Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia.
Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan – bahan kimia
tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari - hari memang
tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan kita sehari – hari maupun dalam industri. Polimer meliputi
plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup,
yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer.
Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah
dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan damar. Polimer sintesis dikenal mulai
tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang dikemukakan oleh Staudinger
mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat.
Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-
serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, karet untuk ban mobil
dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Polimer?
2. Bagaimana klasifikasi dari Polimer?
3. Apa saja jenis dari polimer ?
4. Bagaimana Kegunaan dari Polimer ?
5. Bagaimana penanganan limbah plastik?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi Polimer
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Polimer
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari polimer
4. Untuk mengetahui Kegunaan dari Polimer
5. Untuk mengetahui cara penanganan limbah plastik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Polimer


Suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul
kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak; mer = bagian).
Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang kecil (monomer),
saling berikatan dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling berikatan membentuk
suatu polimer terkadang sama atau berbeda. Sifat-sifat polimer berbeda dari monomer-
monomer yang menyusunnya.
Polimer sintetis dari molekul-molekul sederhana yang disebut monomer (bagian
tunggal).
Polimer organik sintetik, banyak polimer organik telah disintesis melalui beragam
proses kimia. Polimer-polimer ini sama persis dan terkadang memiliki sifat-sifat yang lebih
baik dari pada polmer-polimer alami. Nilon adalah polimer organik sintetik yang paing
terkenal.
Poimer sintetik diciptakan dengan menggabungkan monomer, satu demi satu, lewat
reaksi adisi dan reaksi kondensasi.
Reaksi adisi melibatkan senyawa tak jenuh yang mengandung ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga. Hidrogenasi dan reaksi-reaksi hidrogen halida dan halogen dengan alkena
dan alkuna adalah contoh dari reaksi adisi.
Reaksi kondensasi, salah satu preoses polimer kondensasi yang paling dikenal adalah
reaksi antara heksametilenadiamina dan asam adipat. Reaksi kondensasi juga digunakan
dalam produksi Dacron(poliester)

2.2 Klasifikasi Polimer

2.2.1. Polimer Berdasarkan Reaksi Pembentukannya


Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada
strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit
ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit
karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.
a. Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut
reaksi adisi. Perhatikan Gambar yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung
ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.
Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan
sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan
rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru
menjadi monomer yang lain.
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan
rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk
rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua
atom dari monomer awal. Berdasarkan diatas, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah
polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap
diikuti oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam
reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.

Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu: Sebagai contoh
mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena
1. Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul
monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal
bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan
dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:
2. Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan
rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C pada
polimer polietilena

3. Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh
dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2 – CH2 + R ->
CH2 – CH2- R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal
polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-
(CH2)n-CH2° + °CH2-(CH2)n-R’ -> R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R’ Beberapa
contoh polimer yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.

 Polivinil klorida

n CH2 = CHCl → [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida

 Poliakrilonitril

n CH2 = CHCN → [ - CH2 - CHCN - ]n

b. Polimer Kondensasi

Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama
atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai
dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara
adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan
bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom
monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional
sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis
reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.

Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam
adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut
jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon
di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66. Contoh lain dari reaksi
polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang digunakan
sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan
kantong plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah
monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.

2.2.2. Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya


Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-
hari. Beberapa plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada
pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika
didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai.
Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan sebagai
sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena setiap kali
dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda untuk
membuat produk plastik yang baru. Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC) merupakan
contoh jenis polimer ini.
Sedangkan beberapa plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam
pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika
dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya
mempunyai ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam
bentuk pertama kali mereka dicetak disebut polimer termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-
ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu
menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin
formaldehida) dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer-
polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada termoplastik, namun polimer
tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah
tangga yang tahan panas seperti cangkir.
Perbedaan sifat-sifat plastik termoplas dan termoset disimpulkan pada Tabel 2.
Perbedaan sifat plastik termoplas dan plastik termoset
Tabel 2. Perbedaan Plastik Termoplast dan Termoset
Plastik Termoplas Plastik Termoset
Mudah diregangkan Keras dan Rigid
Fleksibel Tidak Fleksibel
Tidak leleh rendah Tidak meleleh jika dipanaskan
Dapat dibentuk ulang Tidak dapat dibentuk ulang

Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.

