Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di
Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap
masalah- masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri
maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen,
Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya. Pengertian manajemen secara
terbatas adalah segala usaha untuk mendaya gunakan faktor-faktor produksi,
meliputi perencanaan, pengorganisasian, actuating dan kontrol di setiap institusi
di lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut,
mendayagunakan berarti menggunakan sesuatu secara tepat, sesuai dan hemat. 
Fungsi umum dari manajemen adalah  :
o Perencanaan atau pengendalian
o Pengorganisasian
o Pengendalian atau pengawasan

Dalam produksi, manajemen diartikan sebagai usaha untuk mengatur dan


mengupayakan agar komoditi yang terdapat dalam suatu usaha produksi
penambangan mempunyai nilai jual lebih, oleh karena itu diperlukan suatu strategi
khusus dalam memproduksi bahan galian tersebut.
 
Dalam memproduksi bahan galian tambang perlu diperhatikan ketersedian
bahan tambang mengingat bahan tambang merupakan bahan yang tidak dapat di
perbaharui, sehingga dalam produksi pengaturan-pengaturan produksi sangat
diperlukan seperti : 
- Pengendalian produksi
- Selective mining
- Pencampuran (Blending Works)
 
Yang pada akhirnya diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut dapat menambah nilai
jual dari bahan tambang di satu sisi dan tidak menyebabkan pemborosan produk
berkualitas di sisi lain. 

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1. Bagaimana Perkembangan Ilmu Manajemen?
2. Bagaimana pengendalian produksi?
3. Bagaimana selective mining ?
4. Bagaimana konsep pemasaran?

1
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalampembuatan makalah ini yaitu diantaraya :
1. Mengetahui perkembangan ilmu manajemen.
2. Mengetahui pengendalian dari produk.
3. Mengetahui endapan batubara yang bernilai ekonomis dan layak untuk
dieksploitasi.
4. Mengetahui proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian
harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan jasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Ilmu Manajemen


Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai
sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu,
disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam
hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik,
psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,
misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara. IImu manajemen
merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W.
Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya
ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific
Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai
ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang
atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.
Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang
membawa perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan
suatu organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional

3
Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang
mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga
mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak
ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner
mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
dayasumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”
Mengartikan manajernen mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan
atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu adalah cara sistematis untuk
rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua
manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan
yang diinginkan. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating), dan pengawasan (controlling). Sampai sekarang belum ada suatu teori
manajernen dapat
diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak
pandangan
tentang manajemen. Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah
yang berbeda- beda. Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modem
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga
golongan yang berbeda :

1. Manajer lini pertama.


Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
menagwasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.

2. Manajer menengah.
Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu
organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.

4
3. Manajer puncak.
Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

2.2 Pengendalian Produksi


Pengendalian produksi adalah berkaitan dengan perkiraan atau ramalan
output yang dikehendaki, menentukan input yang diperlukan, perencanaan dan
penjadwalan pengolahan bahan baku melalui pengubahan/konversi dan atau
rangkaian dari urutan pembuatan. Masalah terpenting dalam pengendalian
produksi sangat tergantung kepada pertimbangan yang diambil baik oleh industri
ataupun perusahaan. Pertimbangan ini akan merupakan data yang tersedia atau
yang dapat digunakan  dan akan bervariasi dari suatu keadaan menjadi keadaan
lainnya. Data tersebut terdiri dari tipe data yang diperlukan, karakteristik
pengolahan atau operasi pembuatan/pengerjaan, pelayanan yang diminta
konsumen, karakteristik produksi, dll.
Tujuan utama kegiatan pengendalian produksi adalah :
a) Rancangan produk, mempunyai tanggungjawab terhadap
pengembangan produk baru dengan harga yang dapat dijual dan
menterjemahkannya ke dalam uraian produk, gambar produk dan
spesifikasi produk. Juga mengendalikan semua perubahan-peruabahan
utama yang ada dalam produk yang dibuat.

b) Rancangan proses, mempunyai tanggung jawab terhadap


pengembangan proses efisien untuk mengolah atau mengerjakan produk
yang dikembangkan oleh bagian rancangan produk.

c) Rancangan perkakas, mempunyai tanggung jawab untuk dapat


mewujudkan kebutuhan dan kemampuan mesin yang akan digunakan
untuk mengerjakan produk secara efisien.

d) Keteknikan, mempunyai tanggung jawab terhadap lokasi peralatan


secara fisik, rancangan dan pemasangan fasilitas pabrik serta
bangunannya serta memperhatikan masalah K3 terhadap karyawannya.

