Anda di halaman 1dari 5

A.

Maksud dan Tujuan

Praktikum acara analisis ukuran butir sedimen bertujuan untuk mengetahui salah satu metode analisis
butir, yang dalam praktikum ini digunakan metode quartering. Tujuannya adalah mengetahui proses-
proses geologi yang berperan terhadap pembentukan dan deposisi sedimen berdasarkan distribusi dan
variasi ukuran butirnya.

B. Dasar Teori

Material pembentuk batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu material yang
tertransport secara fisik dalam bentuk padatan sebelum terendapkan (partikel) dan material yang
berasal dari suatu larutan yang kemudian terpresipitasi in situ dan tidak mengalami transportasi secara
fisik sebagai objek padatan (kristal).

Ada beberapa skala yang digunakan dalam analisis ukuran butir, namun skala yang paling sering
digunakan adalah skala ukuran butir Udden-Wenworth. Skala ini menggunakan nilai 1 mm sebagai
standar dan menggunakan faktor pengali atau pembagi 2. Pada tahun 1934, Krumbein mengenalkan
suatu transformasi logaritmik dalam skala tersebut, yakni skala phi (Ф), dengan rumus:

Ф = -log2 d
dengan d adalah diameter partikel dalam mm.

Kemudian oleh McManus(1963) rumus ini diperbaiki menjadi :

Ф = -log2 d

do
dengan d adalah diameter partikel dalam mm dan do adalah ukuran butir standar (1mm).
Ada beberapa metode dalam pengukuran butir sedimen, yang digunakan sesuai ukuran butir sedimen
yang akan dianalisis. Beberapa cara pengukuran butir tersebut antara lain :

1. Metode pengukuran langsung

Pada metode ini cara yang digunakan tergolong sederhana dan alat yang digunakan adalah kpiler atau
penggaris, umumnya terdapat 3 parameter yang di ukur untuk pengukuran besar butir sedimen secara
langsung yaitu diameter terpanjang (dL), diameter menengah (dI) dan diameter terpendek (dS).

2. Metode pengayakan kering

Pada metode ini digunakan ayakan dengan ukuran lubang ayakan yang sudah dikonversi dengan skala
ukuran butir Udden-Wenworth dengan ukuran lubang yang mendekati 4√2 skala Udden-Wentworth.
Sebelum dilakukan pengayakan, maka untuk mendapatkan distribusi ukuran butir yang merata dan
sampel yang mewakili, maka dilakukan splitting, ada beberapa macam cara splitting, yakni :

 Coning & quartering, yaitu dengan menuangkan sampel pada bidang datar sehingga membentuk
kerucut. Kemudian dengan menggunakan karton, kerucut dibagi menjadi 4 kuadran. Setelah itu,
2 kuadran yang berhadapan disingkirkan dan 2 kuadran sisanya dicampur lagi untuk dilakukan
splitting lagi sampai memperoleh berat yang diinginkan.
 Quartering, sampel dituangkan melalui suatu corong di atas karton yang disilangkan saling tegak
lurus sehingga sample akan terbagi menjadi 4 kuadran, dan proses selanjutnya sama seperti cara
di atas.
 Mechanical splitting, dengan cara menuangkan sampel pada splitter, yang kemudian alat akan
membagi sample menjadi 2 bagian. Separuh bagian dari sampel disingkirkan dan sisanya
dimasukkan lagi ke dalam alat. Proses ini di ulang-ulang sampai diperoleh berat yang diinginkan.

3. Metode pipet

Metode pengayakan ini digunakan untuk analisis ukuran butir lanau dan lempung. Dengan
memanfaatkan perhitungan kecepatan pengendapan butir partikel berdasarkan Hukum Stokes.
Beberapa parameter yang digunakan pada proses pengolahan data pada acara analisis ukuran butir ini
yaitu, antara lain:
<0,35Ф very well sorted

0,35 – 0,50Ф well sorted  Median


0,50 – 0,71Ф moderately well sorted
0,71 – 1,00Ф moderately sorted
Median merupakan ukuran butir partikel yang tepat
1,00 – 2,00Ф poorly sorted pada tengah-tengah populasi, yang berarti separuh dari
2,00 – 4,00Ф very poorly sorted berat keseluruhan partikel adalah lebih halus dan
> 4,00Ф extremely poorly sorted separuh lainnya lebih kasar dari ukuran butir tersebut.
Median dapat dilihat secara langsung dari kurva
kumulatif, yakni pada nilai phi dimana kurva kumulatif memotong angka 50%.

