Anda di halaman 1dari 50

Laporan Praktikum Sistem Manufaktur

NAMA : M Ibnu Chazam


NPM : 14322021
MATA KULIAH : Praktikum Sistem Manufaktur
DOSEN : M. Hasan Abdullah .ST.,M.MT

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

Tahun

2017

Page | 1
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Kata pengantar

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta
Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya.
Studi kasus ini disusun untuk diajukan sebagai pelengkap tugas laporan Praktikum manufactur di
Universitas Wijaya Putra, berprogram study Teknik Industri.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada Dosen yang mengajar Praktikum manufactur,
yang telah membimbing kami dan mangarahkan kami demi lancarnya Laporan praktikum
manufactur ini. Dan tidak lupa teman satu kelas kami yang membantu pada saat pratikum
berlangsung.
Demikianlah laporan praktikum ini disusun semoga bermanfaat dan dapat melengkapi tugas
laporan Praktikum manufactur Kami.

Surabaya, 10 juli 2017

Bahesti

Page | 2
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Daftar isi.

1 anlisis pasar

2. forcasting

3. agregat

4. inventory

5. MRP

Page | 3
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Modul 1 – Analisa Pasar

A. Definisi Analisis Pasar


Analisis Pasar adalah suatu kegiatan untuk menganalisis situasi produk dan
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan dari pelanggan serta prospek produk dipasaran. Pada
praktikum ini analisis pasar akan difokuskan pada analisis produk dipasar dan identifikasi
kebutuhan pelanggan dengan membangun House of Quality (HOQ) sebagai bagian dari konsep
Quality Function Development.

B. Tujuan Analisis Pasar


1. Memahami konsep analisis pasar
2. Mampu menganalisis pasar atas suatu produk tertentu
3. Memahami konsep HOQ
4. Mampu menyusun HOQ berdasarkan identifikasi kebutuhan pelanggan

Penelitian pasar (market research) merupakan kegiatan yang menggunakan metode-


metode ilmiah, utamanya teknik-teknik statistika dalam pengumpulan dan analisis data untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen atas produk yang ingin dibuat atau dikenalkan
pada pasar.

C. Jenis Analisis pasar


Analisis Pasar di bedakan menjadi dua antara lain :
 Analisis Kualitatif
Analisis yang mencakup mengidentifikasi, memisahkan dan membuat diskripsi pasar
 Analisis Kuantitatif
Analisis yang seperti meramalkan perkiraan permintaan tahun-tahun yang akan datang

Secara umum analisis pasar meliputi :


- Deskripsi pasar antara lain daerah atau luas pasar dimana produk itu dijual,salurann
distribusi dan system penjualan.
- Analisis mengenai keadaan persaingan dengan produk lain harga penjualan yang terbentuk,
dan strategi pemasaran para pesaing.
- Analisis profil konsumen yang mengkonsumsi produk.
- Analisis permintaan masa lalu dan masa.
- Perkiraan permintaan yang akan datang barang/jasa yang bersangkutan.

Page | 4
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
- Perkiraan pangsa pasar (market share) produk dimasa depan dengan mempertimbangkan
tingkat permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam persaingan dan program
pemasaran perusahaan.

House of Quality (HOQ)

Konsumen adalah target dan sumber inspirasi pengembangan produk karena konsumen
tidak saja memanfaatkan dan menggunakan produk akan tetapi sekaligus mereka akan
menentukan apakah produk tersebut baik atau buruk dari kacamata industry (Widodo,2005).
Proses identifikasi kebutuhan konsumen merupakan bagian yang integral dari proses
pengembangan produk. (Ulrich dan Eppinger, 2000). Quality Function Development (QFD) adalah
sebuah system pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur
sampai produk tersebut ke tangan konsumen.
Metode QFD memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui
matriks yaitu:
- Matriks perencanaan produk (House of Quality)
- Matriks perencanaan part (Part Deployment)
- Matriks Perencanaan Proses (Process Planning)
- Matriks perencanaan manufakturing/proses (Manufacturing/Production
Planning)
House of Quality (HOQ) merupakan voice of customer yang perlu didengar perusahaan karena
voice of customer merupakan cara sistematis untuk masuk dalam desain, proses dan produksi
bahkan sampai pelayanan. HOQ merupakanrumah pertama dan bagian yang terlengkap dari
pengembangan produk karenaterdapat WHATs (costumer requirement/ voice of customer), HOWs
(merupakantechnical requirements), martiks hubungan, competitive assessment dan importance
rating.

HOQ dibutuhkan urutan pengerjaannya. Adapun urutan pembuatan HOQ sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi konsumen
2. Menentukan costumer needs-nya (WHATs)
3. Menentukan importance rating
4. Analisis customer competitive evaluation
5. Menentukan technical requirement (HOWs)
6. Menentukan relationship
7. Menentukan target (HOW MUCH)
8. Membuat matriks korelasi
Page | 5
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
9. Membuat analisis tentang competitive technical assessment
10. Menetukan bobot kolom
11. Menentukan bobot baris
12. Menentukan aksi terhadap pengembangan produk/jasa

13. Bila kinerja yang diberikan tertinggal jauh dari kinerja yang diberikan pesaing maka
pihak perusahaan dapat mencontoh kinerja pesaing dan menerapkannya ke
perusahaan.
14. Perusahaan perlu melakukan evaluasi dan pengembangan konsep karena dimata
konsumen kinerja yang diberikan pesaing lebih baik.
15. Perusahaan harus mencari alternative konsep lain dikarenakan pihak perusahaan tidak
mendapatkan referensi dari kinerja pesaing.

Berikut di bawah ini adalah Studi kasus analisis pasar dengan menganalisis untuk sebuah perusahaan
mobil dengan pembagian studi kasusnya Perusahaan Mobil City Car dengan Jenis Honda Jazz dan
Toyota Yaris.
Honda Jazz sebagai pengembangan produk baru , sedangkan Toyota Yaris sebagai Produk pesaing
( Kompetitor )

Gambar 1.1 Produk yang akan di kembangkan ( Honda Jazz)

Page | 6
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Gambar 1.2 Produk Pesaing ( Toyota Yaris )

Tabel 1.1 Perbandingan Spesifikasi Honda Jazz dengan Toyota Yaris

Honda Jazz

 Honda Jazz generasi ketiga diperkenalkan di negara Jepang Pada tanggal 6


September 2013 pada bulan juli 2014, Honda Jazz generasi ketiga mulai
dipasarkan di Indonesia, walaupun desain bodi di rubah total, namun mesin
masih tetep sama dengan generasi kedua dan tersedia dengan generasi kedua dan
tersedia dengan tipe A, S dan RS yang merupakan tipe tertinggi.
 Masa Produksi : 2013 – Sekarang
 Perakitan : Yorii, Japan . Sumare , Brazil. Karawang indonesia ( Form 2014 ),
Malacca Malaysia, Guangzhou China , China ( Guanghi Honda ),
Celaya Guanajuato, Mexico ( Form Feb 2014 )
 Mesin : 1.3 L L13B Earth Dreams i-DTEC 14, 1.5 L L15A 14 ( Bensin ), 1.5 l
L15B ‘ Earth Dreams i-DTEC 14
 Transmisi : 6 - speed manual , 7 - speed semi - automatic ( DTC) CVT automatic
 Jarak sumbu : 2530 mm ( 99,6 in )
 Panjang : 3.955 mm ( 155,7 in )
 Lebar : 1.695 mm ( 66,7 )
 Tinggi : 1.525- 1.550 mm ( 60,0 - 61,0 in )