Bentuk struktur bercabang termoplastik.

Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut.


a) Berat molekul kecil

b) Tidak tahan terhadap panas

c) Jika dipanaskan akan melunak

d) Jika didinginkan akan mengeras

e) Mudah untuk diregangkan.Fleksibel

f) Titik leleh rendah.Dapat dibentuk ulang (daur ulang)

g) Mudah larut dalam pelarut yang sesuai

h) Memiliki struktur molekul linear/bercabang

Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.

Sifat polimer termoseting sebagai berikut.

a) Keras dan kaku (tidak fleksibel)

b) Jika dipanaskan akan mengeras

c) Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang)

d) Tidak dapat larut dalam pelarut apapun


e) Jika dipanaskan akan meleleh

f) Tahan terhadap asam basa

g) Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul

2.2.3 Polimer Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer
alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol,
dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis
yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul
sederhana (monomer) dalam pabrik.
a. Polimer Sintetis
Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi
fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo
Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk
konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik
adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak produk
lain yang Anda lihat sehari-hari.

Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam laboratorium selama 100 tahun.
Dapatkah Anda membayangkan kehidupan tanpa mengenal polimer sintesis ini? Pada
musim hujan, Anda mungkin akan kehujanan saat pergi sekolah tanpa membawa jas hujan
yang terbuat dari nilon, makan makanan yang basi untuk makan siang tanpa kantong
plastik atau suatu wadah dari bahan polimer, dan memakai seragam olahraga yang terbuat
dari bahan tekstil yang lebih berat dari buatan pabrik sintesis. Banyak polimer telah
membantu kita dalam menyumbang kehidupan kita.
Tabel macam-macam polimer sintesis

b. Polimer alam
Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Selsel kehidupan juga
merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga,
wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang
disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi
kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer
glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis.
Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Gagasan untuk
proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-
laba. Benang yang panjang, halus dipintal ketika molekul-molekul polimer itu ditekan
melalui lubang kecil didalam pemintalan, baik secara alami dan industri
Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama
dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet
ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar.
Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32 – 35% karet
dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam.
Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari
kayu.

2.2.4. Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya


Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan
kopolimer. Homopolimer terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk
lebih dari sejenis monomer. Uraian berikut menjelaskan perbedaan dua golongan polimer
tersebut.
a. Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan
struktur polimer. . . – A – A – A – A – A – A -. . .

b. Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer.
Contoh: polimer SBS (polimer stirena-butadiena-stirena)
Jenis-jenis kopolimer
1) Kopolimer acak, yaitu kopolimer yang mempunyai sejumlah satuan berulang yang
berbeda tersusun secara acak dalam rantai polimer.
Strukturnya: . . . – A – B – A – A – B – B – A – A -. . . .
2) Kopolimer bergantian, yaitu kopolimer yang mempunyai beberapa kesatuan ulang
yang berbeda berselang-seling adanya dalam rantai polimer.
Strukturnya:. . . – A – B – A – B – A – B – A – B – . . .
3) Kopolimer balok (blok), yaitu kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan berulang
berselang-seling dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer.
Strukturnya: . . . – A – A – A – A – B – B – B – B – A – A – A – A -. . .
4) Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan
berulang menempel pada polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya
satu macam kesatuan berulang dari satu jenis monomer. Strukturnya

Kalau bicara masalah polymer sangat luas sekali, yang di bicarakan di atas adalah
sebagian kecil tiori yang ada di polymer. Memang benar salah satu adalah polymer addisi
seperti yang di jumpai di acrylic solution,di mana applikasinya banyak sekali terutama
untuk bahan dasar cat,baik cat mobil maupun car dekorative. Ada juga polymer yang
medianya adalah air,bahan adalah acrylic dan reaksi yang terjadi adalah addisi. Aplikasi
nya juga banyak di antaranya , cat tembok,textil. ink dan pigment printing. Sedangkan
polymer yang terbentuk karena proses kondensasi seperti saturated polyester dan
unsaturated polyester .dimana aplikasi dari saturated adalah utk cat kayu,cat mobil
dll,sedangkan utk unsaturated aplikasinya adalah utk fiber glass,yang biasanya orang
menyebutnya resin dan kancing baju dll.

