Anda di halaman 1dari 13

PEMELIHARAAN BENIH, PEMANENAN

DAN INDIKATOR KEBERHASILAN


PEMBENIHAN
Peranan Benih dalam Akuakultur
• Benih merupakan komponen input bagi kegiatan
pembesaran
• Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan
tahap kegiatan selanjutnya (pembesaran)
• Contoh: jika kegiatan pembesaran merupakan
suatu kegiatan industri/pabrik dengan produk
ikan, maka benih merupakan salah satu bahan
bakunya. Kualitas bahan baku akan menentukan
kualitas produk.
Pemanenan merupakan tahap akhir dalam suatu kegiatan
budidaya
Calon induk
matang seksual Pemeliharaan
induk

Induk siap kawin


Pemijahan/
perkawinan induk

Telur

Penetasan telur
Pakan alami Larva

Pemeliharaan
larva
Benih
Output
Pemeliharaan
pembenihan :
benih lanjutan
Benih siap jual Jumlah (ekor)
Keberhasilan pembenihan ditentukan oleh keberhasilan
dalam setiap tahap kegiatan utama pembenihan
Tolok Ukur/Indikator Keberhasilan Kegiatan Pembenihan
Subjek/kegiatan Objek Output Tolok ukur Satuan

Induk - TKG - %
Pemeliharaan
Induk matang - Fekunditas - Butir/kg
induk
gonad
- Frekuensi pemijahan - Kali
Pemijahan
Induk Telur - Produksi telur - Butir
induk
- Derajat pembuahan - %
- Derajat penetasan - %
Penetasan telur Telur Larva
- Abnormalitas - %
Pemeliharaan - Kelangsungan hidup - %
Larva Benih
larva
Pendederan - Kelangsungan hidup - %
Benih Benih
benih - Pertumbuhan - %
Pendederan Benih siap - Kelangsungan hidup - %
Benih
lanjutan jual - Pertumbuhan - %
Pemeliharaan induk

Pada kegiatan pemeliharaan induk untuk mencapai induk


matang gonad, persentase induk matang gonad dalam
populasi induk yang dipelihara merupakan tolak ukur
keberhasilan kegiatan tersebut
PEMELIHARAAN
(PEMATANGAN GONAD)

INDUK IKAN 20 EKOR


Persentase induk matang gonad
(berhasil matang)
∑induk matang/i∑induk x 100%
= 10/20x100% → 50% INDUK MATANG GONAD 10 EKOR
Pemeliharaan Induk dan Produksi Telur

Fekunditas induk : ∑ telur yang dapat diproduksi setiap kg


bobot induk
Contoh : Induk lele fekunditas 50.000/kg induk, persentase
induk matang gonad sebesar 50%.

Potensi telur yang dihasilkan induk lele dengan W t 1kg adalah


= (∑induk matang gonad/∑induk x 100%) x ∑ induk x W t x fekunditas
= (10 ekor/20ekor x 100%) x 20 ekor x 1kg/ekor x 50.000 butir/kg
= 500.000 butir telur/siklus

Potensi telur yang dihasilkan induk lele dalam 1 tahun dengan Wt 1kg
adalah : (catatan : rematurasi 2 bulan → memijah 2 bulan sekali)
= (∑induk matang gonad/∑induk x 100%) x ∑ induk x Wt x fekunditas x
∑pemijahan dalam 1 tahun
= (10 ekor/20ekor x 100%) x 20 ekor x 1kg/ekor x 50.000 butir/kg x 6
= 3.000.000 butir telur/tahun
Produksi Telur dan Penetasan Telur

Produksi telur dalam setiap pemijahan tidak selalu sama, hal


tersebut disebabkan oleh :
1) Tidak semua telur dikeluarkan oleh induk betina
2) Telur yang dikeluarkan hilang terbawa arus (pada telur
yang tidak bersifat menempel) atau tidak menempel pada
substrat sehingga tidak terhitung
3) Perbedaan genetik dan kondisi nutrisional
Tidak semua telur yang dikeluarkan saat pemijahan ini dibuahi
oleh sperma jantan. → Derajat pembuahan (Fertilization Rate)
1) Kualitas dan kuantitas larva
2) Kualitas telur
3) Kondisi lingkungan
Co: FR suatu pemijahan 80% maka jumlah telur terbuahi ….
500.000 butir telur/siklus x 80% = 400.000 butir telur terbuahi
Penetasan Telur

Tidak semua telur yang terbuahi menetas menjadi larva.


Sebagian gagal berkembang dalam proses embriogenesis
atau kalaupun berkembang tidak cukup kuat memecahkan
cangkang dinding telur untuk menetas.
Embrio yang lemah dan berhasil menetas berpeluang menjadi
larva yang abnormal.
Penetasan dapat dinilai dengan derajat penetasan telur (hatching rate)
Co : HR 90 %
Maka dari persentase pemijahan, fekunditas dan derajat pembuahan
(FR) sebelumnya dapat dihitung sbb :
Produktivitas telur → FR 80 % → HR 90 %
500.000 butir → 400.000 butir terbuahi → 360.000 ekor larva/siklus
Larva, Pemeliharaan Larva, Benih

Tidak semua telur yang menetas menjadi larva dapat bertahan


hingga menjadi benih.
Sebagian gagal bertahan hidup karena beberapa faktor antara
lain kanibalisme, persaingan pakan, toleransi terhadap
lingkungan/penyakit
Keberhasilan pemeliharaan larva dapat dinilai dengan derajat
kelangsungan hidup (SR) yang dinyatakan dalam satuan persen.
Co : SR 50 %
Maka dari persentase pemijahan, fekunditas, derajat pembuahan (FR),
dan derajat penetasan (HR) sebelumnya dapat dihitung sbb :
Produktivitas telur → FR 80 % → HR 90 % → SR larva 50 %
500.000btr/siklus→400.000 btr/siklus→360.000e/siklus→180.000e benih/siklus
Pemeliharaan Benih

Tidak semua benih dapat bertahan hingga menjadi benih yang


lebih besar (siap jual).
Keberhasilan pemeliharaan benih dapat dinilai dengan derajat
kelangsungan hidup (SR) yang dinyatakan dalam satuan persen.
Co : SR 80 %

Maka dari persentase pemijahan, fekunditas, derajat pembuahan


(FR), dan derajat penetasan (HR) sebelumnya dapat dihitung sbb:
Produktivitas telur → FR 80 % → HR 90 % → SR larva 50 % → SR 80%
500.000btr/siklus→400.000 btr/siklus→360.000e/siklus→180.000e benih/siklus
→ 144.000 ekor benih/siklus
Dengan demikian pada contoh kasus tersebut, dapat
dikatakan produtivitas induk menghasilkan benih/siklus
(dengan skala 20 ekor induk tadi) adalah 144.000 ekor benih.
Produktivitas dapat dihitung dalam per ekor, siklus, maupun
tahun, atau disesuaikan dengan pola tanam yang dilakukan
dan bergantung pada skala produksi.
Upaya Untuk Meningkatkan Produksi dan
Produktivitas Pembenihan

• Meningkatkan persentase induk matang gonad


• Meningkatkan frekuensi pemijahan induk
• Meningkatkan produksi telur induk betina
• Meningkatkan derajat pembuahan telur
• Meningkatkan derajat penetasan telur
• Menekan derajat abnormalitas larva
• Meningkatkan kelangsungan hidup larva dan benih
• Meningkatkan laju pertumbuhan benih

Anda mungkin juga menyukai