e) Penaksiran biaya adalah berhubungan dengan biaya-biaya yang


mungkin digunakan dalam mengerjakan produk. Fungsi ini bermanfaat
dalam menaksir biaya untuk penentuan jumlah produk yang akan dibeli
oleh konsumen dan juga untuk menaksir bagian-bagian biaya yang pasti
dikeluarkan.

f) Metode dan standard pengerjaan, mempunyai tanggungjawab


terhadap pembuatan metoda kerja secara rinci dan standard untuk
operasi pengerjaan yang diperlukan dalam membuat barang.
Sedangkan fungsi pengendalian produksi adalah:
a) Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah
sebagai suatu fungsi waktu

5
b) Memantau permintaan nyata dan membandingkan dengan ramalan
permintaan serta memperbaiki ramalan tersebut jika diperlukan.
c) Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan pembuatan produk
yang bermutu
d) Membuat sistem pengendalian secara ekonomis
e) Membuat keperluan produksi dan tinggat pengendalian pada batas
waktu tertentu.
f) Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan
rencana pengendalian serta memperbaiki rencana produksi, jika
diperlukan
g) Membuat rincian dari jadwal produksi, penugasan kerja, beban mesin
dll.
h) Melakukan perencanaan proyek dengan tanpa mengabaikan masalah
lingkungan serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Bentuk proses pengubahan dapat dibuat dengan cara sangat sederhana atau
sangat kompleks. Dalam hal ini, terdapat banyak kombinasi yang dapat dibuat
berdasarkan bahan baku yang akan diolah dalam pabrik. Bagaimanapun suatu
barang pasti dibuat, sehingga beberapa bentuk pengendalian melalui proses
produksi dan ini adalah merupakan tempat untuk pengendalian produksi. Dalam
suatu industri pengolahan akan terdapat beberapa bahan baku yang tidak
disimpan, tetapi barang jadinya dapat disimpan di dalam berbagai gudang
penyimpanan. Dalam keadaan lain bahan baku dapat disimpan dalam jangka
waktu lama, tetapi barang jadinya tidak demikian. Selain itu ada juga bahan baku
maupun barang jadinya dapat disimpan dalam waktu yang lama, misalnya
penambangan batubara dan bijih logam. Faktor-faktor tersebut di atas, akan
merupakan perhatian utama yang harus ditempatkan pada pengendalian produksi
dalam suatu operasi yang berkesinambungan. Perhatian akan tertuju pada
tersedianya jenis dan jumlah bahan baku yang baik, tepat waktu dan ekonomis,
pencegahan adanya kemacetan dalam jalur produksi dan pemindahan barang jadi
dari satu jalur ke jalur lain. Penghentian atau pengurangan untuk suatu jumlah
yang terbatas tidak berarti menghilangkan aliran masuk ke dalam produksi.
Tanggung jawab keseimbangan tersebut terletak pada bagian perencanaan
pengendalian produksi.

2.3 Selective Mining 


Diawali dari hasil kegiatan eksplorasi yang tujuannya untuk mencari dan
menemukan endapan batubara yang bernilai ekonomis dan layak untuk
dieksploitasi. Adapun bentuk kegiatan eksplorasinya adalah dangan rnelakukan
pemboran sehingga mendapatkan core sample yang representatif untuk dianalisa
di laboratorium guna mengetahui kualitas batubara pada deposit endapan batubara
yang ada.
  Yang diperlukan adalah pelaksanaan menyangkut analisa keseluruhan data
boring dan kontrol kualitas core sample batubara  dari hasil eksplorasi yang telah
dilaksanakan agar tetap terjaga keasliannya, sehingga hasil analisa laboratorium
core sample batubara  tersebut akan memberikan kesimpulan kualitas batubara.
Hal ini merupakan dasar dalam penentuan mine brand dari deposit batubara
tersebut.  Adapun bentuk hasil dalam melakukan rancangan penambangan

6
"selective mining" untuk mewujudkan new mine brand ini ada beberapa hal, yaitu
sebagai berikut :
o Tambang-tambang yang sedang berproduksi nantinya mempunyai batas
batas dan limit kedalaman yang tegas yang sesuai dangan new mine
brand bersama sama dangan daerah penambangan berlisensi dan yang
beroperasi menurut sebuah rencana penambangan dan penggelompokan
dari tipe new mine brand yang sesuai dangan spesifikasi dan klasilikasi
mutu batubara yang ditambang.
o Merealisasikan program kerja pada saat penambangan batubara nanti.
o Lokasi tempat pencampuran (blending) di stock pile yang sesuai.