Page | 7
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Toyota Yaris
 Toyota Vitz generasi ketiga diperkenalkan di Jepang pada akhir bulan Desember
2010, dan direncanakan masuk pasar ekspor pada tahun 2011. Mesin yang
digunakan Vitz di jepang adalah 1.0, 1.3, dan 1.5 liter bensin. Mesin common rail
diesel 1.4 liter tersedia untuk Yaris di Eropa. Trim level untuk Vitz adalah F,U,
Jewela, dan RS yang Sporty Toyota Vitz generasi ketiga di Jepang melakukan
penyegaran ( facelift ) pada bulan April 2014.
 Masa Produksi : 2010 – Sekarang
 Perakitan : Jepang , Perancis
 Bentuk Kerangka : 3 - door hatchback , 5 - door hatchback
 Tata Letak : Mesin depan , front-whell drive , Front - engine, four - wheel drive
 Mesin : 1.0 L 1KR-FE 13 , 1.3 L 1NR-FE 14 , 1.5 L 1 NZ-FE 14
 Transmisi : 5-speed manual continuously variable transmission
 Jarak sumbu : 2.510 mm ( 98,8 in )
 Panjang : 3.885 mm ( 153 in ) (5)
 Lebar : 1.695 mm ( 67 in )

Penyusunan HOQ dengan perancangan produk Mobil City Car dengan langkah – langkah sebagai
berikut :

1. Menentukan costumer needs-nya (dari kuesioner).


- Aman dan nyaman
- Desain yang menarik
- Kapasitas besar
- Irit bahan bakar
- Harga murah
2. Menentukan importance rating (dari kuesioner)
No Customer Requirement Importance Rating
1 Aman dan nyaman 9
2 Desain yang menarik 6,47
3 Kapasitas besar 5,67
4 Irit bahan bakar 4,47
5 Harga murah 3,53

3. Menentukan technical requirement

No Customer Requirement Technical requirement

Page | 8
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
1. Aman dan nyaman Desain yg ergonomis
2. Desain yang menarik Bentuk sporty dan warna
Memuat bagasi dan
3. Kapasitas besar
penumpang
4. Irit bahan bakar Volume cylinder

5. Harga murah Sekmen menengah ke bawah

4. Menentukan relationship
Hubungan antara Customer Requirement dengan Technical requirement. Hasil selengkapnya ada
pada grafik HOQ

No Customer Requirement Technical requirement Hubungan

1. Aman dan nyaman Desain yg ergonomis Strong


2. Desain yang menarik Bentuk sporty dan warna Medium

3. Kapasitas besar Memuat bagasi dan penumpang Strong

4. Irit bahan bakar Volume cylinder Weak

5. Harga murah Sekmen menengah ke bawah Strong

5. Menentukan target

Technical requirement Target (Goal)

Desain yg ergonomis Tempat duduk & space yang sesui


Varian warna yg lebih banyak &
Bentuk sporty dan warna
menarik
Memuat bagasi dan penumpang Kenyamanan tempat duduk

Volume cylinder Volume sylinder 1000 cc

Sekmen menengah ke bawah Harga di bawah 150 jt

6. Membuat matriks korelasi


Page | 9
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Keseluruhan hubungan-bungan diatas dapat digambarkan dalam rumah (house)
sebagai berikut:

Bentuk sporty dan warna

Sekmen menengah ke
Desain yg ergonomis

Memuat bagasi dan

Volume cylinder
penumpang

bawah
Important
No Customer Requirement 1 2 3 4 5
Rating
1 Aman dan nyaman 9,00 9 3 9 3 3
2 Desain yang menarik 6,47 3 9 9 1 3
3 Kapasitas besar 5,67 9 9 9 1 3
4 Irit bahab bakar 4,47 1 1 1 9 9
5 Harga murah 3,53 9 3 3 3 9
Tempat duduk &
space yang sesui

Varian warna yg

Volume sylinder
lebih banyak &

Harga di bawah
tempat duduk
Target / spesifikasi produk Kenyamanan
yang di kembangkan
menarik

1000 cc

150 jt
Kolom bobot 187,68 151,32 205,32 89,96 135,42

7. Membuat matriks korelasi

Page | 10
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
x
x x
O x x
O x x o

Bentuk sporty dan warna

Sekmen menengah ke
Desain yg ergonomis

Memuat bagasi dan

Volume cylinder
penumpang

bawah
Important
No Customer Requirement 1 2 3 4 5
Rating
1 Aman dan nyaman 9,00 9 3 9 3 3
2 Desain yang menarik 6,47 3 9 9 1 3
3 Kapasitas besar 5,67 9 9 9 1 3
4 Irit bahab bakar 4,47 1 1 1 9 9
5 Harga murah 3,53 9 3 3 3 9
Tempat duduk &
space yang sesui

Varian warna yg

Volume sylinder
lebih banyak &

Harga di bawah
tempat duduk
Kenyamanan

Target / spesifikasi produk


yang di kembangkan
menarik

1000 cc

150 jt
Kolom bobot 187,68 151,32 205,32 89,96 135,42

8. Membuat analisis tentang competitive technical assessment

Hal ini dilakukan untuk membandingkan produk dengan produk dari competitor yang ada di
pasaran. Misalkan produk dibandingkan dengan salah satu produk X maka analisis competitive
technical assessment dapat dibuat dalam grafik berikut:

Page | 11
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Keterangan :
1. Kolom pesaing dari konsumen di peroleh dari data kuesioner antara produk yang di
kembangkan dengan produk pesaing ( Kopetitor )
2. Kolom Goals di peroleh dari penilaian subjektif, jika ingin mengugguli pesaing di
tinggikan dari nilai CCE pesaing
3. Kolom Sales point diperoleh dari subjektif berdasarkan pertimbangan dari kemampuan
perusahaan dan sesuai dengan kesepakatan bahwa nilai 1,2 adalah nilai Goals di atas
pesaing
4. Kolom Improvement ratio di dapat dari nilai goals Evaluasi pesaing dari konsumen di
bagi dengan
5. Kolom Bobot baris di dapat dari Important Rating x sales point x improvement ratio
6. Kolom Tindakan di peroleh dari ditentukan dari CCE dan goal. Jika lebih tinggi dari
pesaing bisa jadi A.

9. Melakukan analisis terhadap HOQ

- Table analisis competitor


Dapat dilihat bahwa yang harus diperhatikan lebih adalah baris 1 dan 3 (kategori A)
dimana pada competitor berada di depan produk sehingga dibutuhkan inovasi baru agar
dapat melampaui kemampuan competitor.

- Analisis terhadap aspek teknis.


Dari table relasi antara Customer Requirement dan Technical requirement dapat dilihat
bahwa kepentingan terbesar terdapat pada teknis desain yang ergonomis , bentuk sporty
dan warna , sekmen menengah ke bawah artinya untuk mendukung pengembangan
pemenuhan Baris ke 1 dan 3 maka perusahaan harus focus pada kedua aspek teknis
tersebut. Secara keseluruhan HOQ digambarkan sebagai berikut :

Page | 12
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
x
x x
O x x
O x x o

arna

enengahke
entuksportydanw
is

uatbagasidan
esainygergonom

ecylinder
pang

enm
Evaluasi
penum

Volum

ah
Sekm
em

baw
Customer Important pesaing dari
M
D

No 1 2 3 4 5 konsumen goals

m
tio

is

n
ot
int
Requirement Rating

a
Important

b
e

a
a

k
o

o
b
tr
o

a
sp

b
No Customer Requirement 1 2 3 4 5

d
r
n
p

tin
im
1 2

le

e
Rating

a
s
1 Aman dan nyaman 9,00 9 3 9 3 3 1 Aman dan nyaman 9,00 9 3 9 3 3 3,5 3,5 4 1,2 1,2 12,5 A
2 Desain yang menarik 6,47 3 9 9 1 3 2 Desain yang menarik 6,47 3 9 9 1 3 3,1 3,0 3,1 1 1,0 6,5 B
3 Kapasitas besar 5,67 9 9 9 1 3 3 Kapasitas besar 5,67 9 9 9 1 3 2,9 2,9 3 1,2 1,0 7,1 A
4 Irit bahab bakar 4,47 1 1 1 9 9 4 Irit bahab bakar 4,47 1 1 1 9 9 3,1 3,1 3,13 1 1,0 4,5 B
5 Harga murah 3,53 9 3 3 3 9 5 Harga murah 3,53 9 3 3 3 9 3,2 3,2 3,23 1 1,0 3,5 B

