesi menurut Basri (2010)
profesional memikul tanggungjawab menggunakan ikatan profesi sebagai
pada klien, masyarakat, kolega dan acuan, termasuk didalamnya
pada dirinya sendiri akan organisasi formal dan kelompok-
menumbuhkan sikap moral untuk kelompok kolega informal sebagai
melakukan pekerjaan sebaik sumber ide utama pekerjaan. Dengan
mungkin. melakukan interaksi dengan sesama
Kemandirian merupakan profesi sehingga dapat menambah
suatu pandangan seorang profesional pengetahuan auditor dan semakin
yang harus mampu membuat bijaksana dalam mendeteksi
keputusan sendiri tanpa tekanan dari kecurangan.
pihak lain . Adanya intervensi yang
datang dari luar dianggap sebagai Pengaruh Independensi terhadap
hambatan yang dapat mengganggu Kemampuan Auditor dalam
otonomi profesional (Febriyanti Mendeteksi Kecurangan
2011). Rasa kemandirian akan timbul Independensi merupakan
melalui kebebasan yang diperoleh. sikap atau cara pandang yang harus
Dalam membuat keputusan seorang dipertahankan auditor yang tidak
auditor harus bisa terlepas dari dibenarkan untuk memihak kepada
tekanan pihak lain, dengan ini berarti siapapun. Instrumen yang digunakan
ia harus bisa menghindari intervensi untuk mengukur independensi dalam
dari luar karena bisa dianggap penelitian ini, yaitu hubungan auditor
sebagai hambatan. Dengan timbulnya dengan auditor, pengungkapan
rasa kemandirian pada seorang kecurangan klien serta besarnya audit
auditor yang diperoleh melalui fee.
kebebasan yang ia dapat diharapkan Sikap independensi juga
akan terwujud rasa kemandirian pula diperlukan oleh auditor agar ia bebas
terhadap kemampuan auditor dalam dari kepentingan dan tekanan pihak
mendeteksi kecurangan. manapun, sehingga kecurangan yang
Kemandirian yang sudah terwujud ada pada perusahaan yang diauditnya
dalam diri auditor akan terwujud dapat dideteksi dengan tepat, dan
pula dalam proses pengauditan, setelah kecurangan tersebut telah

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 6


terdeteksi, auditor tidak ikut peran manajemen dan tanggung
mengamankan praktik kecurangan jawab auditor dalam mendeteksi
tersebut. kecurangan laporan keuangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran
Pengaruh Kompetensi terhadap manajemen dan tanggung jawab
Kemampuan Auditor dalam auditor berpengaruh positif terhadap
Mendeteksi Kecurangan mendeteksi kecurangan laporan
Dalam Standart Profesi Audit keuangan.
Internal (1200;9) menyatakan bahwa
auditor harus memiliki pengetahuan, Hipotesis
keterampilan dan kompetensi yang Berikut ini adalah Hipotesis
dibutuhkan untuk melaksanakan yang di ajukan berdasarkan
tanggungjawab perorangan guna pemikiran atas Pengabdian pada
melaksanakan fungsinya, audit profesi, Kewajiban sosial,
secara kolektif harus memiliki atau kemandirian, , Keyakinan terhadap
memperoleh pengetahuan, profesi, Hubungan dengan sesama
keterampilan dan kompetensi yang profesi, Independensi, Kompetensi
dibutuhkan untuk melaksanakan dan Tanggungjawab Auditor
tanggungjawab. terhadap kemampuan auditor dalam
Kompetensi diperlukan agar mendeteksi kecurangan:
auditor dapat mendeteksi dengan H1 : Pengabdian pada profesi
cepat dan tepat ada tidaknya berpengaruh terhadap kemampuan
kecurangan serta trik-trik rekayasa auditor dalam mendeteksi
yang dilakukan dalam melakukan kecurangan.
kecurangan tersebut karena keahlian
yang dimilikinya dapat H2 : Kewajiban sosial berpengaruh
menjadikannya lebih sensitive (peka) terhadap kemampuan auditor dalam
terhadap tindak kecurangan mendeteksi kecurangan.
(Lastanti,2005).
H3 : Kemandirian berpengaruh
Pengaruh Tanggungjawab terhadap kemampuan auditor dalam
terhadap Kemampuan Auditor mendeteksi kecurangan.
dalam Mendeteksi Kecurangan
Dalam SAS No 99 yang H4 : Keyakinan terhadap profesi
berjudul Consieration of Fraud in a berpengaruh terhadap kemampuan
Financial Statement menyatakan auditor dalam mendeteksi
seorang auditor bertanggung jawab kecurangan.
untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna H5 : Hubungan dengan sesama
mendapatkan keyakinan memadai profesi berpengaruh terhadap
(reasonable) bahwa laporan kemampuan auditor dalam
keuangan bebas dari salah saji mendeteksi kecurangan.
material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan (error) maupun H6 : Independensi berpengaruh
kecurangan (fraud). terhadap kemampuan auditor dalam
Penelitian yang dilakukan mendeteksi kecurangan.
oleh Fatahul Rahman (2011) tentang

