Anda di halaman 1dari 20

|1

Hipotesis

Berdasarkan dinamika kedua variabel yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka hipotesa yang diajukan peneliti adalah: Ada perbedaan pengaruh Cyberloafing

ditinjau dari tipe kepribadian A dan tipe kepribadian B.

G. Metode Penelitian

Menurut Sugiono (2017), variabel penelitian adalh suatu atribut atau sifat aatu

nilai dari orang,, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel tergantung (dependent variable) adalah variabel penelitian yang diukur

untuk memenuhi besarnya efek atau pengaruh variabel. Variabel bebas (independent

variable) adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain atau

variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui.

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rancngan dan struktur penyelidikan yang disusun

sdemikian rupa sehingga penelitian akan dapat memperoleh jawabanuntuk

pertanyaan-pertanyaan penelitian serta mengungkapkan petunjuk empiric mengenai

relasi dalam masalah tersebut. rancangan penelitian berkaitan dengan anaisis statistic

sehingga dapat menentukan tes statistic yng tepat dan berguna. Permasalahan

penelitian terletak dalam bentuk hipotesis (Asterina, 2012).

Rancangan penelitian ini berawal dari masalah yang bersifat kuantitatif dan

membatasi permasalahan yang ada pada rumusan masalah. Rumusan masalah

dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, selanjutnya peneliti menggunakan teori untuk

menjawabnya. Sugiyono (2003) , Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan


|2

memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di angkakan.

Saifudin Azwar juga mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif menekankan

analisis pada data-data numerikal (angka) yang di olah dengan metode statistika.

Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan di

intrepetasikan dalam bentuk uraian (Azwar, 2014).

2. Lokasi penelitian

Tempat yang akan peneliti jadikan lokasi penelitian adalah di sebuah instansi

perindustrian yang berada di kabupaten Pasuruan.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Saifudin Azwar (2014) populasi merupakan kelompok subjek yang

hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2008) “ Populasi

adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”. Adapun populasi yang digunkan dalam penelitian ini adalah individu

yang berprofesi sebagai karyawan yang bekerja di wilayah kabupaten dan kota

Pasuruan yang berjumlah 4055.

b. Sampel

Menurut Saifudin Azwar (2011) sampel adalah sebagian dari populasi. Dalam

penelitian ini menggunakan tekhnik sampling yaitu non-probability sampling yaitu

tekhnik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi unruk dipilih menjadi sampel. Lebih

khususnya teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tekhnik sampling
|3

Insidental yaitu tekhnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang

secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sebagai

sampel dengan criteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Sampel yang dipilih

dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan baik swasta

maupun wiraswasta yang berumur 17 sampai 60 tahun dan tidak ada gangguan baik

secara fisik dan psikis. Menurut Isacc dan Michael penentuan jumlah sampel dengan

taraf kesalahan 10% berjumlah 254 sampel. Menurut Arikunto (2002) jika subjek

terlalu besar dan kurangnya kemampuan peneliti mengingat waktu tenaga dan dana

maka peneliti dapat mengambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

4. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel dimana terdapat 2 variabel bebas, dan 1

variabel terikat. Pengukuran dalam penelitian atau yang bisa disebut dengan

instrument penelitian merupakan peran penting dalam memperoleh informasi yang

akurat dn percaya, variabel yang digunkan dalam menganalisis data untuk pengujian

hipotesa adalah sebagai berikut:

a. Variabel

Dalam penelitian ini variabel independen atau variabel yang terikat adalah

Cyberloafing, dan variabel dependen atau variabel bebas adalah tipe kepribadian A

dan tipe kepribadian B.

