Alat Pelindung Diri K3 10
Alat Pelindung Diri K3 10
(APD)
I. LATAR BELAKANG
Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk
bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko pekerjaan
yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan darah
dan duh tubuh sewaktu perawatan rutin pasien. Pemaparan terhadap patogen ini
meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan kematian.
Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada
resiko pemaparan terhadap patogen yang lebih tinggi daripada bagian – bagian lainnya
( Gershon dan Vlavov 1992 ). Karena resiko yang tinggi ini, panduan dan praktik
perlindungan infeksi yang lebih baik diperlukan untuk melindungi staf yang bekerja di
area ini. Lagi pula, anggota staf yang tahu cara melindungi diri mereka dari pemaparan
darah dan duh tubuh dan secara konsisten menggunakan tindakan – tindakan ini akan
bagaimana mereka dapat tertular di tempat kerja, banyak petugas kesehatan tidak
merasakan diri mereka dalam resiko. Terlebih lagi, mereka yang beresiko tidak secara
Perlindungan Diri ( PPD ), telah digunakan bertahun – tahun lamanya untuk melindungi
pasien dari mikroorganisme yang terdapat pada petugas yang bekerja pada suatu
tempat perawatan kesehatan. Akhir – akhir ini, dengan timbulnya AIDS dan HCV dan
PPD seperti sarung tangan pemeriksaan yang bersih dan tidak steril sangat
penting dalam mengurangi resiko penularan, namun yang lainnya ( seperti pakaian,
topi, dan sepatu tertutup ) terus dipakai tanpa bukti yang meyakinkan tentang
efektivitasnya ( Larson dkk 1995 ). Kenyataannya, beberapa praktik yang biasa, seperti
semua petugas di ruang operasi, bukan hanya tim bedah saja, harus memakai masker,
kalaupun ada, perlindungan bagi pasien dan staf (Mitcell 1991 ). Tambahan lagi, demi
efektivitasnya, PPD harus digunakan dengan tepat. Umpamanya, gaun bedah dan kain
penutup telah menunjukkan dapat mencegah infeksi luka hanya kalau kering. Kalau
basah, kain yang bersifat spons yang mengisap bakteri dari kulit atau peralatan dapat
kesehatan harus menyadari bukan hanya keuntungan dan keterbatasan PPD yang
khusus, melainkan juga peranan PPD dalam mencegah infeksi, agar dapat digunakan
Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
di tempat kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa ( engineering ) dari cara kerja yang
aman.
Peralatan pelindung pribadi meliputi sarung tangan, masker / respirator, pelindung mata
( perisai muka, kacamata ), kap, gaun, apron, dan barang lainnya. Di banyak Negara kap, masker,
gaun dan duk terbuat dari kain atau kertas. Penahan yang sangat efektif, terbuat dari kain yang
di olah atau bahan sintetis yang dapat menahan air atau caran lain ( darah atau duh tubuh )
untuk menembusnya. Bahan – bahan tahan cairan ini, tidak tersedia secara luas karena mahal.
Di banyak Negara, kain katun yang enteng ( dengan hitungan benang 140 / inci² ) adalah bahan
yang sering dipakai untuk pakaian bedah ( masker, kap dan gaun ) dan duk. Sayangnya, katun
enteng itu tidak memberikan tahanan efektif, karena basah dapat menembusnya dengan
mudah, yang membuat kontaminasi. Kain dril, kanvas dan kain dril yang berat, sebaliknya, terlalu
rapat untuk ditembus uap ( tidak dapat disterilkan ), sangat sukar di cuci dan makan waktu untuk
dikeringkan. Kalau dipakai kain, warnanya harus putih atau terang agar kotoran dan kontaminasi
dapat terlihat.
Kap, masker, dan tirai yang terbuat dari kertas tidak boleh dipakai ulang karena tidak ada
cara untuk membersihkannya. Kalau Anda tidak dapat mencucinya, jangan dipakai
ulang !
Topi / tudung
Untuk melindungi kepala dari api, uap – uap korosif, debu, kondisi iklim yang
buruk.
Tutup kepala
Untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau mencegah lilitan rambut dari
mesin.