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 7


H7 : Kompetensi berpengaruh bagi data yang terkumpul. Masing-
terhadap kemampuan auditor dalam masing kuesioner disertai dengan
mendeteksi kecurangan. surat permohonan untuk mengisi
kuesioner yang ditujukan kepada
H8 : Tanggungjawab berpengaruh responden.
terhadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Definisi Variabel dan Pengukuran
Variabel independen dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah terdiri dari
delapan variabel yaitu pengabdian
Populasi penelitian ini adalah pada profesi, ,kewajiban sosial,
akuntan publik yang terdapat pada kemandirian keyakinan terhadap
masing masing KAP di wilayah profesi, hubungan dengan sesama
Sumatera. Teknik pemilihan sampel profesi, independensi, kompetensi
yang digunakan adalah dengan dan tanggunggungjawab auditor.
metode purposive sampling sehingga Variabel ini diukur dengan
sampel yang dapat digunakan dalam menggunakan skala likert 5 poin (1=
penelitian ini adalah sebanyak 42 sangat tidak setuju dan 5= sangat
akuntan publik. setuju), menggunakan pengabungan
kuesioner dari Susanti (2009),
Data yang digunakan dalam Setyaningrum (2010) dan Aulia
penelitian ini adalah data primer (2013).
yang dikumpulkan melalui Angka yang tinggi
pengiriman kuisioner pada menunjukkan respon yang baik
responden. terhadap kuesioner tersebut,
sebaliknya angka yang rendah
Dalam penelitian ini menunjukkan respon yang buruk
pengumpulan data dilakukan dengan terhadap kueisioner tersebut..
kuesioner. Pengiriman kuesioner Variabel dependen dalam
dilakukan dengan dua cara, yaitu penelitian ini adalah kemampuan
secara langsung dan mail auditor dalam mendeteksi
quesionaire. Dipilihnya metode kecurangan.
survey kuesioner dengan pengiriman Metode analisis data didalam
langsung karena memungkinkan penelitian ini adalah sebagai berikut :
responden memiliki waktu yang 1. Uji validitas data
cukup untuk menjawab semua 2. Uji reliabilitas
pertanyaan secara teliti dan tepat 3. Uji multikolonieritas
sehingga responden tidak dalam 4. Uji normalitas data
keadaan tertekan sepertinya
sempitnya waktu jika jawaban HASIL PENELITIAN DAN
ditunggu pada saat itu juga. PEMBAHASAN
Kuesioner juga dirancang semenarik
mungkin dan pertanyaan diajukan Uji Validitas Data
secara singkat dan jelas agar Penelitian ini mengunakan
mengurangi terjadinya jawaban yang nilai r tabel sebesar 0,297.
tidak jujur baik disengaja maupun Berdasarkan uji validitas terbukti
tidak, yang dapat menimbulkan bias bahwa di dalam 53 (lima puluh tiga)

