Anda di halaman 1dari 8

BUKU K.

BERTENS ETIKA BISNIS


ISI BAB 4

1. TINJAUAN HISTORIS
1.1. John Locke dan Milik Pribadi
John Locke (1632-1704) diakui sebagai orang yang pertama kali mendasarkan teori
liberalisme tentang milik. Menurut Locke manusia mempunyai tiga ”hak kodrat” (natural
rights): ”life, freedom, and property”. Yang paling penting adalah hak atas milik kerena
kehidupan dan kebebasan kita miliki juga.
Manusia adalah tuan serta penguasa penuh atas kepribadiannya, tubuhnya, dan tenaga
kerja yang berasal dari tubuhnya. Dengan menambahkan pekerjaanya, manusia membuat
sesuatu menjadi miliknya sendiri. Bila sesuatu yang tidak bertuan diolah oleh pekerjaan
manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi ada pembatasan bagi cara
menjadi pemilik. Dari bahan tidak bertuan orang hanya boleh mengambil sebanyak dapat
dikonsumsi oleh orang itu sendiri (dan keluarga) sehingga masih tertinggal cukup banyak
dan sama baik mutunya untuk orang lain.
Dengan adanya uang keadaan pemilikan berubah. Karena uang tidak bisa busuk, alasan
untuk membatasi milik yang disediakan oleh alam tidak berlaku lagi. Dengan adanya uang
milik dapat diakumulai sehingga manusia dapat mengumpulkan kekayaan tanpa batas.
Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri kapitalisme liberal yang dengan
tegas akan ditolak Karl Mark. Pertama, Locke mengandaikan begitu saja bahwa
pekerjaanpun harus diukur atas dasar nilai tukarnya, artinya sebagai komoditas di pasaran.
Kedua, Locke mengandaikan juga bahwa hasil kerja karyawan menjadi milik sah dari
pemilik tanah atau pemilik sarana produksi lain.
1.2. Adam Smith dan Pasar Bebas
Smith (1723-1790) menjadi terkenal karena gigih membela pasar bebas di bidang
ekonomi. Ia memerangi apa yang disebut ”merkantilisme” yang menandai Inggris pada
waktu itu: peraturan dan regulasi berlebihan tentang perdagangan yang banyak dikeluarkan
oleh pemerintah Inggris. Seperti Locke, Smith memandang pekerjaan sebagai sumber hak
milik. Karena itu ia melihat tenaga kerja sebagai ”milik yang paling suci dan tidak boleh
diganggu gugat”. Manusia secara khusus memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan
produktivitas kerja itulah yang menghasilkan kemakmuran. Smith menggarisbawahi
pentingnya pembagian kerja.
Kegiatan ekonomis di pasar bukan saja menguntungkan bagi pihak-pihakyang
langsung terlibat di dalamnya, tetapi bermanfaat juga untuk masyarakat sebagai
keseluruhan. Smith menekankan bahwa dengan mengejar kepentingan diri masing-masing
dalam sistem pasar para anggota masyarakat mewujudkan kesejahteraan umum yang paling
besar. Menerima pasar bebas, Smith menerima juga kompetisis sebagai cara yg efisien
untuk mewujudkan kebebasan di bidang ekonomi. Tetapi supaya benar-benar terwujud,
kompetisi Dengan perlu ditandai persamaan(equality), artinya semua peserta harus bisa
berangkat dari posisi yang sama.
1.3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi
Marxisme merupakan ajaran social -ekonomi -politik yang sangat kompleks dan tidak
mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsure yang sebenarnya
hakiki juga. Kita memandang Marxisme sebagai kritik atas teori liberalisme tentang milik
yang serentak, juga merupakan usaha untuk menyajikan suatu alternative. Usaha tersebut
meliputi dua aspek,yaitu: aspek ilmiah dan aspek etis.
