BAGIAN I PENDAHULUAN
A. PENGANTAR
Manajemen perubahan lingkungan sangat membutuhkan analisis lingkungan. Analisis
lingkungan adalah proses pengamatan terhadap oaganisasi untuk mengidentifikasi ancaman
dan peluang saat ini dan masa yang akan datang.
Berikut ini management dan lingkungannya
*Internal management : management
*Lingkungan ekstenal langsung : pemerintah, pesaing, pemasok, pelanggan, lembaga
keamanan.
*lingkungan umum : politik, budaya, demografi,ekonomi,alam, teknologi.
B. MENGAPA MANAJER PERLU ANALISIS LINGKUNGAN
Alasan utama :
1. organisasi tidak berdiri sendiri,tetapi membutuhkan interaksi dengan bagian dari
lingkungannya itu sendiri dan harus mampu beradaptasi.
2. pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi
kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah prusahaan.
Menurut Jauch dab Glueck. :
1) Analisis lingkungan memberikan kesempatan pada rencana strategis untuk
mengantisipasi peluan dan membuat rencana untuk melakuakan tanggapan
pilihan terhadap peluang ini.
2) Membantu rencana strategis untuk mengembangkan sistem peringatan dini
untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah
ancaman menjadi keuntungan organisasi.
Dalam mengananlisis lingkungan sebuah perusahaan dapat menggunakan
metode SWOT, Strength(mengidntifikasi kekuatan sebuah perusahaan),weakness (kelemahan
dari perusahaan itu sendiri), opportunity (mengidentifikasi semua peluang yang bisa
didapatkan), threat ( ancaman dari luar perusahaan seperti persaingan dll.)
Apabila dikaitkan dengam SWOT ,analisis lingkungan sangat penting dengan alasan:
1. Mengetahui kondisi masa sekarang dan masa depan perusahaan.
2. Mendapatkan informasi tentang competitor, customer, dan stake holder.
3. Mengidentifikasi peluang dan ancaman.
4. Agar dapat mengeksplor kekuatan dan kelemahan.
5. Unggul dalam persaingan.
C. LINGKUNGAN EKSTERNAL LANGSUNG
Lingkungan eksternal langsungmerupakan merupakankekuatan yang berada diluar
kemampuan dan kendali perusahaan yang berpengaruh pada kinerja organisasi management.
Lingkungan tersebut meliputi :
a. Pemasok- penyedia fasilitah dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Pelanggan
c. Lembaga keuangan
d. Pesaing
e. Pemerintah
D. LINGKUNGAN UMUM PERUSAHAAN
Komponen dari lingkungan umum meliputi:
1. Demografi: besarnya populasi, distribusi pendapatan,komposisi etenis.
2. Ekonomi: tingkat infanlasi, suku bunga, surplus dan defisit angagran, produk domestik
bruto.
3. Alam: bencana alam, cuaca.
4. Teknologi: inovasi produk, inovasi proses, apliksi pengethuan, teknologi komunikasi.
5. Politik: hukum perpajakan, hukum tenaga kerja, deregulasi.
6. Sosial budaya: variasi dalam angkatan kerja, perilaku kualitas kerja, nilai dan
kepercayaan.
E. LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN
Faktor yang harus di pertimbangkan dalam menganalisi lingkungan:
1) Pemasaran
2) Keuangan
3) Sumber daya manusia
4) Operasional
5) Organisasi
6) Budaya organisasi
F. LINGKUNGAN INDUSTRI
Lingkungan industri adalah faktor- faktor yang merupakan ancaman bagi pelaku bisnis baru,
supplier,pembeli, produk pengganti, intensitas persaingan secara langsung.
Kelompok industri :
a. Perbankan
b. Manufaktur
c. Perhubungan
d. Perkapalan
e. Otomotif
f. Tekstil
g. Jasa
h. Pertanian,kelautan, perkebunan
G. HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN ORGANISASI
Untuk melihat bentuk pengaruh lingkungan ada dua dimensi utama:
1. Tingkat perubahan
Akan melihat sejauh mana stabilitas suatu lingkungan yang dapat diukur dengan skala tingkat
perubahan stabil dan perubahan dinamis.
