Pancasila SBG Paradigma Pembangunan
Pancasila SBG Paradigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan adalah sistem nilai acuan,
kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir atau jelasnya sebagai sistem
nilai yang dijadikan sebagai kerangka landasan, kerangka cara, dan
sekaligus sebagai kerangka dalam menentukan arah/tujan bagi yang
menyandangnya. Istilah Paradigma awalnya dipakai dalam filsafat Ilmu
Pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, sebagai orang yang pertama kali
mengemukakan istilah tersebut yang menyatakan bahwa ilmu di waktu
tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
1
Jadi, pembangunan nasional merupakan upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia terdiri dari aspek jiaw, raga, pribadi, sosial dan aspek
ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional merupakan upaya
dalam peningkatan manusia secara totalitas.Pembangunan sosial wajib
mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan.
Sehingga pembangunan dilaksanakan dari berbagai bidang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia yaitu sebagai berikut.
Bidang Politik
Bidang Ekonomi
2
Dalam pencapaiannya tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Nilai toleransi
3
Indonesia yaitu Pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau Pembangunan
Demokrasi Ekonomi atau Sistem Ekonomi Pancasila yang mana ekonomi
untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat yang berkeadilan bagi warga
Indonesia dimana politik ekonomi kerakyatan memberikan kesempatan,
dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat mencakup koperasi,
usaha kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan
ekonomi nasional.
4
Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah
antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma tersebut dapat
mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan
kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.
Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada
otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan
lokal/daerah dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional
(Sila Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan
kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan dan
keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).
5
2. Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar,
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang
mendasar.
6
1. Semua umat Islam, meskipun dari banyak suku merupakan satu
komunitas (ummatan wahidah).
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara
komunitas Islam dan komunitas lain didasarkan dari prinsip-prinsip
yaitu:
Bertetangga dengan rukun
Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
Membela yang teraniaya
Saling menasehati
dan menghormati mengenai kebebasan beragama