Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)

1.Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan Pasien mampu: Setelah …. SP1
persepsi  Mengenali pertemuan pasien Bantu pasien mengenal halusinasi: isi,
Sensori halusinasi mampu : waktu, frekuensi, situasi pencetus,
yang di menyebutkan perasaan saat terjadi halusinasi
alaminya Isi, waktu, Latih mengontrol halusinasi dengan
 Mengontrol frekuensi, situasi cara: menghardik. Tahapan tindakan
halusinasinya pencetus, berupa:
 Mengikuti perasaan - Jelaskan cara menghardik
program memperagakan - peragakan cara menghardik
pengobatan cara dalam - minta pasien memperagakan ulang
secara mengontrol - pantau penerapan cara ini,
optimal halusinasi beri penguatan perilaku pasien
- masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah …. pertemuan SP2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Menyebutkan Tanyakan program pengobatan
kegiatan yang sudah jelaskan pentingnya penggunaan obat
dilakukan pada pasien dengan halusinasi
Menyebutkan jelaskan akibat bila tidak rutin
manfaat dari program melakukan pengobatan sesuai program
pengobatan jelaskan akibat bila putus obat
jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
jelaskan pengobatan dengan prinsip 5B
latih pasien minum obat
masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
menyebutkan latih berbicara/ bercakap dengan
kegiatan yang sudah orang lainsaat halusinasi muncul
dilakukan masukan dalam jadwal kegiatan pasien
memperagakan cara
bercakap-cakap
dengan orang lain
Setelah …. pertemuan SP4
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1, 2 & 3)
Menyebutkan Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul,
kegiatan yang sudah dengan tahapan:
dilakukan - jelaskan pentingnya aktivitas teratur
Membuat jadwal untuk mengatasi halusinasi
kegiatan sehari-hari - diskusikan aktivitas yang biasa
dan dilakukan oleh pasien
memperagakanya - latih pasien melakukan aktivitas
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
- susun jadal sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih (mulai bangun
pagi –tidur malam)
Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan,
berikan reinforcement terhadap perilaku
pasien yang (+)
Keluarga Setelah … pertemuan, SP1
mampu: keluarga mampu identifikasi masalah keluarga
Merawat pasien menjelaskan tentang dalam merawat pasien
di rumah dan halusinasi jelaskan tentang halusinasi, berupa:
menjadi system - pengertian halusinasi
pendukung yang - jenis halusinasi yang di alami pasien
efektif untuk - tanda & gejala halusinasi
pasien - cara merawat pasien halusinasi
(caraberkomunikasi pemberian obat
& pemberian aktivitas kepada pasien)
 sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa dijangkau
 bermain peran cara merawat
 rencana tindak lanjut keluarga, jadwal
jeluarga untuk merawat pasien
Setelah …. pertemuan SP2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Menyelesaikan Latih keluarga merawat pasien
kegiatan yang RTL keluarga/ jadwal keluarga
sudah dilakukan untuk merawat pasien
memperagkan
cara merawat
pasien
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP2)
Menyebutkan Latih keluarga merawat pasien
kegiatan yang sudah RTL keluarga/ jadwal keluarga
dilakukan untuk merawat pasien
memperagkan cara
merawat pasien serta
mampu membuat RTL
Setelah …. pertemuan SP4
pasien mampu : Evaluasi kemampuan keluarga
Menyebutkan Evaluasi kemampuan pasien
kegiatan yang sudah RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
dilakukan
Melaksanakan
Follow Up rujukan
2.Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Proses Pikir Waham

