Anda di halaman 1dari 6

KERJAKAN YANG MUDAH DULU!

1. Bagaimana solusi dari resiko yang akan ditanggung perusahaan yang melakukan
diferensiasi produk?
2. Apa ada strategi yang dapat meminimalisir dan memperbaiaki kesalahan diferensiasi
produk?
3. Jelasakan apa yang saudara ketahui marketing mix?
4. Ada  3 strategi penetapan harga utama yaitu cost oriented pricing, Demand-
oriented pricing dan yang terakhir competition oriented pricing. Jelaskan kelebihan dan
kelemahan semua straegi tersebut,  serta strategi mana yang paling menguntungkan suatu
perusahaan?
5. Dalam proses penjualan, tentu perusahaan menemui banyak sekali rintangan Bagaimana
perusahaan tersebut menghadapi perusahaan lain yang memiliki produk yang hampir sama
?
6.  Apakah merek akan tetap bertahan lama jika suatu merek memiliki kekurangan?
Elemen-elemen manakah yang paling penting dalam sebuah penciptaan merek baru?
Apakah semua elemen tersebut harus digunakan?
7. Apa yang paling mendasari kualitas jasa pada kegiatan pemasaran jasa dengan pemasaran
barang?
8. Physical evidence terdirii : People, Process, Physical Evidence dimana ketiga elemen ini
saling berkaitan dan mendukung satu sama lain agar terciptanya image dan kualitas
perusahaan. jika salah satu elemen diantaranya ternyata mempunyai kelemahan, apa yang
harus dilakukan perusahaan agar dapat menutupi kelemahannya dengan image dan kualitas
yang diharapkan?

 
Jawab

1.

Risiko penerapan strategi deiferensiasi yaitu pelanggan mungkin akan menilai harga produk
terdiferensiasi dengan produk berbiaya rendah terlalu besar selisihnya. Perusahaan akan
menawarkan fitur yang melebihi kebutuhan konsumen. Namun hal ini membuat perusahaan
rentan terhadap kombinasi fitur dan harga yang lebih baik ditawarkan pesaingnya.Selain itu,
risiko yang dihadapi yaitu kemungkinan perusahaan berhenti memberikan nilai bagi konsumen
yang bersedia membayar demi mendapat produknya karena imitasi yang dilakukan oleh pesaing
bahkan dengan pelayanan baik dan harga yang lebih rendah. Pengalaman penggunaan dapat
mempersempit persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk. Bila pengunaan produk yang
biasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen, maka produk yang terdiferensiasi akan dianggap
memiliki nilai yang sama saja. Pilihan konsumen akan jatuh pada produk kurang terdiferensiasi.
Terakhir, pemalsuan produk menjadi risiko yang harus dihadapi. Perusahaan akan menanggung
risiko bila merek dagang identik dan susah dibedakan. Bila itu terdaftar sebagai milik pihak lain,
perusahaan berartitelah melanggar hak-hak pemegang merek dagang.

2.

Sebelum perusahaan melakuakan diferensiasi produk hal apa yang harus diperhatikan:

-Memahami Konsumen. Perusahaan harus memiliki pemahaman tentang harapan pembeli dan
bagaimana produk akan digunakan.

-Menjaga Konsistensi Kualitas Produk Produk. Kualitas tinggi juga belum cukup untuk memikat
loyalitas dari pembeli.

-Menginfokan Kelebihan dan Keunikan Produk. Perusahaan juga harus sering loh
mengomunikasikan kelebihan dan keunikan produk kalian dari kompetitif.

-Memberikan Persepsi untuk Pembeli. memberikan kontribusi terhadap persepsi pembeli bahwa
tidak ada merek yang serupa dengan produk yang kita. Hal ini biasa dilakukan lewat komunikasi
yang berbentuk iklan

-Diferensiasi Harus dapat Mendatangkan Nilai Tambah yang Tinggi kepada Konsumen.
Perbedaan yang telah dibuat harus memiliki makna pada konsumen yang membeli produk itu.
Nilai lebih yang ditawarkan pada konsumen adalah daya jual.

-Diferensiasi Harus Merupakan Sebuah Keunggulan dari Pesaing. Setiap produk yang ada di
pasar akan selalu mempunyai pesaingnya. Maka dari itu perusahaan harus bisa mengeluarkan
produk yang mempunyai kelebihan berbeda dari pesaingnya.

waktu yng tepat untuk memikirkan diferensiasi produk harus setiap waktu. Perusahaan harus
selalu melakukan inovasi terhdap produknya karena konsumen akan selalu megalami rasa
kejenuhan. Oleh karena itu dengan adanya diferensiasi produk akan membuat konsumen tidak
jenuh dengan produk kita.
3.

marketing mix adalah strategi seorang marketing untuk menjalankan bisnis yang mengandung 7
elemen yang dikenal dengan 7p yaitu promotion (promosi), place (tempat), price (harga), product
(produk), partisipant (orang), process (proses), physical evidence (bukti fisik)

4.

