(PROPOSAL)
BAGIAN INTI
Penjelasan bagian inti sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Merupakan pengantar informasi tentang materi secara keseluruhan secara sistematis dan
terarah dalam kerangka logika yang memberikan justifikasi terhadap dasar pemikiran,
pendekatan, metode analisis, interpretasi untuk sampai kepada tujuan dan kegunaan
penelitian. Latar belakang masalah diambil dari data yang valid dan terbaru, alasan-alasan
mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus
penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan
(akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan
penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan. Secara operasional permasalahan
penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau
pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya
mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal secara berurutan
masalah penelitian, skala penelitian, kronologis masalah dan konsep solusi (MSKS):
1. Masalah penelitian berupa fenomena atau faktor yang ada dan teori atau referensi yang
mendukung.
2. Skala masalah berupa besarnya masalah dan pengaruh yang timbul terhadap kesehatan;
waktu terjadi pada saat ini (apakah semakin meningkat); tempat kejadian, karakteristik
masyarakat yang terkena.
3. Kronologis masalah berupa penyebab masalah dan dampak dari masalah.
4. Solusi: berupa konsep pemecahan yang sudah dan yang akan digunakan.
Latar belakang penelitian mengungkapkan keingintahuan mahasiswa tentang
fenomena/gejala yang menarik untuk diteliti dengan menunjukkan signifikansi penelitian
bagi pengembangan pengetahuan ilmiah.
Empat komponen latar belakang masalah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Adanya gejala tentang permasalahan yang akan diteliti.
2. Relevansi dan intensitas pengaruh masalah yang diteliti terhadap aspek ilmu
(keperawatan, kesehatan, sosial, ekonomi, budaya, politik, seni, agama) dengan segala
akibat yang ditimbulkannya.
3. Keserasian pendekatan metodologis yang digunakan.
4. Gambaran kegunaan hasil penelitian.
1.3. Tujuan
Tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Rumusan tujuan penelitian yang
diajukan hendaknya mampu memberikan gambaran tentang apa yang akan dicapai setelah
penelitian tersebut selesai dilakukan. Merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian
1.3.1. Tujuan umum: merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dicapai secara
umum
1.3.2. Tujuan khusus: merupakan uraian dari tujuan umum, sifatnya dapat diukur,
merupakan langkah-langkah yang akan diteliti
Independen Dependen
Format bab metode penelitian untuk penelitian kualitatif menyesuaikan dengan kaidah
metode kualitatif. Sedangkan untuk penelitian kuantitatif, bab metode penelitian secara rinci
memuat hal berikut:
4.1. Rancangan Penelitian
Pemilihan rancangan penelitian harus disesuaikan dengan topik penelitian, dengan
memilih yang paling efisien dan dengan hasil yang memuaskan.
Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dengan
Harga Diri Pasien Tuberculosis Paru Di Rawat Inap RS St Elisabeth Medan
Alat
Variabel Definisi Indikator Skala Skor
Ukur
Independen Pengetahuan adalah Pengetahuan pasien meliputi: Kuesioner Ordinal Pengetahuan:
Pengetahuan hasil dari tahu, yang 1. Pengobatan Baik: 76-100%
pasien di dapat dari pengin 2. Pencegahan Cukup: 65-75%
Tuberculosis draan melalui 3. Penularan Kurang: < 64%
Paru penglihatan, pen
dengaran, penc
iuman, rasa dan
raba. Hal-hal yang
diketahui tersebut
meliputi pengoba
tan dan pencega han
penu laran penyakit
Tubercu losis paru.
BAGIAN AKHIR
Bagian akhir dari pada usulan penelitian terdiri dari:
1. Daftar Pustaka: penulisan daftar pustaka sesuai dengan peraturan.
2. Lampiran:
a. Jadwal kegiatan
b. Penjelasan dan informasi (Informed Consent)
c. Pernyataan persetujuan
d. Instrumen, uji validitas dan reliabilitas
Catatan:
Nomor halaman bagian akhir merupakan kelanjutan daripada nomor halaman bagian inti.
CARA PENULISAN
5.1. Bahan
Bahan kertas dan tinta yang digunakan untuk diatur sebagai berikut.
5.1.1 Kertas yang digunakan untuk naskah adalah kertas HVS 80 gram, berwarna putih,
ukuran A4 (21x29,70 cm), dan tinta yang digunakan adalah tinta hitam.