Ilmu pengetahuan selalu berbicara tentang hokum-hukum tetap, dan atas hokum-
hukum itu dapat dilakukan prediksi, yang berartu kita dapat meramalkan apa yang terjadi,
jika beberapa syarat terpenuhi. Teori marxisme mempunyai sutu segi etis juga. Inti kritik
etis itu adalah paham “alienasi” atau “keterasingan”. Menurut kodratnya manusia adalah
makhluk yang bekerja, yang meliputi dua hal: di satu pihak, ia menjadi manusia yang
sungguh-sungguh dengan bekerja, ia sendiri dihumanisasikan dengan mengolah alam
kerena pekerjaannya, dan di lain pihak ia menghumanisasikan alam dengan pekerjaanya,
ian membuat alam bersahabat dengan manusia.
Mark dan Engels menekankan, sama sekali tidak memaksudkan dihapuskannya milik
pribadi yang diperlakukan dengan bekerja keras, seperti hasil kerja dari petani kecil atau
tukang. Mereka justru membela kaum kecil itu. Tetapi, kapitalisme sendiri menghindarkan
orang-orang kecil menikmati buah hasil dari kerja keras mereka. Kapital dihasilkan karena
pekerjaan kita semua dalam masyarakat dan juga memungkinkan kita semua untuk bekerja.
Ciri kapitalisme yang paling jelek adalah bahwa mereka mempekerjakan orang lain untuk
memperkaya diri. Menurut marxisme, lembaga milik pribadi pada dasrnya merupakan
penindasan atau eksploitasi kaum pekerja.
2. PERTENTANGAN DAN PERDAMAIAN ANTARA LIBERALISME DAN SOSIALISME
Setelah mempelajari beberapa sumber filosofis untuk liberalism dan sosialisme, sekarang
kami ingin melukiskan liberalisme dan sosialisme sebagai dua ideology yang untuk sebagian
besar menentukan keadaan di bidang ekonomi-politik selama abad ke-19 dan ke-20. Liberalisme
menekankan hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kegiatan dasar bagi setiap
manusia, sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga
milik pribadi.
2.1. Liberalisme
Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan Individual. Negara harus
menjaga agar warganya beserta miliknya dalam keadaan aman sehingga tidak akan terjadi
tindakan yang meresahkan masyarakat, seperti perampokan atau pencurian. Selain itu,
Negara member kesempatan seluas-luasnya kepada warganya untuk menjalankan
kebebasannya sendiri. Di bidang ekonomi pun, liberalism mrngagungkan kebebasan
pribadi. Keadaan ekonomi pali baik akan tercapai bila mekanisme pasar dapat menentukan
semua hal: harga jual, besarnya gaji, kesempatan kerja, volume produksi, dan lain-lain.
Liberalisme yang murni atau tanpa campur tangan Negara, tentu belum pernah
terwujud sepanjang sejarah. Pda abad ke-19 Inggris menjadi Negara adikuasa yang paling
penting di dunia. William Gladstone(1809-1898) sebagai Perdana Menteri sampai empat
kali memimpin cabinet berhaluan liberal. Kemudian Inggris dan Negara-negara modern
lain juga, campur tangan Negara dalam urusan ekonomi semakin bertambah, khususnya
sesudah resesi tahun 1930-an, krisis ekonomi paling dahsyat yang pernah dialami dunia.
2.2. Sosisalisme
Sebaiknya sosialisme dilihat sebagai reaksi atas ketidakberesan dalam masyarakat
yang disebabkan oleh liberalisme. Bentuk sosialisme yang dianggap penting :
a. Sosialisme Komunitis
Sosialisme Komunitis atau komunisme menolak milik pribadi. Menurut mereka,
milik pribadi harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Misalnya, komunisme
tidak berkeberatan bila orang mempunyai rumah sendiri dan pekarangan dimana
dihasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran untuk pemakaian pribadi bersama dengan
keluarga dan kenalan. Yang tidak boleh jadi milik pribadi adalah pabrik dan tanah.