- Cost Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan biaya)

Merupakan cara paling umum yang banyak digunakan oleh perusahaan, yakni dengan penetapan
harga jual berdasar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan menambahkan suatu
prosentase tertentu sebagai labanya. Terdapat tiga kelompok dalam melakukan penetapan harga
model ini yakni :

Cost Plus Pricing Method  (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus), yakni penetapan biaya yang
banyak dilakukan oleh perusahaan produksi. Penghitungannya dengan cara harga jual per unit
produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai
laba yang dikehendaki. (Rumus: Biaya Total + laba = Harga jual)

Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan penetapan harga yang


dilakukan hanya dengan menambah laba, cara ini banyak dilakukan oleh pedagang perantara
karena mereka tidak ada biaya-biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp = Harga Jual)

Target pricing, merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian


investasi (ROI) yang diinginkan.

- Demand-Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan kebutuhan/permintaan)

Menurut Djaslim Saladin (2003:96) Demand-Oriented Pricing adalah Penentuan harga dengan


mempertimbangkan keadaan permintaan, keadaan pasar dan keinginan konsumen. Demand-
oriented pricing mendasarkan kepada tingkah laku demand, misalnya harga tinggi
apabila demand sangat kuat dan harga rendah bilamana demand lemah.

Untuk menanggapi aneka macam konsumen yang mengiinginkan suatu produk, maka cara yang
biasa ditempuh adalah dengan mengadakan diskriminasi harga. Macam-macam diskriminasi
harga yang dapat dilakukan misalnya adalah diskriminasi terhadap teritorial (wilayah), kelompok
customer (pelanggan), Waktu dan kualitas atau bentuk produk.

- Competition Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan persaingan)

Competition oriented pricing merupakan penetapan harga yang didasarkan kepada harga yang


ditetapkan oleh pesaing, hal ini dilakukan terutama untuk produk-produk yang bersifat homogen.
Beberapa metode penetapan harga yang dapat disebutkan sebagai berikut:
Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan berusaha menetapkan harga
setingkat dengan rata – rata industri.

Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada tawaran yang diajukan oleh
pesaing.

5.

Hampir sama berarti mirip. Sedangkan, perlu diketahui bahwa mirip tidak berarti sama. Dengan
kata lain, masih ada titik perbedaan dan masih ada celah untuk produk kita mencari letak
pembeda guna lebih unggul dari produk kompetitor. Sedangkan, titik pembeda yang harus
dipertimbangkan pun tidak sembarangan. Menurut saya, terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan, yakni:
Pelajari kelemahan pesaing. Sekalipun produknya mirip, tentu ada kelemahan yang dimilik
pesaing. Jika kelemahan tersebut dapat kita amati, maka kita dapat menghindarinya ketika kita
akan mengupgrade produk kita.
Amati pula kelebihannya. Kelebihan ini dapat kita amati, lalu kita tiru, kemudian kita modifikasi
agar beda.
Tawarkan harga yang lebih bersahabat kepada masyarakat. Jangan sampai harga produk kita jauh
lebih mahal daripada produk pesaing.
Amati kelebihan produk kita yang belum ada di produk kompetitor. Jika sudah kita amati, maka
kita patut pertahankan kelebihan ini.
Jalin hubungan yang baik dengan konsumen. Bisa dengan pemberian diskon, harga yang
ekonomis, dan sebagainya yang tentunya akan meningkatkan kepuasan konsumen. Karena
apapun strategi kita, jika hubungan dengan konsumen kita buruk, maka strategi apapun tidak ada
artinya.
6.

Jika ada salah satu elemen merk yang di gunakan kurang atau ada elemen merk yang tidak di
gunakan dalam sebuah merk yang nantinya akan sulit untuk bertahan lama, dikarenakan elemen-
elemen merek tersebut merupakan satu kesatuan dimana jika satu tidak ada maka merek tersebut
nantinya akan kalah saing dengan merk yang serupa dan menggunakan semua elemen merek
yang ada, semakin lengkap elemen merk yang di gunakan maka semakin bagus dan juga akan
menambah jangka waktu dari merek tersebut. Dari elemen yang ada di sebuah merek semua itu
penting dan merupakan satu kesatuan yang itu sangat penting semua untuk suatu merek yang
akan dibuat atau akan mendirikan suatu merek harus memperhatikan semua elemen yang di
butuhkan biar nantinya merek tersebut bertahan lama.

7.

