ABORTUS
Disusun oleh:
130110160196
Pembimbing :
1.1 Definisi
definisi viabilitas fetus dan abortus yang berbeda. National Center for Health
Statistics, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan WHO
konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau bayi dilahirkan dengan berat
1.2 Klasifikasi
abortus lanjut. Abortus dini didefinisikan sebagai abortus yang terjadi hingga
usia kehamilan kurang dari 12 minggu. Sedangkan, abortus lanjut terjadi pada
trimester kedua.
abortus spontan dan buatan. Abortus spontan atau keguguran adalah keluarnya
hasil konsepsi baik tanpa intervensi medis maupun mekanis. Abortus spontan
provocatus adalah abortus yang terjadi akibat adanya intervensi baik medis
maupun mekanis. Abortus buatan dibagi menjadi abortus buatan menurut
artifisialis terjadi sesuai indikasi medis untuk kepentingan ibu dan tindakan
tersebut diputuskan oleh tim ahli. Sementara itu, abortus provocatus criminalis
1.4 Etiologi
Trisomi kromosom 13, 16, 18, 21, dan 22 paling umum ditemukan.
penyebab abortus.
abortus dini.
1.4.2.1 Infeksi
b. Bakteri: S. typhi
1.4.2.3 Kanker
b. SLE
a. Uterus didelfis
b. Inkompetensia serviks
1.4.2.7 Nutrisi
keguguran.
1.4.4.1 Radiasi
1.4.4.2 Obat
1.5 Patogenesis
sisa desidua;
dan desidua;
c. Pecah amnion disertai putusnya tali pusat dan pendorongan janin keluar,
tetapi sisa amnion dan korion tetap tertinggal (hanya janin yang
dikeluarkan);
d. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong keluar secara utuh.
keluar dengan lengkap karena vili korialis belum menanamkan diri dengan
erat ke dalam desidua. Pada saat memasuki usia kehamilan 10-12 minggu,
korion tumbuh cepat dan hubungan antara vili korialis dengan desidua makin
mola kruenta, mola karnosa, mola tuberosa, foetus compressus, dan foetus
amnion berisi cairan ketuban namun tidak ditemukan elemen embrio. Abortus
dapat mengeras dengan konsistensi seperti daging atau disebut dengan mola
akibat hematoma di antara amnion dan korion. Sementara itu, pada janin yang
masih sangat kecil, janin dapat diabsorpsi dan hilang. Namun, bila janin sudah
agak besar, cairan amnion akan diabsorpsi hingga janin tertekan (foetus
perdarahan, nyeri perut, ukuran uterus, terbuka atau tertutupnya ostium uteri,
dan gejala khasnya seperti pada Gambar 1.1. Pada anamnesis, perlu
ditanyakan tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menaksir usia
a. Buah kehamilan intrauterin masih utuh, terdapat atau tidak tampak tanda
kehidupan janin.
belum jelas)
d. Sisa jaringan
Gambar 1.1. Gambaran Klinis Abortus
dapat disertai nyeri perut bawah yang ringan, hasil konsepsi masih
Sebagian hasil konsepsi telah keluar melalui kanalis servikalis dan masih
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rongga rahim melalui kanalis
Tertahannya (retensi) hasil konsepsi yang telah mati dalam rahim selama
lebih.
a. Rawat jalan
kemudian.
kehamilan.
b. Evakuasi
c. Uterotonik
a. Posisi Fowler
b. Antibiotik yang adekuat (berspektrum luas, aerob, dan anaerob)
Cara
Antibiotik Dosis
Pemberian
Sulbenicillin 3x1g
Gentamisin 2 x 80 mg
Metronidazol 2x1g
IV
Seftriakson 1x2g
Amoksisilin + Asam Klavulanik 3 x 500 mg
Klindamisin 3 x 600 mg
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams Obstetrics. 25th Ed: McGrawHill Medical. USA. 2018, 755-759
2. Chaudhry K, Nichols CJ, Siccardi MA. Blighted Ovum (Anembryonic
Pregnancy) [Updated 2020 Jan 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499938/
3. Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Obstetri Patologi: Ilmu
Kesehatan Reproduksi. Ed. 3: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2012, 2-11.
4. POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Abortus. 2014, 1-10.