Anda di halaman 1dari 3

MINYAK NABATI

Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai bagian


tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, bahan penggorengan,
pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai
penggunaan industri .

Beberapa jenis minyak nabati yang umum digunakan ialah minyak kelapa
sawit, minyak jagung, minyak zaitun, minyak lobak, minyak kedelai, dan
minyak bunga matahari. Margarin adalah mentega buatan yang terbuat dari
minyak nabati.

Pada proses pembuatan minyak nabati, untuk memperbaiki kualitas pada


minyak kasar dilakukan beberapa treatment yaitu : Rafinasi, Fraksinasi, dan
Interesterifikasi. Untuk menghasilkan minyak kasar tersebut dilakukan 2 cara
yaitu press dan ekstrasi. Hasil minyak kasar (crude oil) harus diolah lagi untuk
mendapatkan kualitas minyak yang lebih baik. Tujuan dari Rafinasi adalah
untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak enak. Macam-macam proses
Rafinasi adalah Degumming, Netralisasi, Bleaching, Deodorisasi. Minyak
nabati merupakan bahan yang sangat dibutuhkan saat ini. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat, diperlukan peningkatan produksi agar
dapat terimbangi. Akan tetapi, tidak semua orang memahami proses pengolahan
hingga dihasilkan minyak nabati yang berkualitas.

Minyak nabati bersumber dari tanaman

a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, rape seed, wijen,
kedelai, dan bunga matahari.
b. Kulit buah tanaman tahunan: minyak zaitun dan kelapa sawit.
c. Biji-bijian dari tanaman harian: kelapa, cokelat, inti sawit, babassu, cohune
dan lain sebagainya

Sifat fisika

a. Warna
b. Warna alamiah
c. Warna akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang
terdapat dalam minyak.
d. Bau
lemak atau bahan pangan berlemak, dapat menghasilkan bau tidak
enak yang mirip dengan bau ikan yang sudah basi, yang
disebabkan oleh interaksi trimetilamineoksida dengan ikatan
rangkap dari lemak tidak jenuh.
e. Kelarutan
Kelarutan diengaruhi oleh nilai polaritas dari masing-masing
minyak nabati.
f. Titik cair
Dalam keadaan suhu kamar minyak berada pada fase cair
sedangkan lemak berada pada suhu yang lebih tinggi dibanding
dengan suhu kamar supaya berbentuk fase cair. Karena lemak
dalam suhu kamar berbentuk padat.
g. Titik didih
Titik didih dari asam lemak akan semakin meningkat dengan
bertambahnya rantai karbon asam lemak tersebut.
h. Titik lunak
Ditentukan dengan penggunaan tabung kapiler yang diisi dengan
minyak.
i. Sliping point
Cara penetapannya yaitu dengan mempergunakan suatu silinder
kuningan yang kecil, yang diisi dengan leak padat, kemudian
disimpan dalam bak yang tertutup dan dihubungkan dengan
termometer.
j. Sort melting point
Yaitu temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak atau
lemak.
k. Bobot jenis
Bobot jenis ditentukan oleh temperatur kamar (25OC)
l. Indeks bias
Adalah derajar penyimpangan yang dilewatkan pada suatu medium
yang cerah.Ini digunakan untuk pengujian kemurniaan minyak.
m. Titik asap, titik nyala, titik api.
Titik asap adalah temperatur pada saat minyak atau lemak
menghasilkan asap pada pemanasan, titik nyala adalah temperatur
pada saat campuran uap dari minyak dengan udara mulai terbakar.
Sedangkan titik api adalah temperatur pada saat dihasilkan
pembakaran yang terus menerus
n. Titik kekeruhan
Ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak atau
lemak
Sifat Kimia

a. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan berubah menjadi asam lemak
bebas dan gliserol. Hal ini dapat merusak minyak karena terdapatnya sejumlah
air dalam minyak atau lemak yang mengakibatkan ketengikan.
 
b. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak, hal ini akan menyebabkan bau tengik pada lemak atau
minyak.
 
c. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari
trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada
prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.

 Gambar 2.Reaksi transesterifikasi Fiedel-Craft

d. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung
gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.

e. Pembuatan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.

Anda mungkin juga menyukai