Anda di halaman 1dari 4

Mendapat pemahaman Perumpamaan tentang Penabur dari Tuhan Yesus

Oleh Xingchen, Tiongkok Yaqin belum terlalu lama percaya kepada Tuhan. Dia
sangat suka membaca Alkitab. Suatu hari, dia membuka Matius 13:3-8 dan
membaca, "Dan Dia berbicara banyak hal kepada merek…

19 Mei 2019 
7 Menit 10 Detik

FacebookTwitterWhatsAppA+ A-
Oleh Xingchen, Tiongkok

Yaqin belum terlalu lama percaya kepada Tuhan. Dia sangat suka membaca Alkitab.
Suatu hari, dia membuka Matius 13:3-8 dan membaca, "Dan Dia berbicara banyak hal
kepada mereka dalam perumpamaan, kata-Nya, Lihatlah, seorang penabur pergi untuk
menabur; Dan ketika dia menabur, beberapa benih jatuh di pinggir jalan, dan unggas
datang dan melahapnya: Beberapa jatuh di tempat berbatu, di mana tidak ada banyak
tanah: dan segera mereka tumbuh, karena tanahnya tidak dalam: Dan ketika matahari
terbit, tanaman itu kepanasan; dan karena tidak memiliki akar, menjadi layu. Dan
beberapa jatuh di antara duri; dan duri bermunculan, dan menghimpitnya: tetapi yang
lain jatuh ke tanah yang baik, dan menghasilkan buah, ada yang seratus kali, enam
puluh kali, tiga puluh kali" Dia juga melihat banyak perumpamaan dalam beberapa ayat
berikutnya (lihat Matius 13:24-33), seperti perumpamaan lalang, perumpamaan biji
sesawi, perumpamaan ragi, dan lain-lain. Sesudah membaca perumpamaan-
perumpamaan ini, dia berpikir: "Mengapa Tuhan Yesus selalu berbicara dengan
perumpamaan ketika Dia berkhotbah kepada murid-murid-Nya? Apa kehendak-Nya di
balik perumpamaan sang penabur?"

Keesokan siangnya, suami Yaqin, Han Lei, yang sebelumnya sedang pergi berkhotbah,
pulang ke rumah. Kemudian Yaqin bercerita kepadanya mengenai kebingungan yang
dihadapinya ketika dia membaca Alkitab pada hari sebelumnya. Suaminya berkata:
"Baru-baru ini aku kebetulan membaca sebuah bagian dari firman Tuhan di suatu situs
web Injil bersama beberapa rekan kerjaku. Aku pikir ini bermanfaat untuk memecahkan
masalah ini." Yaqin dengan bersemangat berkata, "Benarkah? Coba aku baca." Han Lei
menghentikan pekerjaannya dan dengan cepat menyalakan komputer untuk membuka
halaman situs tersebut, dan mereka duduk di depan komputer untuk membaca firman
itu.

Firman Tuhan mengatakan: "Yang pertama adalah perumpamaan tentang penabur.


Ini adalah perumpamaan yang begitu menarik; menabur benih adalah hal yang
lumrah dalam kehidupan orang-orang. Yang kedua adalah perumpamaan tentang
lalang di antara gandum. Mengenai lalang, orang dewasa atau siapa pun yang
pernah bertani pastinya tahu akan ini. Yang ketiga adalah perumpamaan tentang
biji sesawi. Engkau semua tentunya tahu apa itu biji sesawi, bukan begitu? Jika
engkau tidak tahu, engkau bisa membacanya di dalam Alkitab. Yang keempat
adalah perumpamaan tentang ragi, yang dikenal sebagai bahan untuk fermentasi;
ragi digunakan oleh orang-orang dalam keseharian mereka. ……semuanya
diambil dari keseharian orang-orang; semuanya berasal dari kehidupan nyata
mereka. Gambaran seperti apa yang dilukiskan perumpamaan-perumpamaan
tersebut? Ini adalah gambaran tentang Tuhan yang menjadi manusia biasa dan
hidup di tengah umat manusia, menggunakan bahasa dari kehidupan normal,
menggunakan bahasa manusia untuk berkomunikasi dengan manusia dan untuk
membekali kebutuhan mereka. Ketika Tuhan menjadi daging dan hidup di tengah
umat manusia untuk waktu yang lama, setelah Ia mengalami dan menyaksikan
berbagai macam gaya hidup orang, pengalaman-pengalaman ini menjadi
panduan-Nya untuk mengubah bahasa ilahi-Nya ke dalam bahasa manusia.
Tentunya, hal-hal yang Ia lihat dan dengar dalam kehidupan turut memperkaya
pengalaman Sang Anak Manusia. Ketika Ia ingin membuat orang mengerti akan
beberapa kebenaran, membuat mereka mengerti sebagian dari kehendak Tuhan,
Ia dapat menggunakan perumpamaan yang mirip dengan yang telah disebutkan
di atas untuk menyampaikan kehendak Tuhan dan persyaratan-Nya terhadap
manusia."