Tipe Kepribadian A

cyberloafing

Tipe Kepribadian B
|4

b. Pengukuran

1) Skala Pengukuran cyberloafing

Menurut Azwar (2014) skala sebagai alat ukur dalam psikologi memiliki

karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk pengumpulan data

yang lain seperti angket. Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan

kuantitatif memakai skala linear, dengan responden memiliki lima pilihan dalam

mengisi skala untuk item favorable yaitu SS= Sangat sesuai (5), S= Sesuai (4), N=

Netral (3), TS= Tidak Sesuai (2), STS= Sangat Tidak Sesuai (1). Sebaliknya untuk

skala Unfavorable SS= Sangat sesuai (1), S= Sesuai (2), N= Netral (3), TS= Tidak

Sesuai (4), STS= Sangat Tidak Sesuai (5).

Adapun skoring terhadap pernyataan- pernyataan skala Cyberloafing tersebut

adalah sebagai berikut:

Kriteria Respon Favorabel Unfavorabel


Sangat Setuju 4 0
Setuju 3 1
Netral 2 2
Tidak Setuju 1 3
Sangat Tidak Setuju 0 4

Tabel 1.1 pemberian skor menggunakan Likert

a) Definisi Teoritik cyberloafing


|5

cyberloafing yaitu penggunaan teknologi internet selama jam kerja untuk tujuan

personal, Henle dan Kedharnath (2012).

b) Definisi Operasional

Cyberloafing adalah adalah tingkah laku atau kegiatan seseorang mengeluarkan

gadgetnya untuk mengakses internet dalam memenuhi kebutuhan jejaring sosial,

mengakses situs informasi dan mengolah situs pribadi.


|6

Blue-print merupakan tabel spesifikasi yang memuat sekalgus uraian isi tes dan

tingkat kompetensi yang akan diungkap pada setiap bagian isi (Azwar, 2012). Tabel

blue-print cyberloafing adalah sebagai berikut:

Kognitif Afektif Konatif


F UF F UF F UF Total
NO Indikator cyberloafing
B J B J B J B J B J B J

1 Kebutuhan jejaring sosial 6% 3 6% 3 6% 3 6% 3 6% 2 6% 2 36%

2 Mengakses situs informasi 4% 2 4% 2 6% 2 6% 2 6% 2 6% 2 32%

3 Mengolah situs pribadi 4% 2 4% 2 6% 2 6% 2 6% 2 6% 2 32%

Total 100 %

Tabel 1. 2 Tabel Blue Print Skala Cyberloafing

2) Skala pengukuran kepribadian

Menurut Azwar (2014) skala sebagai alat ukur dalam psikologi memiliki

karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk pengumpulan data

yang lain seperti angket. Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan

kuantitatif memakai skala bipolar. Merupakan mengukur konstrak yang berlawanan,

besarnya suatu kontrak merupakan kecilnya kontrak yan lain. Tipe kepribadian A dan

B dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan alat ukur yang peneliti
|7

susun dari aspek-aspek perilaku. Mengacu pada skala bipolar dimana item favorable

tipe A otomatis menjadi item unfavorable di tipe B, item unfavorable tipe A otomatis

menjadi item favorable tipe B.

Mengacu pada skala bipolar dengan responden memiliki lima pilihan dalam

mengisi skala untuk item favorable yaitu SS= Sangat sesuai S= Sesuai N= Netral

TS= Tidak Sesuai STS= Sangat Tidak Sesuai. Sebaliknya SS= Sangat sesuai S=

Sesuai N= Netral TS= Tidak Sesuai, STS= Sangat Tidak Sesuai. Adapun skoring

terhadap pernyataan skala tipe kepribadian A dan B sebagai berikut:

Kriteria Respon Favorabel Unfavorabel


Sangat Setuju 4 0
Setuju 3 1
Netral 2 2
Tidak Setuju 1 3
Sangat Tidak Setuju 0 4

Tabel 1.3 : pemberian skor menggunakan Likert

a) Definisi Teoritik tipe A

Kepribadian tipe A cenderung mempunyai semangat bersaing yang tinggi dan

ambisius, berbicara dengan cepat, suka menyela pembicaraan orang lain dan sering

terperangkap dalam kemarahan yang luar biasa. Sedangkan tipe B cenderung tidak

memiliki sifat yang ada pada tipe A (Lucas & Wilson, 1992: 82).

