Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PENYUSUNAN

MODUL PEMBELAJARAN

Penyusun :

Unit Penjaminan Mutu


Poltekkes Kemenkes Makassar

Edisi 1

Diterbitkan
Untuk digunakan di Lingkungan Sendiri

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar


Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 46
Makassar
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Penulisan
Modul Pembelajaran ini sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Direktur Politeknik Kesehatan Makassar yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk dapat menyelesaikan panduan ini untuk dapat digunakan di
Lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar.
Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran ini dimaksudkan untuk dijadikan
pedoman bagi dosen dalam menyediakan modul pembelajaran baik untuk digunakan
dalam pembelajaran di kelas maupun sebagai panduan dalam penyusunan modul untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan E-learning dan Pembelajaran
RPL.
Kami menyadari bahwa panduan penyusunan modul pembelajaran ini masih
jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu saran dan masukan dari pengguna sangat kami
butuhkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Semoga panduan ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan baik.
Wassalamualaikum.

Hormat kami,

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
B. PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN ............................ 2
1. POLA UMUM ............................................................................................... 2
2. POLA MENGAJAR YANG MEMENGARUHI PENULISAN MODUL ... 3
3. MODUL SUPAYA RELATIF MUDAH DIPELAJARI............................... 4
4. BAHASA YANG DIGUNAKAN SEDERHANA ........................................ 4
5. MENYAJIKAN MODUL DENGAN CARA YANG MENARIK ............... 4
6. CARA MENGAKTIFKAN MAHASISWA ................................................. 4
C. FORMAT MODUL PEMBELAJARAN............................................................. 5
D. ILUSTRASI MODUL PEMBELAJARAN ......................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 8

iii
PENULISAN MODUL PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN

Kita telah sering mendengar istilah ‘modul’ dan dokumen ini merupakan
salah satu dokumen yang sangat penting dibutuhkan baik dalam pembelajaran di
kelas maupun pembelajaran yang menerapkan atau mengkombinasikan dengan
pembelajaran dengan menggunakan E-learning. Poltekkes Kemenkes Makassar
yang saat ini telah mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan E-learning
perlu mengembangkan modul pembelajaran yang berstandar sehingga dapat
dipergunakan oleh Dosen dan Mahasiswa sehingga capaian pembelajaran dapat
lebih terukur dan objektif.

Mengapa modul diperlukan dalam pembelajaran di perguruan tinggi?


Dikemukakan oleh Choesin, dkk. (2001) bahwa penyampaian materi kuliah dengan
metode standar sering tidak efektif, karena: (1) kurangnya waktu untuk
menyampaikan secara baik semua materi sesuai silabus; (2) kurangnya media
visualisasi yang baik.

Apakah modul pembelajaran itu? Modul adalah bahan ajar untuk belajar
mandiri (a self learning material). Modul adalah a learning material that is written
in such a way that it is relatively easy to learn without the help of teachers or
anyone else. (Suci M. Isman: 2003:3), selanjutnya menjelaskan bahwa a self
learning material or module is a print learning material that is relatively easy to
learn by a student without assistance from a teacher, tutor, or facilitator. A module
must be self contain or self explanatory, wich means that it must include all
necessary information to achieve its objective.

Pendapat di atas mengartikan modul adalah bahan belajar yang secara relatif
mudah dipelajari sendiri oleh siswa secara mandiri; dengan bantuan terbatas dari
orang lain. Modul sebagai bahan tercetak (printed material) yang dirancang dan
dikembangkan untuk memudahkan mahasiswa belajar tanpa guru, tutor atau
fasilitator. Modul dalam panduan ini merupakan materi pelajaran yang disusun dan
1
disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat menyerap
sendiri materi tersebut dengan atau sedikit mungkin membutuhkan bantuan dari
orang lain. Modul ditulis lebih rinci dibandingkan buku ajar, isi modul harus sesuai
dengan mata kuliah pada ranah dan jenjang yang telah ditetapkan dalam analisis
kebutuhan pembelajaran. Modul juga dapat diartikan sebagai satu set bahan ajar
yang membahas unit materi pokok tertentu dilengkapi dengan tinjauan mata kuliah,
sajian materi masing-masing modul, daftar kata-kata sulit, daftar kepustakaan.
Sajian materi modul mencakup pendahuluan, kegiatan belajar, rangkuman, tes
formatif dan kunci jawabannya, serta penutup.

Kita juga sering mendengar ungkapan dosen bahwa penyampaian materi


kuliah dalam satu semester ternyata kurang waktu, belum lagi ditambah adanya
kuliah tatap muka yang bersamaan waktu dengan kegiatan mendesak lainnya. Hal
seperti ini terkadang terjadi berulang kali, apa yang perlu dilakukan sebagai jalan
pemecahannya? Kiranya sudah waktunya ditawarkan perlunya penyusunan modul
pembelajaran sebagai upaya memperkaya penguasaan materi oleh mahasiswa. Juga
sebagai upaya menyongsong fasilitas komputerisasi di Poltekkes Kemenkes
Makassar yang semakin baik, perlu bahan ajar ditampilkan di Website sehingga
modul pembelajaran akan berfungsi sebagai E-Learning yang dapat dipelajari oleh
mahasiswa dimana dan kapan saja. Ini salah satu harapan Direktur Poltekkes
Kemenkes Makassar dalam inovasi pembelajaran di perguruan tinggi.

B. PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN

Sesuai dengan karakteristiknya, penyusunan modul diperlukan kecermatan


lebih daripada saat kita menyusun buku ajar. Anung Haryono menyarankan sbb.
“In developing a module, the first step to do is to develop the content outlines of
the module. Assessing the learning needs of the learners will become the basis
for developing the contents outlines of the module. Analyzing the working
performance of the target audience who are at the working place will become the
basis for developing the content outlines of the module. The content outlines will
function as a pattern or information map in the further development of the
module”.
2
Format modul disusun atas dasar prinsip-prinsip desain instruksional yang
berorientasi pada tujuan, belajar mandiri, belajar berkelanjutan, penataan materi
yang utuh dan lengkap, rujuk silang antar modul, dan penilaian mandiri. Jumlah
modul dalam satu mata kuliah ditentukan dengan banyaknya SKS. Satu SKS sama
dengan 3 modul, dengan rentang halaman permodul 25–40 halaman untuk bidang
eksakta dan 40–60 halaman untuk bidang non eksakta.

Selanjutnya secara rinci ia memberi petunjuk penyusunan modul itu sbb.

1. POLA UMUM
a. Suatu unit pelajaran yang cakupannya relatif kecil, maka isi sebuah modul
kurang lebih sama dengan isi sebuah sub-pokok bahasan atau sebuah bab
(chapter) sebuah buku teks;
b. Bahan belajar mandiri disusun secara sistematis supaya dapat dipelajari
oleh siswa secara mandiri atau dengan bantuan terbatas dari orang lain
c. Sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa self-explanatory atau self-
contain;
d. Urutannya logis mengandung contoh-contoh yang jelas
e. Hal-hal yang cenderung abstrak dilengkapi dengan latihan atau tes mandiri

2. POLA MENGAJAR YANG MEMENGARUHI PENULISAN MODUL


a. Menjelaskan: memberi informasi atau penjelasan tentang konsep, prinsip,
prosedur, atau fakta;
b. Memberi contoh: supaya mahasiswa dapat memahami konsep, contoh agar
lebih dari satu;
c. Memberi latihan: diberikan untuk menjajaki apakah mahasiswa telah
menguasai isi perkuliahan
d. Memberi umpan balik: supaya mahasiswa tahu apakah jawabannya betul
atau salah

3
3. MODUL SUPAYA RELATIF MUDAH DIPELAJARI
a. Urutannya logis
b. Dari yang mudah ke sukar
c. Dari yang sederhana ke rumit
d. Dari yang dikenal ke yang belum dikenal nyata ke abstrak
e. Organisasinya baik: judul, sub-judul, sub-sub judulnya disusun dengan
hati-hati dan jelas
f. Penomoran judul dan sub-judul harus betul dan penyajiannya harus urut.

4. BAHASA YANG DIGUNAKAN SEDERHANA


a. Kalimatnya pendek, tidak beranak cucu, agar mudah dipahami pembaca.
b. Hindarkan penggunaan istilah yang sukar atau tidak dikenal mahasiswa.
c. Hindari penggunaan jargon yang tidak perlu.

5. MENYAJIKAN MODUL DENGAN CARA YANG MENARIK


a. Modul harus disajikan sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat belajar
sendiri, tidak mudah bosan dan putus asa.
b. Usahakan modul menarik dan menggunakan bahasa komunikatif. Modul
lebih menarik jika bahasanya bersahabat. Bicaralah dengan pembaca
menggunakan pronoun “SAYA”, “ANDA”, atau “KITA”.
c. Bahasa yang bersahabat mengurangi rasa kesepian atau kurang
diperhatikan.

6. CARA MENGAKTIFKAN MAHASISWA


a. Gunakan pertanyaan retorika
b. Berikan pertanyaan tes
1) Tes mandiri
2) Tes yang dinilai
c. Berikan tugas
1) Membaca
2) Menjawab
3) Menulis
4) Menggambar, dsb