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan Pasien mampu: Setelah …. pertemuan SP1
Proses Pikir  Berorientasi pasien mampu : Identifikasi kebutuhan pasien
Waham pada memenuhi Bicara konteks realita (tidak
realitas kebutuhannya mendukung atau membantah waham
secara pasien)
bertahap latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
 Mampu Masukan dalam jadwal harian pasien
berinteraksi
dengan orang
lain dan
lingkungan
 Menggunakan
obat dengan
prinsip 6B
Setelah …. pertemuan SP2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Menyebutkan Tanyakan program pengobatan
kegiatan yang sudah jelaskan pentingnya penggunaan obat
dilakukan pada pasien dengan halusinasi
Menyebutkan jelaskan akibat bila tidak rutin
manfaat dari program melakukan pengobatan sesuai program
pengobatan jelaskan akibat bila putus obat
jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
jelaskan pengobatan dengan prinsip 5B
latih pasien minum obat
masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Menyebutkan Identifikasi potensi/ kemampuan
kegiatan yang sudah yang dimiliki
dilakukan Pilih dan latih potensi/ kemampuan yang
Menyebutkan serta dimiliki
memilih Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
kemampuan
yang dimiliki
Setelah …. pertemuan SP4
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1, 2 & 3)
menyebutkan Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
kegiatan yang sudah Pilih dan latih potensi kemampuan
dilakukan lain yang dimiliki
mampu memilih Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
kemampuan lain
yang dimiliki
Keluarga Setelah … pertemuan, SP1
mampu: keluarga mampu: Identifikasi masalah keluarga
 Mengidentifika  Mengidentifikasi dalam merawat pasien
si waham masalah jelaskan tentang proses terjadinya waham
pasien  Menjelaskan tentang Jelaskan tentang cara merawat
 Memfasilitasi cara merawat pasien waham
pasien
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
pasien untuk Latih (simulasi) cara merawat
memenuhi RTL keluarga/ jadwal keluarga
kebutuhannya untuk merawat pasien
 Mempertahank
an program
pengobatan
pasien secara
optimal

Setelah …. pertemuan SP2


pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Menyebutkann Latih keluarga merawat pasien
kegiatan yang RTL keluarga/ jadwal keluarga
sudah dilakukan untuk merawat pasien
memperagakan
cara merawat
pasien
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : Evaluasi kemampuan keluarga
Mengidentifikasi Evaluasi kemampuan pasien
masalah RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
Menjelaskan
cara merawat
pasien
3. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Perilaku Kekerasan

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Perilaku Pasien mampu: Setelah …. pertemuan SP1
Kekerasan  Mengidentifikasi pasien mampu : Identifikasi penyebab,
penyebab dan Menyebutkan tanda, gejala dan akibat PK
tanda perilaku penyebab, tanda, Latih cara fisik 1:
kekerasan gejala dan akibat - Tarik nafas dalam
 Menyebutkan jenis PK - masukkan dalam
perilaku kekerasan Memperagakan jadwal harian pasien
yang pernah dilakukan cara fisik 1 untuk
 Menyebutkan akibat mengontrol PK
dari perilaku kekerasan
yang dilakukan
 Menyebutkan
cara mengontrol
 Mengontrol PK secara:
1. Fisik
2. Sosial/ verbal
3. Spiritual
4. Terapi
Psikofarmako (patuh
obat)
Setelah …. pertemuan SP2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang
Menyebutkan lalu (SP1)
kegiatan yang Latih cara fisik 2:
sudah dilakukan - Pukul kasur/ bantal
Memperagakan cara - masukkan dalam
fisik untuk mengontrol jadwal harian pasien
keekrasan
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu
Menyebutkan (SP1 & 2)
kegiatan yang Latih secara social/ verbal:
sudah dilakukan - menolak dengan baik
Memperagakan cara - meminta dengan baik
social/ verbal untuk - Mengungkapkan dengan
mengontrol baik
keekrasan - Masukan dalam jadwal
harian pasien
Setelah …. pertemuan SP4
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu
menyebutkan (SP1, 2 & 3)
kegiatan yang Latih secara spiritual:
sudah dilakukan - berdoa
Memperagakan - sholat
cara spiritual Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Setelah …. pertemuan SP5
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu
menyebutkan (SP1, 2, 3, & 4)
kegiatan yang Latih patuh obat:
sudah dilakukan - Minum obat secara
Mmeperagakan teratur dengan prinsip 5B
cara patuh obat - Susun jadwal minum
obat secara teratur
Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Keluarga mampu: Setelah … pertemuan, SP1
 Merawat pasien di rumah keluarga mampu: Identifikasi masalah yang
 Menjelaskan dirasakan keluarga
tentang penyebab, dalam merawat pasien
tanda/ gejala, akibat jelaskan tentang proses
 Memperagakan terjadinya PK: penyebab,
cara merawat akibat, cara merawat
pasien Latih 2 cara merawat
RTL keluarga/ jadwal keluarga
untuk merawat pasien
Setelah …. pertemuan SP2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang
Menyebutkan lalu (SP1)
kegiatan yang Latih keluarga (simulasi) 2 cara
sudah dilakukan lain untuk merawat pasien
memperagakan Latih langsung ke pasien
cara merawat RTL keluarga/ jadwal keluarga
pasien dan untuk merawat pasien
membuat RTL
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : Evaluasi SP 1 dan 2
Menyebutkan Latih langsung ke pasien
kegiatan yang RTL keluarga: Follow Up
sudah dilakukan dan rujukan
mampu merawat
serta membuat RTL
4. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Harga Diri Rendah