Akhirnya, kapital atau modal juga tidak boleh menjadi milik pribadi sebab yang
memiliki modal dapat juga menjadi pemilik pabrik dan tanah. Tinggal ia membeli
pabrik atau tanah, atau membangun pabrik baru dengan uangnya. Dengan amat tepat
system ekonomi komunitas sering disebut planned economy,”ekonomi berencana”. Di
negara-negara komunis, ekonomi direncanakan dengan ketat dari atas harga jual,
besarnya gaji dan upah, volume produksi, dan semua factor ekonomi lain dikomando
oleh pemerintah. Bleh dibilang, ekonomi komunistis merupakan kebalikan dari system
ekonomi pasar bebas.
b. Sosialisme Demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat di atas individu. Tetapi,
berbeda dengan komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem pemerintahan
demokratis mereka anggap sebagai sebuah perolehan modern yang sangat berharga.
Karena itu, mereka ingin mewujudkan cita-cita sosialitas melalui jalan demokratis.
Contoh terkemuka adalah Labour Party di Inggris. Partai sosialis ikut dalam pemlihan
umum. Jika menang, mereka membentuk kabinet yang mengatur politik dan ekonom
menurut cita-cita sosialistis.
Salah satu program pokok bagi pemerintah sosialistis adalah nasionalisasi industri yang
penting, di satu pihak industri dasar, seperti pabrik baja, bahan kimia, semen, pupuk
buatan dan sebagainya, artinya industri yang dibutuhkan oleh industri lain, dan di lain
pihak industri lain yang mengusai hajat hidup orang banyak, seperti telekomunikasi,
energi, transportasi, dan sebagainya. Nasionalisasi adalah kebalikan dari privatisasi.
5 Usaha sosialisme demokratis antara lain :
1. Memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui perundangan-undangan
social.
2. Kesehjateraan dan keselamatan kerja ditingkatkan.
3. Ditentukan syarat-syarat untuk memberhentikan para pekerja.
4. Dibangun sistem jaminan sosial untuk mereka yang suda tidak bisa bekerja
lagi karena sakit atau sudah tua.
5. Ditetapkan upah minimum.
2.3. Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan Liberalisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk
mewujudkan kebebasan pribadi. Kita semua menyetujui, kebebasan merupakan suatu nilai
sangat hakiki bagi manusia. Kelemahan Liberalisme adalah bahwa mereka kurang
memperhatikan nasib kaum miskin dan orang yang kurang beruntung dalam perjuangan
hidup, seperti kaum buruh dalam masyarakat berindustri. Kalau dirumuskan agak ekstrem,
bagi liberalism miskin sama dengan malas. Sosialisme mempunyai kekuatan yaitu mereka
menemukan dimensi transindividual dari milik. Milik selalu mempunyai suatu fungsi sosial
dan tidak pernah boleh dibatasi pada kepentingan pribadi saja. Sosialisme juga mempunyai
kelemahan yang terasa cukup besar bahkan menjadi fatal untuk sistem pemerintahan
sosialistis. Ekonomi yang dijalankan menurut pandangan sosialisme demokratis memiliki
nasib yang sama.
2.4. Menuju Perdamaian
Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideologi antagonis yang
berjuang merebut hegemoni di panggung politik-ekonomi selama kira-kira satu setengah
abad. Pada saat sekarang dua ideologi ini tampaknya mencapai titik perdamaian. Saat
pergantian abad sekarang, liberalisme dan sosialisme dua-duanya gagal dan serentak juga
berhasil, dua-duanya kalah dan serentak juga menang. Situasi ini mencuat di negara-negara
industri di mana pertentangan historis antara liberalisme dan sosialisme berlangsung sekian
lama. Sosialisme gagal karena harus mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar bebas.
Sosialisme demokratis belum mati, tetapi mengalami banyak kesulitan dan sebenarnya
kehilangan arah. Di negara-negara industri, serikat-serikat buruh dalam keadaan lesu dan
jumlah anggota mereka menurun drastis. Salah satu sebab utama adalah bahwa cita-cita
kaum buruh sebagian besar sudah tercapai.