2.3 Berbagai macam polimer


Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut
ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita:
a. Karet Sintesis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli kimia
organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat perolehan
kebutuhan tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar
monomer, seperti butadiene dan stirena dengan cara kopolimerisasi. Polibutadiena-stirena
disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR (stirena- butadiena rubber). Ada dua
jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain yang monomernya 1:1,
pada Buna-N perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 3:1, sedangkan Buna-S
perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer tersebut merupakan
karet sintetis yang kuat hampir menyamai karet alam karena resisten oksidasi dan abrasi
dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat dicross-linked kan
dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan sebagai ban
mobil. Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan rantai-
rantai polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan kembali pada
bentuk semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari
monomer kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.
b. Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa), dan
polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis,
yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur
dan transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat lembaran
film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita
rekam magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan dalam penelitian
cuaca di atmosfer. Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut
nilon-66 karena polimernya tersusun dari enam atom C dari 1,6-heksametilena diamina
dan enam atom C darimolekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat
kain.
c. Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan
serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus
kaki.
d. Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik
yaitu sebagai berikut :
 Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis rendah,
lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena
tanah lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi,
dicetak lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb.
 Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini
juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan
panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk membuat
botol plastik, karung, bakair, tali, dan kanel listrik (insulator).
 PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik, pipa
paralon, pipakabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.
 Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan
kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik
kimia, pipa antipatah, dan kabel listrik.
 Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan
formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit
digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan
fiting lampu listrik.
 Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass. Polimetil
metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H2C = CH-
COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer ini digunakan
untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.

2.4 Kegunaan Polimer


Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya
tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal
penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72 %
sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan poliester
yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti: sutera, wol dan katun untuk
menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.

b. Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High
Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung plastik
serta pembungkus makanan dan barang. Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan
dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan
televisi, serta piringan hitam.

c. Polivinil Klorida (PVC)


Plastik PVC bersifat termo plastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat
tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu
bentuk kaku dan bentuk fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat
konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam,
dan beberapa komponen mobil. Adapun plastic bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk
membuat selang plastik dan isolasi listrik. Dalam hal penggunaannya, plastic PVC
menempati urutan ketiga dan sekitar 68% digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa
saluran air).

d. Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers
dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini
banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah
tangga serta peralatan laboratorium.

e. Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu polimer
yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena. Karet sintetik ini
banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik dan
tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.
f. Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur protein
wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang
menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol
dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut
pada saat pencucian.

g. Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak
digunakan (hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari
serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai,
dan mudah perawatannya.

2.5 Penanganan Limbah Plastik


Sekitar 20% volum sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada umumnya,
sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus menerus memerlukan areal
untuk pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan
pencemaran tanah, selain merusak pemandangan.Beberapa cara yang dapat ditempuh
dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang (recycle), dengan incinerasi
dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi.

1. Daur Ulang (Recycle)


Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan
tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap-tahap
pengumpulan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah
pengumpulan dan pemisahan. Keduatahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika
masyarakat dengan disiplin tinggi ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah
plastik. Dewasa ini plastik yang cukup banyak di daur ulang adalah jenis HDPE dan botol-
botol plastik.
Kode identifikasi Resin Pada Botol Plastik

Di bawah ini menggambarkan "Kode Identifikasi Resin" yang berbeda dari tiap
bahan plastik. Kode tersebut menunjukkan simbol yang umum digunakan untuk setiap
jenis produk plastik, singkatan nama polimer masing-masing, dan beberapa penggunaan
umum untuk setiap jenis plastik. Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing 7
simbol daur ulang yang sering digunakan:

1. PET atau PETE (Polyethylene Etilen Terephalate)

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta
tulisan PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai
untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral,
botol jus, wadah makanan dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis
PET/PETE ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi
digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan
polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Bahan ini dapat dibuat lagi ke dalam bulu
domba kutub, serat, karpet, dan lain-lain. Permintaan untuk jenis plastik ini di antara
komunitas pendaur ulang plastik relatif banyak, tetapi saat ini tingkat daur ulang untuk
bahan ini tetap rendah sebesar 20%.