Setelah membaca bacaan ini, Yaqin tenggelam dalam pemikirannya.

Han Lei berkata: "Dari firman Tuhan kita bisa melihat bahwa maksud Tuhan Yesus
ketika Dia berkhotbah kepada murid-murid-Nya dalam perumpamaan adalah untuk
memampukan mereka memahami firman-Nya dan berbagai aspek dari kebenaran.
Dengan menggunakan bahasa manusia dan perumpamaan, Dia mengungkapkan
kehendak Tuhan kepada para murid; dengan berbicara seperti ini, Dia membuat
mereka merasa bahwa Dia sangat dekat dengan mereka. Oleh karena itu, mereka
semua menyukai dan ingin mendengarkan khotbah-Nya. Hasilnya, injil kerajaan
surga menyebar luas. Ketika para murid mendengarkan khotbah Tuhan Yesus
dan berdoa dalam nama-Nya, mereka akan menerima kasih karunia dan berkat-Nya.
Selain itu, karena kita umat manusia tidak memiliki organ untuk menerima kebenaran,
jika Tuhan Yesus tidak berbicara dalam perumpamaan, para murid tidak akan
memahami firman-Nya dengan lebih baik. Seperti perumpamaan sang penabur, kita
akrab dengan menabur benih; para petani menabur benih setiap musim semi. Ini
adalah hal umum dalam kehidupan sehari-hari kita. Tuhan Yesus menggunakan
bahasa manusia dan bahasa sehari-hari untuk mengungkapkan firman-Nya, agar para
murid memahaminya dengan mudah. Dari sini, kita bisa melihat bahwa Tuhan Yesus
menggunakan banyak pertimbangan dalam khotbah-Nya, sehingga membuat para
murid memahami firman-Nya dengan lebih baik dan melakukan ajaran-Nya dan
mendapatkan keselamatan Tuhan. Ini mewujudkan kasih Tuhan kepada umat
manusia."

Yaqin setuju: "Mm, sekarang aku mengerti sedikit dari persekutuanmu. Tuhan datang
ke dunia untuk hidup di antara manusia dan memberitakan injil kerajaan surgawi
menggunakan bahasa manusia dan perumpamaan dengan tujuan agar para murid bisa
lebih memahami firman-Nya dan melakukannya."