1. Pemasaran produk: proses di mana kegiatan pemasaran disesuaikan untuk mempromosikan


dan menjual produk tertentu untuk segmen tertentu. Pemasaran jasa: pemasaran kegiatan
ekonomi yang ditawarkan oleh bisnis kepada kliennya untuk pertimbangan yang memadai. 2.
Dalam pemasaran produk, yang diutamakan adalah produk itu sendiri, harga, tempat dan
promosi. Dalam pemasaran jasa, ada penambahan sumber daya manusianya, proses dan fisik. 3.
Ketika produk dipasarkan, perusahaan menawarkan nilai, karena memenuhi persyaratan
pelanggan. Sebaliknya, saat layanan dipasarkan oleh perusahaan, ia menawarkan hubungan
dengan kliennya. 4. Satu hal yang perlu diperhatikan, dalam pemasaran produk, perusahaan
mempromosikan sesuatu yang kepemilikannya bisa ditransfer atau dijual kembali ke pihak lain.
Tetapi dalam hal pemasaran layanan, perusahaan mempromosikan sesuatu, yang kepemilikannya
tidak dapat ditransfer dan tidak dijual ke pihak lain. 5. Dalam pemasaran produk, produk
menjangkau pembeli, karena dapat diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui berbagai
jalur distribusi. Tidak seperti layanan pemasaran, di mana pelanggan datang ke layanan atau
penyedia layanan mengunjungi pelanggan karena layanan tidak dapat diangkut, mereka berbasis
lokasi. 6. Produk berwujud alami, bisa dirasakan dan disentuh, yang membuat promosi menjadi
lebih mudah. Di sisi lain, layanan tidak berwujud, orang hanya bisa mengalaminya, dan
pemasaran layanan jasa sedikit lebih sulit. 7. Jika kualitas suatu produk tertentu tidak sesuai
dengan sasaran, atau tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan, maka kualitas produk
tersebut dapat dikembalikan ke penjual. Namun, tidak mungkin dalam hal layanan, karena begitu
layanan dikirimkan, mereka tidak dapat dibawa kembali. Jadi, pemasaran jasa, harus dilakukan
dengan mengingat faktor returnability. 8. Dalam pemasaran produk, produk dapat dipisahkan
dari produsennya, sehingga mereka tahan lama dan dapat diinventarisasi. Sebaliknya, dalam
pemasaran jasa, layanan tidak lepas dari sumbernya, yaitu penyedia layanan. Oleh karena itu
produksi dan konsumsi layanan bersifat simultan; Mereka mudah rusak 9. Produk yang
ditawarkan oleh perusahaan berdasarkan segmen tertentu distandarisasi; Mereka tidak dapat
diubah atau diubah sesuai kebutuhan pelanggan. Sebaliknya, layanan yang ditawarkan oleh
perusahaan sangat bervariasi dan dapat dengan mudah disesuaikan sesuai kebutuhan. 10.
Kecenderungan manusia, bahwa kita merespons dengan cepat, terhadap apa yang kita lihat maka
dengan mudah untuk pemasaran produk menarik perhatian, dan mendorong penjualan.
Sedangkan layanan jasa tidak bisa dilihat hanya bisa dialami dan jadi responnya agak lambat. 11.
Dalam pemasaran produk, kualitas produk dapat diukur dengan membuat perbandingan antara
berbagai produk, namun hal ini berlawanan dalam pemasaran jasa, di mana pengukuran layanan
tidak memungkinkan.

8.

Jika salah satu elemen tersebut terdapat kelemahan, maka tidak akan berjalan secara optimal.
Kita ambil contoh dari elemen Physical Evidence dimana elemen ini merupakan salah satu faktor
dalam marketing mix yang perlu diperhatikan dalam suatu perusahaan, karena Physical Evidence
adalah tampilan fisik perusahaan yang akan menentukan nilai perusahaan dimata konsumen.
Mengingat karakteristik jasa yang tidak berwujud, maka konsumen memerlukan bukti-bukti fisik
dalam mengambil keputusan pembelian.
Misalnya, di sebuah restoran physical evidence nya dapat berupa : tempat, menu dan penampilan
karyawan, dari ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di
restoran. Jika lokasi tempat restoran tersebut tidak menarik, rusak, dan kotor maka akan
mengurangi nilai tambah dari jasa yang di tawarkan tadi, begitu pula hal nya dengan menu
makanan yang tidak bersih, penampilan dan etika karyawan yang kurang.
Dari contoh tersebut dapat kita lihat jika physical evidence ini lemah artinya tidak bisa
menerapkan dengan baik, maka hal ini dapat berepengaruh terhadap kepuasan konsumen yang
menggunakan jasa dari restoran tersebut.
Maka hal yang harus dilakukan oleh restoran yaitu semaksimal mungkin memberikan pelayanan
yang terbaik dalam mencapai kepuasan konsumen dalam menampakkan physical evidence
seperti dengan menyajikan ruang makan yang nyaman, familiar, dekorasi yang baik dan modern
diiringi alunan musik, karyawan yang ramah, dan yang paling penting adalah kualitas makanan
itu sendiri yang akan membuat sebuah restoran menempati pilihan utama konsumen serta
memberi point lebih dibanding dengan restoran lainnya.

Anda mungkin juga menyukai