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 8


butir pertanyaan variabel independen dengan melihat penyebaran data
adalah valid. Demikian pula pada yang mengikuti garis normal. Dari
variabel dependen sebanyak 13 (tiga gambar plot hasil output SPSS dapat
belas) butir pertanyaan juga dilihat bahwa titik-titik tersebar di
dinyatakan valid. sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka dapat
Uji Reliabilitas dikatakan bahwa model regresi
Dari 53 butir pertanyaan memenuhi asumsi normalitas.
variabel independen : Pengabdian
pada profesi, Kewajiban sosial, PENGUJIAN HIPOTESIS
Kemandirian, Keyakinan terhadap Penelitian ini menggunakan
profesi, Hubungan dengan sesama analisis regresi linear berganda
profesi, Independensi, Kompetensi dengan persamaan regresi sebagai
dan Tanggungjawab dinyatakan berikut:
reliable, demikian pula dengan 13 Y = 9,421 + 0,168 X1 + 0,899 X2 +
butir pertanyaan variabel dependen 0,204 X3 + 0,107 X4 + 0,110 X5 +
juga dinyatakan reliable. 0,143 X6 + 0,172 X7 + 0,175 X8 + e

Uji Asumsi Klasik Tabel 1


Uji Multikolinearitas Analisis Regresi Berganda
Uji multikolinearitas t
Variabel Koef t sig Keterangan
hitung
dilakukan dengan melihat tolerance
Constant 9,421 5,239 ,000
value dan VIF. Multikolinearitas
tidak terjadi bila nilai tolerance value X1 ,168 4,494 ,000 Berpengaruh

diatas 0,1 atau nilai VIF dibawah 10. X2 ,899 8,162 ,000 Berpengaruh
Dari hasil output SPSS dapat dilihat X3 ,204 2,405 ,022 Berpengaruh
bahwa nilai tolerance-nya diatas 0,1 X4 ,107 3,528 ,001 Berpengaruh
dan nilai VIF dibawah 10. Sehingga X5 ,110 2,232 ,032 Berpengaruh
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
X6 ,143 2,998 ,005 Berpengaruh
multikolinearitas diantara variabel-
X7 ,172 2,864 ,007 Berpengaruh
variabel independen yang diteliti.
X8 ,175 2,043 ,049 Berpengaruh

Uji Heterokedastisitas 2 2
R = ,962 AdjR = ,956 Fhit = 103,488 Fsig= ,000
Uji heterokedastisitas Sumber : Data Olahan SPSS 2015
dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik Dari tabel di atas diatas dapat
scatterplot. Dari grafik scatterplot di diketahui nilai Adjust R2 sebesar
atas terlihat bahwa titik- titik 0,962. Artinya adalah bahwa
menyebar secara acak, serta tersebar sumbangan pengaruh variabel
di atas maupun di bawah angka 0 independen (Pengabdian pada
(nol) pada sumbu Y. Dengan Profesi, Kewajiban Sosial,
demikian dapat disimpulkan bahwa Kemandirian, Keyakinan terhadap
model regresi dalam penelitian ini Profesi, Hubungan dengan sesama
bebas dari heterokedastisitas. Profesi, Independensi, Kompetensi,
dan Tanggungjawab) terhadap
Uji Normalitas Data variabel dependen (Kemampuan
Uji normalitas data dilakukan auditor dalam mendeteksi