2. Tingkat homogenitas
Melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan yang diukur dengan skala homogennitas
sederhana homogenitas kompleks.
A. PENGANTAR
Sebelum organisasi ini berjalan atau sedang merumuskan kembali arah bagi organisasinya yang
sudah berjalan maka perlu menetapkan tujuan agar memungkinkan untuk menentukan apa yang
harus dilakukan dan mengembangkan rencana rencana efektif.
B. HIERARKI MANAJEMEN STRATEGIS
Hierarki(jenjang) yaitu suatu urusan yang merupakan sebuah kumpulan bisnis yang secara
relatif independen, yang kadang-kadang disebut Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business
Unit(SBU), mereka juga menetapkan sasaran dan merumuskan strategi yang yang mencakup
bidang kegiatan dan bidang fungsioanal dari bisnis-bisnis yang ada.
C. PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Proses manajemen strategis terdiri dari lima tahap:
1. Analisi lingkungan
adalah untuk mengidentifikasi peluang (opportunity) yang harus segera mendapatkan perhatian
serius dan pada saat yang sama perusahaan menentukan beberapa kendala ancaman (threats)
yang perlu antisipasi.
2. Misi dan Tujuan Perusahaan
adalah suatu tujuan unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis
dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Sedangkan tujuan adalah landasan utama untuk
menggariskan kebijakan yang ditempuh dan arah tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Komponen Dalam Misi
a. Produk(barang atau jasa)
b. Pasar
c. Teknologi
D. HUBUNGAN MISI DAN TUJUAN
1. Perumusan Strategi
Strategi merupakan sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang diambil untuk
mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh keunggulan bersaing.
2. Penerapan(implementasi)Strategi
Beberapa tanggung jawab utama dari manajer dalam mengimplementasikan strategi antara lain:
1. Melakukan pembagian-pembagian tugas
2. Menentukan siapa yang bertanggung jawab
3. Menerapkan struktur pokok organisasi
4. Menentukan sumberdaya(fisik dan manusia)
5. Menetapkan jenis-jenis prestasi yang diperlukan
6. Menentukan motivasi pribadi
7. Menganalisis hubungan utama antar organisasi
8. Menjamin tingkat prestasi yang tepat
9. Menetapkan sistem informasi yang tepat
10. Mengadopsi program latihan
11. Menjamin kepemimpinan dalam membimbing dan memotivasi organisasi
3. Evaluasi dan pengendalian
yaitu proses dimana manajer membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan
tingkat pencapaian tujuan.
E. TUJUAN ORGANISASI
Adalah sesuatu yang ingin dicapai dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh organisasi
tersebut.
Taktik adalah sarana operasi bagi pelaksanaan sebuah strategi
F. JENIS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUMUSAN TUJUAN
a. Profitabilitas
b. Produktivitas
c. Posisi bersaing
d. Pengembangan karyawan
e. Kepemimpinan teknologi
f. Tanggungjawab sosial
G. MANAJEMEN BY OBJETIVES(MBO)
Yaitu metode penerapan tujuan secara partisipatif yang dipopulerkan oleh peter
drucker melalui bukunya the practice of management (1954), merupakan metode formal
atau semi formal yang dimulai dari penerapan tujuan,pelaksanaan, dan diteruskan dengan
evaluasi.