2.4 Manajemen Pemasaran


Menurut “Lingga Purnama (2004)”Pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan
tujuan organisasi. Agar kegiatan pemasaran produk dapat berjalan dengan baik,
maka kebijakan pemasaran harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan
perusahaan secara umum seperti disebutkan di atas. Berikut langkah-langkah
perencanaan pemasaran seperti terlihat dalam bagian di bawah ini.

1. Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design)


Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah
secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar (market segmentation
strategy), kemudian strategi penentuan pasar sasaran (market targeting strategy)
dan yang terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar (market positioning
strategy).Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami
struktur pasar dengan cara mengelompokkan pembeli aktual maupun potensial
yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran
tersendiri. Kemudian dilakukan penentuan pasar sasaran untuk memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dilayani. Setelah dilakukan penentuan pasar
sasaran, langkah selanjutnya adalah penentuan posisi pasar, yaitu membentuk dan
mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar.

2. Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program


Development)
Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan program pemasaran yang terdiri dari strategi produk (product
strategy), strategi harga (price strategy), strategi distribusi (place strategy),
strategi promosi (promotion strategy), serta strategi sumber daya manusia dan
presentasi (people and presentation strategy). Produk merupakan elemen pertama
dan paling penting dalam bauran pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang
memiliki nilai di suatu pasar sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam
bentuk barang, jasa, organisasi, tempat, orang, ide, dan sebagainya. Strategi
produk itu sendiri terdiri dari strategi lini produk dan strategi bauran produk.
Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas
bauran produk, lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan.

7
3. Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation,
Evaluation, and Control)
Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman tindakan
yang akan diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan tertentu, tanggal
dan lokasi implementasi, serta bagaimana pelaksanaan tersebut akan dilakukan.
Strategi pemasaran merupakan proses pengambilan keputusan secara terus
menerus, melaksanakannya, dan mengukur efektivitasnya setiap saat. Perencanaan
bukan merupakan kegiatan yang pasti, melainkan fleksibel. Ditinjau dari segi
waktu, evaluasi strategis lebih lama dibandingkan dengan pembuatan rencana.
Evaluasi dan pengendalian berhubungan dengan pengawasan performa dan, jika
perlu, mengubah rencana agar sesuai dengan performa yang telah ditentukan.
Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan disesuaikan untuk
tetap mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran. Rentang
waktu strategi biasanya melebihi satu tahun, oleh sebab itu dalam pelaksanaannya
ditambahkan pengembangan perencanaan tahunan untuk mengatur kegiatan
pemasaran jangka pendek. Biasanya, eksekutif pemasaran bertanggung jawab
mempersiapkan rencana pemasaran. Sebagai contoh, manajer produk akan
menyiapkan rencana sesuai dengan bidang tanggung jawabnya,
mengkoordinasikan dan menerima masukan dari iklan, riset pemasaran, penjualan,
dan bagian pemasaran khusus lainnya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengertian manajemen secara terbatas adalah segala usaha untuk
mendaya gunakan faktor-faktor produksi, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, actuating dan kontrol di setiap institusi di lingkungan
perusahaan untuk mencapai tujuan.
2. Pengendalian produksi adalah berkaitan dengan perkiraan atau ramalan
output yang dikehendaki, menentukan input yang diperlukan,
perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku melalui
pengubahan/konversi dan atau rangkaian dari urutan pembuatan.
3. Diawali dari hasil kegiatan eksplorasi yang tujuannya untuk mencari
dan menemukan endapan batubara yang bernilai ekonomis dan layak
untuk dieksploitasi. Adapun bentuk kegiatan eksplorasinya adalah
dangan rnelakukan pemboran sehingga mendapatkan core sample yang
representatif untuk dianalisa di laboratorium guna mengetahui kualitas
batubara pada deposit endapan batubara yang ada.
4. Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan tujuan
organisasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Diana, Irine Sari Wijayanti. 2008. Manajemen. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.


Dr. Winardi, S.E. Pengantar Ilmu Manajemen (Suatu Pendekatan Sistem).
Bandung:Nova.
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tisnawati , Ernie  Sule & Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Handoko, Hani. 2012. Manajemen. Jogjakarta: BPFE.
http://www.managementaccountingsystems.com/12/pengertian-sejarah-dan-
perkembangan-manajemen.htm
http://saehosky.blogspot.com/2013/04/tokoh-tokoh-manajemen-dunia.html
http://yesamartha.blogspot.com/2013/01/teori-organisasi-klasik.html

10

Anda mungkin juga menyukai