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 9


kecurangan) secara serentak adalah kecil dari 0,05 maka hipotesis kedua
sebesar 96,2%, sedangkan sisanya diterima. Artinya, kemandirian
sebesar 3,8% dipengaruhi oleh mempunyai peran terhadap
variabel lain yang tidak dimasukkan kemampuan auditor dalam
dalam model ini. mendeteksi kecurangan.
Kewajiban sosial adalah
Pengabdian Pada Profesi pandangan tentang pentingnya
berpengaruh terhadap peranan profesi dan manfaat yang
Kemampuan Auditor dalam diperoleh baik masyarakat maupun
Mendeteksi Kecurangan profesional karena adanya pekerjaan
Tabel 1 memperlihatkan nilai tersebut. Dengan mempunyai sikap
t untuk pengabdian pada profesi keajiban sosial maka auditor dapat
sebesar 4,494 dengan nilai signifikan menentukan pertimbangan tingkat
0,000 dimana nilai ini signifikan materialitas
pada tingkat signifikansi 0,05 karena
lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis Kemandirian berpengaruh
pertama diterima. Artinya, terhadap Kemampuan Auditor
pengabdian pada profesi mempunyai dalam Mendeteksi Kecurangan
peran terhadap kemampuan auditor Tabel 1 memperlihatkan nilai
dalam mendeteksi kecurangan. t untuk kemandirian sebesar 2,405
Apabila seorang auditor dengan nilai signifikansi 0,022
mempunyai sikap pengabdian pada dimana nilai ini signifikan pada
profesi yang besar didalam tingkat signifikan 0,05 karena lebih
melakukan pekerjaannya, maka akan kecil dari 0,05 maka hipotesis ketiga
meningkatkan kemampuan auditor diterima. Artinya, kemandirian
dalam mendeteksi kecurangan. mempunyai peran terhadap
Adanya pengaruh yang kemampuan auditor dalam
signifikan dari pengabdian terhadap mendeteksi kecurangan.
profesi terhadap kemampuan auditor Kemandirian dimaksudkan
dalam medeteksi kecurangan adalah sebagai suatu pandangan seseorang
karena pengabdian terhadap profesi yang profesional harus mampu
yang besar menunjukkan adanya membuat keputusan sendiri tanpa
dedikasi yang tinggi dari akuntan tekanan dari pihak lain (pemerintah,
terhadap profesionalisme akuntan klien, dan bukan anggota profesi).
publik, sehingga setiap pekerjaan Setiap ada campur tangan dari luar
akuntan dilakukan dengan sepenuh dianggap sebagai hambatan
hati dengan tidak mengingkari fungsi kemandirian secara profesional.
sebagai akuntan itu sendiri. Kemandirian akan
mendorong seseorang
Kewajiban Sosial berpengaruh menghilangkan sikap ketergantungan
terhadap Kemampuan Auditor terhadap orang lain serta
dalam Mendeteksi Kecurangan meningkatkan tanggung jawab
Tabel 1 memperlihatkan nilai terhadap tugas yang diembannya.
t untuk kewajiban sosial sebesar Seseorang dengan kemandirian yang
8,162 dengan nilai signifikansi 0,000 tinggi akan memiliki kebebasan
dimana nilai ini signifikan pada dalam melakukan pekerjaanya tanpa
tingkat signifikansi 0,05 karena lebih ada tekanan dari pihak lain, dan

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 10


memandang tekanan dari luar adalah kemampuan auditor dalam
hambatan untuk melakukan mendeteksi kecurangan.
pekerjaanya. Sehingga akan Hubungan dengan sesama
mendorong rasa kemandirian untuk profesi berpengaruh signifikan
melaksanakan pekerjaanya. terhadap peran akuntan publik dalam
pengungkapan kecurangan karena
Keyakinan terhadap profesi seorang auditor yang melakukan
berpengaruh terhadap interaksi dengan sesama profesi akan
Kemampuan Auditor dalam dapat menambah pengetahuan yang
Mendeteksi Kecurangan dimiliki melalui pertukaran pikiran
Tabel 1 memperlihatkan nilai dalam pengauditan suatu laporan
t untuk keyakinan terhadap profesi keuangan atau mungkin melalui
sebesar 3,528 dengan nilai pertukaran pendapat sehingga dalam
signifikansi 0,001 dimana nilai ini mendeteksi kecurangan akan lebih
signifikan pada tingkat signifikan baik dan bijaksana karena adanya
0,05 karena lebih kecil dari 0,05 pertukaran atau interaksi antar
maka hipotesis keempat diterima. sesama profesi.
Artinya, keyakinan terhadap profesi
mempunyai peran terhadap Independensi berpengaruh
kemampuan auditor dalam terhadap Kemampuan Auditor
mendeteksi kecurangan. dalam Mendeteksi Kecurangan
Keyakinan terhadap profesi Tabel 1 memperlihatkan nilai
merupakan suatu keyakinan bahwa t untuk independensi sebesar 2,998
yang paling berwenang dalam dengan nilai signifikan 0,005 dimana
menilai pekerjan profesional adalah nilai ini signifikan pada tingkat
rekan sesama proesi, bukan orang signifikan 0,05 karena lebih kecil
luar yang tidak mempunyai dari 0,05 maka hipotesis keenam
kompeten dalam bidang ilmu dan diterima. Artinya, independensi
pekerjaan mereka. Karena keyakinan mempunyai peran terhadap
tersebut akan menjadi motor bagi kemampuan auditor dalam
auditor dalam mendeteksi mendeteksi kecurangan.
kecurangan yang dapat Independensi merupakan
dipertanggungjawabkan. sikap atau cara pandang yang harus
dipertahankan auditor yang tidak
Hubungan dengan sesama profesi dibenarkan untuk memihak kepada
berpengaruh terhadap siapapun. Sikap independensi juga
Kemampuan Auditor dalam diperlukan oleh auditor agar ia bebas
Mendeteksi Kecurangan dari kepentingan dan tekanan pihak
Tabel 1 memperlihatkan nilai manapun, sehingga kecurangan yang
t untuk hubungan dengan sesama ada pada perusahaan yang diauditnya
profesi sebesar 2,232 dengan nilai dapat dideteksi dengan tepat, dan
signifikan 0,032 dimana nilai ini setelah kecurangan tersebut telah
signifikan pada tingkat signifikan terdeteksi, auditor tidak ikut
0,05 karena lebih kecil dari 0,05 mengamankan praktik kecurangan
maka hipotesis kelima diterima. tersebut.
Artinya, hubungan dengan sesama
profesi mempunyai peran terhadap