Sosialisme berhasil karena negara-negara industri modern sudah menjadi welfare
state atau negara kesejahteraan. Dengan welfare state dimaksudkan negara-negara
memasang sebuah social safety net atau jaring pengaman sosial. Negara kesejahteraan
mewujudkan sebuah gagasan etis yang selalu sudah menggerakkan sosialisme, yaitu
perhatian kaum buruh dan mereka yang kecil dan sial dalam perjuangan hidup. Karena itu,
negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai keberhasilan sosialisme demokratis. Sistem
welfare state didasarkan atas solidaritas antara angkatan kerja dan mereka yang tidak bisa
bekerja (lagi) karena sakIt, menganggur atau sudah tua. Sistem negara kesejahteraan bisa
dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat-akibat negatif ekonomi pasar bebas, seperti
misalnya pengangguran mendadak.
Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan negara kesejahteraan adalah
pembiayaannya.Jumlah orang tua bertambah besar dan umur mereka semakin tinggi.
Mereka yang tidak bekerja berjumlah semakin besar dan jaminan sosial mereka harus di
bayar dengan premi sosial dari angkatan kerja yang semakin kecil jumlahnya.Premi sosial
yang semakin tinggi akan mengakibatkan pekerjaan menjadi terlalu mahal.Hal itu akan
mendorong naik angka pengangguran.
Kelemahan lain adalah bahwa sistem negara kesejahteraan mudah disalah
gunakan.Banyak karyawan pura-pura sakit dan gaji mereka dibayar terus. Tentu saja selalu
ada kontrol,tetapi menjalankan kontrol yang lebih efektif dan intensif dengan
menambahinspektur sosial akan berarti juga membuat sistem menjadi lebih mahal lagi.
Dengan adanya welfare state dalam liberalisme ,campur tangan negara dalam bidang
sospol dimana seluruh sisten jaminan sosial direncanakan dan diselenggarakan oleh negara.
Kemenangan liberalisme yaitu diakuinya keunggulan sisten ekonomi pasar. Sosialisme
sistem ekonomi pasar bebas Liberalisme welfare state.
3. KAPITALISME DAN DEMOKRATISASI
Ideologi di belakang kapitalisme adalah leberalisme , yang dapat menjelaskan 3 unsur
hakikinya : lembaga milik pribadi,pencarian untung,dan dimanfaatkan kompetisi dalam sistem
ekonomi pasar bebas.Melalui cara berproduks industri,modal untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya ,yang kemudian di investasikan lagi dalam usaha produktif sehingga dapoat
menghasilkan kekayaan yang lebih besar.
Mempelajari keberhasilan negara-negara industri barat, sulit untuk disangkal bahwa
demokrasi dapat berfungsi sebagai koreksian antas segi-sei negatif dari kuasa ekonomis yang
terwujud dalam kapitalisme.Kapitalisme mengakibatkan ketidaksamaan sedangkan demokrasi
cenderung memajukan persamaan.
Fenomena demokratisasi yang di jalankan secara kapitalis di negara-negara industri :
3.1. Sistem Pemerintahan Demokratis Berhasil Mengoreksi Beberapa Akses Kapitalisme
Contoh,terbentuknya welfare state yang dihasilkan oleh perjuangan demokratis
menyebabkan pengangguran atau penyakit mendadak tidak akan lagi mencelakakan para
pekerja.Demokrasi merupakan jaminan paling baik untuk mengimbangi keserakahan
ekonomi yang bersedia mengirbankan apa saja,termasuk juga lingkungan hidup dan
generasi-generasi yang akan datang.
3.2. Antagonisme Abtara Kelas-Kelas ,Dalam Sistem Pemerintahan Demokratis Cukup
Teratasi.
Kaum majikan tidak lagi berpolarisasi dngan kaum majikan karena mereka menyadari
banyak kepentingan bersama.