Target / spesifikasi produk


patduduk&

arnayg
spaceyangsesui

esylinder
lebihbanyak &

ah
patduduk

yang di kembangkan
argadibaw
anan
Varianw

enyam
enarik

1000cc
Volum

150jt
Tem

tem
m

H
K

Kolom bobot 187,68 151,32 205,32 89,96 135,42

Sesuai dengan Analisa pasar yang bersumber dari Google Trends ( https://trens.google.com) di Indonesia
dengan kurun waktu 12 bulan terakhir bahwa Mobil City Car antara Honda Jazz ( sebagai produk baru
dan Toyota Yaris sebagai produk pesaing yang lebih di minati adalah Honda Jazz sebagai produk baru.

Dibawah ini adalah Grafik minat pembeli produk tersebut dalan kurun waktu 12 buln terakhir di negara
Indonesia.

Page | 13
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Prosentase Analisa Pasar Mobil Toyota Yaris
Periode 12 Bulan terakhir
100

78 79
75 7378 7777
73
71 69 6970 69687167 70
6665 646565 64 65 65 63
60 6161 6163
57 55 56 54 59 58 56
545657 55 57 56
5249 51 53 53
4546
- Ju 6
- Ju 6

10 n-16
24 l-16
7- l-16

-A 6
4- -16

-S 6
2- -16

-O 6
-O 6
-N 6
-N 6
-D 6

8- -16

- Ja 7
5- -17

-F 7

-M 17
2- r-17

-A 7
-A 7
-M 17

7
-D 6

M 7
26 n-1

16 ct-1
30 ct-1
13 ct-1

16 r-1
30 pr-1
12 y-1

21 ug-1

18 p-1

27 ov-1
11 ov-1
25 ec-1

22 n-1

19 b-1

5- b-1

-1
19 ar-

14 pr-
n

ay
ep

ec
ug
- Ju
- Ju

Ap
a
a

Se

Fe

e
Ja
O
-M

A
29

Prosentase minat

Gambar 1.3 Grafik Produk Pesaing ( Toyota Yaris )

Prosentase Analisa Pasar Mobil Honda Jazz


Periode 12 Bulan terakhir
120

100 100
92 91
8786 88 87 85
80 8281 82 8080
76 78 7579 787780 80
74 75 75
7372 70747070 73 74 717171 737276727274767671737472
69 69 6969
65
60

40

20

0
- Ju 6
10 -16
24 l-16

-A 6
-A 6
-S 6

-O 6
-O 6
-N 6
-N 6
-D 6
-D 6

- Ja 6
- Ja 7
-F 7

-M 7
-M 7

-A 7
-A 7
-A 7
-M 7
- Ju 6

-S 6
-O 6

-F 7

7
30 t-1

19 ar-1

02 r-1

30 r-1
14 pr-1
12 y-1
26 n-1

07 ul-1
21 g-1
04 g-1

16 t-1

13 ct-1
27 v-1
11 v-1
25 c-1

08 c-1
22 n-1
05 n-1

05 b-1

16 r-1

-1
18 p-1
02 p-1

19 b-1
n

ay
- Ju

p
p
c
c

a
o
o
e
e
a

u
u

e
e
e

e
-J
-M
29

prosentase minat

Gambar 1.4 Grafik Produk yang di kembangkan ( Honda Jazz )

Page | 14
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Modul 2 – Peramalan Permintaan Pasar ( Forcasting )
perusahaan manufaktur hendak merencanakan jumlah produksi produknya untuk tahun
depan . Adapun data permintaan produk tahun sebelumnya adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah pengolahan data:


1. Lakukan pre-processing data pada data yang bermasalah;
2. Plot data penjualan agregat masa lalu untuk setiap jenis dongkrak;
3. Analisis pola data penjualan;
4. Pilih beberapa model peramalan deret waktu yang akan dicobakan untuk meramalkan
penjualan;
5. Hitung parameter-parameter model yang digunakan. Gunakan referensi yang
dicantumkan untuk cara perhitungan parameter-parameter model tersebut;
6. (Catatan: untuk model Moving Average, gunakan MA width = 3 periode).
7. Tentukan galat dari model-model peramalan yang dicobakan;
8. Evaluasi model peramalan dengan membandingkan galat dari setiap model peramalan;
9. Pilih model peramalan dengan galat terkecil; jika terdapat beberapa metode dengan
galat yang sama, pilih metode yang paling sederhana;
10. Dengan menggunakan metode peramalan yang dipilih, buat peramalan permintaan
untuk 12 periode ke depan.
11. Lakukan verifikasi hasil peramalan
Metode Peramalan Kuantitatif

Model peramalan kuantitatif merupakan metode peramalan yang dilakukan berdasarkan data
yang memadai. Jenis metode peramalan kuantitatif yakni metode kausal dan metode deret waktu.

1.1 Metode Kausal

Metode kausal terdiri atas teknik-teknik peramalan yang menggunakan informasi atas satu atau
beberapa independent variable untuk memprediksi dependent variable dengan memanfaatkan
pengetahuan atas hubungan antara variabel-variabel tersebut. Teknik utama dalam model-model
kausal ini adalah model regresi.

Page | 15
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
1.2 Metode Deret Waktu

Metode deret waktu memanfaatkan data masa lalu untuk meramalkan suatu kondisi di
masa yang akan datang. Peramalan dengan metode time series menggunakan sumbu x
untuk menunjukkan skala waktu seperti minggu, bulan, kuarter, atau tahun.

Beberapa metode kuantitatif yang sering digunakan untuk meramalkan permintaan


pasar antara lain :

 Naive forecast
 Simple moving average
 Weighted moving average
 Single exponential smoothing
 Exponential smoothing with trend adjustment
 Linear regression with time
 Seasonal adjustment

Di bawah ini merupakan Pengumpulan dan pengolahan Metode deret waktu sesuai dengan
kasus di atas antara lain adalah :

1. Model Simple Moving average


 Data Perhitungan Forecasting Data Demand metode 3 ( Tiga ) bulanan

Page | 16
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Mean Absolute Error ( MAD ) = 13.2

Mean Squered Error ( SME ) = 217.3

Standar Error = 14.74

PLOT DATA

Grafik perbandingan Demand Dgn Forecast


60

50

40 41
38
Jumlah Produk

34
32
30
26.33
23.33 22.33 23 24.33
23
20 20.67 21
18 19
17
14.67
13 12 13
10 10
8

0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 1.1 Hasil Plot Data perbandingan 3 ( Tiga Bulanan )

Dari grafik Hasil Plot Data perbandingan pada 3-an di atas telah terlihat dari
periode 1 sampai periode ke-12, Demand memiliki rata-rata 41 lebih tinggi dari pada
Forecast yang memiliki rata-rata 26.