4
C. FORMAT MODUL PEMBELAJARAN
Modul ditulis pada kertas yang dipakai berwarna dasar putih dengan ukuran
21,5 x 16,5 cm (kertas folio F4 dibagi dua) atau boleh juga berukuran A4 (29,7 x 21
cm). Batas sembir (marjin) sesuai dengan ukuran kertas. Marjin untuk kertas
berukuran 21,5 x 16,5 cm, marjin atas, kiri, kanan, bawah masing-masing 2 cm, 2,5
cm, 2 cm, 2 cm, dan untuk kertas A4 marjin atas, kiri, kanan, bawah masing-masing
2,5 cm, 3 cm, 2 cm, 2,5 cm. Halaman modul ditulis satu kolom.
Ukuran huruf : untuk kertas berukuran 21,5 x 16,5 gunakanlah huruf
berukuran 10 atau 11 dengan spasi antar baris 1 atau 1,15; untuk kertas A4
gunakanlah huruf berukuran 11 atau 12 dengan spasi antara baris 1,5. Khusus untuk
judul bab gunakan ukuran huruf 15 atau 16 dan sub bab gunakan ukuran huruf 13
atau 14.
Jenis huruf dapat digunakan times new roman, calibri, arial, atau jenis huruf
lain yang tidak menyulitkan pembacaannya, dan lazim digunakan dalam penulisan
buku teks.
Struktur modul disusun sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi antara lain, sapaan kepada mahasiswa, deskripsi
singkat isi modul, relevansi isi modul, hubungan modul dengan pengetahuan
dan pengalaman mahasiswa, pentingnya isi modul bagi mahasiswa, urutan
penyajian, hubungannya dengan modul lain, petunjuk bagi mahasiswa dalam
mempelajari modul, tujuan umum pembelajaran, tujuan khusus pembelajaran,
perkiraan waktu, peralatan yang diperlukan, dan memotivasi mahasiswa.
2. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1
a. Judul Kegiatan Belajar 1
b. Pendahuluan
1) Learning point
2) Learning objectives

5
c. Uraian (Penyajian)
1) Penjelasan
2) Pemberian contoh
3) Latihan
- Beri soal atau kasus atau problem yang perlu dilatihkan mahasiswa
untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa
- Bila perlu buat lembar kerja mahasiswa, format tabel, atau bentuk
lain yang diperlukan
- Lengkapi dengan petunjuk kerja agar kegiatan mandiri mahasiswa
lebih terarah pada pencapaian sasaran pembelajaran
- Akan baik sekali kalau tugas atau latihan itu mencakup kognisi,
psikomotorik, dan afeksi.
4) Rangkuman
Tulis intisari bahan pembelajaran, rangkuman ini sebaiknya tidak lebih
dari tiga paragraf
5) Tes formatif
Buat sejumlah soal, proyek atau kasus untuk mengukur capaian belajar
mahasiswa. Bila dipandang perlu lengkapi kunci jawaban soal yang
diberikan
6) Umpan balik atau Tindak lanjut
Tulis petunjuk kepada mahasiswa cara mengukur capaiannya
dan tindakan yang perlu dilakukan untuk pengembangan pemahaman
tentang bahan modul dan ketercapaian sasaran pembelajaran. Tindak
lanjut merupakan petunjuk bagi mahasiswa apakah perlu mengulang
bagian tertentu atau perlu menambah bahan pembelajaran lebih lanjut.
7) Daftar bacaan
Kegiatan Belajar 2 (sama dengan Kegiatan Belajar 1)
Dst. .............
3. PENUTUP
4. KUNCI JAWABAN/UMPAN BALIK
5. DAFTAR PUSTAKA

6
D. ILUSTRASI MODUL PEMBELAJARAN

Modul memerlukan ilustrasi untuk dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa.


1. Gunakan gambar atau ilustrasi
Gambar dapat sangat membantu dalam menjelaskan atau mendeskripsikan
materi. Gunakan gambar yang sesuai dengan isi materi. Gambar memberikan
variasi dalam penyajian. Keberadaan gambar dalam modul akan menarik
perhatian. Pastikan gambar yang dimasukkan dalam modul berfungsi untuk
menjelaskan atau menguatkan penjelasan dan bukan dipasang sebagai pajangan.
2. Gunakan alat penekanan, misal dengan garis bawah atau cetak tebal
3. Gunakan bingkai pada penomoran atau bullet
4. Tabel yang bersambung ke halaman berikut bisa dibuat otomatis muncul Header
(kepala tabel).

7
DAFTAR PUSTAKA

Choesin, Devi N. Dkk. (2001). Pengembangan Metode Tutorial Kelompok dengan


Sistem Paket yang ditunjang dengan Visualisasi Komputer dalam Mata Kuliah
Ekologi Tumbuhan. Bandung: Fakultas MIPA ITB.

Haryono, Anung. (2003). Pengertian dan Konsep Sistem Belajar Jarak Jauh. Jakarta:
SEAMEO SEAMOLEC.

Isman, Suci M. (2003). Tes Construction: Writing Items for a Self-learning Material.
Jakarta: SEAMEO SEAMOLEC.

LKPP Unhas. (2015). Format Bahan Ajar, Buku Ajar, Modul, dan Panduan Praktek.
(online) http://lkpp.unhas.ac.id/files/Format%20Buku%20Ajar.pdf.

Anda mungkin juga menyukai