3.3. Pemilikan Sarana Produksi Semakin Merata
Di Negara-negara Eropa barat lainnya dan juga di Amerika Serikat kita menyaksikan
gejala yang sama. Saham-saham menjadi semakim milik masyarakat. Dengan
demikian,wajah kapitalisme berubah radikal dan berbeda jauh dengan gambaran yang
dilukiskan dulu oleh Karl Marx. Salah satu kritik mendasar atas kebijakan pemerintah
Margaret Thatcher adalah bahwa golongan miskin tidak sempat berpartisipasi dalam
kemajuan ekonomi yang menyeluruh. Perbedaan pendapatan dan perbedaan kekayaan
masih menandai banyak Negara kapitalistis, khususnya Amerika Serikat. Rupanya
demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mewujudkan pemerataan pendapatn dan
kekayaan itu. Solidaritas merupakan prinsip lain lagi yang tidak kalah pentingnya.
4. ETIKA PASAR BEBAS
David Gauthiar pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna tidak
membutuhkan moralitas. Denagn pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana kompetisi berjalan
dengan sempurna. Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya. Semua orang mengambil
keputusan rasional yang selalu cocok dengan keputusan rasional yang tepat dari orang lain.
Moralitas baru di parlukan bila pasar gagal atau mempunyai kekurangan-kekuragan.
Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna adalah bahwa
bidang ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom disebut externalities. Alasan
lain mengapa kompetisi dalam pasar tidak sempurna adalah bahwa tidak semua orang
menduduki tempat yang sama agar dapt memainkan perannya masing-masing.
Sistem pasar bebas yang bisa dijalankan sekarang tetap merupakan system ekonomi yang
paling unggul, karena menjamin efisiensi ekonomi dengan cara paling memuaskan.
Pentingnya etika tampak dalam dua segi . Pertama, dari segi keadilan social, supay kepada
semua peserta dalam kompetisi di pasar diberikan kesempatan yang sama. Kedua, sebagaimana
lazimnya dalam etika,tuntutan moral inibisa dirumuskan dengan cara positif dan negative.
Sifat fair merupakan tuntutan etis yang menandai kompetisi dalam konteks olahraga
maupun bisnis. Kompetisi dalam olah raga sering disebut zero sum, yang artinya jika yang satu
menang, yang lainnya kalah. Dalam bisnis kadang-kadang juga tarjadi begitu, contohnya adlah
tender. Pemenang tender hanya bisa satu orang atau perusahaan. Dalam konteks kompetisi tidak
brtentangan dengan kerjasama. Kompetisi pasti bertentangan dengfan monopoli atau oligopoly,
tetapi tidak dengan kerelaan atau bekerjasama denagan pihak lain. Sebaliknya kompetisi dalam
bisnis menuntut adanya kerjasama. Karena itu, dalam bisnis, mutual benefit sering menjadi suatu
nilai etis yang khusus: kedua balah pihak memperoleh manfaat dengan kegiatan bisnis.
Orang yang terjun ke pasar bebas dengan sndirinya harus menyetujui aturan-aturan main
yang berlaku disitu. Hal itu memunyai implikasi yang kadang-kadang sungguh tidak
menyenangkan. Jika ia tidak berhasil memprodksi dengan efisien, bisa saja perusahaannya tidak
bertahan hidup.
Dinamika pasar bebas mengakibatkan bahwa pebisnis tidak pernah akan tenang dan
selalu siap menghadapi perubahan. Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah mempunyai
fleksibilitas lebih besar sehingga dapat lebih mudah menanggapi situasi pasar yang berubah.
Tetapi, bagaimanapun juga, restrukturisasi selalau akan mengakibatkan korban jatuh. Krena itu,
pemeintah negara bersangkutan menyiapkan jarring pengaman sosialnya dan tindakan-tindakan
korektif lain untuk mengimbangi efek-efek negative.
5. MASALAH ETIKA SEKITAR KRISIS PERBANKAN

Anda mungkin juga menyukai