 Mode

Mode merupakan ukuran butir yang frekuensi kemunculannya paling banyak, dengan demikian nilai
mode adalah nilai phi pada titik tertinggi kurva frekuensi.

 Mean

Mean adalah nilai rata-rata ukuran butir. Secara grafis mean (rata-rata) dapat dihitung dengan rumus,

 Sortasi

Sortasi merupakan nilai standar deviasi distribusi ukuran butir (sebaran nilai di sekitar mean, dimana
parameter ini menunjukkan tingkat keseragaman butir. Secara grafis sortasi dapat dihitung dengan
rumus,

Klasifikasi sortasi (σ1):

 Skewness

Skewness merupakan nilai kesimetrian kurva frekuensi, jika nilai skewness cenderung memuncak di
sebelah kiri mean, artinya bahwa material sedimen tersebut didominasi oleh partikel dengan ukuran
butir yang lebih kasar dan begitu pula sebaliknya. Secara grafis sortasi dapat dihitung dengan rumus,
Klasifikasi Sk1 :
+1,0 - +0,3 very fine-skewed
+0,3 - +0,1 fine-skewed
+0,1 - -0,1 near-symmetrical
-0,1 - -0,3 coarse-skewed
-0,3 - -1,0 very coarse-skewed

 Kurtosis

Kurtosis merupakan nilai yang menunjukkan kepuncakan kurva. Sebuah kurva disebut kurva normal
( mesokurtic) jika sebaran distribusi diantara 5% dan 95% adalah 2,44 kali sebaran distribusi diantara
25% dan 95%. Secara grafis kurtosis dapat dihitung dengan rumus,

∅ 95+ ∅ 5
KG=
2.44 ( ∅ 75−∅ 25)

Klasifikasi kurtosis:
< 0,67 very platykurtic
0,67 – 0,90 platykurtic
0,90 – 1,11 mesokurtic
1,11 – 1,50 leptokurtic
1,50 - 3,00 very leptokurtic
> 3,00 extremely leptokurtic

C. Alat dan Bahan


 Tahap Pengambilan Sampel
- Alat tulis
- BCL
- OHP
- GPS (aplikasi hp)
- Kamera
- Plastik sampel besar
- Botol dan tali rafia
 Tahap Pengolahan Sampel
- Cahaya matahari
- Kertas karton
- Corong
- Saringan ayakan, dengan nilai mesh 18, 35, 60, 120, 270, dan >270.
- Mesin pengayak.
- Stopwatch
- Kuas
- Plastic sampel kecil
- Timbangan sampel
- Kalkulator

Langkah kerja

Sampel tiap LP yang telah diambil dari lapangan dibersihkan dan dikeringkan dengan menggunakan sinar
matahari.

Sampel yang telah dibersihkan dan dikeringkan, dilakukan splitting untuk mendapatkan sampel yang
mewakili dan dalam praktikum kali ini dilakukan cara Quartering, proses ini dilakukan untuk tiap LP.

Timbang sampel hasil splitting hingga didapatkan berat yang diinginkan, yaitu 100 gram untuk tiap LP.

Kemudian, susun saringan ayakan secara sedemikian rupa sehingga saringan dengan nilai mesh rendah
berada pada posisi paling atas dan semakin ke bawah saringan memiliki nilai mesh yang semakin tinggi.
Pada praktikum kali ini urutan saringan dari atas ke bawah adalah mulai dari mesh yang bernilai 18, 35,
60, 120, 270,> 270.

Lalu sampel yang telah ditimbang yaitu sebanyak 100 gram pada tiap LP dimasukkan kedalam saringan
ayakan paling atas. Kemudian tutup saringan dengan penutupnya dan lakukan pengayakan dengan
menggunakan mesin pengayak sekitar 5 – 10 menit.

Setelah itu, pisahkan sampel hasil ayakan per nilai mesh nya, dan masukkan ke dalam plastik sampel
kecil dengan menggunakan kuas untuk tiap nilai mesh, sehingga didapatkan 6 jenis sampel dari tiap LP.

Timbang dan catat tiap tiap sampel yang telah diayak, lalu jumlahkan total berat sampel setelah diayak.
Kehilangan berat akibat pengayakan sebaiknya tidak melebihi 5 %, dalam praktikum kali ini minimal
berat sampel setelah diayak 95 gram.

Catat data data yang telah diperoleh selama praktikum ini untuk membuat perhitungan secara grafis dan
matematis yang kemudian akan di analisi dan diinterpretasi.

Anda mungkin juga menyukai