Anda di halaman 1dari 6

MATERI CAIRAN, NUTRISI, NYERI, OBAT, OKSIGENASI

CAIRAN
1. Kebutuhan cairan harian dewasa
Air memang merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung kebutuhan cairan, namun agar lebih sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan Anda penghitungan kebutuhan cairan sebaiknya disesuaikan dengan
berat badan Anda. Berikut adalah caranya :
o 1 liter air untuk 10 kilogram berat badan pertama
o 500 ml air untuk 10 kilogram berat badan kedua
o 20 ml air per kilogram berat badan sisanya
Berdasarkan perhitungan tersebut maka seseorang yang memiliki berat badan 30 kilogram akan
membutuhkan asupan cairan sekitar 1,7 liter perharinya (24 jam) dengan rincian :
Kebutuhan Cairan Tubuh 30 kg
1 liter = 1000 ml 10 kg BB ke-1 Sisa 20 kg
500 ml 10 kg BB ke-2 Sisa 10 kg
20 ml x 10 kg = 200 ml
Total cairan = 1000 + 500 + 200 = 1700 ml = 1,7 liter

2. Kebutuhan cairan harian anak


• 100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama
• 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya
• 25 ml/kgBB untuk setiap tambahan kg BB-nya.
Sebagai contoh :
 Bayi A dengan berat 8 kg mendapatkan 8 x 100 ml = 800 ml setiap harinya
 Bayi B dengan berat 15 kg, hitungan cairannya = (10 x 100 ml) + (5 x 50 ml) = 1250 ml per hari.
 Anak C, BB 22 kg, maka kebutuhan cairannya = (10 x 100 ml) + (10 x 50 ml) + (2 x 25 ml) = 1000
ml + 500 ml + 50 ml = 1550 ml

NUTRISI
Ideal Body Weight (IBW) / Berat Badan Ideal (BBI)
 Mengkaji kebutuhan asupan berdasarkan berat badan ideal yang harus dimiliki seseorang dari
perhitungan tinggi badan yang dimiliki orang tersebut.
 Rumus : BBI(kg) = [TB(cm) – 100] – [10% x (TB (cm) – 100)].
 Contoh, seorang anak memiliki tinggi badan 140 cm, maka berat badan idealnya adalah sebagai
berikut :
BBI(kg) = [TB(cm) – 100] – [10% x (TB (cm) – 100)]
BBI(kg) = [140 cm – 100] – [10% x (140 cm – 100)]
BBI(kg) = 40 – [10% x 40]
BBI(kg) = 40 – 4
BBI(kg) = 36 kg.

Berat Badan Normal


 Rumus : BBN = BBI – 10 % dari BBI sampai dengan BBI + 10 % dari BBI
 Contoh; jika berat ideal anak 36 kg, maka berat badan normal anak tersebut adalah :
BBN = 36 kg - 10 % dari BBI sampai dengan 36 kg + 10 % dari BBI
BBN = 36 kg - (10 % x 36 kg) sampai dengan 36 kg + (10 % x 36 kg)
BBN = 36 kg – 3,6 kg sampai dengan 36 kg + 3,6 kg
BBN = 32,4 kg sampai dengan 39,6 kg
Jika BB anak saat ditimbang 40 kg maka anak tersebut memiliki kelebihan berat badan karena BB
anak saat ditimbang di atas rentang BB normal yaitu 32,4 kg sampai dengan 39,6 kg.

Indeks Massa Tubuh (IMT)/Body Mass Index (BMI)


 Rumus : BMI = BB(kg) / [TB(m)]2 → dikonversikan ke tabel indeks massa tubuh.

Indeks Massa Tubuh Kategori Status Gizi

< 17,0 Sangat kurus Gizi kurang

17,0 – 18,5 Kurus

18,5 – 25,0 Normal Gizi baik / cukup

25,0 – 27,0 Gemuk Gizi lebih

> 27,0 Sangat gemuk / obesitas

Contoh, anak memiliki berat badan 40 kg dan tinggi badan 140 cm (1,4 m), maka massa tubuhnya adalah :
BMI = BB(kg) / [TB(m)]2
BMI = 40kg / [1,4m]2
BMI = 40kg / 1,96 m2
BMI = 20,41 ➔ konversikan berdasarkan tabel indeks massa tubuh berikut

Indeks Massa Tubuh Kategori Status Gizi

< 17,0 Sangat kurus Gizi kurang

17,0 – 18,5 Kurus

18,5 – 25,0 Normal Gizi baik / cukup


25,0 – 27,0 Gemuk Gizi lebih

> 27,0 Sangat gemuk / obesitas

Setelah dikonversikan, maka indeks massa tubuh anak dikategorikan normal dengan status gizi
baik/cukup.

OKSIGENASI
Pemberian Oksigen Sistem Aliran Rendah
a. Low flow low consentration
• kateter nasal :1-3 liter/menit dengan konsentrasi 24-32 %
• kanul binasal 24-44 % dengan aliran 1-6 liter/menit
b. Low flow high consentration
• Sungkup muka sederhana: 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 40-60%
• Sungkup muka dengan kantong rebreathing: 8-12 liter/menit dengan konsentrasi 60-80%
• Sungkup muka dengan kantong non rebreathing: 8-12 liter/menit dengan konsentrasi 80-100%

Menghitung kebutuhan oksigen


Rumus : MV = VT x RR x BB(kg) atau (takipneu – deadspace normal atau deadspace normal –
bradipneu) x RR
MV: minutes volume
VT: volume tidal (6 – 8 ml atau takipneu – Dead space normal atau Dead space normal – bradipneu)
RR: 16-24 normal
Dead space: 150 cc normal, Takipneu: 200cc dan Bradipneu :100 cc