Tujuan MBO yaitu mendorong partisipasi bawahan dan memperjelas serta
mengkomunikasikan tujuan, serta hasil yang diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Penetapan tujuan puncak
2. Komitmen manajemen puncak
3. Partisipasi
4. Review
5. Komunikasi
Kebaikan MBO
A. Membuat proses evaluasi dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian
tujuan tertentu
B. Menciptakan komunikasi yang baik
C. Individu akan lebih terkonsentrasi perhatiannya pada tujuan organisasi
D. Memperjelas kegiatan apa yang harus dilakukan
E. Membantu dalam perencanaan
A. PENGANTAR
Pendelagasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya
organisasi. Wewenang mengacu pada hak untuk membuat keputusan tanpa persetujuan dari
manajemen jenjang yang lebih tinggi dan menuntut kepatuhan terhadan orang lain.
Dan wewenang tidak dapat dimiliki bawahan manakala tidak didelegasian oleh manajer pada
tingkat yang diatasnya.
B. WEWENANG FORMAL
1. Pandangan klasik (classical view)
Menurut pandanga klasik wewenang itu berasal dari tingkatan yang paling atas atau wewenang
itu dianugerahkan/seseorang yang memperoleh wewenang karena ia di beri atau dilimpahkan
arau diwarisi hal tersebut.
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Pandangan penerimaan berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu
diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Untuk dapat mempengaruhi bawahan agar mau melaksanakan suatu perintah, maka seseorang
harus memiliki kekuatan (power) sebagai berikut
1.Kekuasaan paksaan (coercive power)
2.Kekuasaan balas jasa (reward power)
3.Kekuasaan pengendalian informasi (control of informasion)
4.Kekusaaan sah (legitimate power)
5.Kekuasaan panutan (referent power)
6.Kekuasaan ahli (expert power)
C. WEWENANG LINI, STAF DAN FUNGSIONAL
1. Wewenang lini
Wewenang lini(line authority) merupakan wewenang dimana atasan melakukan aras
bawahannya langsung.
2. Wewenang staf
Wewenang staf (staf authority) merupakan hak yang dimiliki satuan-satuan staf atau paraahli
dalam tugasnya memberikan saran, rekomendasi atau konsultasi
3. Wewenang staf fungsional
Tindakan yang tepat untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena mereka berkaitan
dengan tanggung jawab staf khusus disebut sebagai wewenang fungsional.
D. PENDELAGASIAN WEWENANG
Istilah pendelagasian pada dasarnya menyimpulkan dua hal :
1. Proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung
meliatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatab keputusan, pengarahan, dan
pengerjaan kerja / tugas.
2. Tindakan mempercayakan tugas(yang pasti dan jelas), kewenangan, hak tanggung jawab,
kewajiban, dan pertanggung jawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi
tugas.
Kegiatan - kegiatan pendelagasian wewenang meliputi tiga tahap
Tahap pertama
Manajer menetapkan tanggung jawab.
Tahap kedua
Manajer memberi wewenang untuk berbuat sesuatu
Tahap ketiga
manajer membuat suatu pertanggungjawaban
E. MENGAPA PENDELAGASIAN DEPERLUKAN
Kemampuan seseorang pemimpin yang terbatas adalah tidak mungkin jika seluruh
pekerjaan termasuk hal-hal kecil sekalipun, apalagi suatu lembaga atau perusahaan yang
semakin membesar ruang lingkupnya hanya dikerjakan satu atau dua orang saja.
Tugas yang terlalu banyak jika hanya ditangani oleh satu orang, maka dapar berakibat
pekerjaan tidak dapat terselesaikan secara cepat atau efektif.
F. MANFAAT DAN HAMBATAN PENDELAGASIAN
Maanfaat utama adalah bahwa semakin banyak tugas yang didelegasikan, semakin besar
peluasng mereka untuk mencari dan menerima lebih banyak tanggung jawab dari manajer
tingkat yang lebih tinggi.
Hambatan pendelagasian adalah keenggangan dari seorang pimpinan bisa ditimbulkan karena
kurang yakin, merasa mampu mengerjakan sendiri, kurang memiliki kemampuan, takut
wewenangnya berkurang,tidak mau menanggung resiko.
G. DELEGASI YANG EFEKTIF
Adalah pemberian wewenang dan memperbolehkan orang lain untuk melakukan tugas mereka
dengan cara-cara terbaik yang mungkin dilakukan.