Alat pelindung kepala ini dapat dilengkapi dengan alat pelindung diri yang lain, yaitu:
Penutup muka
Penutup telinga
Respirator, dll
Sumbat telinga yang baik adalah memakai frekuensi tertentu saja. Sedangkan
GAMBAR
3. SARUNG TANGAN
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk
mencegah penyebaran infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke
pemeriksaan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh, sekresi dan eksresi ( kecuali
keringat ), alat atau permukaan yang terkontaminasi dan kalau menyentuh kulit nonintak
pekerjaan rutin
Sarung tangan bedah yang baik terbuat dari bahan lateks, karena elastis, sensitive dan
tahan lama, dan dapat disesuaikan dengan ukuran tangan. Karena meningkatnya
masalah alergi lateks, sedang dikembangkan bahan serupa, yang disebut “ nitril “ yang
Bahan ini tidak menimbulkan reaksi alergi. Di beberapa negara jenis sarung tangan
pemeriksaan yang tersedia adalah dari vinil, suatu bahan sintetik yang lebih murah
daripada lateks. Namun, vinil tidak elastis, sehingga kurang pas dan mudah robek.
Sarung tangan pemeriksaan yang berkualitas baik yang terbuat dari kabel tebal, kurang
fleksibel dan sensitive, dan dapat memberi perlindungan maksimum sebagai pelindung
pembatas.
petugas kesehatan telah terbukti berulang kali ( Tenorio et al. 2001 ) tetapi pemakaian
sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan. Sebab sarung
tangan bedah lateks dengan kualitas terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang
tidak terlihat, sarung tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan terkontaminasi
pada saat melepas sarung tangan ( Bagg. Jenkins dan Barker 1990; Davis 2001 )
INGATLAH UNTUK : Mencuci tangan atau menggunakan antiseptik cair yang digosokkan
di tangan sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan.
Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serbaguna bersih harus digunakan oleh
Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membran
Menangani bahan – bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau menyentuh
diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau
bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien. Petugas kesehatan harus
melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan pasien dan mencuci
tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya
menghindari kontaminasi silang ( CDC 1987 ). Pemakaian sepasang sarung tangan yang
sama atau mencuci tangan yang masih bersarung tangan, ketika berpindah dari satu
pasien ke pasien yang lain atau ketika melakukan perawatan di bagian tubuh yang kotor
kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan praktek yang
aman. Doebbeling dan Colleagues (1988) menemukan bakteri dalam jumlah bermakna
pada tangan petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masih memakai sarung
tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika berpindah dari satu pasien ke pasien
lainnya.
Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan periksa tidak memadai, sarung tangan
bedah sekali pakai ( disposable ) yang sudah digunakan dapat diproses ulang dengan cara :
Sterilkan dengan menggunakan autoklaf atau disinfeksi tingkat tinggi ( dengan di kukus )
Dahulu perebusan telah direkomendasikan sebagai cara untuk disinfeksi tingkat tinggi
sarung tangan bedah. Namun sulit untuk mengeringkan sarung tangan tanpa
efektif, maka cara ini yang sekarang direkomendasikan untuk disinfeksi tingkat tinggi
Jangan memproses ulang sarung tangan yang retak, mengelupas atau memiliki lubang
atau robekan yang dapat terdeteksi ( Bagg, Jenkins dan Barker 1990 )
Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dua lapis sarung tangan periksa
atau sarung tangan bedah yang telah diproses untuk memberikan perlindungan yang cukup
bagi petugas kebersihan, petugas laundry, pekarya serta petugas yang menangani dan
Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk sarung tangan
bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran tangan dapat mengganggu
Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan resiko sarung tangan robek.
Tarik sarung tangan ke atas manset gaun ( jika anda memakainya ) untuk melindungi
pergelangan tangan.
Gunakan pelembab yang larut dalam air ( tidak mengandung lemak ) untuk mencegah
Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak sarung tangan
Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu
dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya
ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak bahan sarung
Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan oleh berbagai
petugas di fasilitas kesehatan, termasuk bagian rumah tangga, petugas laboratorium dan
dokter gigi. Jika memungkinkan, sarung tangan bebas lateks ( nitril ) atau sarung tangan
lateks rendah allergen harus digunakan, jika dicurigai terjadi alergi ( reaksi alergi terhadap
nitril juga terjadi, tetapi lebih jarang ). Selain itu, pemakaian sarung tangan bebas bedak juga
direkomendasikan. Sarung tangan dengan bedak dapat menyebabkan reaksi lebih banyak,
karena bedak pada sarung tangan membawa partikel leteks ke udara. Jika hal ini tidak
memungkinkan, pemakaian sarung tangan kain atau vinil di bawah sarung tangan lateks
dapat membantu mencegah sensitisasi kulit. Meskipun demikian, tindakan ini tidak akan
dapat mencegah sensitisasi pada membran mukosa mata dan hidung. ( Garner dan HICPAC
1996 ).
Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang muncul adalah warna merah pada kulit,
hidung berair dan gatal – gatal pada mata, yang mungkin berulang atau semakin parah
misalnya menyebabkan gangguan pernafasan seperti asma. Reaksi alergi terhadap lateks
dapat muncul dalam waktu 1 bulan pemakaian. Tetapi pada umumnya reaksi baru terjadi
setelah pemakaian yang lebih lama, sekitar 3 – 5 tahun., bahkan sampai 15 tahun ( Baumann
1992 ), meskipun pada orang yang rentan. Belum ada terapi atau desensitisasi untuk
4. MASKER
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan
rambut pada wajah ( jenggot ). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar
sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta
untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut
petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker
Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain kassa, kertas
dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya tahan cairan. Masker yang di buat dari
katun atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif
sebagai filter. Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan
dari tetesan partikel berukuran besar ( > 5 µm ) yang tersebar melalui batuk atau bersin
ke orang yang berada di dekat pasien ( kurang dari 1 meter ). Namun masker bedah
terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar – benar menutup pas secara erat
bagian tepinya. Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring udara
yang dihisap ( Chen dan Welleke 1992 ) dan tidak dapat direkomendasikan untuk tujuan
tersebut.
GAMBAR
Ketika melepas masker, pegang bagian talinya karena bagian tengah masker merupakan
bagian yang paling banyak terkontaminasi ( Rothrock, Mc. Ewen dan Smith 2003 )
Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel
Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan,
bila penyaringan udara dianggap penting misalnya pada perawatan seseorang yang
telah diketahui atau dicurigai menderita flu burung atau SARS. Masker dengan efisiensi
tinggi misalnya N95 melindungi dari partikel dengan ukuran ≤ 5 mikron yang di bawa
oleh udara. Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaring dan harus dapat
menempel dengan erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Dilain pihak pelindung ini
juga lebih mengganggu pernafasan dan lebih mahal daripada masker bedah. Sebelum
petugas memakai masker N95 perlu diadakan fit test pada setiap pemakaiannya.
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular melalui airborne maupun droplet, seperti misalnya flu burung atau SARS,
merupakan perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US National Institute for
Occupational Safety dan Health ( NIOSH ), disetujui oleh European CE, atau standard
nasional / regional yang sebanding dengan standar tersebut dari Negara yang
memproduksinya. Masker efisiensi tinggi dengan tingkat efisiensi lebih tinggi dapat juga
digunakan. Masker efisiensi tinggi, seperti khususnya N-95, harus di uji pengepasannya (
fit test ) untuk menjamin bahwa perangkat tersebut pas dengan benar pada wajah
pemakainya.
GAMBAR
Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah lapisan
utuh dan tidak cacat. Jika bahan penyaring rusak atau kotor, buang masker tersebut.
Selain itu, masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong atau terlipat pada sisi
Memeriksa tali – tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak. Tali
Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam ( jika ada ) berada pada
Fungsi masker akan terganggu / tidak efektif, jika masker tidak dapat melekat secara
Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah bagian bawah atau
wajah masker.
Apabila klip hidung dari logam dipencet, dijepit, karena akan menyebabkan
kebocoran. Ratakan klip tersebut di atas hidung setelah anda memasang masker,
menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian atas
masker.
Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai masker
efisiensi tinggi.
KEWASPADAAN
Beberapa masker mengandung komponen lateks dan tidak bisa digunakan oleh individu
yang alergi terhadap lateks. Petugas harus diberi cukup waktu untuk menggunakan dan
Mata. Pelindung mata mencakup kacamata ( goggles ) plastik bening, kaca mata
pengaman, pelindung wajah dan visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa
polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi
mata. Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau
pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan
secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas
kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa serta masker.
Ada beberapa jenis alat pelindung mata diantaranya :
Kaca mata terutama pelindung mata dapat dengan mudah atau tanpa pelindung
samping.
2. Gogles
Mirip kacamata, tetapi lebih protektif dan lebih kuat terikat karena memakai ikat
GAMBAR
- Bentuk hampir sama dengan respirator cartridge kimia, tapi ……… udara
berupa saringan / filter
- Biasanya di gunakan pada pencegahan debu
Biasanya berupa “ Self …………….. Breathing ………. Yang harus diperhatikan pada
respirator jenis tersebut di atas :
GAMBAR
7. TOPI
Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk ke dalam luka selam pembedahan. Topi harus cukup besar
pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
8. GAUN PELINDUNG
Gaun pelindung digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita
adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi.
Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot
darah, cairan tubuh, sekresi atau eksresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi
ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien.
Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian
yang potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya
organisme.
