Anda di halaman 1dari 3

Makam Waliyah Zainab

Makam ini terletak di Desa Diponggo Kecamatan Tambak Pulau Bawean, di kaki bukit
yang jaraknya dari pantai sekitar 350 M. Kubur ini di halaman belakang masjid Desa
Diponggo yang konon katanya masjid ini didirikan oleh Waliyah Zainab.

Cungkup kubur ini telah direhab oleh masyarakat setempat yang saat ini berdinding
tembok dengan kontruksi beton cor beratap genteng. Jirat kubur sebagai unsur yang masih
merupakan peninggalan arkeologi, menggunakan bahan batu kapur Gresik yang dibentuk
persegi empat.

Jirat kubur ini bentuknya mengesankan adanya kesamaan dengan beberapa jirat kubur yang
ada di Gresik meskipun dalam bentuk dan ornamen yang jauh lebih sederhana.

Tokoh Waliyah Zainab menurut cerita yang berkembang di Bawean adalah merupakan
istri kedua dari Sunan Giri yang bernama Dewi Wardah. Dewi Wardah merupakan putri
Sunan Bungkul di Surabaya yang diperistri berkat penemuan buah delima oleh Sunan Giri
dalam sebuah sayembara.

Namun Dewi Wardah merasa kurang bahagia menjadi istri kedua dari Sunan Giri, sehingga ia
memilih untuk menetap di Bawean sebagai kader penyiar Agama Islam.
PANTAI KUBUR PANJANG (JHERAT LANJHENG)

Kuburan Panjang ini disebut juga makam Doro Sembodo. Terletak di tepi laut Desa
Lebak Kecamatan Sangkapura. Makam ini merupakan makam yang dikeramatkan oleh
penduduk sekitar karena disamping mempunyai kekuatan magis terpendam juga
mengandung nilai historis tinggi.

Menurut cerita, Doro Sembodo ini adalah abdi setia Aji Saka yang merupakan tokoh
utama legenda Babat Tanah jawa. Peristiwa meninggalnya Doro dan Sembodo ini kemudian
dikisahkan dalam Huruf Jawa (Ha, Na, Ca, Ra, Ka, dst.). Para pelancong banyak berdatangan
saat hari Raya Idul Fitri Maupun Idul Adha.

 Asal Usul

Di dusun Tanjung anyar ( orang Bawean menyebutnya Tinggen) desa Lebak terdapat
makam panjang, kira- kira panjang makam 11-12 meter.

Konon itu adalah tempat pusaka Aji Saka yang dikubur bersama darah Doro. Aji Saka
adalah seorang Penyebar agama Hindu di Pulau Jawa (Javadwipa) yang berasal dari Kerajaan
Asoka di India. Dia adalah salah satu pangeran dari kerajaan Asoka yang merantau ke
Jawadwipa bersama dua orang pembatunya yang bernama Doro dan Sembodo.

Sebelum masuk ke Pulau Jawa, Pangeran Aji Saka bersama kedua pembatunya singgah di
Pulau Bawean. Salah satu pembantunya yang bernama Doro di tinggal di Bawean bersama
salah satu pusaka (pedang ) Aji Saka. Kemudian Aji Saka bersama Sembodo berangkat ke
JawaDwipa. Aji Saka berpesan kepada Doro bahwa Pusaka itu tidak boleh diberikan kepada
siapapun kecuali di ambil sendiri oleh Aji Saka.

Singkat cerita, setelah Pulau Jawa menjadi Hindu. Aji Saka teringat pada pembatunya di
Bawean, Dan dia mengutus Sembodo untuk menjemput Doro dan mengambil Pusaka Aji
Saka. Dan Aji Saka lupa bahwa dia pernah berpesan kepada Doro bahwa pusakanya tidak
boleh diberikan kepada siapapun kecuali diambil sendiri oleh Aji Saka.

Setelah Sembodo sampai di Pulau Bawean, timbul salah paham antara Sembodo dan
Doro. Doro memegang janjinya kepada Aji Saka bahwa pusakanya tidak akan diberikan
kepada siapapun kecuali kepada Aji Saka, sedangkan Sembodo tidak mau kembali ke Pulau
Jawa dengan tangan hampa karena tidak bisa membawa Pusaka seperti yang di amanatkan
oleh Aji Saka. Karena masing-masing bersikeras dengan pendapatnya sendiri sehingga
terjadilah perkelahian yang mengakibatkan keduanya meninggal.

Makam Doro Ada di di Tinggen yang dikenal dengan makam panjang doro, sedangkan
makam Sembodo ada di tempat Pemakaman Umum di desa Tinggen.

Cerita ini pernah di putar di TVRI ( Televisi Republik Indonesia) tahun 1992. Tapi tidak
disebutkan bahwa Dusun Tinggen Ada di Pulau Bawean. Tahun 1950-an terdapat prasasti
yang diperkirakan dibuat oleh Aji Saka untuk mengenang kedua Pembantunya (Doro dan
Sembodo) yang meninggal di Pulau Bawean. Prasasti itu Ditulis di Batu Besar dengan tulisan
Honocoroko dengan stempel cap Kaki Kiri. Prasasti itu dulu terdapat di dusun Tinggen
namun sayang prasasti itu di rusak Dan batunya di buat Jembatan di dusun Muara.

Selain obyek wisata berupa Makam panjang, di sana juga terdapat pemandangan
bahari yang indah sekali, apalagi disebelah selatan Makam panjang Ada gunung Dan di
pesisir gunung banyak Kita jumpai hutan bakau. Di kanan dan kiri makam juga terdapat
pantai yang mana kalau Kita menengok ke selabah timur bisa Kita lihat dermaga dan jika Kita
menengok ke sisi barat, matahari tenggelam menjadi andalan tempat ini. Dan rugi sekali
rasanya jika Kita melewatkan tempat ini.

Anda mungkin juga menyukai