1. Memutuskan pekerjaan mana yang harus didelegasikan.
2. Keputusan siapa yang akan ditugaskan
3. Dukungan sumber daya
4. Tugas didelegasikan
5. Perlunya campur tangan
6. Melakukan umpan balik
H. PRINSIP-PRINSIP PENDELEGASIAN
1. Prinsip skalar yaitu prinsip pendelagasian dimana jalur wewenang dan tanggung jawab
ditetapkan secara tegas dan jelas dari tingkatan manajemen.
2. Prinsip delagasi penuh yaiutu sebagian tugas organisasi harus didelegasikan
3. Prinsip kesatuan perintah bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melapor hanya
kepada satu orang atasa
A. PENGANTAR
Edwin B Flippo(1984) menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya manusia merupakan
proses prencanaan, pengorganisasian , pengarahan dan pengendalian dari pengadaan kerja
dengan mksud mencapai tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat.
B. DEFINISI DAN PERAN SUMBER DAYA MANUSIA
Manusia adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dan bahwa setiap karyawan adalah
seorang manajer maka setiap manajer menjadi seorang manajer manusia yang baik
1. Peran Administrasi MSDM
Lebih ditekankan pada upaya memproses dan menyimpan catatan.
2. Peran Operasional MSDM
Lebih mengacu pada aktivitas-aktivitas penyelenggaraan dan mempersiapkan kebutuhan
organisasi terhadap pegawai.
3. Peran Strategi MSDM
Menyadari pentingnya SDM sebagai aset yang berharga bagi organisasi, maka peran strategis
menjadi suatu keharusan.
C. FUNGSI DAN TUGAS POKOK MSDM
Adalah untuk mengelola secara efektif sember daya yang ada dalam perusahaan.
1. Fungsi pengadaan kerja mencari sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan efisien.
2. Fungsi pemeliharaan tenaga kerja mencakup pelaksanaa program-program ekonomis
maupun non ekonomis.
Terkait tugas pokok sdm dalam perusahaan mengikuti proses dan model MSDM.
1. Perencanaa sumber daya manusia adalah merupakan proses dimana manajer menjamin
bahwa oeganisasi memiliki jenis tenaga yang tepat ditempat-tembat yang tepat
2. Perekrutan pegawai merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mendapat tambahan tenaga kerja.
3. Seleksi yaitu proses untuk memutuskan apakah calon yang sudah melamar dapat di
terima atau tidak.
4.Sosialisasi atau orientasi yaitu pengenalan pekerja baru pada pekerjaan dan organisasinya.
5.Pelatihan dan pengembangan untuk mendapatkan dan meningkatkan ketrampilan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
6.Penilaian prestasi untuk melihat karyawan yang dilatih dan dikembangkan itu memperoleh
manfaat dari apa yang mereka lakukan.
7.Promosi, transfer dan demosi manajer perlu mengamati dan mengikuti pergerakan mereka
dari tugas-tugasnya.
D. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN SDM
Yaitu kedudukan yang memperoleh wewenang tertentu untuk mengarahkan dan
mengendalikan para pegawai dalam organisasi.