Page | 17
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
 Data Perhitungan Forecasting Data Demand metode 6 ( Tiga ) bulanan

Permintaan (At-Ft)2 (At-Ft)


F (t) A(t)- F (t)
Periode 1 ( At ) Error Absolute RSFE MAD ( t ) TS (t)
Actual Forecast Error Sguared Deviation
1 8
2 13
3 23
4 34
5 10
6 18
7 23 18 5 28 5 5 5 1,0
8 38 20 18 318 18 23 12 2,0
9 12 24 -12 152 12 11 12 0,9
10 13 23 -10 90 10 1 11 0,1
11 32 19 13 169 13 14 12 1,2
12 41 23 18 336 18 33 13 2,6
33 1.094 76

Mean Absolute Error ( MAD ) = 12.7

Mean Squered Error ( SME ) = 182.3

Standar Error = 13.50

PLOT DATA

Grafik perbandingan Demand Dgn Forecast


60

50

40 41
Jumlah Produk

38
34
32
30
23 23 24.33 22.67
22.5
20 20.17 19
18 17.67
13 12 13
10 10
8

0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page | 18
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Gambar 1.2 Hasil Plot Data perbandingan 6 ( Enam Bulanan )

Dari grafik Hasil Plot Data perbandingan pada 6-an di atas telah terlihat dari periode 1
sampai periode ke-12 Demand memiliki rata-rata 41 lebih tinggi dari pada Forecast yang
memiliki rata-rata 24.

2. Weighted Moving average

Diketahui Input :

a1 = 0,4

a2 = 0,35

a3 = 0,25

 Data Perhitungan Forecasting Data Demand metode 3 ( Tiga ) bulanan

Mean Absolute Error ( MAD ) = 13.3

Mean Squered Error ( SME ) = 226.6

Standar Error = 15.05

Page | 19
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
PLOT DATA

Grafik perbandingan Demand Dgn Forecast


60

50

41
Jumlah Produk

40 38
34 32
30
24.75 25.5 22.65
20
23 21.75 23.6 23
21.6
18 16.05 17.35
13 13.5 12 13
10 8 10

0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 1.3 Hasil Plot Data perbandingan Weighted Moving average

Dari grafik Hasil Plot Data perbandingan Weighted Moving average di atas telah
terlihat dari periode 1 sampai periode ke-12 Demand nilai rata-rata 41 lebih tinggi dari
pada Forecast yang memiliki nilai rata-rata 26.

3. Exponential smoothing with trend adjustment


Dikethui Alpha = 0,30

Page | 20
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Mean Absolute Error ( MAD ) = 11.6

Mean Squered Error ( SME ) = 169.5

Standar Error = 13.02

PLOT DATA

60

50

40 41
38
Jumlah Produk

34
32
30

23 23 25
23
20 20 21
18 19 18
17 17
13 14 12 13
10 10 10
88 8

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 1.4 Hasil Plot Data perbandingan Exponential smoothing with trend
adjustment

Dari grafik Hasil Plot Data perbandingan Exponential smoothing with trend
adjustmentdi atas telah terlihat dari periode 1 sampai periode ke-12 Demand memiliki
nilai rata-rata 41 lebih tinggi dari pada Forecast yang memiliki nilai rata-rata 25.

4. Linear regression with time


Page | 21
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Di ketahui Input :

n = 12
(At-Ft)2 (At-Ft)
F (t) A(t)- F (t)
(X)t (y) At (x.y)t*t2 (x2)t2 (At-Ft)2 Trend ( At ) Error Absolute RSFE MADt TSt
Actual Forecast Error Sguared Deviation
1 8 8 1 64 13,6 8 13,6 -6 31,0 5,6 -5,6 3,8 -1,4
2 13 26 4 676 15,1 13 15,1 -2 4,5 2,1 -7,7 2,1 -3,6
3 23 69 9 4.761 16,7 23 16,7 6 40,2 6,3 -1,3 4,2 -0,3
4 34 136 16 18.496 18,2 34 18,2 16 249,3 15,8 14,4 8,1 1,8
5 10 50 25 2.500 19,8 10 19,8 -10 95,3 9,8 4,7 8,5 0,6
6 18 108 36 11.664 21,3 18 21,3 -3 10,9 3,3 1,4 7,5 0,2
7 23 161 49 25.921 22,9 23 22,9 0 0,0 0,1 1,5 6,2 0,2
8 38 304 64 92.416 24,4 38 24,4 14 184,8 13,6 15,1 7,3 2,1
9 12 108 81 11.664 26,0 12 26,0 -14 194,8 14,0 1,2 8,1 0,1
10 13 130 100 16.900 27,5 13 27,5 -15 210,4 14,5 -13,3 8,8 -1,5
11 32 352 121 123.904 29,1 32 29,1 3 8,7 2,9 -10,4 8,2 -1,3
12 41 492 144 242.064 30,6 41 30,6 10 108,1 10,4 0,0 8,4 0,0
78 265 1944 650 551.030 265,0 0 1.137,8 98,4

t bar = 6.5

a bar = 22.083

b ( 1 ) = 1.549

(0) = 12.015

Mean Absolute Error ( MAD ) = 8,2

Mean Squered Error ( SME ) = 94.8

Standar Error = 9.74

PLOT DATA
Page | 22
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Grafik perbandingan Demand Dgn Forecast
60

50

40 41
38
Jumlah Produk

34
32
30 30.6
29.1
27.5
26.0
24.4
23 23
22.9
20 21.3
19.8
18.2 18
16.7
15.1
13.6 13 13
12
10 10
8

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Gambar 1.5 Hasil Plot Data perbandingan Linear regression with time

Dari grafik Hasil Plot Data perbandingan Linear regression with time di atas telah
terlihat dari periode 1 sampai periode ke-12 Demand yang memiliki rata-rata 41 lebih
tinggi dari pada Forecast yang memiliki nilai rata-rata 30.

KESIMPULAN

Page | 23
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Peramalan permintaan produk sangat penting bagi perindustrian yang mana
Peramalan merupakan aktivitas pertama dalam penjadwalan produksi di masa depan dan
perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan
sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang
secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang
berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa
yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan
adalah melakukan minimalkan ketidak pastian yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang. Dari Praktikum di atas dapat di simpulkan bahwa Hasil Plot Data perbandingan
dari ke lima metode tidak sama , walaupun telah terlihat dari periode 1 sampai dengan
periode 12 Demand ( Permintaan ) lebih tinggi dari pada Forecast ( peramalan )

Metode yang cocok adalah metode Linear regression with time karena nilai dari Mean
Absolute Error ( MAD ) paling kecil yaitu 8,2, dan Standar Error juga kecil yaitu 9.74

Modul 3 - Perencanaan Agregasi

Page | 24
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
D. Definisi

Perencanaan agregat adalah proses menentukan tingkat produksi dari satu

produk untuk jangka waktu tertentu dan disesuaikan juga dengan rencana

perusahaaan.

E. Tujuan

Perencanaan agregat ini bertujuan meminimumkan biaya dengan melakukan

penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan

tingkat persediaan, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.

F. Data – data yang untuk Perencanaan Agregasi

Untuk perencanaan agregat dibutuhkan data-data sebagai berikut :

1. Permintaan yang diramal dengan metode exponential smoothing with trend

2. Jumlah tenaga kerja awal

3. Jam kerja per hari

4. Biaya normal/regular time cost

5. Biaya lembur/over time cost

6. Biaya penambahan tenaga kerja/hiring cost

7. Biaya pengurangan tenaga kerja/lay-off cost

8. Biaya penyimpanan persediaan/inventory cost

9. Biaya kekurangan persediaan/shortage cost

10. Biaya bahan baku/materila cost

G. Metode-metode Perencanaan Agregasi


Page | 25
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Terdapat beberapa metode dalam perencanaan agregasi. Beberapa metode mungkin

tidak dapat memberikan solusi yang paling optimum, tetapi bisa memberikan hasil solusi

yang baik. Metode ini adalah pendekatan trial and error yang mudah diimplementasikan

dengan menggunakan program aplikasi spreadsheet seperti Excell.