b) Definisi Operasional tipe A

Kepribadian tipe A individu segala bentuk sifat dan tingkah laku yang lebih

banyak mengarahkan kegiatan perilakunya keluar lingkungan sekitar dari pada


|8

kedalam dirinya dan lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di luar dirinya,

sehingga orang yang berkepribadian tipe A lebih menyukai sesuatu yang ingin

meyelesaikan sesuatu dengan cepat dan sempurna, ingin menjadi yang terbaik

sehingga memiliki daya bersaing tinggi dan tidak menyukai sesuatu yang lamban.

c) Definisi Teoritik tipe B

Menurut Harlock (1974), orang-orang yang mempunyai tipe keribadian A

memperlihatkan kecenderungan agresif, cepat bosan, bicara dan berjalan dengan

cepat, mempunyai persaingan yang tinggi, suka menyela pembicaraan orang lain

yang ambisius. Sedangkan tipe kepribadian B menunjukkan karekteristik bersikap

tenang, santai, tidak terlalu memaksa diri dalam bekerja, tidak suka bersaing dan

lebih bisa memahami orang lain. (Sarwono, 1998: 68).

d) Definisi Operasional

Kepribadian tipe B individu segala bentuk sifat dan tingkah laku yang lebih

banyak mengarahkan kepribadian kedalam (introvert) dari pada keluar dirinya dan

lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam dirinya, di dalam melakukan

pekerjaan lebih menghinadrai persaingan dan lebih lamban, karena sikapnya yang

tenang dan terkesan lamban membuat orang berkepribadian ini tidak begitu ingin

mencapai sesuatu yang terbaik asalakan pekerjaannya tuntas itu sudah cukup,
|9

sehingga orang berkepribadian B ini tidak menyukai persaingan bahkan cenderung

untuk menghindarinya.

Kognitif Afektif Konatif Total


NO Indikator kepribadian F UF F UF F UF
B J B J B J B J B J B J
1 Kompetitif 2% 1 2% 1 2% 1 3% 1 3% 1 12%
2 Berorientasi pada prestasi 2% 1 2% 1 2% 1 3% 1 3% 1 12%
3 Agresif 2% 1 2% 1 2% 1 3% 1
9%
4 Cepat/tangkas 2% 1 2% 1 3% 1 3% 1 10%
5 Mudah stress 2% 1 2% 1 2% 1 3% 1 3% 1 12%
6 Tidak sabar 2% 1 3% 1 3% 1 3% 1 11%
7 Mudah gelisah 2% 1 2% 1 3% 1 3% 1 3% 1 13%
8 Selalu siap siaga 2% 1 3% 1 3% 1 3% 1 11%
9 Berbicara dengan semangat. 2% 1 2% 1 3% 1 3% 1 10%

Total 100 %
Tabel 1. 4 Tabel Blue Print Skala Tipe Kepribadian
| 10

3) Uji Coba Skala

Skala cyberloafing dan tipe kepribadian dalam penelitia ini akan diuji

cobakan terhadap karyawan area 3 srikandi PT Tirta Investama (AQUA) Pandaan

yang berjumlah kurang lebih 340 dan diambil 60 karyawan untuk diperoleh nilai

validitas dan reliabilitas. Skala yang valid dan reliabel akan disebarkan untuk

memperoleh data dalam peneliatian.

4) Uji Validitas

Menurut Saifudin Azwar (2015) menyebutkan validitas adalah sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Uji

validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu agar data

yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran

tersebut. Kriteria koefisien validitas dapat dikatakan valid apabiala rxy = > 0,30.

Koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30 item-item yang memiliki

korelasi ≤ 0,30 atau semakin tinggi mendekati 1.00 maka semakin baik pula

konsistensinya.Untuk mengukur validitas skala cyberloafing menggunakan rumus

varians product moment pearson berikut adalah rumusnya :

∑ XY −(∑ X )(∑ Y )/ n
rxy=
√¿ ¿ ¿

Keterangan :

X = Jumlah skor setiap subjek pada seluruh item

X² = Jumlah skor setiap subjek pada seluruh item kemudian di pangkatkan


| 11

Y = Jumlah keseluruhan subjek pada satu item

Y² = Jumlah keseluruhan skor subjek pada satu item dipangkat dua

N = Jumlah subjek / responden

Kriteria pengambilan kesimpulan dalam uji validitas adalah sebagai berikut:

a. Jika rpb < 0,3 maka item dinyatakan tidak valid

b. Jika rpb > 0,3 maka item dinyatakan valid

5) Uji Reliabilitas

Menurut Saifudin Azwar (2015) reliabilitas adalah suatau pengukuran yang

mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi (reliabel).

Maka uji reliabilitas adalah derajat konsistensi data yang bersangkutan.

Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu data dapat dipercaya

sesui dengan kriteria yang telah di tetapkan. Suatu data dapat dikatakan reliabel

sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Suatu data dapat dikatakan reliabel

jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama

pada waktu dan kesempatan yang berbeda.

Rumus perhitungan yang di gunakan untuk menguji reliabilitas skala adalah

menggunakan rumus formula Hoyt Berikut rumusnya:

r xx 1 = 1- Se2/ Ss2 ( ∑ X ¿¿ 2) k −(∑ i)2 /nk


Ss2= ¿
n−1

Se2=∑ i 2−( ∑ X 2 ) /k – (∑Y ¿¿ 2)/n+¿ ¿ ¿


| 12

Keterangan :

i= Skor seorang subjek pada satu item, yaitu skor item

X= Jumlah skor seorang subjek pada seluruh item, yaitu skor tes

Y= Jumlah skor seluruh subjek pada satu item

k= banyaknya item
| 13

6) Pengumpulan Data

Menurut Gulo (2002:110) pengumpula data merupakan aktivitas yang

dilakukan guna mendapatkan informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai

tujuan dari suatu penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti

memperoleh lansung dengan menggunakan skala cyberloafing, skala kepribadian

untuk mengetahui perbedaan cyberloafing ditinjau dari tipe kepribadia A dan tipe

kepribadian B.

7) Analisa Data

Analisis data yang di pakai dalam menguji signifikansi hipotesis menggunakan

Uji-t yang berfungsi menguji signifikansi perbedaan rerata antara pasangan kelompok

atau perbedaan rerata pasangan amatan ulangan. Keterbatasan uji-t ialah bahwa ia

hanya cocok untuk membandingkan dua kelompok atau dua amatan ulangan. Analisis

data memilih uji-t ini karena akan membandingkan rerata dari dua kelompok yang

berbeda yaitu : membandingkan pengaruh cyberloafing ditinjau dari kepribadian tipe

A dan, pengaruh cyberloafing ditinjau dari kepribadian tipe B. disini ada dua

kelompok yang berbeda yaitu individu tipe A dan tipe B.

Rumusan untuk perhitungan Uji-t antar kelompok adalah sebagai berikut:

Mx −My
t-Antar¿ SDbm

Keterangan :

1. Menghitung Mx dan My dengan rumus:

Mx=
∑ x ; My= ∑ y
Nx Ny
2. Menghitung SD²x dan SD²y dengan rumus:
| 14

SD ² x=
∑ x ² −Mx ² ; SD ² y = ∑ y ² −My ²
Nx Ny
3. Menghitung SD²Mx dan SD²My dengan rumus:
SD ² x SD ² y
SD ² Mx= ; SD ² My=
Nx−1 Ny−1
4. Menghitung SDbm dengan rumus:
SDbm=√ SD 2 Mx+ SD ² My
5. Masukkan ke rumus t-Antar, kemudian hasil dikonsultasikan pada table-t
dengan melihat
db=( Nx−1 )+( Ny−1)

