Anda di halaman 1dari 40

HAMA DAN PENYAKIT TEBU

TITIEK YULIANTI
BALAI PENELITIAN TANAMAN PEMANIS DAN SERAT
HAMA TEBU
• Penggerek batang dan pucuk
• Kutu
• Uret
• Tikus
PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga excerptalis )

Telur larva imago

Masa kritis: 8-14 minggu


PENGGEREK BATANG
PENGGEREK BATANG

Sesamia inferens
Tetramoera schistaceana

Chilo infuscatellus
URET

• + 25 spesies uret di Indonesia.

• Siklus hidup uret + 12 bulan


- Kopulasi: turun hujan (Oktober- November)
- Peletakan telur: November
- Nymfa: Desember-September, dg stadia
berbahaya (III): Februari-April
URET

Lepidiota. stigma Euchlora viridis Hollothricia helleri

• + 25 spesies uret di Indonesia.


• Siklus hidup uret + 12 bulan
Kopulasi: turun hujan (Oktober- November)
Peletakan telur: November
Nymfa: Desember-September, dg stadia berbahaya (III):
Februari-April
PENGENDALIAN

• Waktu tanam tepat


• Pemasangan lampu perangkap
• Menyisakan gulma di sekitar
• Pemasangan mulsa plastik,
• Pengendalian hayati
KUTU SISIK (Aulacaspis madiunensis)
• Menyebabkan tanaman
lemah shg kandungan nira
rendah
• Serangan parah menyebab-
kan batang kerdil & kering
• Banyak terjadi pada
tanaman yang mengalami
kekeringan
• Pengendalian: penggunaan
bagal bebas kutu
KUTU BABI(Saccharicoccus sacchari)
• Menyebabkan tanaman
lemah shg kandungan nira
rendah

• Terkadang menyerang
perakaran yang lembab

• Pengendalian: sanitasi
PENYAKIT TANAMAN TEBU
KONSEP SEGITIGA PENYAKIT

LINGKUNGAN

PENYAKIT

INANG
PATOGEN
PENYAKIT-PENYAKIT BIOTIK
• PENYAKIT KARENA JAMUR
• PENYAKIT KARENA BAKTERI
• PENYAKIT KARENA VIRUS

PENYAKIT-PENYAKIT ABIOTIK
• DEFISIENSI UNSUR
• KERACUNAN HERBISIDA & UNSUR HARA
• PENYAKIT KEKURANGAN AIR
PENYAKIT YANG DISEBABKAN JAMUR
• Luka Api
• Karat
• Pokkahboeng
• Noda Merah
• Noda Kuning
• Noda Cincin
• Bercak bertarget
• Lapuk
PENYAKIT YANG DISEBABKAN BAKTERI

• KERDIL (RSD)
• BLENDOK
• GARIS MERAH
PENYAKIT YANG DISEBABKAN VIRUS
• Mosaik
• Mosaik Bergaris
KARAT
• Penyakit karat ini banyak ditemukan di musim kemarau atau
ada hujan sedikit pada tebu umur 2-6 bulan. Semakin tua
semakin berkurang (hampir sama dengan pokkah boeng).

• Biasanya semakin ke atas semakin banyak dan semakin ke


bawah semakin sedikit.

• Ada dua macam karat:


Karat coklat: Puccinia melanocephala
Karat oranye: Puccinia kuehni
Lesi awal becak khlorotik kecil Pada permukaan bawah daun
lalu memanjang berwarna coklat membentuk pustul-pustul jika
atau coklat kemerahan dibatasi diraba permukaaan bawah
oleh halo berwarna pucat daun akan terasa kasar
Jika serangannya parah,
seluruh permukaan daun
akan tertutupi oleh pustul-
pustul tersebut sehingga
daun akan menua sebelum
waktunya
PENGENDALIAN
• Penggunaan vartahan:Tolanghula 2 (TLH2), BL :var
rentan
• Jika tanaman sdh tua (6-7 bln) diklentek saja
• Jika masih muda (masih pendek), bisa disemprot
fungisida mancozeb, tebuconazole atau; Cyproconazole
• Usahakan pH tanah tidak asam atau mengandung P
dan K tinggi. Penyakit karat akan semakin parah pada
tanaman tebu yang diberi pupuk berlebihan
LAPUK PANGKAL BATANG
• Pertama kali dilaporkan tahun 1993 di PT
Gunung Madu Lampung
• Produksi tebu dan gula akan turun masing-
masing 12,3% dan 15,4% jika keparahan
penyakit 25–26%
• Penyebab penyakit: Xylaria cf. warburgii
GEJALA
PENGENDALIAN
• Belum ada varietas di PG GMP yang benar-benar
tahan terhadap Xylaria. PSJK 922 mrpk var yg
intermediate
• Ada beberapa varietas dg keparahan rendah,
misalnya PS 881 (12,5%), PS 864 (17,6%), dan PS
882 (19%).
• Pengolahan tanah minimum, serta pengelolaan
kesehatan tanah dan pemanfaatan musuh alami
(antagonis) atau endofit
LUKA API (Ustilago scitaminea)
• Pertama kali ditemukan di Indonesia pada
1881
• Mempengaruhi pertumbuhan tebu dan
kualitas nira
• Inang utama Saccharum, namun dpt
mempertahankan diri pada alang-alang
(Imperata arundinacea atau I. cylindrica) dan
Erianthus saccharoides.
• Daun termuda berubah • Anakan banyak spt • Batang membentuk tunas
bentuk bulat rumput samping
memanjang
• Batang mengecil • Cambuk hitam kadang
• Pusat agak keras dan
pucuk membentuk terbentuk pada tunas samping
menyerupai cambuk
berwarna hitam cambuk
PENGENDALIAN LUKA API
1. Varietas resisten
2. PAP: 52 oC 30-45 menit
Fungisida:
Perendaman benih dengan cyproconazole,
propiconazole, triadimefon atau azoxystrobin.
Flutriafol 125-375 g/ha yang disemprotkan melalui
planter pada saat tanam tebu.
3. Sanitasi kebun dengan membersihkan tumbuhan inang
alternatif yang tumbuh di sekitar pertanaman tebu.
4. Menghindari ratoon lebih dari 3 kali kepras
FUNGISIDA UNT LUKA API