Contoh kasus : Tn R datang dengan keluhan sesak nafas, dari hasil pengkajian Tn R mempunyai riwayat
Asma, BB: 55 kg, RR : 28x/menit, suhu tubuh : 36,3 C, TD 110/70 mmhg, nadi : 93x/menit. Berapa L/menit
oksigen yang akan diberikan kepada Tn R dan apa yang akan digunakan untuk pemberian Oksigen tersebut?
MV = VT x RR
MV= (takipneu – Dead space normal) x 28
MV = (200 – 150) x 28
MV = 50 x 28
MV = 1400 ml/menit = 1,4 L/menit
Menggunakan nasal kanula

OBAT
Obat adalah zat atau substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang dengan tujuan :
- Menentukan diagnose - Mengobati/menyembuhkan
- Mengurangi penderitaan - Pencegahan penyakit
EFEK OBAT
1. Efek terapeutik : efek yang diinginkan, efek utama
misal: paracetamol : antipiretik (penurun panas)
2. Efek samping : efek sekunder, efek yang tidak diinginkan, dan dapat diprediksi
misal : asam mefenamat : analgesik (anti nyeri), ES : mual, muntah
EFEK TERAPI >< EFEK SAMPING
Penyebab Efek Samping : Kesalahan resep, kesalahan pasien dan ketidakjelasan informasi pengobatan
3. Toksisitas : efek obat yang merusak disebabkan karena overdosis, obat eksternal yang ditelan atau
gangguan organ.
4. Alergi : reaksi daya tahan tubuh terhadap obat pada orang yang sudah pernah kontak dengan obat
tersebut sebelumnya
misal: alergi penisilin
5. Toleransi Obat: respon tubuh terhadap obat rendah kemudian membutuhkan peningkatan dosis untuk
mempertahankan efek terapeutik.
misal: analgesik
– asam mefenamat ➔ ibuprofen
– asam mefenamat 250 mg ➔ asam mefenamat 500 mg
6. Interaksi Obat : terjadi pada pemberian obat sebelum, bersamaan atau sesudah obat lain merubah efek
satu obat atau keduanya.
Efeknya : - meningkat - menurun/menghambat

PERHATIAN !!! Sebisa mungkin hindari kesalahan dalam pemberian obat !!!
FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
 Komunikasi ~ Gangguan ~Beban kerja ~ Kondisi lingkungan ~ Edukasi

PENGOBATAN YANG RASIONAL UNTUK KESELAMATAN KLIEN


▪ Klien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
▪ Dosis yang sesuai dengan kebutuhan,
▪ Periode waktu yang tepat,
▪ Biaya yang terjangkau oleh masyarakat banyak

PRINSIP PEMBERIAN OBAT


6 BENAR dalam pemberian obat :
– Benar Obat - Benar Orang - Benar Dosis
– Benar Rute/Cara - Benar Waktu - Benar Pendokumentasian

1. DOSIS OBAT
DOSIS DEWASA
Dosis order
Jumlah yang diberikan = X Jumlah tersedia
Dosis tersedia
Contoh :
1 tablet Asam mefenamat dengan dosis sediaan 500mg harus diberikan 250mg. Maka berapa
tablet yang diberikan ?
Dosis order
Jumlah yang diberikan = X Jumlah tersedia
Dosis tersedia
250 mg
Jumlah yang diberikan = X 1 tablet
Jumlah yang diberikan = ½ tablet500 mg

DOSIS ANAK
Berat Badan (kg)
Dosis Anak = X dosis dewasa
70

Misal:
Paracetamol 500mg untuk dewasa harus diberikan pada anak dengan berat badan 7 kg, maka
berapa dosis anak yang diberikan?
Berat Badan (kg)
Dosis Anak = X dosis dewasa
70
7 kg
Dosis Anak = X 500 mg
70

Dosis Anak = 50 mg atau 1/10 tablet atau 1 kantung puyer (1 tablet dibagi menjadi 10 puyer)

2. BENTUK SEDIAAN OBAT


Sediaan Padat
• TABLET/KAPLET
• KAPSUL
• SERBUK
Sediaan Semi Padat
• SALEP : di kulit

• KRIM : mengandung air


• GEL : kental
• SUPOSITORIA
Sediaan Cair
• SIRUP : obat + pemanis
• LARUTAN: larutan obat + air
• SUSPENSI : sediaan cair + endapan obat
• EMULSI : larutan pekat
Sediaan Aerosol
Sub lingual
3. RUTE OBAT
✓ Peroral bukal
✓ Injeksi / suntikan / parenteral
✓ Inhalasi
✓ Anal dan intra vaginal
✓ Selaput lendir

✓ Topikal

4. WAKTU PEMBERIAN OBAT


❖ 4 x 24 jam : tiap 6 jam sekali
❖ 3 x 24 jam : pagi, siang/sore, malam
❖ 2 x 24 jam : pagi dan malam
❖ 1 x 24 jam : pagi saja/ siang saja/ sore saja/ malam saja
❖ Sebelum makan / setelah makan
❖ Sebelum tidur
❖ Bila perlu

NYERI
Pengkajian Nyeri
P : Provoks/Penyebab nyeri, misal : adanya luka/trauma, kram otot, penekanan.
Q : Kualitas, misal : seperti ditusuk, ditindih, dicubit, dirobek, dipukul
R : Regio/lokasi nyeri
S : Severe/keparahan, biasanya dijelaskan dengan skala nyeri angka maupun wajah
T : Time/waktu munculnya nyeri, misal : pagi hari, saat dingin, sering, kadang-kadang.

Anda mungkin juga menyukai