Han Lei merenung sebentar dan melanjutkan persekutuannya, "Ya, kita semua tahu
bahwa perumpamaan-perumpamaan ini semuanya berpusat pada kerajaan surga.
Sebagaimana Alkitab mengatakan: 'Ketika seseorang mendengar firman tentang
kerajaan, dan tidak memahaminya, maka datanglah si jahat, dan merenggut apa
yang telah ditaburkan di dalam hatinya. Inilah orang yang menerima benih di
pinggir jalan. Namun, orang yang menerima benih itu di tempat berbatu, dia
mendengar firman itu, dan dengan sukacita segera menerimanya; Namun itu
tidak berakar dalam dirinya, melainkan hanya bertahan untuk sementara waktu:
karena ketika kesengsaraan atau penganiayaan muncul karena firman itu, dia
segera tersandung. Orang yang menerima benih di antara semak duri adalah dia
yang mendengar firman; dan kepedulian akan dunia ini, dan tipu daya kekayaan,
mencekik firman itu, dan dia menjadi tidak berbuah. Namun, orang yang
menerima benih di tanah yang baik adalah dia yang mendengar firman itu, dan
memahaminya; dia juga berbuah dan menghasilkan, ada yang seratus kali, enam
puluh kali, tiga puluh kali' (Matius 13:19-23). Dari sini, kita bisa melihat bahwa tidak
ada kehidupan dalam semua benih yang jatuh di pinggir jalan, yang ditabur di tanah
yang berbatu dan di tengah semak duri, dan bahwa mereka tidak bisa menghasilkan
buah yang baik. Kehendak Tuhan di balik perumpamaan ini adalah agar kita umat
manusia menerima firman-Nya dan jalan-Nya dalam hati kita, dan untuk memahami
kehendak-Nya dan hasil yang Dia ingin raih dengan mengatakan firman tersebut. Jika
kita bisa memperlakukan setiap firman yang Tuhan ucapkan dengan sungguh-sungguh
dan melakukan sesuai dengan firman-Nya, kita adalah benih baik yang menghasilkan
buah dan kita akan memasuki kerajaan Tuhan pada akhirnya. Jika kita hanya
mendengarkan khotbah Tuhan tetapi tidak memahami firman-Nya, kita tidak mampu
melaksanakan jalan-Nya; ketika seseorang berusaha memperdaya kita, kita akan
meninggalkan jalan Tuhan karena kita tidak mengerti firman-Nya, sebagaimana benih
yang ditabur di pinggir jalan. Jika kita mendengarkan khotbah Tuhan tetapi tidak
bertindak sesuai dengan itu, dan kita disibukkan dengan urusan duniawi setiap hari,
mengutamakan makan, minum, dan bersenang-senang, dan mengejar reputasi dan
jabatan, pada akhirnya iman kita akan sia-sia, dan kita hanya akan disingkirkan
sebagaimana benih yang ditabur ke tanah berbatu atau di tengah semak duri. Pada titik
ini, aku memikirkan kondisi kita umat Kristen. Meski banyak dari kita mendengarkan
khotbah Tuhan, berapa banyak ajaran Tuhan yang ada dalam hati kita? Ada sebagian
orang yang bisa mengikuti Tuhan dan melakukan sedikit firman-Nya ketika kasih
karunia-Nya selalu menyertai mereka, tetapi yang kemudian tidak memberikan
kesaksian bagi Tuhan dan bahkan tidak percaya kepada-Nya dan mengkhianati-Nya
segera setelah mereka mengalami bencana seperti penganiayaan dari sanak saudara
yang tidak percaya atau pemerintah PKT (Partai Komunis Tiongkok); ada juga sebagian
orang yang tidak bisa berpegang teguh pada firman Tuhan ketika dihadapkan pada
pencobaan kekayaan, kemasyhuran dan status, dan yang akan menyimpang dari
tuntutan Tuhan dan berjalan dalam jalan manusia duniawi, sehingga menjadi tidak
peduli terhadap khotbah Tuhan dalam hati mereka. Kedua jenis manusia ini sama
seperti benih yang ditabur di pinggir jalan, di tanah berbatu, dan di tengah semak
berduri. Hanya mereka yang bisa mengatasi pencobaan dan ujian ini dan terus berjalan
dalam jalan Tuhan yang bisa mengikuti Tuhan sampai akhir. Hanya merekalah benih
baik yang ditabur di tanah yang baik."

Yaqin mengangguk dan berkata: "Betul! Syukur kepada Tuhan. Dari persekutuanmu,
aku menjadi sedikit memahami mengenai perumpamaan sang penabur dan alasan
mengapa Tuhan berkhotbah kepada para murid dalam perumpamaan. Aku bersedia
untuk menjadi benih yang ditabur di tanah yang baik, mendengarkan dengan saksama
firman Tuhan, dan melakukan jalan Tuhan, karena Tuhan Yesus berkata: 'Bukan
setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam
Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga'
(Matius 7:21). Oleh karena itu, hanya mereka yang menaati ajaran Tuhan yang bisa
masuk ke dalam kerajaan surga pada akhirnya. Aku harus berusaha keras untuk
menjadi orang seperti itu."

Anda mungkin juga menyukai