Bahan aktif Merk Dagang

Cyproconazole Alto 100 SL Cougar 200/80 SC

Propiconazole Amolin Apicozol Armure Arytop 300 SC

Triadimefon Tribal Bayleton Promefon

azoxystrobin Amistar PAragon Alberto Atopos

Azteca Cougar 200/80 SC Sinabintop TAmiz

Flutriafol Rabbat 250 SC


POKKAH BOENG
• Secara ekonomi belum merugikan, tanaman
yang terserang mampu pulih kembali.
• Umumnya ditemukan terutama di daerah
beriklim basah, di musim hujan pada tebu
muda.
• Penyebab: Fusarium moniliforme
• Inang lain: Padi, jagung, sorgum, rumput-
rumputan
GEJALA POKKAH BOENG
Fase Khlorosis (PB1 & PB2)

Khlorosis pd daun yg Diikuti daun muda mengkerut, terpelintir, dan


baru membuka memendek sampai berubah bentuk dan rusak
FASE AKUT ATAU BUSUK PUCUK (PB3)
FASE TERPOTONG (PB4)

• Kulit batang tebu seperti


terpotong pisau tajam
melintang dengan lesi/luka
seperti tangga.
• Biasanya terjadi pada bagian
dekat pucuk.
• Fase ini berkaitan erat dengan
fase akut atau busuk pucuk
PENGENDALIAN
• Penggunaan varietas tahan

• Penggunaan bahan tanaman bebas penyakit

• Tanaman tebu yang menunjukkan gejala ‘top rot’ atau


‘knife cut’ harus segera dipangkas dan dibuang.

• Sanitasi lingkungan terhadap sisa-sisa tanaman sakit

• Penggunaan Copper oxychloride, Bavistin, Blitox, dan


Dithane M-45 meskipun efektif, kurang ekonomis.
PENYAKIT PEMBULUH KERDIL (RSD)

• Banyak ditemukan pada lahan tegal yang tidak berpengairan


• di Jawa tebu terinfeksi dengan tingkat keparahan 1,5–74%.
• Keparahan Penyakit meningkat pada tanaman keprasan
• Menurunkan Produksi dan mutu kandungan nira
• Inang lain: Jagung, Sorghum, rumput grinting, rumput
bebek/tuton, alang-alang, rumput Benggala, dan rumput
gajah
PENYAKIT PEMBULUH KERDIL (RSD)
Gejala:

• Pertumbuhan tidak seragam, rumpun–rumpun tidak sama


tinggi sehingga terlihat tidak rata dan bergelombang turun
naik secara acak

• Jika batang tua yang sakit dibelah maka di bagian dalamnya


akan terlihat perubahan warna (discoloration) kemerahan
pada bagian pembuluh terutama di bagian buku
PENYAKIT PEMBULUH KERDIL (RSD)

Penyebab: Bakteri Leifsonia/Clavibacter xyli subsp xyli


PENYAKIT PEMBULUH KERDIL (RSD)

• Penularan utama : melalui benih tebu yang terinfeksi.


• Alat pemotong dan alat panen berpotensi menjadi perantara
menularnya bakteri yang terdapat pada cairan batang yang
terinfeksi ke benih yang sehat, baik pada saat penebangan,
pemotongan ataupun pengangkutan
• Kemarau dan kekurangan air menyebabkan pertumbuhan
tanaman yang terinfeksi semaikn terhambat
PENGENDALIAN
• Penggunaaan benih yang sehat dan bebas patogen karena
penyakit RSD ditularkan melalui benih.

• Untuk memperoleh benih sehat bisa melalui kultur jaringan


atau perlakuan air panas/Hot Water Treatment (HWT)
sebelum bagal/set ditanam.

• Sanitasi alat-alat pertanian dengan desinfektan


MOSAIK

Mosaik Mosaik Bergaris


PENGENDALIAN

• Sanitasi inang lain: Sorgum, Jagung, gulma


poacea & gulma tapak jalak
• Bagal bebas virus
• Monitoring penyakit di lapang
• Kultur meristem
• PAP 55oC 30 menit atau 60oC 10 menit
PERAWATAN BENIH

• Eradikasi hama & jamur:


PAP 45 oC selama 30 menit
• Eradikasi luka api:
PAP 52 oC selama 30 menit diikuti perendaman dalam
fungisida
• Eradikasi bakteri:
Perendaman bahan tanam selama 5 jam dalam air
mengalir, diikuti PAP 50 oC selama 2 jam

Anda mungkin juga menyukai