Gaun pelindung harus dianggap sebagai alat pelindung diri. Gaun pelindung khusus
Gaun pelindung untuk radiasi panas, radiasi harus dilapisi bahan yang bisa
lain yang bersifat isolasi terhadap panas adalah : 1000⁰ C, katun, asbes ( kalau
sampai 500 ⁰C ).
Terhadap Radiasi Mengion
Gaun pelindung harus dilapisi dengan timbal biasanya berupa apron. Pakaian ini
9. APRON
Apron yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk
pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada resiko
tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak
tahan air. Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit
petugas kesehatan.
GAMBAR
10.PELINDUNG KAKI
Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena
itu, sandal. “ sandal jepit “ aau sepatu yang terbuat dari bahan lunak ( kain ) tidak
boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih
banyak perlindungan., tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah
atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu
bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di
kamar bedah. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau
melalui sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang operasi. Kemudian
dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran. ( Summers et.al. 1992 )
GAMBAR
PERANAN DUK
Di banyak negara duk biasanya dibuat dari linen persegi yang dijahit dari berbagai ukuran.
instrumen dan barang – barang lainnya untuk sterilisasi, penutup meja di ruang operasi dan
membuat hangat pasien selama prosedur bedah ( OR Manager 1990a ). Jenis utama duk
ialah :
Dipakai untuk mengeringkan tangan, membuat medan operasi segi – empat ( untuk ini
diperlukan beberapa duk kecil ), dan membungkus instrumen kecil serta semprit.
Biasanya dibuat dari kain katun lebih tebal dari pada linen lainnya, yang menjadikannya
DUK SEPRAI
Dipakai untuk membatasi medan operasi dan menciptakan ruang kerja, maupun untuk
membungkus perangkat instrumen. Biasanya dibuat dari katun ringan dan hanya
DUK BOLONG
Mempunyai lobang yang bundar di tengahnya yang ditempatkan pada medan operasi
yang dipersiapkan. Duk ini terutama digunakan untuk prosedur – prosedur bedah minor
( sayatan kecil ).
GAMBAR
DUK PEMBUNGKUS
Duk luas yang menjadi penutup meja sewaktu bungkus instrumen dibuka. Duk penutup
ini harus cukup luas untuk menampung isi suatu bungkusan sewaktu di buka, dan dapat
ditempatkan di sekeliling sayatan bedah yang dipersiapkan, untuk menciptakan suatu area
kerja. Walaupun area ini sering disebut “ medan steril “, sesungguhnya tidak steril.
Sebagaimana dipertunjukkan pada gambar, duk kain membiarkan kebasahan merembes dan
membantu menyebarkan organisme dari kulit ke dalam sayatan walau setelah pembersihan
area bedah dengan antiseptik. Jadi, baik tangan yang bersarung tangan ( steril atau
didisinfeksi tingkat tinggi ) maupun instrumen steril atau yang didisinfeksi tingkat tinggi dan
barang – barang lainnya hanya menyentuh duk setelah ia diletakkan di tempatnya. Karena
duk kain tidak efektif sebagai pembatas, duk kecil yang kering dan bersih dapat digunakan
Cara mempersiapkan medan operasi dan memasang duknya tergantung dari jenis tindakan
yang akan dilakukan. Berikut ini panduan cara memasang duk untuk menghindari
Semua duk harus ditempatkan di sekeliling area yang kering sama sekali, dan dipreparasi
secara luas.
Kalau dipakai duk yang steril, sarung tangan steril atau didisinfeksi tingkat tinggi harus
dipakai sewaktu menempatkan duk di tempatnya, ( hati – hati jangan sampai menyentuh
Duk harus ditangani sesedikit mungkin dan jangan sekali – sekali digosok atau dilipat.
Selalu memegang duk di atas area yang harus dipasang duk, dan buang duk itu kalau
jatuh ke bawah.
sayatan. ( Kalau tidak ada duk steril, bagaimanapun, duk yang bersih dan kering dapat
dipakai )
GAMBAR
Tempatkan lubang duk di atas bidang insisi yang telah disiapkan dan jangan pindahkan
Jika duk bolong tidak steril, pakai sarung tangan steril atau DTT setelah menempatkan
membuat tubuhnya panas. Duk itu tidak perlu steril karena tidak akan dekat tempat insisi
sekeliling sayatan ).