Metode tersebut adalah sebagai berikut ;

 Zero-Inventory Plan/Lot for lot Plan , dimana setiap bulan memproduksi

sesuai dengan jumlah permintaan, tanpa ada persediaan. Jumlah tenaga kerja

akan ditambahkan apabila jumlah permintaan meningkat, sebaliknya jumlah

tenaga kerja akan dirumahkan (lay off) jika jumlah permintaan menurun. Pada

metode ini berusaha menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam

setiap bulan.

 Level Work Force Plan, metode ini berusaha memproduksi untuk persediaan

pada saat jumlah permintaan pada periode off-peak untuk memenuhi jumlah

permintaan pada musim/periode peaks. Metode ini juga dikenal dengan level

production atau constant work force plan Karena disetiap periode produksi

memperkerjakan jumlah tenaga kerja yang sama.

 Mix Plan, metode ini mengijinkan adanya persediaan/inventori, backorder,

dan perubahan tingkat tenaga kerja.

Berikut di bawah ini adalah contoh Studi Kasus Perencanaan Agregasi yang di hitung dengan

pendekatan trial and error yang diimplementasikan dengan menggunakan program aplikasi

spreadsheet yaitu Excell.

Studi Kasus 1
Page | 26
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Perusahaan manufaktur printer laser memilik lini perakitan produk printer laser model PL-

4000. Satu orang operator perakitan mampu merakit 5 unit produk per hari. Biaya produk

per unit sebesar = Rp. 525.000,-. Biaya penyimpanan sebesar = Rp. 7.500,- per unit per

bulan. Gaji dan insentif tenaga kerja/operator perakitan sebesar = Rp. 2.250.000,- per

bulan per orang. Biaya rekurtment untuk penambahan satu orang tenaga kerja/operator

sebesar = Rp.750.000,-. Sedangkan biaya untuk merumahkan (lay off) satu orang tenaga

kerja/operator sebesar = Rp. 1.125.000,-. Saat ini tenaga kerja/operator perakitan yang

tersedia di departement perakitan sebanyak = 12 orang. Biaya backorder sebesar =

Rp. 52.500,- per unit per bulan. Adapun data peramalan permintaan mulai bulan Juli s/d

agustus sbb:

Bulan(bulan) Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah


Jumlah hari kerja 21 22 21 23 19 20 126
Permintaan (unit) 1020 950 800 1000 1250 650 5670

Penyelesaian:
Diketahui :

No Paramater Nilai Satuan


1 Jumlah tenaga kerja tersedia saat ini 12 orang
2 kapasitas produksi per operator per hari 5 unit
3 biaya produk per unit Rp 525.000 rupiah
4 Biaya rekrutmen/hiring per 1 operator Rp 750.000 rupiah
5 Biaya lay off per 1 operator Rp 1.125.000 rupiah
6 biaya upah & insentif per jam per 1 operator Rp 14.063 rupiah
7 biaya penyimpanan per unit per bulan Rp 7.500 rupiah
8 biaya backorder per unit per bulan Rp 52.500 rupiah
9 jumlah jam kerja per hari 8 jam

1.Metode Zero-Inventory Plan/Lot for lot Plan


Page | 27
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Zero-Inventory Plan/Lot for lot Plan YANG TERENDAH
No Item description Jan Feb Maret April Mei Juni Total
1 jumlah hari kerja 21 22 21 23 19 20 126
2 kapasitas produksi per hari per operator 105 110 105 115 95 100 630
3 permintaan 1,020 950 800 1,000 1,250 650 5,670
4 operator yang dibutuhkan 10 9 8 9 14 7 57
5 operator yang tersedia 12 10 9 8 9 14 62
6 jumlah operator yang disewa 0 0 0 1 5 0 6
7 biaya rekrutment/hiring operator Rp - Rp - Rp - Rp 750,000 Rp 3,750,000 Rp - Rp 4,500,000
8 jumlah operator yang lay off 2 1 1 0 0 7 11
9 biaya lay off operator Rp 2,250,000 Rp 1,125,000 Rp 1,125,000 Rp - Rp - Rp 7,875,000 Rp 12,375,000
10 jumlah operator yg digunakan 10 9 8 9 14 7 57
11 biaya upah & insentif operator Rp 23,625,000 Rp 22,275,000 Rp 18,900,000 Rp 23,287,500 Rp 29,925,000 Rp 15,750,000 Rp 133,762,500
12 jumlah unit yg diproduksi 1,020 950 800 1,000 1,250 650 5,670
13 jumlah sisa persediaan 0 0 0 0 0 0 0
14 biaya penyimpanan Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
15 biaya back order Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Total biaya Rp 25,875,000 Rp 23,400,000 Rp 20,025,000 Rp 24,037,500 Rp 33,675,000 Rp 23,625,000 Rp 150,637,500

2.Level Work Force Plan


Level Work Force Plan/Produksi Konstan : mengijinkan adanya back order
No Item description Jan Feb Maret April Mei Juni Total
1 jumlah hari kerja 21 22 21 23 19 20 126
2 kapasitas produksi per hari per operator 105 110 105 115 95 100 630
3 permintaan 1,020 950 800 1,000 1,250 650 5,670
4 operator yang dibutuhkan 10 10 10 10 10 10 60
5 operator yang tersedia 12 10 10 10 10 10 62
6 jumlah operator yang disewa 0 0 0 0 0 0 0
7 biaya rekrutment/hiring operator Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
8 jumlah operator yang lay off 2 0 0 0 0 0 2
9 biaya lay off operator Rp 2,250,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 2,250,000
10 jumlah operator yg digunakan 10 10 10 10 10 10 60
11 biaya upah & insentif operator Rp 88,200,000 Rp 92,400,000 Rp 88,200,000 Rp 96,600,000 Rp 79,800,000 Rp 84,000,000 Rp 529,200,000
12 jumlah unit yg diproduksi 1,050 1,100 1,050 1,150 950 370 5,670
13 jumlah sisa persediaan 30 180 430 580 280 0
14 biaya penyimpanan Rp 225,000 Rp 1,350,000 Rp 3,225,000 Rp 4,350,000 Rp 2,100,000 Rp - Rp 11,250,000
15 biaya back order Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Total biaya Rp 90,675,000 Rp 93,750,000 Rp 91,425,000 Rp 100,950,000 Rp 81,900,000 Rp 84,000,000 Rp 542,700,000

Page | 28
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Level Work Force Plan/Produksi Konstan : tidak mengijinkan adanya back order
No Item description Jan Feb Maret April Mei Juni Total
1 jumlah hari kerja 21 22 21 23 19 20 126
2 kapasitas produksi per hari per operator 105 110 105 115 95 100 630
3 permintaan 1,020 950 800 1,000 1,250 650 5,670
4 operator yang dibutuhkan 13 13 13 13 13 13 78
5 operator yang tersedia 12 13 13 13 13 13
6 jumlah operator yang disewa 1 0 0 0 0 0 1
7 biaya upah & insentif operator Rp 750,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 750,000
8 jumlah operator yang lay off 0 0 0 0 0 0 0
9 biaya lay off operator Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
10 jumlah operator yg digunakan 13 13 13 13 13 13 78
11 biaya upah & insentif operator Rp 114,660,000 Rp 120,120,000 Rp 114,660,000 Rp 125,580,000 Rp 103,740,000 Rp 109,200,000 Rp 687,960,000
12 jumlah unit yg diproduksi 1,365 1,430 1,365 1,495 1,235 -1,220 5,670
13 jumlah sisa persediaan 345 825 1,390 1,885 1,870 0
14 biaya penyimpanan Rp 2,587,500 Rp 6,187,500 Rp 10,425,000 Rp 14,137,500 Rp 14,025,000 Rp - Rp 47,362,500
15 biaya back order Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Total biaya Rp 117,997,500 Rp 126,307,500 Rp 125,085,000 Rp 139,717,500 Rp 117,765,000 Rp 109,200,000 Rp 736,072,500