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan Pasien mampu: Setelah …. pertemuan SP1
Konsep Diri:  Mengidentifikasi pasien mampu : Identifikasi kemampuan dan
harga diri kemampuan dan Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
rendah aspek positif yang kemampuan dan - Diskusikan bahwa pasien masih
dimiliki aspek positif yang memiliki sejumlah kemampuan dan
 Menilai dimiliki aspek positif seperti kegiatan
kemampuan yang memiliki kemampuan pasien dirumah adanya keluarga
dapat digunakan yang dapat dan lingkungan terdekat pasien
 Menetapkan/ digunakan - beri pujian yang realistis dan
memilih  melakukan hindarkan penialaian negative
kegiatan yamg kegiatan yang setiap kali bertemu dengan pasien
sesuai dengan sudah dipilih Nilai kemampuan yang dapat dilakukan
kemampuan. Merencanakan saat ini:
 Melatih kegiatan kegiatan yang - Diskusikan dengan pasien
yang sudah sudah di latih kemampuan yang masih
dipilih, sesuai digunakan saat ini
dengan - Bantu pasien menyebutkannya
kemampuan dan memberi penguatan terhadap
 Merencanakan kemampuan diri yang diungkapkan
kegiatan yang pasien
sudah di - perlihatkan respon yang
latihnya konndusif dan menjadi pendengar
yang aktif
Pilih kemampuan yang akan dilatih
a. diskusikan dengan pasien
beberapa aktifitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari-hari
b.bantu pasien menetapkan aktifitas
mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri.
- aktifitas yang memerlukan
bantuan minimal dari keluarga
- aktifitas apa saja yang perlu bantuan
penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat pasien
- beri contoh cara pelaksanaan
aktivitas yang dapat dilakukan
pasien.
- susun bersama pasien aktifitas atau
kegiatan sehari-hari.
 Nilai kemampuan pertama yang
telah dipilih
- diskusikan dengan pasien untuk
menetapkan urutan kegiatan(yang
sudah dipilih pasien) yang akan
dilatihkan
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
- bersama pasien dan keluarga
memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan
pasien
- berikan dukungan dan pujian
yang nyata sesuai kemajuan yang
diperlihatkan pasien
 masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
- beri kesempatan pada pasien
untuk mencoba kegiatan
- beri pujian atas aktifitas/kegiatan
yang dapat dilakukan pasien
setiap hari
- tingkatkan kegiatan sesuai
dengan perubahan sikap
pasien
- susun daftar aktifitas yang sudah
ilatihkan bersama pasien dan
keluarga
- berikan kesempatan
mengungkapkan perasaanya
setelah pelaksanaan kegiatan.
yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktifitas yang
dilakukan pasien.
 SP2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
 Pilih kemampuan ke 2 yang
dapat dilakukan
 latih kemampuan yang dipilih
 Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
 SP3
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & 2)
 Pilih kemampuan ke 3 yang dapat
dilakukan
 Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Keluarga mampu: Setelah … pertemuan, SP1
 Merawat pasien keluarga mampu: Identifikasi masalah yang dirasakan
dengan harga diri  Mengidentifikasi keluarga dalam merawat pasien
rendah di rumah kemampuan dan jelaskan tentang proses
dn menjadi system aspek positif yang terjadinya HDR:
pendukung yang dimiliki jelaskan tentang cara merawat pasien
efektif bagi pasien  Menyediakan main peran dalam merawat
fasilitas untuk pasien pasien HDR
melakukan kegiatan RTL keluarga/ jadwal keluarga
 mendorong pasien untuk merawat pasien
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
melakukan kegiatan
 Memuji pasien saat
pasien dapat
melakukan
kegiatan
 membantu
melatih pasien
 Membantu
menyusun
jadwal kegiatan
pasien
 membantu
perkembangan
pasien
SP2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Latih keluarga langsung ke pasien
Menyusun RTL keluarga/
jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP3
Evaluasi kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
5. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Isolasi Sosial