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 11


Kompetensi berpengaruh terhadap salah saji secara material yang sesuai
Kemampuan Auditor dalam dengan prinsip akuntansi yang
Mendeteksi Kecurangan berterima umum, standar auditing
Tabel 1 memperlihatkan nilai dan kode etik akuntan. Semakin
t untuk kompetensi sebesar 2,864 tinggi tanggungjawab seorang
dengan nilai signifikan 0,007 dimana auditor maka semakin tinggi pula
nilai ini signifikan pada tingkat kemampuan auditor dalam
signifikan 0,05 karena lebih kecil mendeteksi kecurangan.
dari 0,05 maka hipotesis ketujuh
diterima. Artinya, kompetensi SIMPULAN, KETERBATASAN
mempunyai peran terhadap DAN SARAN
kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Simpulan
Kompetensi diperlukan agar Penelitian ini bertujuan untuk
auditor dapat mendeteksi dengan menguji pengaruh tingkat
cepat dan tepat ada tidaknya profesionalisme auditor yang terdiri
kecurangan serta trik-trik rekayasa dari pengabdian pada profesi,
yang dilakukan dalam melakukan kewajiban sosial, kemandirian,
kecurangan tersebut karena keahlian keyakinan terhadap profesi,
yang dimilikinya dapat hubungan dengan sesama profesi,
menjadikannya lebih sensitive (peka) independensi, kompetensi, dan
terhadap tindak kecurangan. tanggugjawab terhadap kemampuan
auditor dalam mendeteksi
Tanggungjawab berpengaruh kecurangan. Sampel yang digunakan
terhadap Kemampuan Auditor adalah akuntan publik yang ada pada
dalam Mendeteksi Kecurangan masing-masing KAP di wilayah
Tabel 1 memperlihatkan nilai sumatera.
t untuk tanggungjawab sebesar 2,043 Hasil penelitian menunjukkan
dengan nilai signifikan 0,049 dimana bahwa pengabdian pada profesi,
nilai ini signifikan pada tingkat kewajiban sosial, kemandirian,
signifikan 0,05 karena lebih kecil keyakinan terhadap profesi,
dari 0,05 maka hipotesis kedelapan hubungan dengan sesama profesi,
diterima. Artinya, tanggungjawab independensi, kompetensi dan
mempunyai peran terhadap tanggungjawab memiliki pengaruh
kemampuan auditor dalam signifikan terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan. auditor dalam mendeteksi
Menurut SA Seksi 110, kecurangan. Hal ini disebabkan oleh
bahwa auditor bertanggungjawab apabila semakin tinggi tingkat
untuk merencanakan dan pengabdian pada profesi, kewajiban
melaksanakan audit guna sosial, kemandirian, keyakinan
memperoleh keyakinan memadai terhadap profesi, hubungan dengan
tentang apakah laporan keuangan sesama profesi, independensi,
bebas dari salah saji material, baik kompetensi dan tanggungjawab akan
yang disebabkan oleh kekeliruan atau meningkatkan kemampuan auditor
kecurangan. Tanggungjawab tersebut dalam mendeteksi kecurangan.
tentunya dalam rangka untuk menilai
kewajaran laporan keuangan dari