1. Menempatkan karyawan yang benar pada pekerjaan yang tepat
2. Memperkenalkan pegawai baru dalam organisasi
3. Melatih karyawan untuk jabatan bagi mereka yang masih baru
4. Meningkatkan kinerja
5. Menciptakan dan mempertahan kan semangat kerja
6. Melindungi kesehatan dan kondisi fisik pegawai
F. MENGELOLA KINERJA KARYAWAN
Bacal (2001) mengemukakan, manajemen kinerja meliputi upaya membangun harapan yang
jelas serta pemahaman tentang unsur-unsur:
1. Fungsi kerja esensial yang di harapkan karyawan
2. Seberapa besar kontribusi karyawan bagi pencapaian tujuan industry
3. Melakukan pekerjaan yang baik
4. Bagaimana prestasi kerja akan di ukur
5. Mengenali hambatan kinerja dan menyingkirkannya
Armstrong (1998) berbendapat, manajemen kinerja dapat di operasionalkan dengan berbagai
kunci, sebagai berikut:
1. Sebuah kerangka kerja atas tujuan yang terencana, standar, dan persyaratan atribut
2. Sebuah proses
3. Saling pengertian
4. Sebuah pendekatan untuk mengelola dan mengembangkan manusia
5. Pencapaian
Ruky (2001) mengemukakan, manfaat manajemen kinerja ditinjjau dari aspek pengembangan
sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Penyesuaian program pelatihan dan pengembangan karyawan
2. Penyusunan program seleksi kaderasi
3. Pembinaan karyawan
BAGIAN IV. FUNGSI PENGARAHAN
A.Pengantar
Peranan pemimpin dalam organisasi sangat penting karena menjadi palang pintu atau menjadi
ujung tombak keberhasilan berorganisasi. Pentingnya pemimpin terungkap dalam suatu
pernyataan berikut:
“bahwa untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi tentunya
membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas atau fungsi managemen”.
B. DEFINISI DAN SIFAT PEMIMPIN
1.Definisi
Definisi pemimpin menurut berbagai ahli yaitu
a. Fiedler (1967)
Pemimpin yaitu “seseorang yang berada dalam kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai
pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok relevan, serta dia sebagi penanggung
jawab utama”.
b. Davis (1981)
Pemimpin yaitu “kemampuan seseorang untuk membujuk orang lain dalam mencapai
tujuan secara antusias”.
c.Terry dan Frankin (1982)
Pemimpin yaitu “hubungan di mana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang lain untuk
mau bekerja sama melaksanakan tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang
diinginkan pemimpin dan atau kelompok.
Dalam system manajemen Allen (Tanri Abeng :2006), fungsi pemimpin terdiri dari lima
aktivitas, sebagai berikut:
1. Memotivasi
2. Berkomunikasi
3. Mengambil keputusan
4. Mengembangkan orang
5. Memilih orang
Untuk menjamin optimalnya fungsi seorang pemimpin, maka pemimpin juga harus memiliki
sifat-sifat yang mendukung kepemimpinannya, yaitu sebagai berikut:
a. Watak dan kepribadian yang terpuji
b. Keinginan melayani bawahan
c. Memahami kondisi lingkungan
d. Intelegensi yang tinggi
e. Berorientasi ke depan
f. Sikap terbuka yang lugas
Menurut Sukarna, sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:
a. Adil
b. Jujur
c. Benar
d. Ikhlas
e. Tegas
f. Pemurah
g. Alim
h. Merendah
i. Ramah
C. TEORI KONTINGENSI FIEDLER
Teori kontingensi kepemimpinan pertama yang terkenal dikemukakan oleh Fiedler
(1967),yang mengambil pendekatan mencoba mencocokan pemimpin dengan situasi di mana
ia akan sukses. Model kontingensi yang di hasilkan menyatakan bahwa keefektifan seorang
pemimpin tergantung dari tiga variable, yaitu :
a. Struktur kebutuhan pemimpin tersebut
b. Kendali situasi pemimpin tersebut
c. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dan kendali situasi
Salah satu usulan penting Fiedler adalah bahwa kunci utama dari beberhasilan kepemimpinan
terletak pada gaya dasar kepemimpinananya. Gaya dasar kepemimpinan itu bisa di pilih dari
dua tipe, yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada hubungan pimpinan dan bawahan. Fiedler menggunakan
kuesioner LPC (Least Prefered coworker) atau teman kerja yang paling tidak disukai didalam
mengukur gaya seorang pemimpin.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian fiedler adalah seorang pemimpin adalah
seorang pimpinan dengan orientasi tugas cenderung lebih berhsil di bandingkan dengan
pimpinan yang berorientasi hubungan, dan efektifitas kepemimpinan seseorang cenderung
meningkat apabila d hadapkaa pada situasi yang menguntungkankan dan tidak
menguntungkan.