Jumlah operator yang dibutuhkan pada Level Work Force Plan/Produksi Konstan :
tidak mengijinkan adanya back order
Item Description Jan Feb Maret April Mei Juni jumlah operator max
jumlah hari kerja/bulan 21 22 21 23 19 20
akumulasi hari kerja 21 43 64 87 106 126
Permintaan 1.020 950 800 1.000 1.250 650
Akumulasi permintaan 1.020 1.970 2.770 3.770 5.020 5.670
Jumlah tenaga kerja 13 12 11 11 12 12 13

3. Mix Plan
Page | 29
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Mixed Plan
No Item description Jan Feb Maret April Mei Juni Total
1 jumlah hari kerja 21 22 21 23 19 20 126
2 kapasitas produksi per hari per operator 105 110 105 115 95 100 630
3 permintaan 1,020 950 800 1,000 1,250 650 5,670
4 operator yang dibutuhkan 10 9 7 9 13 7 55
5 operator yang tersedia 12 10 9 7 9 13
6 jumlah operator yang disewa 0 0 0 2 4 0 6
7 biaya rekrutment/hiring operator Rp - Rp - Rp - Rp 1,500,000 Rp 3,000,000 Rp - Rp 4,500,000
8 jumlah operator yang lay off 2 1 2 0 0 6 11
9 biaya lay off operator Rp 2,250,000 Rp 1,125,000 Rp 2,250,000 Rp - Rp - Rp 6,750,000 Rp 12,375,000
10 jumlah operator yg digunakan 10 9 7 9 13 7 55
11 biaya upah & insentif operator Rp 88,200,000 Rp 83,160,000 Rp 61,740,000 Rp 86,940,000 Rp 103,740,000 Rp 58,800,000 Rp 482,580,000
12 jumlah unit yg diproduksi 1,050 990 735 1,035 1,235 625 5,670
13 jumlah sisa persediaan 30 70 5 40 25 0
14 biaya penyimpanan Rp 225,000 Rp 525,000 Rp 37,500 Rp 300,000 Rp 187,500 Rp - Rp 1,275,000
15 biaya back order Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Total biaya Rp 90,675,000 Rp 84,810,000 Rp 64,027,500 Rp 88,740,000 Rp 106,927,500 Rp 65,550,000 Rp 500,730,000

Kesimpulan :

 Perencanaan Agregasi Perusahaan manufaktur printer laser Zero-Inventory Plan/Lot for lot Plan
, dimana setiap bulan memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan, tanpa ada persediaan.
Sedangkan Level Work Force Plan, metode ini berusaha memproduksi untuk persediaan pada
saat jumlah permintaan pada periode off-peak untuk memenuhi jumlah permintaan pada
musim/periode peaks. Mix Plan, metode ini mengijinkan adanya persediaan/inventori,
backorder, dan perubahan tingkat tenaga kerja.

Page | 30
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
 Dari Studi kasus 1 dapat di simpulakan untuk ke Tiga metode tersebut yaitu Zero-

Inventory Plan/Lot for lot Plan , Level Work Force Plan, Mix Plan Jumlah total

biayanya tidak sama yang di antaranya adalah :

1. Metode Zero-Inventory Plan/Lot for lot Plan = Rp 150.637.500 ,-

2. Metode Level Work Force Plan = Rp 542.700.000 ,-

- level Work Force Plan/Produksi Konstan : tidak mengijinkan

adanya back order Rp = 542.700.000,-

- Level Work Force Plan/Produksi Konstan : tidak mengijinkan

adanya back order Rp 736.072.500,-

3. Metode Mix Plan = 500.730.000,-

Jadi dari ketiga metode di atas untuk total biaya terendah adalah Metode

Metode Zero-Inventory Plan/Lot for lot Plan dengan Total biaya Rp150.637.500,-

dan metode inilah yang di pilih dalam Perencanaan Agregasi.

Page | 31
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Modul 4 - Inventory

I.TUGAS PENDAHULUAN (EOQ)

Sebuah perusahaan pemasok yang menjual komponen elektronik ke pabrik-pabrik


bermaksud mengurangi biaya persediaannya dengan cara menentukan jumlah pemesanan
komponen yang optimum untuk setiap kali pemesanan. Permintaan komponen elektronik
sebesar 1000 unit per tahun (S). Biaya pemesanan (OC) tiap kali pesan = Rp. 100.000 ,- per
sekali pesan. Biaya penyimpanan (CC) per unit per tahun = Rp. 5.000 ,-. Tentukan jumlah
pemesanan yang optimum per sekali pesan

Diketahui
Unit/Tahu
Demand (S) 1,000 n
100,00
Ordering Cost(OC) 0 Rp
Carrying Cost (CC) 5000 Rp
Maka ESQ 200 (Economic Order Quantity)

Rumus !

(EOQ)=SQRT (2*OC*S/CC)

Maka jumlah pemesanan yang optimum sebanyak 200 unit dalam sekali pesan

1.1 Studi Kasus Model Economic Order Quantity (Contoh Kasus)

Sebuah usaha workshop pengelasan menggunakan welding rods pada tingkat


kebutuhan yang seragam. Budi, pemilik usaha memesan material rods dari pemasok dalam
kota. Budi mengestimasi permintaan material rods per tahun sebesar 1000 kg.Untuk
memesan/order material rods, Budi harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 35 ribu untuk
pengeluaran biaya telpon dan administrasi pencatatan.Budi membayar sebesar Rp 20 ribu
per kilogram material rods yang dibeli.Biaya penyimpanan material rods di gudang
dialokasikan sebesar 25% per tahun.Lakukan analisa pada sistem persediaan di workshop
tersebut.

Page | 32
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Diket :

Demand (S) 1,000 KG Total Biaya Material/Tahun 20,000,000


Ordering Cost
(OC) 35,000 Rp
Carrying Cost (CC) 20,000 Rp/Kg
Holding Cost (HC) 25 %
Hari
Daily Demand Rate 3.2 4 /Tahun 311 (Asumsi) 250
Lead Time 6 Hari
Safety Stock 19 24

Menggunakan Aplikasi QM (EOQ)

Grafik

Pembahasan
Page | 33
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Data diatas pengolahannya menggunakan software QM, dari hasil data tersebut
terlihat bahwa perusahaan bisa mendapatkan order yang optimal pada saat inventory
dengan nilai 118 dan reorder point 48 unit dengan total cost yang di dapatkan 20711610

1.2 Studi Kasus Model Production Order Quantity


Sebuah perusahaan manufaktur PT Pelangi mengoperasikan beberapa lini produksi
produk cat.Salah satu lini produksinya adalah cat latex.PT Pelangi mampu memproduksi cat
sebanyak 8000 galon per tahun. Ongkos untuk memproduksi 1 gallon cat adalah sebesar Rp.
2425 ,- , dengan ongkos penyimpanan produk cat digudang sebesar 40% per tahun. Ongkos
set-up lini produksi cat latex adalah sebesar Rp. 242.500 Lakukan analisa pada sistem
persediaan di perusahaan manufaktur tersebut.

Diketahui
Demand(s) 8000 galon/tahun
Unit Cost 2,425 Rp/galon
242,50
Set up/ Ordering Cost (OC) 0 Rp/galon
Holding Cost(HC) 40%
Daily Production Rate 32
Daily Demand Rate

Menggunakan aplikasi QM

Daily Production : 33

Page | 34
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Grafik

Daily Production : 40

Grafik

Page | 35
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Pembahasan

Dari data diatas, bisa diketahui rata rata perusahaan memproduksi barang paling
optimal sebanyak 33 dengan total cost 19737710, data tersebut lebih rendah dari pada
daily product rate yaitu 40.