Menurut Hadi (Dalam Kelly, 2012) Kaidah Uji Hipotesa Alternative

Penelitian (KUHAP) Konvensional. Tingkat signifikan perbedaan rarata antar

kelompok dan rerata aman ulangan di uji melalui kaidah sebagai berikut :

a. Jika F-hitung ≥ F-tabel 1%, perbedaan reratanya dinyatakan sangat signifikan.

b. Jika F-hitung ≥ F-tabel 5% atau F-tabel 5% ≤ F-hitung < F-tabel 1%,

perbedaan rerata dinyatakan signifikan.

c. Jika F-hitung < F-tabel 5%, perbedaan reratanya dinyatakan nonsignifikan.


| 15

H. Jadwal Penelitian

I. Lampiran
| 16

DAFTAR PUSTAKA

Young, Kimberly, dkk. 2017. Kecancuan Internet (Panduan Konseling dan


Petunjuk untuk Evaluasi dan Penanganan). Yogyakarta :Pustaka
Pelajar.

Feist, jest. 2014. Teori Kepribadian (Buku 1 edisi 7). Jakarta : Selemba
Humanika.

Prawira, dkk. 2017. Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru. Jogjakarta :


Ar-ruzz Media.

Robbins, Stephen, dkk. 2013. Organizational Behavior. Edisi 15. Jakarta :


Selemba Empat.

Ulum, hazienul, M. 2016. Perilaku organisasi menuju orientasi pemberdayaan.


Malang : UB Press.

Wijono, Sutarto. 2015. Psikologi Industri dan Organisasi Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber daya Manusia. Jakarta : Kencana.

Suryabrata, Sumadi. 2013. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers.

Kuntjojo. 2009. Psikologi Kepribadian Diktat. Kediri : tidak diterbitkan.

Dollar, dkk. 2001. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta : Kanisius.

Kartono, Kartini. 2005. Teori Kepribadian. Mandar maju


| 17

Jackson, Tony, dkk. 2000. The essence of organizational Behavior ( perilaku


organisasi). Yogyakarta : Andi.

Kurnia, Ganjar. 2015. Psikologi Korupsi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Utama, Aditya, dkk. 2016. Psikologi dan tekhnologi informasi. Jakarta: HIMPSI
himpunan psikologi Indonesia.

Azwar, Safuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka


Belajar.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : PT Rineka Cipta.

Kelly, Estalita. 2017. Kontruksi Tes. Pasuruan : kalangan sendiri.

Kelly, Estalita. 2017. Statistik Psikologi II. Pasuruan : kalangan sendiri

Kelly, Estalita. 2017. Psikometri. Pasuruan : kalangan sendiri

Kelly, Estalita. 2017. Penyusunan Skala Psikologi. Pasuruan : kalangan sendiri

Sabella, RA, dkk. (2013). Cyberbullying myths and realities. Computer in Human
Behavior, 29 (6), 2703-2711.

Kurniawan, harry., & Nastaia, Krisnova. (2018). Hubungan Self Regualation


dengan Cyberloafing pada Mahasiswa Pasca Sarjana. Jurnal PSYCHE
165 Fakultas Psikologi, Vol. 11 , No.2 , Hal 1- 10 ISSN : 2088-5326,
e-ISSN : 2502-8766.

Manhews KA, AngUlo J: Measurement Of The Type A Behavior Panern In


Children: Assessment Of Children's Competitiveness, Impatience-
Anger, and Aggression. Child Dev 51 :466-475, 1980
| 18

Ray J, Bozek R. Dissecting The A-B Personality Type. Br J Med Psychol.


1980;53(2):181---186

Ardilasari, Noratika., & Firmanto, Ari. (2017). Hubungan Self Control dan
Perilaku Cyberloafing pada Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan. Vol. 05, Hal 19-36.

