Anda di halaman 1dari 3

1.

Terdapat 3 prosedur untuk mencari bukti audit​: (BAB 5)


a. Risk Asessment
Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji yang material dalam lap. keuangan
b. Test of Control​ (uji pengendalian)
Menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atau prosedur
pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk. (Menyamakan invoice supplier
dengan proccess order dan receiving report)
c. Substantive
Kegiatan yang dilakukan auditor selama substantif taha audit yang mengumpulkan
bukti-bukti mengenai validitas, kelengkapan dan akurasi saldo akun dan golongan
transaksi yang mendasari. (Memeriksa fisik persediaan, mengatur pemasok, membuat
kolektibilitas piutang nasabah sebagai bukti piutang akurat)
2. ​Asersi dalam audit: ​(BAB 5)
a. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance): ​berhubungan
dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi
yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu
b. Asersi tentang kelengkapan (completeness): ​berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah
dicantumkan di dalamnya.
c. Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations): ​berhubungan dengan
apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan
pada tanggal tertentu.
d. Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation): ​berhubungan
dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.
e. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure​):
berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan
diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.

3. ​Menguji Kontrol Terhadap Piutang​ (BAB 6):

Beberapa ciri internal control yang baik atas piutang:

1. Terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan,
mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit,
membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan
2. Digunakan formulir-formulir yang bernomor urut tercetak
3. Digunakan price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price list atau
setiap diskon yang diberikan kepada pelanggan harus disetujui oleh pejabat perusahaan
yang berwenang
4. Adanya buku besar pembantu piutang atau kartu piutang
5. Setiap akhir bulan dibuat analisa umur piutang
6. Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan dibandingkan
(direkonsiliasi) dengan jumlah saldo piutang menurut buku besar
7. Setiap akhir bulan dikirim laporan bulanan (monthly statement of account) kepada
masing-masing pelanggan
8. Uang kas, check, atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah
seutuhnya paling lambat keesokan harinya
9. Mutasi kredit perkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur
penjualan dan penghapusan piutang harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.

4. Internal Control menurut COSO ​(BAB 6)

a. A control environment (lingkungan pengendalian): ​merupakan tanggung jawab


manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-nilai integritas dan
kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
b. Risk assessment (penaksiran resiko): ​perusahaan harus mengidentifikasi dan
menganalisis faktor-faktor yang menciptakan resiko bisnis dan harus menentukan
bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
c. Control activities (kegiatan pengendalian): ​untuk mengurangi terjadinya
kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur untuk
mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
d. Information and communication (informasi dan komunikasi): ​sistem
pengendalian internal harus dikomunikasikan dan diinfokan kepada seluruh
karyawan perusahaan dari atas hingga bawah.
e. Monitoring (pemantauan): ​sistem pengendalian internal harus dipantau secara
berkala. Apabila terjadi kekurangan yang signifikan, harus segera dilaporkan
kepada manajemen puncak and ke dewan komisaris.

5. ​Statistika Sampling (BAB 8 )

a. Dalam pengambilan sampel ​non-statistik​: auditor tidak menggunakan teknik


statistik untuk menentukan ukuran sampel, memilih item sampel, atau mengukur
risiko sampling.
b. Sampling statistik​: menggunakan hukum probabilitas untuk menghitung ukuran
sampel dan mengevaluasi hasil sampel. Auditor dapat menggunakan ukuran
sampel yang paling efisien dan mengukur risiko pengambilan sampel.

● Kelebihan​: desain sampel yang efisien, ukur kecukupan bukti yang diperoleh,
Hitung risiko pengambilan sampel.
● Kelemahan​: pelatihan auditor dalam penggunaan yang tepat, saatnya merancang
dan melakukan aplikasi pengambilan sampel, Kurangnya aplikasi yang konsisten di
seluruh tim perikatan audit

Teknik Statistical Sampling:


a. Attribute Sampling​: digunakan untuk memperkirakan proporsi populasi yang
memiliki karakteristik tertentu. Penggunaan sampling atribut yang paling umum
adalah untuk tes kontrol.
b. Monetary unit sampling​: menggunakan teori atribut sampel untuk memperkirakan
kesalahan penyajian moneter untuk kelas transaksi atau saldo akun.
c. Classical variables sampling​: auditor terkadang menggunakan variabel sampling
untuk memperkirakan nilai moneter dari suatu kelas transaksi atau saldo akun. Ini
lebih sering digunakan untuk menentukan apakah suatu akun salah saji secara
material.
Pengambilan Sampel Atribut yang Diterapkan pada Tes Kontrol​: dalam melakukan
sampel statistik untuk pengujian kontrol, standar audit mengharuskan auditor untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi aplikasi pengambilan sampel dengan
baik dan mendokumentasikan setiap fase aplikasi pengambilan sampel secara memadai.
Plan > Perform > Evaluate > Document.

6. ​Monetary Unit Sampling​ (BAB 9)


MUS menggunakan teori atribut-sampling untuk mengungkapkan kesimpulan dalam jumlah
moneter (mis. Dalam euro atau mata uang lainnya) daripada sebagai tingkat kejadian.
Biasanya digunakan oleh auditor untuk menguji akun seperti piutang, pinjaman pinjaman,
investasi sekuritas dan persediaan.

Kelebihan​: Ketika auditor tidak mengharapkan salah saji, MUS biasanya menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil daripada sampling variabel klasik.
Perhitungan ukuran sampel dan evaluasi hasil sampel tidak didasarkan pada variasi antara
item dalam populasi.
Ketika diterapkan menggunakan prosedur probabilitas-proporsional-ke-ukuran, MUS
secara otomatis menghasilkan sampel bertingkat
Sampel dipilih berdasarkan probability proportional to see
Kekurangan​: Pemilihan saldo nol atau negatif umumnya memerlukan pertimbangan desain
khusus.
Pendekatan umum untuk MUS mengasumsikan bahwa jumlah item sampel yang diaudit
tidak dalam kesalahan lebih dari 100%.
Ketika lebih dari satu atau dua kesalahan saji terdeteksi, perhitungan hasil sampel mungkin
melebih-lebihkan penyisihan risiko pengambilan sampel.

Langkah dalam penerapan monetary unit sampling:


1. Menentukan objek pengujian
2. Menentukan karakteristik populasi
3. Menentukan ukuran sampel
4. Memilih unsur sampel
5. Menghitung salah saji yang diproyeksikan dan batas atas dari salah saji

(itungan liat link ya)

Anda mungkin juga menyukai