PEMBINA :
KELOMPOK 6
SMAN 1 PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan pemanfaatan buah pisang.
2. Untuk mengetahui pengolahan buah pisang menjadi masker.
1.4 Hipotesis
1. Pisang memilki kandungan yang sangat berguna bagi tubuh kita terutama
untuk perawatan kulit wajah sebagai produk kecantikan sehingga pisang
sangat cocok dijadikan olahan masker.
2. Pembuatan masker pisang sangat efektif karena bahan yang digunakan
mudah didapat dan juga masker pisang ini jauh lebih aman dibanding
dengan masker yang dijual dipasaran karena bahan yang digunakan adalah
bahan yang alami.
1.5. Manfaat
Dari penulisan karya ilmiah ini, dapat diambil beberapa manfaat, yaitu :
1. Bagi Peneliti
Dengan penulisan karya ilmiah ini dapat mengetahui cara membuat
masker pisang yang bisa menambah nilai ekonomisnya yang selama ini
tidak begitu mendapat perhatian khusus dari masyarakat sehingga dapat
diketahui salah satu peranan pisang dalam bidang kosmetik.
2. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memberikan pengetahuan bagi siswa lain tentang
pemanfaatan pisang sebagai bahan alternatif dalam pembuatan masker.
Sehingga dapat memberikan pengetahuan baru bahwa pisang juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan masker.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menyajikan variasi kosmetik baru dengan mengolah
pisang menjadi masker yang tentunya dengan biaya yang sangat
terjangkau karena bahan bakunya mudah didapat dan tersedia dalam
jumlah yang melimpah.
Iklim yang terjadi di Indonesia merupakan iklim tropis atau iklim panas.
Dan Indonesia letak astronomisnya terletak di antara 6° LU – 11° LS dan 95° BT
– 141° BT. Ciri-ciri iklim yang terjadi di Indonesia adalah sebagai berikut:
Tekanan udara yang terjadi di Indonesia cukup rendah dan perubahannya pun
secara perlahan-lahan dan beraturan.Rata-rata suhu udaranya tinggi karena
matahri yang menyinari wilayah Indonesia selalu vertical. Biasanya suhu
udaranya antara 20-23° C. Dan bahkan suhu tahunannya rata-rata dibeberapa
daerah dapat mencapai 30° C.https://aqieb.com/iklim-di-indonesia/
2.2 Kosmetik
Jenis kosmetik meliputi krim perawatan kulit, losion, bedak, lipstik, kuteks,
perias muka dan mata, minyak rambut, lensa kontak berwarna, pewarna rambut,
deodoran, sanitizer, produk perawatan bayi, perawatan rambut, sabun, garam
mandi, serta semua produk perlengkapan mandi. Penggunaan kosmetik,
khususnya di bagian muka dan mata, disebut dengan "riasan", "dandanan", atau
"make up". Kebanyakan perusahaan kosmetik memisahkan kosmetik menjadi dua
jenis, yakni kosmetik rias dengan kosmetik perawatan. Perbedaannya adalah:
Kosmetik rias umumnya digunakan sebagai riasan untuk area muka atau wajah,
misalnya bedak, lipstik, pensil alis, perona pipi, perona mata, celak, dan maskara.
Lebih luasnya, kosmetik rias juga termasuk produk untuk merias kuku dan rambut
seperti kuteks dan cat rambut. Kosmetik perawatan meliputi produk yang
digunakan untuk merawat tubuh, termasuk krim kulit, losion tangan dan tubuh
(hand body lotion), deodoran, parfum, sabun, masker muka, dan sebagainya.
Masker Wajah adalah masker kecantikan yang berwujud sediaan gel, pasta,
dan serbuk yang dioleskan untuk membersihkan dan mengencangkan kulit,
terutama kulit wajah. Secara sistematik, masker wajah bertindak merangsang
sirkulasi aliran darah maupun limpa, merangsang dan memperbaiki kulit melalui
percepatan proses regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit. Masker
wajah juga berfungsi sebagai pembawa bahan-bahan aktif yang berguna bagi
kesehatan kulit, seperti ekstrak tumbuhan, minyak esensial, atau rumput laut yang
dapat diserap oleh permukaan kulit untuk dibawa ke dalam sirkulasi darah (Novita
Widya, 2009). Masker wajah saat ini memiliki banyak bentuk seperti serbuk,
pasta, ada juga yang berbentuk gel. Berbagai perusahaan kosmetik besar saat ini
banyak mengeluarkan produk yang berbahan alami atau “back to nature”.
Masyarakat saat ini banyak yang beralih pada produk yang berbahan alami,
keistimewaan masker dari bahan alami ini adalah tidak menimbulkan iritasi dan
efek samping. Karena produk yang terbuat dari bahan alamiah lebih murah, aman,
tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan bagi kulit
2.4 Pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa
acuminata, M. balbisiana, dan M. (paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang
dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok
tersusun menjari yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit
berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga,
merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan
merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Perlu
disadari, istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak
menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang kipas.
Artikel ini hanya membahas pisang penghasil buah konsumsi serta kerabatnya
yang berkaitan.
Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram yang secara
keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi
daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.
Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan
gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh
sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai
cadangan energi. Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah
tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan
kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks
tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi
dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi
yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh. Gula
pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek
glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai
penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja
keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda
otak kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun. Untuk
melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah
sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan
dalam kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi
darah otak karena glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas
keberadaannya.
2.5 Kulit
Kulit merupakan bagian terluar tubuh manusia yang kondisi atau
kualitasnya dapat dengan mudah terlihat oleh orang lain. Itulah sebabnya, kulit
berpengaruh sangat besar terhadap kepercayaan diri seseorang. Kulit yang telihat
sehat dan terawat akan memancarkan pesona yang luar biasa sehingga mampu
melahirkan rasa percaya diri bagi pemiliknya. Dengan kulit yang sehat dan
terawat, seseorang akan tampil cantik dan memikat. Menurut Maria Dwikarya,
DSKK (2003:1) kulit merupakan bagian luar tubuh yang menutupi organ-organ
tubuh manusia. Berdasarkan lokasinya, ketebalan kulit berbeda-beda sesuai
dengan fungsinya. Misalnya, kulit di telapak kaki merupakan kulit yang tebal,
sedangkan di bibir, dada, dan paha kulit tampak lebih tipis. Terkadang di bagian
yang kulit tipis, secara transparan tampak pembuluh darah. Kulit merupakan
selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai
pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel
sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan
keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya
sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap
tekanan dan infeksi dari luar. Struktur kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan
epidermis, dermis dan hypodermis. Masing-masing lapisan kulit tersebut
mempunyai fungsi yang berbeda-beda.Luas kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter
persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak .
Ada berbagai faktor penyebab kulit menjadi kering, antara lain cuaca,
penggunaan sabun yang tidak cocok, terlalu sering mandi, efek samping
penggunaan obat obatan tertentu, faktor genetik, usia, kekurangan nutrisi, dan
terlalu sering berada di ruangan ber-AC. Kulit kering memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: a)Kering; b)Kusam; c)Mudah timbul keriput; d)Pecah-pecah; e)Terasa
kaku; f)Bersisik.
BAB III
PEMBAHASAN