A.PENGANTAR
Alasan utama yang mendorong perlunya motivaasi dalam organisasi :
a. Untuk mengamati dan memahami tingkah laku bawahan
b. Mencari dan menentukan sebab-sebab tingkah laku bawahan
c. Memperhitungkan, mengawasi, dan mengubah serta mengarahkan tingkah laku bawahan
Definisi motivasi oleh beberapa penulis antara lain:
a. Sukanto dan Handoko (1986), mendefinisikan motivasi adalah apa yang ada pada
seseorang yang akan mewujudkan suatu perilaku yang di arahkan pada tujuan mencapai
sasaran kepuasan
b. Vroom,(dalam Gibson,1984), mendeefeinisikan motivasi sebagai suatu proses yang
menentukan pilihan antara beberapa alternative dari berbagai kegiatan sukarela.
c. Wahjosumidjo (1984),motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses psikologi yang
mencerminkan ineraksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang
d. Kreitner dan Kinicki (2000), motivasi merupakan proses psikologis yang meningkatkan
dan mengarahkan perilaku untuk mrncapai tujuan
B. PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI
Secara umum pendekatan motivasi ada 3 antara lain,
1. Pendekatan Tradisional yaitu pendeketan pemenuhan kebutuhan fisik saja
2. Pendekatan Hubungan Manusia,yaitu pendekatan berinteraksi dengan orang lain
3. Pendekatan Sumber Daya Manusia,yaitu pendekatan memberikan peluang yang perlu
dikerjakan untuk memperoleh karir dan menghasilkan kepuasan.
C. MEMAHAMI KEBUTUHAN KARYAWAN
Dr. Maslow menggambarkan kebutuhan yang paling mendesak diletakkan dipaling bawah dan
yang kompleks di atasnya, antara lain
1. Kebutuhan bertahan hidup
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan social
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan aktualisasi diri
D. CARA MANAJER MEMOTIVASI KARYAWAN
Berikut cara memotivasi karyaawan seperti dikutip dari forbes:
1. Menjadi atasan yang dapat di percaya
2. Mengakui pekerjaan karyawan
3. Berikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan karir
4. Buatlah karyawan bahagia
5. Kenaikan gaji
6. Memberikan rasa takut
7. Mengadakan kompetisi
E. MENERAPKAN TEORI MOTIVASI
1. Penerapn Teori Motivasi Maslow
a. Tindakan yang dilakukan organisasi
1. Memberikan imbalan financial
2. Memberikan kontrak kerja dan jaminan pension
3. Memberikan identitas organisasi
4. Memberikan hadiah
5. Memberikan lingkup kerja dan tanggung jawab
b.Tindakan yang dilakukan pemimpin
1. Memastikan karyawan mendapatkan financial sesuai haknya
2. Memastikan agar mereka mengerti aturan dan program organisasi
3. Menciptakan suasana tim melalui konsultasi, pembagian tanggung jawab dan
control
4. Memberikan pengakuan dan pujian terhadap sumbangsih karyawan
5. Membantu anggota tim mengembangkan diri
2. Penerapan Motivasi Herzberg
Frederick Herzberg mengajukan 2 teori yaitu “motivator” dan “factor higience”.
“Factor higience” yang merupakan kebutuhan dasar dalam bekerja sebenarnya tidak
memotivasi, namun menimmbulkan kekecewaan bila tidak ada. “Factor higience” yang uatama
adalah uang.
Faktor kedua yaitu “motivator” yang mendorong orang untuk berhasil. “Motivator” bertujuan
mencapai pertumbuhan dan aktualisasi diri melalui pelaksanaan tugas. Motivasi bisa
ditingkatkan dengan memperbesar tanggung jawab memperkaya pekerjaan.