5.1.2 Kertas yang digunakan untuk tabel, gambar (termasuk foto), jika ada, sama dengan
naskah.
5.1.3 Sampul luar berupa karton dilapis dengan kertas berwarna Kuning (hard cover)
dilengkapi dengan LOGO STIKes, Untuk proposal seminar : sampul berwarna
kuning kertas kambing, Penjilidan: Untuk draft sidang dan proposal seminar: soft
cover, Untuk: hard cover,
5.1.4 Lembar pengesahan, lembar tanda tangan dosen pembimbing dan penguji
hendaknya menggunakan kertas berwarna Kuning dan berlogo STIKes. Pembatas
setiap Bab menggunakan kertas berwarna Kuning dan berlogo STIKes, Logo
ukuran 4cm x 4cm
5.2. Format
5.2.1 Spasi dan jenis huruf.
Jarak pengetikan (spasi) dan ukuran huruf untuk penulisan adalah sebagai berikut:
1. Diketik dengan jarak 2 (dua)/ double spasi dan tidak bolak balik.
2. Huruf yang digunakan berukuran 12 pt. dan jenis huruf yang digunakan adalah
TIMES NEW ROMAN dan seluruh naskah menggunakan jenis (tipe) huruf
yang sama.
3. Lambang, huruf, tanda-tanda dan gambar yang tidak dapat dikerjakan dengan
komputer, dibuat/ditulis tangan dengan rapi menggunakan tinta hitam (tinta
cina).
4. Alinea (paragraf) diketik masuk ke dalam menggunakan „tab‟
5.2.2 Spasi Pengetikan
Naskah diketik dengan tinta hitam, font times new roman, 12 pt; Pengetikan 2
(dua) spasi pada satu muka, Format kertas yang diketik menggunakan ukuran spasi
kurang lebih seperti berikut :
Margin :
Margin atas : 4 cm dari tepi kertas
Margin kiri : 4 cm dari tepi kertas
Margin bawah : 3 cm dari tepi kertas
Margin kanan : 3 cm dari tepi kertas
atau gunakan format A4 pada page setup dengan margin standar pada komputer.
3. Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab, sesuai dengan nomor urut
gambar tersebut pada setiap bab. Nomor bab ditulis di depan nomor urut
gambar dengan angka Arab. Contoh penulisan nomor gambar: Gambar 2.1
(Gambar ini berada di Bab 2 dan merupakan gambar pertama).
4. Gambar diberi judul di atas tabel, berjarak 1 spasi.
5.4. Cara Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka tidak memerlukan pencantuman bab, sebab daftar pustaka tidak
termasuk bagian inti karya. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan cara penulisan daftar pustaka
yang digunakan. Pedoman penulisan daftar pustaka menggunakan “HARVARD SYSTEM”.
Contoh penulisan daftar Pustaka
Dubin, Fraida, and Elite Olshtain.(1988). Course Design – Developing Programs and
Materials for Language Learning. New York: Cambridge University Press
Nunan, David. (1989). Designing TaSKS for the Communicative Classroom. Cambridge:
Cambridge University Press
The, Liang Gie. (2001). Perspektif Imajinatif. Yogyakarta: Kanisius.
Santoso, Rahmat. (2002). Determinasi Politik Kekuasaan. Jakarta: PROGRAM STUDI
Daftar Referensi/Rujukan merupakan daftar yang berisi informasi tentang buku,
makalah, artikel atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam
Daftar Referensi/ Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung
ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Referensi/ Rujukan
5.4.3 Referensi dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan.
Judul artikel ditulis tanpa cetak miring.
Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila
hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor.
Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya
disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hartley, J. T.; Harker, J. O.; & Walsh, D. A. (1980). Contemporary Issues and
New Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam
L. W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Program Studiychological Issues
(hlm. 239-252). Washington, DC: American Program Studiychological
Association.
Hasan, M. Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),
Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra
(hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
5.4.8 .Referensi dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit
Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring (main entry
under title), diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun (2003) tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia.
5.4.9 Referensi dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan
tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama
lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1978). Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5.4.12 Referensi Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau
Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah
ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan
dalam …”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan,
dan waktu penyelenggaraan (tanggal serta bulannya).
Contoh:
Huda, N. (1991) Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan
dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di
Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, Malang, 12 Juli
2011.
Karim, Z. (1987). Tata kota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan
dalam Seminar Tata kota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2
September 2011.