TINJAUAN PUSTAKA
I.2. Etiologi
Aspergillosis disebabkan oleh jamur atau cendawan dari genus
Aspergillus. Beberapa spesies yang paling patogen adalah Aspergillus
fumigatus, A. flavus, A. niger.
Aspergillus fumigatus menghasilkan racun yang mengakibatkan
perdarahan yang akut di beberapa bagian tubuh, serta keguguran pada sapi dan
domba. Sedangkan A. flavus menghasilkan zat yang bersifat karsinogenik dan
sangat beracun yang disebut aflatoksin. Aspergillus lainnya bersifat
opurtunistik pada individu pada kelainan anatomi dari saluran pernapasan.
(Queen et al., 2017)
I.3. Patogenesa
Mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus sp. lebih dikenal dengan
aflatoxin, dapat menyerang sistem saraf pusat, beberapa diantaranya bersifat
karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan perut (Buckle et al.,
2007). Cara penularan Aspergillosis terutama melalui pernafasan, yaitu
dengan menghirup spora dalam jumlah banyak (perinhalasi). Selain itu
1
penyakit ini dapat ditularkan melalui telur, Aspergillus dapat menembus kulit
kerabang telur dan mampu membunuh embrionya, karenaorganisme ini dapat
tumbuh di bagian dalam dalam dari telur, yang dapat menurunkan daya tetas
dan peningkatan kematian embrio.
2
Organ ini tersumbat oleh cairan radang seperti pada kantung
hawa.
d. Saluran pencernaan
Pada mulut, ventrikulus, dan usus terdapat bercak-bercak kecil.
e. Hati, limpa, ginjal, dan ovarium
Terdapat nodular terutama pada bagian yang berdekatan dengan
kantung hawa.
f. Syaraf
Adanya abses dalam otak besar dan otak kecil.
g. Mata
Terdapat nodul pada mata, menyebabkan kelopak mata
membengkak dan mata tertutup, biasanya terjadi pada sebelah mata
saja.
h. Tulang dan persendian
Terjadi osteo-arthritis berakibat timbulnya kepincangan.
i. Telur
Aspergillus fumigatus dapat menginfeksi telur segar ataupun
bertunas, kapang memasuki kulit telur terutama yang kotor melalui
pori - pori. Infeksi terjadidi luar tubuh. Pertumbuhan kapang terjadi
pada ruang udara telur dan dapat diamati dengan meneropong
dengan lampu atau memecahkannya.
3
BAB II
II.1. Materi
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur ini adalah:
rat tooth tissue, gunting bedah, scalpel no.4 dengan blade no. 20, object
glass, selotip, ayam yang telah diinfeksi Aspergillus fumigatus, pewarna LCB,
serta media Sabouraud Dextrose Agar (SDA).
II.2. Metode
4
BAB III
HASIL
Gambar 1
Biakan Aspergillus dari isolat organ
ayam 1
(Media SDA, makroskopis)
Gambar 2
Biakan Aspergillus dari isolat organ
ayam 2
(Media SDA, makroskopis)
2 Mikroskopis Aspergillus niger dapat
dibedakan dengan Aspergillus sp.
lainnya dengan mengamati vesiclenya
yang membulat.
Gambar 3
Aspergillus sp.
(pewarnaan LCB, sampel isolat
organ ayam 1)
5
Gambar 4
Aspergillus sp.
(pewarnaan LCB, sampel isolat
organ ayam 2)
Gambar 5
Aspergillus fumigatus.
(pewarnaan LCB, sampel lab,
pembanding)
Gambar 6
Kantung hawa (air sac) dari ayam
6
1
Gambar 7
Kantung hawa (air sac) dari ayam 2
4 Tidak ditemukan adanya kelainan pada
crop dari kedua ayam.
Gambar 8
Crop dari ayam
1
Gambar 9
Crop dari ayam 2
Gambar 10
Proventrikulus dari ayam 1
7
Gambar 11
Proventrikulus dari ayam 2
6 Tidak ditemukan adanya kelainan pada
gizzard dari kedua ayam.
Gambar 12
Gizzard dari ayam 1
Gambar 13
Gizzard dari ayam 2
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
sampel dilakukan dengan cara menempatkan organ ke dalam biakan dan
kemudian diinkubasi pada suhu 37℃selama 1 (satu) minggu. Setelah diinkubasi,
biakan yang tumbuh diperiksa secara makroskopis. Pada hasil biakan ayam ke-1
diperoleh biakan berwarna hitam dengan tepian berwarna putih. Serupa halnya
dengan hasil biakan ayam ke-2. Kelembaban yang tinggi ditunjukan oleh adanya
titik-titik air pada cawan petri dari kedua biakan. Kedua biakan yang tumbuh
diduga merupakan Aspergillus fumigatus, dengan Aspergillus niger sebagai
infeksi sekunder. A. niger terlihat berwarna hitam dengan pinggiran putih,
sedangkan A. fumigatus berwarna hijau tua dengan pinggiran putih. Koloni
tersebut berwarna terang dengan miselium seperti kapas. Awal mula pengamatan,
koloni muncul sebagai filamen putih dan berubah warna tergantung spesiesnya.
Koloni Aspergillus juga ditandai dengan konidia yang menyebar (Hartana, 2014).
10
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
Hasil praktikum ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk
pengembangan belajar. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan laporan di kemudian hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., R. A. Edward, G. H. Fleet dan Wootton. 2007. Ilmu Pangan. Edisi
ke-4. Terjemahan: Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta: UI-Press.
Fadilah, R., A. Polana. 2011. Mengatasi 71 Penyakit Pada Ayam. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
12