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 12


Keterbatasan Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia
Sampel penelitian ini terbatas Susanto. 2006.
pada auditor di KAP wilayah Profesionalisme, Pengetahuan
Sumatera yang kriterianya bekerja Akuntan Publik Dalam
selama 5 tahun, sehingga hasil Mendeteksi Kekeliruan, Etika
penelitian tidak dapat digeneralisir Profesi dan Pertimbangan
untuk mewakili seluruh auditor di Tingkat Materialitas. The 2nd
Indonesia. Pengumpulan data juga National Conference
dilakukan di rentang periode UKWMS.
Desember 2014 – Februari 2015,
dimana pada saat itu auditor juga Ervin Retno Wahyuningtyas. 2007.
disibukkan oleh banyak pekerjaan di Pengaruh Independensi,
KAP. Pengukuran seluruh variabel Pengalaman dan
mengandalkan pengukuran subyektif Pengetahuan Auditor
atau berdasarkan pada persepsi terhadap Tanggung Jawab
responden saja, dan tidak melalui Auditor dalam Mendeteksi
metode wawancara. Pengukuran Kekeliruan dan
subyektif rentan terhadap munculnya Ketidakberesan Laporan
persepsi jawaban yang berbeda oleh Keuangan. Skripsi Tidak
responden. Diterbitkan. STIE Perbanas
Surabaya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian Ferdian, Riki dan Na’im, Ainun,
di atas, maka saran yang dapat 2006. “Pengaruh Problem-
peneliti berikan untuk peneliti Based Learning (PBL) pada
selanjutnya adalah hendaknya Pengetahuan tentang
sampel yang digunakan dapat Kekeliruan dan Kecurangan
diperluas dengan menambah kriteria (errors and irregularities)”.
auditor, metode pengumpulan data Simposium Nasional
dilakukan rentang waktu Februari- Akuntansi 9. Padang.
April, dimana pada rentang waktu
tersebut auditor tidak terlalu Ikatan Akuntan Indonesia, Standart
memiliki banyak kesibukan di KAP. Profesional Akuntan Publik,
Teknik pengumpulan data sebaiknya Salemba Empat, Jakarta,
dengan metode wawancara langsung 2004.
agar dapat memperoleh informasi
yang lebih mendalam terhadap objek Ikatan Akuntan Indonesia. 2001.
yang diteliti. Standar Auditing Seksi 110 :
Tanggung Jawab dan Fungsi
DAFTAR PUSTAKA Auditor Independen. Standar
Profesional Akuntan Publik.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder & IAI- KAP. Jakarta : Salemba
Mark S. Beasley. Auditing & – Empat.
Assurance Services An
Integrated Approach. 10th Koroy, Tri R. 2008. “Pendeteksian
edition. Prentice Education Kecurangan (Fraud) Laporan
International. 2005.. Keuangan oleh Auditor

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 13


Eksternal”. Jurnal Akuntansi Keuangan”. Jurnal.
dan Keuangan. Vol. 10, No. Akuntansi. UR.
1, Hal 2233
Sekaran, Uma. 2009. “Aplikasi
Mulyadi. 2008. Auditing : Edisi Analisis Multivariat Dengan
Keenam. Penerbit : Salemba Program SPSS”, Badan
Empat. Jakarta. Penerbit Universiras
Diponegoro, Semarang.
Ramaraya, Tri. 2008, “Pendeteksian
Kecurangan (Fraud) Laporan Setyaningrum, 2010. “Pengaruh
Keuangan Oleh Auditor Independensi Dan
Eksternal”. Jurnal Akuntansi Kompetensi Auditor
dan Keuangan, Vol. 10. Terhadap Tanggung Jawab
Auditor Dalam Mendeteksi
Santoso, Singgih , 2008.”Metodologi Kecurangan Dan Kekeliruan
penelitian untuk bisnis”, Laporan Keuangan”, Sekolah
Badan Penerbit PT Elex Tinggi Ilmu Ekonomi
Media Komputindo, Jakarta. Perbanas, Surabaya.

Satriawan, Mifta. 2013. “Analisis Sugiyono, 2006. “Metode Penelitian


Profesionalisme Auditor dan Kuantitatif, Kualitatif dan R
Etika Profesi Terhadap & D”. Bandung. CV.
Pertimbangan Tingkat ALFABET
Materialitas dalam Laporan

Jom FEKON Vol 2 No. 2 Oktober 2015 14

Anda mungkin juga menyukai