Mulai dengan menempatkan duk kecil yang terdekat dengan anda untuk mengurangi
kontaminasi. Dengan memegang satu sisi dari duk, biarkan sisi yang lain menyentuh kulit
abdomen kira – kira 5 cm di luar tempat sayatan. Perlahan – lahan letakkan sisa duk pada
Pasang tiga duk lainnya untuk menjadikan area kerja menjadi persegi empat, seperti
GAMBAR
Pakai duk klip untuk menguatkan sudut – sudut duk kecil
instrumen. Menempatkan instrumen steril atau yang didisinfeksi tingkat tinggi di atas duk,
sekalipun semula steril, akan terkontaminasi. Dengan meletakkan instrumen di atas duk,
akan sukar ditemukan dan bisa menyebabkan jatuhnya instrumen dari meja operasi kalau
pasien bergerak. Kalau meja instrumen ( Mayo ) tidak ada, baki plastik atau metal yang steril
atau didisinfeksi tingkat tinggi dapat ditempatkan di atas duk yang menutupi pasien dan
Kalau duk robek atau terpotong sewaktu prosedur / tindakan, harus ditutup dengan duk
yang baru. Jangan, menempatkan duk baru di atas duk yang sudah basah. Cara ini tidak terbukti
Kalau duk menjadi using dan diperlukan duk baru, usahakan duk pengganti yang memiliki
benang yang rapat.
MEMBUAT TEMPAT KERJA LEBIH AMAN
Di samping terbatasnya kesuksesan program pendidikan yang ditujukan kepada perubahan
utama harus terus berlanjut menjadi focus kegiatan di masa depan. Untuk lebih sukses,
usaha untuk membuat lingkungan kerja lebih aman harus diarahkan kepada semua kader
petugas pelayanan kesehatan bukan hanya dokter dan perawat. Umpamanya di beberapa
negara, kecuali petugas ruang operasi, petugas rumah tangga mengalami perlukaan tusukan
jarum paling tinggi, disebabkan kesalahan membuang jarum bekas ke tempat sampah.
ditingkatkan kalau :
Ada dukungan konsisten dari administrator rumah sakit dalam usaha – usaha keamanan
praktik yang berbahaya segera dilenyapkan, dan para petugas secara aktif didorong
Para penyelia secara teratur memberikan umpan balik dan menghargai perilaku yang
Contoh teladan, khususnya dokter dan staf senior dan staf fakultas lainnya, secara aktif
mendukung pencegahan infeksi yang dianjurkan dan menjadi contoh / model perilaku
Lagi pula, dengan membuat rekomendasi yang tepat, mudah digunakan dan dipantau akan
meningkatkan kepatuhan petugas dan keamanan kerja petugas kesehatan lebih baik.
Akhirnya, karena perawatan kesehatan merupakan profesi yang penting dan berguna,
merupakan tanggung jawab dari semua profesi perawatan kesehatan untuk membantu
menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk pasien dan para pekerjanya.
PEMAKAIAN APD DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN :
Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan
Lepas dan buang secara hati – hati ke tempat sampah infeksius yang telah disediakan di
MENGENAKAN APD
Urutan mengenakan APD :
1. Pelindung kaki
3. Masker
5. Sarung tangan
GAUN PELINDUNG
Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian pergelangan
MASKER
Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan leher
Pastikan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik
GAMBAR
1. Sarung tangan
2. Kacamata atau pelindung wajah
3. Apron, gaun pelindung dan topi
4. Masker
5. Pelindung kaki
SARUNG TANGAN
Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan
Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih
Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung
Ingatlah bahwa bagian luar kaca mata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam tempat
sampah infeksius
GAMBAR
GAUN PELINDUNG
Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi
Lepas tali
Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja
Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan untuk
GAMBAR
MASKER
Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
GAMBAR
Semua alat pelindung diri harus di rawat sedemikian rupa sehingga alat itu tetap
memberikan perlindungan yang berhasil guna. Terhadap faktor – faktor yang berbahaya
bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini berarti bahwa prosedur yang cocok untuk
harus dilaksanakan.
Alat pelindung diri harus di lokasi dimana alat – alat itu kemungkinan besok akan di
pakai dan di simpan baik – baik supaya tidak memburuk dan rusak. Perawatan dan
kontrol terhadap alat pelindung diri penting agar fungsi alat pelindung diri tetap baik.
Alat pelindung diri harus tetap dipelihara agar selalu dalam kondisi yang baik, tetap
bersih dan terawat. Pada saat tidak dipakai harus di simpan baik untuk mencegah
Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan usaha untuk mengurangi resiko secara
Perawatan Alat Pelindung Diri ( APD ) dilakukan dengan maksud agar semua pelindung
diri tetap memberikan perlindungan yang efektif terhadap faktor – faktor yang
Untuk mencegah kerusakan dan hilang, sarana pelindung diri harus di simpan dengan