3. Penerapan Teori Keadialan
Tokoh dalam teori ini adalah J. Staky Adams yang menyatakan bahwa manusia mempunyai
sifat ntuk membandingkan dirinya dengan orang lain, orang akan membandingkan
penampilan mereka, mobil yang dimilili, dan yang paling penting adalah gaji yang mereka
peroleh dengan di banding rekan kerjanya.
Cobalah rencana berikut untuk mengusahakan keadilan kompensasi
karyawan(Stevenson:2000):
a.Evaluasi setiap kerja karyawan
b.Tinjaulah sejarah gaji masing-masing karyawan dan evaluasi kinerjanya
c.Mintalah informasi sari Departemen SDM mengenai standar gaji untuk masing-masing posisi
d.Setelah mengevaluasi faktor tersebut, bekerjalah dengan Departemen SDM untuk
mengetahui seberapa besar dan cepat dapat diatasi
e.Komunikasikan penemuan itu kepada karyawan dalam bentuk pertanyaan
f.Jika tidak dapat menyesuaikan kompensasi, maka lihatlah apakah manajemen dapat
memberikan beberapa pengakuan lainnya terhadap nilai karyawan bagi perusahaan
Tiga langkah utama yang dapat dilakukan untuk menangani kehilangan motivasi adalah:
a. Mencari penyebab
b. Mendorong Kerja sama
c. Beri anggota staff konseling
A. PENGANTAR
Beberapa ahli mendefinisikan komunikasi sebagai berikut
1. Gatewood dan Taylor (1996), komunikasi sebagai suatu proses memindahkan informasi
dan pengertian(maksud) dari satu orang kepada orang lain.
2. Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996), komunikasi sebagai proses yang dipergunakan oleh
manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik
3. Newman dan Summer (1961), komunikasi sebagai proses pertukaran fakta, ide, opini,
atau emosi melalui kata-kata, surat-surat, symbol-simbol atau pesan.
Alasan pentingnya komunikasi :
1. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
2. Komunikasi menempatkan orang ditempat seharusnya
3. Komunikasi membawa orang terlibat dalam organisasi
4. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik dalam organisasi
5. Komunikasi menolong orang-oang untuk mengerti perlunya perubahan
B. PROSES KOMUNIKASI
Secara umum proses komunikasi disajikan sebagai berikut:
1. Pengirim(sender), proses komunikasi diawali oleh pengirim ke sumber pesan.
2. Penyandian(enconding),proses selanjutnya penyandian. penyandian perlu karena
informasi hanya dapat di kirimkan dari seorang kepada orang laim lewat perwakilan/sandi)
3. Saluran komunikasi, (communication chanel), fungsi saluran komunikasi disini adalah
sebbagai alat penyampai pesan
4. Pengartian sandi(decoding),proses ini dilakukan dengan 2 cara, pertama penerima harus
menerima, kemudian mengartikannya
5. Penerima(receiver),pesan yang dikiimkan harus diterima dengan baik oleh penerima dan
pesan tersebut isinya harus jelas.
6. Umpan balik(feedback), proses pemberian tanggapan dari isi pesan dari sender.
7. Kegaduhan(noise), yaitu kendala-kendala dalam berkomunikasi
C. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi lisan dan tertulis
a. Bentuk komunikasi lisan terbagi menjadi beberapa jenis komunikasi,sebagai berikut:
1. Perbincangan tak resmi
2. Janji terencana
3. Pembicaraan telepon
b. Bentuk komunikasi tertulis terbagi menjadi beberapa jenis komunikasi, sebagai berikut:
1. Memo
2. Surat
3. Laporan
Program komunikasi tertulis yang direncanakan dengan cermat dapat menciptakan dampak
komulatif, yang dapat dilihat dari keberadaan:
1. Papan pengumuman
2. Poster, pameran, dan pajangan
3. Alat bantu dengar dan pandang-dengar
BAGIAN V PENGENDALIAN
A. PENGANTAR
Menurut Helfert(1996) bahwa “kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan
individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen”. Pengertian lain tentang kinerja
(1996) yaitu “performance adalah ukuran seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi atau
seorang manajer untuk mencapai tujuan yang memadai”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah
hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai
tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
A. PENGANTAR
Pengertian pengendalian sebenarnya beerkisar pada kegiatan memberikan
pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruh kegiatan manajemen
agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara tepat. Berikut beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli tentang pengendalian:
1. Robbins dan Coulter (1999), mengartikan pengendalian sebagai proses
memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan diselesaikan sebagaimana telah
direncanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti.
2. Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996), mendefinisikan pengendalian manajemen
sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas
yang direncanakan.
3. Robert J. Mokler, memberikan pengertian pengendalian yaitu sebagai suatu
usaha sistematik untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merencang
system umpan balik informasi, membandingkan prestasi actual dengan standar yang telah
ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikasi
penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
4. Schermerhorn (2002), Pengendalian adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang di harapkan
sesuai kinerja yang telah ditetapkan. Controlling is the proses of measuring performance and
taking action to ensure desired result (schermerhorn,2002)
Berdasarkan batasan tersebut, Mokler melihat terdapat empat langkah dalm pengendalian
yaitu:
a. Menetapkan standard an metode untuk pengukuran prestasi
b. Mengukur prestasi’membandingkan prestasi sesuai dengan standar
c. Mengambil tindakan perbaikan
Latar belakang dilakukannya pengendalian, sebagai berikut:
a. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan
b. Kemungkinan terjadinya kesalahpahaman pihak perencana dan pelaksana
c. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan
d. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan
Mekanisme pengendalian/pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penetapan standar kegiatan
b. Menyusun umpan balik
c. Pembanding kegiatan dengan standar
d. Mengukur penyimpangan
e. Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
B. JENIS JENIS PENGENDALIAN
1. Pengendalian Pendahuluan (primary control)
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiataan dimulai, maka sumber daya
manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah di anggarkan.
2.Pengendalian Bersamaan(concurret control)
Pengendallian bersama memantau operasi yang berjalan untuk memastikan bahwa
berbagai tujuan tengah direalisasikan
3.Pengendalian Umpan Balik (feesback control)
Sistem pengendalian umpan ballik biasanya berfokus pada hasil akhir sebagai
perbaikan berbagai tindakan masa depan.
Metode umpan balik yang dipalai dalam bisnis meliputi analisa laporan keuangan
(financial statement analisis), analisa biaya standar (standar cost analysis), pengendalian
kualitas (quality control), dan evaliasi kinerj karyawan (employee performance evaluation).
Jika pengendalian dilihat dari objeknya, maka dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Pengendalian administrative
2. Pengendalian operatif
Berdasarkan subjek pengendaliannya, maka jenis pengendalian dapat dibagi menjadi 2 bagian
yaitu:
1. Pengendalian intern, yaitu pengendalian yang dilakukan kusus ditujukkan pelaku-pelaku
dari fungsi yang berada di organisasi
2. Pengendalian ekstern, yaitu pengendalian yang ditujukan kusus pelaku, subjek fungsi di
luar organisasi
C.PROSES PENGENDALIAN
Secara umum proses pengendalia terdiri dari tiga langkah, sebagai berikut:
1. Pengukuran Kinerja (measure the performance)
Yaitu pembandingkan antara standar dengan pelaksanaan. Pembandingan tersebut berdasarkan
pandangan ke depan yang dapat di perbaiki dalam pelaksanaan ketika terjadi penyimpangan.
2. Membandingkan prestasi dengan standar (compare the performance match the standar)
Langkah ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang telah diukur dengan target yang
telah ditetapkan.
3. Mengambil Tindakn Korektif(take corrective action)
Langkah ini yaitu mengambil tindakan manajerial yang antara lain, tidak melakukan apa-apa,
mengoreksi kinerja sesungguhnya itu,manajer dapat merevisi standar.