1.3 Studi Kasus Model Back Order Inventory


PT Bumi mempunyai permintaan komponen untuk lini perakitan sebesar 250.000 unit
per tahun.Biaya penyimpanan Rp 500 per unit per tahun. Biaya pemesanan komponen ke
pemasok = Rp. 350.000 per sekali pesan. Apabila terjadi kekurangan persediaan komponen,
PT Bumi harus mengeluarkan biaya sebesar = Rp. 1.500 per unit per tahun. Lakukan analisa
pada sistem persediaan di perusahaan manufaktur tersebut.

Diketahui

Demand (s) 250,000


Setup/ Order
Cost 350,000
Unit Cost 5000 Asumsi
Unit/yea
Holding Cost 500 r 10%
Backorder Cost 1500

Pengolahan Data

Page | 36
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Pembahasan

Dari pengolahan data diatas didapatkan backorder yaitu 1500, Optimal order
quantity 21602.47 dengan total cost 1258101000

1.4 Studi Kasus Model Quantity Discount


“PT Rumahku” adalah sebuah perusahaan milik Hadi yang bergerak di bidang produksi
furniture interior rumah. PT Rumahku membeli beberapa komponen dari dua pemasok yang
dibutuhkan untuk memproduksi furniture pesanan pelanggan. CV Modern dan CV Maju
adalah dua perusahaan yang memproduksi komponen tersebut.Kedua pemasok menawarkan
daftar harga diskon pada pembelian komponen.Kedua pemasok mampu memberikan mutu
pelayanan yang sama, sehingga PT Rumahku akan memilih pemasok yang dipilih berdasarkan
besaran biaya yang akan dikeluarkan oleh PT Rumahku.Permintaan komponen per tahun =
8400 unit. Biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh PT Rumahku = Rp. 485.000 per sekali
pesan, dan biaya penyimpanan komponen di gudang = Rp. 48.500 per unit per tahun. Adapun
daftar harga diskon pembelian komponen sbb :
CV. Modern CV. Maju
Kuantitas (unit) Harga per unit (Rp) Kuantitas (unit) Harga per unit(Rp)
1 – 499 155,200 1 – 399 156,170
500 – 999 150,350 400 – 799 151,320
1000 ke atas 145,500 800 ke atas 146,470

Diketahui
Demand 8,400 Unit
Setup / Order Cost(OC) 485,000 Rp
Rp/Unit/
Holding Cost (HC) 48,500 Th 31%
Unit Cost 156,000 Asumsi
Pengolahan Data CV Modern

Page | 37
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Grafik

Pengolahan data CV Maju

Page | 38
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Grafik

Pembahasan

Dari pengolahan data diatas, terlihat bahwa total cost CV Modern lebih rendah dari
pada CV Maju dengan perolehan EOQ yaitu 1000

Page | 39
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Modul 5 – MRP (Material Requirement Planning)

1. Definisi Material Requirement Planning ( MRP )


Material Requirement Planning MRP (Perencanaan Kebutuhan Material) adalah suatu
teknik yang digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang atau komponen yang
tergantung pada item pada tingkat yang lebih tinggi.
Dan Menurut Stevenson (2005), Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem
informasi berbasis komputer yang menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (Master Production
Schedule) untuk barang Jadi (produk akhir) menjadi beberapa tahapan kebutuhan sub-assy,
komponen dan bahan baku. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa MRP adalah suatu rencana
produksi untuk sejumlah produk jadi dengan menggunakan tenggang waktu sehingga dapat
ditentukan kapan dan berapa banyak dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang
akan dibuat.

Gambar proses perencanaan

Page | 40
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
2. Tujuan Material Requirement Planning ( MRP )

Berikut ini adalah beberapa tujuan penerapan MRP (Material Requirement Planning) pada
suatu perusahaan manufaktur.

 Mengurangi jumlah persediaan : MRP dapat menentukan jumlah komponen/bahan


baku yang dibutuhkan dan kapan komponen/bahan baku tersebut dibutuhkan untuk
suatu Jadwal Produksi Induk (Master Produksi Schedule). Dengan demikian,
perusahaan manufaktur yang bersangkutan hanya perlu membeli material
(komponen/bahan baku) tersebut pada saat dibutuhkan saja sehingga dapat
menghindari kelebihan persedian material.
 Mengurangi waktu tenggang (lead time) produksi dan pengiriman ke pelanggan : MRP
mengidentifikasikan jumlah dan waktu material yang dibutuhkan sehingga pihak
purchasing (pembelian) dapat melakukan tindakan yang tepat untuk memenuhi batas
waktu yang ditetapkan. Dengan demikian MRP dapat membantu untuk menghindari
keterlambatan produksi yang dikarenakan oleh material.
 Komitmen pengiriman yang realistis kepada pelanggan : Dengan menggunakan MRP,
Pihak Produksi dapat memberikan informasi yang cepat terhadap kemungkinan waktu
pengirimannya.
 Meningkatkan Efisiensi Operasi : Dengan adanya MRP, setiap unit kerja dapat
terkordinasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional setiap unit
kerja pada perusahaan yang menerapkan MRP tersebut.

3. Fungsi Material Requirement Planning (MRP)


Beberapa kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP, yaitu:
 Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Artinya menentukan secara tepat “kapan”
suatu pekerjaan harus diselesaikan atau “kapan” material harus tersedia untuk memenuhi
permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakan pada master production schedule.
 Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item. Dengan diketahuinya kebutuhan akan
finished goods, MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (berdasarkan
prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item komponen.
 Menentukan implementasi rencana pemesanan. Memberikan indikasi kapan pemesanan
atau pembatalan terhadap pesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang diperoleh dari
luar atau dibuat sendiri.

Page | 41
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
 Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang
dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk
melakukan rencana penjadwalan ulang dengan menentukan prioritas pesanan yang
realistis. Jika penjadwalan masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, berarti
perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen, sehingga perlu dilakukan
pembatalan atas pesanan konsumen tersebut.

4. Input Sistem MRP


Input yang dibutuhkan oleh sistem MRP, yaitu:
 Master production schedule. Master production schedule (MPS) didasarkan pada
peramalan atas permintaan dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Hasil peramalan
(perencanaan jangka panjang) dipakai untuk membuat rencana produksi (perencanaan
jangka sedang) yang pada akhirnya dipakai untuk membuat perencanaan jangka
pendek yang berisi rencana secara mendetil mengenai “jumlah produksi” yang
dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta “perioda waktunya” untuk suatu jangka
perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia (pekerja, mesin, dan
bahan).
 Bill of Material. Termasuk Struktur Produk yang berisi informasi tentang hubungan
antara komponen-komponen dalam suatu proses asembling. Informasi tersebut
dibutuhkan dalam menentukan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih suatu
komponen. Selain itu, struktur produk juga berisi informasi tentang “jumlah kebutuhan
komponen” pada setiap tahap asembling dan “jumlah produk akhir” yang harus dibuat.

Contoh – Struktur Produk

Page | 42
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
 Inventory Record / File (Catatan Keadaan Persediaan). Catatan keadaan inventory
menggambarkan status semua item yang ada dalam inventory. Setiap item inventory
harus diidentifikasikan secara jelas jumlahnya karena transaksi-transaksi yang terjadi,
seperti penerimaan, pengeluaran, produk cacat, data-data tentang lead time, teknik
dan ukuran lot yang dipakai, inventory pengamanan, dan sebagainya. Hal tersebut
dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam perencanaan.
 Purchase Order Outstanding.
 Lead Time tiap Komponen.

