Anda di halaman 1dari 1

Kehidupan Sosial Budaya pada Awal

Kemerdekaan Indonesia
23 April 2010
tags: Bahasa Indonesia, Film, Musik, puisi, Sejarah, UNIVERSITAS

Dalam bidang sosial, pemerintah menghapus segala bentuk diskriminasi seperti dalam struktur
sosial jaman Belanda : Kelas I : warga Belanda-Eropa, Golongan II : Golongan Timur Asing,
dan Kelas III : Pribumi. Jaman Jepang : Kelas I : Warga Jepang, Kelas II : Pribumi, Kelas III :
Belanda-Timur Asing. Sejak Indonesia merdeka diskriminasi seperti diatas dihapus, setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Dalam bidang pendidikan, Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara menginstruksikan :


mengibarkan Bendera Merah-Putih di setiap kantor, mewajibkan menyanyikan lagu Indonesia
Raya dalam setiap upacara resmi, wajib menyampaikan semangat kebangsaan kepada generasi
penerus, serta melarang pengibaran bendera Jepang, menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, dan
menghapus pelajaran Bahasa Jepang.

Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah mendirikan semacam sekolah mulai


Pendidikan Rendah (Sekolah Rakyat 6 tahun), Pendidikan Umum(SMP-SLTA), Pendidikan
Kejuruan dalam berbagai bidang serta mendirikan Pendidikan Tinggi. Pergran Tinggi yang
pertama adalah Universitas Gajah Mada yang didirikan pada tahun 1949 dengan Prof.Dr.Sardjito
sebagai rektornya yang pertama.

Selain itu penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional terus digalakkan. Dalam
bidang sastra, lahir angkatan 45 yang dipelopori Chairil Anwar dan Idrus. Dalam seni musik,
lahir komponis-komponis berbakat yang menciptakan lagu-lagu bertema nasionalisme dengan
tujuan untuk menanamkan semangat kebangsaan dan menghilangkan rasa rendah diri sebagai
bangsa yang merdeka. Komponis-komponis tersebut diantaranya Ismail Marzuki karyanya :
Gagah Perwira, Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, dan lain-lain. Cornel Simanjuntak dengan
karyanya : Teguh Kukuh Berlapis Baja, Maju Indonesia, Tanah Tumpah Darahku, dan lain-lain.
Kusbini dengan karyanya : Bagimu Negeri, Rela, Pembangunan, dan lin-lain.

Seni lukis juga berkembang dengan dipelopi oleh Sudjoyono, Agus Djayasumita, Rusli,
Soemardjo, Affandi, Basuki Abduklah, dan lain-lain. Seni drama dari Film dipelopori oleh
Dr.Huyung, Usmar Ismail, Djamaludin Malik, Suryosumanto, Djayakusumo dan lain-lain.
Kemudian berkembang pula media komunikasi terutama surat kabar dengan lahirnya “Persatuan
Wartawan Indonesia” pada tanggal 9 Februari 1946 dengan Mr.Soemanang sebagai ketuanya.
Kemudian pada tanggal 8 Juni 1946 dibentuklah “Serikat Penerbit Surat Kabar”.

Anda mungkin juga menyukai