Hafidz, I.R., & Nurtjahjanti, harlina. (2017). Hubungan Antara Persepsi Terhadap
Beban Kerja dengan Cyberloafing pada Karyawan Biro Administrasi
Umum dan Keuangan Univerrsitas Diponegoro. Jurnal Empati, Vol.
6(1), 215-220.

Ozler, D.E, & Polat, Gulcin. (2012). Cyberloafing Phenomenon In Organization:


Determinants and Impacts. International journal of ebusiness and
egovernment studies. Vol 4, no 2. Hal 1-12.

Wilederheld, B. K. (2012). Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.


Jurnal citation, Vol. 16.

Anugerah P. D. & Indriani, Masitoh. (2018). Data Protection In Financial


Technology Services (a study in indonesian legal perspective).
Sriwijaya Law Review. Vol. 2 Issue. Hal 82-92.

Prasad, Smrithi; Lim, Vivien K.G.; and Chen, Don J.Q., "Self-Regulation,
Individual Characteristics and Cyberloafing" (2010). PACIS 2010
Proceedings. Paper 159, Department Management and organization,
National University of Singapore.
| 19

Herdiati, F. M., Sujoso, P. D. A., Hartanti, I. R. (2015). Pengaruh Stressor Kerja


dan Persepsi Sanksi Organisasi Terhadap Perilaku Cyberloafing Di
Universitas Jember (The Impact Of Work Stressors And Organization
Sanctions Perception On Cyberloafing Behavior In Jember
University).e-jurnal pustaka kesehatan, Vol. 3(no.1). hal 179-185.

Rizky, Soetam. (2018). Studi Kasus Sistem Informasi Manajemen, Vol. 1. Hal
197-211. CV. Seribu Bintang, Malang.

Wiederhold, K. B. (2014). Cyberpsikology, Behavior & Social Networking


Journal: Spessial Issue On VR and Pain. Vol. 17. No 16.

Sawitri, Runing. S. H. (2012). Interaksi Tekanan Pekerjaan dan Komitmen Pada


Perilaku Cyberloafing Karyawan. Media riset bisnis & manajemen,
Vol. 12. No. 2. Hal 91-107.

Fuadiah, Lu’lu’ul., Anwara, H. H., Erlyani, Neka. Peranan Conscientiousness


Terhadap Perilaku Cyberloafing Pada Mahasiswa.(The Role Of
Conscientiousness Towards Cyberloafing Behavior In Student).

Lee, Kelly., Mckee, Martin. (2012). Type A Behavior Pattern And Coronary
Heart Dieses: Philip Morris’s “Crown Jewel”.american journal of
public health. Vol 102. No. 11.

Thoresen, E. C., Telch. J. M., Eegleston. J. R. (1981). Approaches To Altering


The Type A Behavior Patern. Psychosomatics. Vol. 22. No. 6. Hal
472-479.
| 20

Friedman. S. Howard. & Kewley. S. B. (1987). Personality Type A Behavior and


Coronary Heart Dieses The Role Of Emotional Expression. Jurnal of
personality and social psychology, Vol. 33, No. 4, 783-792.

Suyasa, S.Y. Tommy P., Dewi, R. I. Fransisca., Savitri, Susanti. (2005). Perbedan
Minat Dalam Menggunaan Fungsi Internet Berdasarkan Tipe
Kepribadian. Jurnal psikologi, Vol. 3, No. 2.

Smith, Doris. (May/June 1980) Tools of the trade. Journal of extension

Friedman M, Ulmer D. Treating Type A Behaviour and Your Heart. London, UK:
Michael Joseph; 1985.

Friedman M, Rosenman R. Overt Behavior Pattern In Coronary Heart Disease:


Detection Of Overt Behavior Pattern A In Patients With Coronary
Disease By A New Psychophysiological Procedure. JAMA.
1960;173:1320---1325.

Siegel JM, Leitch CJ: Type A behavior in adolescence: The Tacoma Study. Read
before the 20th Conference in Cardiovascular Disease Epidemiology,
San Diego, Calif, March 1980.

Anda mungkin juga menyukai