Kesemua input tersebut membentuk arsip-arsip yang saling berhubungan dengan bagian
produksi dan pembelian sehingga dapat menghasilkan informasi terbaru tentang pemesanan,
penerimaan dan pengeluaran komponen dari gudang.

5. Output Sistem MRP


Output dari perhitungan MRP adalah jumlah masing-masing Bill of Material (BOM) dari
item yang dibutuhkan bersamaan dengan waktu (tanggal) dibutuhkannya. Informasi secara
otomatis dihasilkan oleh sistem MRP berbasis komputer berupa Planned Order Release, POR
(pelepasan pesanan yang direncanakan) untuk pembelian dan pembuatan sendiri komponen-
komponen yang dibutuhkan, bersamaan dengan pesanan-pesanan yang harus dijadwalkan kembali,
dimodifikasi, ditangguhkan atau dibatalkan. Dengan cara tersebut, MRP menjadi suatu alat untuk
perencanaan produksi.
Output yang dapat diperoleh dari sistem MRP dapat dirangkum sebagai berikut:
 Memberikan catatan tentang jadwal pemesanan yang harus dilakukan atau direncanakan,
baik dari pabrik sendiri atau dari supplier.

Page | 43
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
 Memberikan indikasi bila diperlukan penjadwalan ulang
 Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan
 Memberikan indikasi tentang keadaan dari inventory

Output yang dihasilkan sistem MRP memberikan informasi yang berguna dan tepat waktu
bagi manajer terkait. Tiga hal terpenting dalam penggunaan MRP yang dapat dirangkum dari
kemampuan dan output yang dihasilkan adalah perencanaan dan pengendalian inventory,
perencanaan kapasitas yang mendetil, dan perencanaan berdasarkan prioritas pada shop floor
(lantai/bengkel kerja).
Teknik Rough-cut Capacity Planning digunakan untuk menentukan kelayakan dari suatu Master
production schedule. MRP tidak dipengaruhi keterbatasan kapasitas, karena MRP hanya
menentukan material dan komponen apa yang dibutuhkan sehingga memenuhi MPS. Perencanaan
Kebutuhan Kapasitas (Capacity Requirement Planning, CRP) adalah proses penentuan “berapa”
jumlah mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi tugas-tugas produksi pada
tingkat yang lebih detil, berdasarkan pada seluruh bagian komponen dan finished goods yang telah
direncanakan oleh MRP. CRP memerlukan informasi input yang mendetil untuk seluruh komponen
dan asembling seperti POR (pelepasan pesanan yang direncanakan), kuantitas inventory di tangan
(OH), status terbaru shop order (pesanan bengkel), routing data dan waktu baku.
Proses CRP serupa dengan Rough-cut Capacity Planning. Sistem MRP menentukan jumlah
pesanan dan waktu yang tepat untuk tiap bagian komponen, sedangkan MPS hanya menyatakan
jadwal dari item-item akhir. Rough-cut Capacity Planning dapat menguji kemampuan peralatan dan
work center yang utama terhadap bottleneck, sedangkan CRP dapat menguji work center yang
lebih banyak sehingga CRP menyediakan informasi secara lebih mendetil. Kebutuhan kapasitas
diperoleh dengan mengalikan jumlah unit yang dijadwalkan untuk produksi pada suatu work
center dengan kebutuhan per unit produk terhadap sumberdaya produksi (jam tenaga
kerja/mesin) ditambah dengan setup time). Kebutuhan tersebut akan dirangkum berdasarkan
perioda waktu dan work center.

6. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesulitan pada Penerapan MRP


Terdapat beberapa faktor yang menyulitkan praktisi dalam menerapkan sistem
MRP. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
 Struktur Produk - Struktur produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada bila
sistem MRP ingin diterapkan. Bagaimanapun struktur produk yang rumit dan banyak
tingkat (multi level) akan membuat perhitungan semakin kompleks, terutama dalam
proses eksplosion.
Page | 44
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
 Ukuran Lot - Beberapa teknik ukuran lot yang bisa dipakai adalah teknik L-4-L, EOQ,
PPB, dan sebagainya. Teknik-teknik tersebut akan memberikan hasil yang berbeda
dalam biaya total persediaannya, tetapi yang banyak dipakai karena sederhana adalah
teknik L-4-L.
 Lead Time yang Berubah-ubah - Lead time akan mempengaruhi proses offsetting,
sehingga jika lead time berubah-ubah, maka offsetting akan berubah juga. Jika offsetting
sering berubah, maka kegiatan produksi akan tidak terjadwal dengan baik.

Di bawah ini adalah contoh Pembuatan Bill Of Material dari Sebuah Produk mobil mainan rakitan
Tamiya Sebagai berikut :

Page | 45
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Level 2

level 1
Spoiler ( 1 )
Body ( 1 )
Wind deflector & Main body ( 1 )

Main chasis ( 1 )

Cover battrai ( 1 )

Chasis ( 1 ) Bracket motor & Cover motor ( 1 )

Bracket switch ( 1 )

Baterai ( 1 )

Level 0 Wire ( + ) & ( - ) ( 1 )

Mobil mainan
Ellectrical ( 1 ) Seri wire ( 1 )
Rakitan Tamiya

Switch ( 1 )

Motor ( 1 )

Drive gear ( 1 )

Power train ( 1 ) Differential gear ( 1 ) Level 3


Proppeler shaft ( 1 )
Shaft ( 1 )

Axle shaft ( 1 ) Gir ( 2 )

Front whells & Rear Whells (1) Rim ( 2 )

Tire ( 2 )

Bearing ( 1 ) Sheal ( 4 )

Whasher ( 4 )
Accesories ( 1 ) Front bumper ( 1 )

Rear bumber ( 1 )

Roller ( 1 ) Rim ( 4 )

Tire ( 4 )

Page | 46
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
MRP Idented Bill Of Materials
Item level lead time Per Parent On Hand Lot Size
Mobil mainan Rakitan Tamiya 0 1 1 0 1
Body 1 1 1 0 1
Spoiler 2 1 1 0 1
Wind deflector & Main body 2 1 1 0 1
Chasis 1 1 1 0 1
Main chasis 2 1 1 0 1
Cover battrai 2 1 1 0 1
Bracket motor& Cover motor 2 1 1 0 1
Bracket switch 2 1 1 0 1
Ellectrical 1 1 1 0 1
Baterai 2 1 1 0 1
Wire ( + ) & ( - ) 2 1 1 0 1
Seri wire 2 1 1 0 1
Swich 2 1 1 0 1
Power train 1 1 1 0 1
Motor 2 1 1 0 1
Drive gear 2 1 1 0 1
Differential gear 2 1 1 0 1
Proppeler shaft 2 1 1 0 1
Shaft 3 1 1 0 1
Gir 3 1 2 0 1
Axle shaft 2 1 1 0 1
Front whells & Rear whells 2 1 1 0 1
Rim 3 1 2 0 1
Tire 3 1 2 0 1
Bearing 2 1 1 0 1
Sheal 3 1 4 0 1
Whasher 3 1 4 0 1
Accesories 1 1 1 0 1
Front bumper 2 1 1 0 1
Rear bumper 2 1 1 0 1
Roller 2 1 1 0 1
Rim & Ruber 3 1 4 0 1

Page | 47
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
Page | 48
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
KESIMPULAN

Page | 49
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya
MRP ( Material Requirement Planning ) merupakan suatu sistem yang mengatur bahan – bahan
material yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam suatu perusahaan, karena dengan MRP
perusahaan dapat Mengefisiensikan gudang , mengatur stock material dan sekaligus mencegah
kemungkinan kehabisan bahan material atau sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku
berdasarkan tahap waktu untuk operasi proses produksi

Page | 50
Praktikum Sistem Manufaktur
Universitas Wijaya Putra - Surabaya

Anda mungkin juga menyukai