2. HDPE (High Density Polyethylene)

Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di
tengahnya, serta tulisan HDPE (Polyethylene Densitas Tinggi) di bawah segitiga. Biasa
dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi
lipat, dan lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,
buram dan lebih tahan lama terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang
aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan
plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET,
HDPE juga direkomendasikan hanya sekali pakai pemakaian karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Jenis ini juga dapat digunakan kembali
ke untuk bahan lantai ubin, drainase, botol HDPE baru, pipa, dan lain-lain.
3. PVC (Polyvinyl Chloride)

Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V


itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ini
bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi
antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan berat badan. Bahan ini mengandung klorin dan akan mengeluarkan racun
jika dibakar. PVC tidak boleh digunakan dalam menyiapkan makanan atau kemasan
makanan. Bahan ini juga dapat diolah kembali menjadi mudflaps, panel, tikar, dan lain-lain

4. LDPE (Low Density Polyethylene)

Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density
polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa
dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang lembek, pakaian, mebel,
dll. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, Fleksibel dan permukaan
agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi
terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi
tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan
yang dikemas dengan bahan ini. LDPE, dapat didaur ulang dengan banyak cara, misalnya
dilarutkan ke dalam kaleng, keranjang kompos dan landscaping tiles.

5. PP (polypropylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik
adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan
ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil
terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan
bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah
dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan
berbagai makanan dan minuman. PP dapat diolah kembali menjadi garpu, sapu, nampan,
dan lain-lain.

6. PS (Polystyrene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai
sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke
dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga
bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini
harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon
estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode
angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini
dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar,
bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. PS
mengandung benzene, suatu zat penyebab kanker dan tidak boleh dibakar. Bahan ini diolah
kembali menjadi isolasi, kemasan, pabrik tempat tidur, dan lain-lain.

7. OTHER (Polycarbonate)
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk
jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: SAN styrene acrylonitrile, ABS acrylonitrile
butadiene styrene, PC polycarbonate, dan Nylon. Dapat ditemukan pada tempat makanan
dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga,
komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
2. Incinerasi (Incineration)
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu
tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik
membakar batu bara yang dicampur beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi
pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran
plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif/racun. Pembakaran ban
bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif.
as- gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yangpaling serius adalah
dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang
mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan
pengontrolan yangbaik untuk mengurangi polusi udara.

 Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme (Biodegradable Plastics)


Sekitar setengah dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. karena itu, sangat baik
jika dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal ini diupayakan dan mulai
dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar Amilum (Zat Tepung).
Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk
membayar lebih.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam kehidupan kita sehari-hari
maupun dalam industry. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa
senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein,
dan asam nukleat juga merupakan polimer. Kita akan melihat bahwa polimer adalah suatu
makro molekul yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana yang kita sebut sebagai
monomer. Proses pembentukan polimer dari monomernya kita sebut sebagai polimerisasi.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang reaksi pembantukan polimer, penggolongan
polimer, serta kegunaan dan dampak polimer.
Daftar Pustaka
Fitri,Eka.2013. Polimer. (online)
(http://www.academia.edu/9237045/Polimer , diakses pada tanggal 1 November
2015).
Istiqomah,Farida.2013. Makalah Polimer. (online)
(http://sejengkalpengetahuan.blogspot.co.id/2013/09/makalah-polimer.html, ,
diakses pada tanggal 1 November 2015).
Subiyakto,Abi.2014. Polimer. (online)
(http://pengetahuanmateri.blogspot.co.id/2014/03/makalah-polimer.html, diakses
pada tanggal 1 November 2015).
Zaky.2013. 7 Simbol Pada Kemasan Plastik (online)
(https://zakylife.wordpress.com/2013/10/05/arti-7-simbol-pada-kemasan-berbahan-
plastik/ , diakses pada tanggal 1 November 2015).

Anda mungkin juga menyukai