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Isoalsi Sosial Pasien mampu: Setelah …. SP1
 Menyadari pertemuan pasien Identifikasi penyebab
penyebab isos mampu : - Siapa yang satu rumah
 berinteraksi Membina dengan pasien?
dengan orang hubungan saling - Siapa yang dekat dengan pasien?
lain percaya - Siapa yang tidak dekat dan
menyadari penyebab apa sebabnya?
isos, keuntungan Tanyakan keuntungan dan
dan kerugian kerugian berinteraksi dengan orang
berinteraksi dengan lain
orang lain - Tanyakan pendapat pasien tentang
melakukan kebiasaan berinteraksi dengan
interaksi dengan orang lain
orang lain secara - Tanyakan apa yang menyebabkan
bertahap pasien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain.
- Diskusikan keuntungan bila pasien
memiliki banyak temandan
bergaul akrab dengan mereka
- Diskusikan kerugian bila pasien
hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain.
- jelaskan pengaruh isos
terhadap kesehatan fisik pasien
Latih berkanalan
- Jelaskan keada pasien cara
berinteraksi dengan orang lain
- berikan contoh cara berinterkasi
dengan orang lain
- Beri kesempatan pasien
mempraktekan cara berinterkasi
dengan orang lain yang dilakukan
dihadapan perawat
- Mulailah bantu pasien berinteraksi
dengan satu orang teman/
anggota keluarga
- Bila pasien sudah menunjukan
kemajuan tingkatkan jumlah
interkasi
- beri pujian untuk setiap kemajuan
interaksi yang telah dilakukan
pasien
- Siap mendengarkan ekspresi
perasaan pasien setelah berinteraksi
dengan orang lain, mungkin pasien
mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan terus
menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interkasinya.
 masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
SP2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
 Latih berhubungan social secara
bertahap, mengobrol dengan 1
orang
 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
 SP3
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & 2)
 latih cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih
 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga Setelah … pertemuan, SP1
mampu: keluarga mampu Identifikasi masalah yang dirasakan
 Merawat menjelaskan tentang: keluarga dalam merawat pasien
pasien dengan  masalah isos jelaskan tentang isos
isos di rumah dan dampaknya jelaskan tentang cara merawat pasien isos
pada pasien latih (simulasi) keluarga dalam
 penyebab isos merawat pasien HDR
 sikap keluarga RTL keluarga/ jadwal keluarga
untuk membantu untuk merawat pasien
pasien mengatasi
isos
 pengobatan yang
berkelanjutan dan
mencegah putus
obat
 tempat rujukan
dan fasilitas
kesehatan
yang tersedia bagi
pasien
SP2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Latih keluarga langsung ke pasien
Menyusun RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat pasien
SP3
Evaluasi kemampuan keluarga (SP1 & 2)
Evaluasi kemampuan pasien
Menyusun RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat pasien
RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
SP4
Evaluasi kemampuan keluarga (SP1, 2, &
3)
Evaluasi kemampuan pasien
RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
6. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Defisit Perawatan Diri (DPD)

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Defisit Pasien mampu: Setelah …. pertemuan SP1
Perawatan  Melakukan pasien mampu menjelaskan Identifikasi:
Diri kebersihan diri pentingnya: - kebersihan diri
secara mandiri kebersihan diri - berdandan
 melakukan berdandan/berhias - Makan
berhias/ Makan - BAB/BAK
berdandan BAB/BAK jelaskan pentingnya kebersihan diri
secara baik dan mampu jelaskan alat dan cara kebersihan diri
 melakukan melakukan cara masukan dalam jadwal kegiatan pasien
makan dengan merawat diri
baik
 melakukan
BAB/ BAK
secara mandiri

SP2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
 Jelaskan pentingnya berdandan
 Latih cara berdandan
a. Untuk pasien laki-laki meliputi cara:
- berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
b. Untuk pasien perempuan:
- berpakaian
- menyisir rambut
- berhias
 Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
 SP3
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & 2)
 jelaskan cara dan alat makan
yang benar
- jelaskan cara mempersiapkan
makanan
- jelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah
makan
- praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
- Latih kegiatan makan
 Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
 SP 4
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2 & 3)
 Latih cara BAB/BAK yang baik:
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
- jelaskan temat BAB/ BAK yang
sesuai
- jelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB/BAK
Keluarga Setelah … pertemuan, SP1
mampu: keluarga mampu: Identifikasi masalah yang dirasakan
 Merawat  Meneruskan keluarga dalam merawat pasien
anggota melatih pasien dengan masalah:
keluarga yang  mendukung agar - kebersihan diri
mengalami kemampuan pasien - berdandan
masalah dalam perawatan - makan
kurang dirinya meningkat - BAB/ BAK
perawatan diri jelaskan deficit perawatan diri
jelaskan tentang cara merawat:
- kebersihan diri
- berdandan
- makan
- BAB/ BAK
Bermain peran/ cara merawat
RTL keluarga/ jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Latih keluarga langsung ke pasien cara
berdandan dan kebersihan diri
Menyusun RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat pasien
SP3
Evaluasi kemampuan keluarga (SP1 &
2)
Evaluasi keluarga merawat
langsung ke pasien cara makan
Menyusun RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat pasien
RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
SP4
Evaluasi kemampuan keluarga (SP1, 2,
& 3)
Evaluasi kemampuan pasien
RTL keluarga: Follow Up dan rujukan
7. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Resiko Bunuh Diri (RBD)

Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Resiko Pasien tetap Setelah …. pertemuan SP1
Bunuh Diri aman dan pasien mampu: Identifikasibenda-benda yang
selamat Mengidentifikasi benda- dapat membahayakan pasien:
benda yang berbahaya Amankan benda-benda yang
mengendalikan dapat membahayakan pasien
keinginan bunuh diri lakukan kontrak treatment
ajarkan cara mengendalikan dorongan
bunuh diri
latih cara mengandalikan dorongan
bunuh diri
Setelah …. pertemuan SP2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Menyebutkan Tanyakan program pengobatan
kegiatan yang sudah jelaskan pentingnya penggunaan
dilakukan obat pada pasien dengan halusinasi
Menyebutkan manfaat dari jelaskan akibat bila tidak rutin
program pengobatan melakukan pengobatan sesuai
program
jelaskan akibat bila putus obat
jelaskan cara mendapatkan obat/
berobat
jelaskan pengobatan dengan prinsip 5B
latih pasien minum obat
masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah …. pertemuan SP3
pasien mampu : identifikasi aspek positif pasien
Mengidentifikasi  dorong pasien berfikir positif
aspek positif terhadap diri
menghargai diri  dorong pasien untuk menghargai
sebagai indvidu yang diri sebagai individu yang berharga
berharga
Setelah …. pertemuan SP4
pasien mampu : Identifikasi pola koping yang
Mengidentifikasi pola bisa diterapkan pasien
koping yang Nilai pola koping yang biasa dilakukan
konstruktif dan mampu Identifikasi pola koping yang konstruktif
menerapkannya Dorong pasien memilih pola koping
yang konstruktif
Anjurkan pasien menerapkan pola
koping yang konstruktif dalam
kegiatan harian
Setelah …. pertemuan SP 5
pasien mampu : Buat rencana masa depan yang
Membuat rencana realistis bersama pasien
masa depan yang Identifikasi cara mencapai
realistis rencana masa depan yang
melakukan kegiatan realistis
Perencanaan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Beri dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
Keluarga Setelah … pertemuan, SP1
mampu: keluarga mampu: Diskusikan masalah yang
 Merawat  Merawat pasien dan dirasakan keluarga dalam merawat
anggota mampu menjelaskan pasien
keluarga pengertian, tanda, dan jelaskan pengertian, tanda, dan gejala
dengan resiko gejala serta jenis serta jenis perilaku bunuh diri yang di
bunuh diri perilaku bunuh diri. alami pasien beserta proses
terjadinya
jelaskan cara-cara merawat
pasien dengan resioko bunuh diri
Setelah … pertemuan, SP2
keluarga mampu: Latih keluargamempraktekan cara
 Merawat pasien dan merawat pasien dengan reioko bunuh
mampu melakukan diri
langsung cara Latih cara keluarga melakukan
merawat pasien merawat langsung ke pasien resiko
bunuh diri

SP3
Bantu keluarga membuat jadwal
aktivitas di rumah termasuk minum
obat
jelaskan Follow Up pasien setelah
pulang
STRATEGI PELAKSANAAN PADA GANGGUAN PSIKOSOSIAL
1. SAK PADA ANSIETAS
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien mampu: 1. Mendiskusikan SP1: asesmen ansietas dan latihan relaksasi:
1. mengenal ansietas: penyebab, 1) Bina hubungan saling percaya
ansietas proses terjadi, tanda a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
2. mengatasi dan gejala, akibat panggilan yang disukai
ansietas 2. Melatih teknik
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses
melalui tehnik relaksasi fisik,
relaksasi pengendalian pikiran penyembuhan lebih cepat
3. memperagakan & emosi 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
dan 3) Bantu pasien mengenal ansietas:
menggunakan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
tehnik relaksasi
b) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
untuk
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
mengatasi
ansietas 4) Latih teknik relaksasi:
a) Tarik napas dalam
b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
SP2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi dan latihan hipnotis diri
sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan teknik relaksasi
2) Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
3) Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual
Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
pasien: ansietas, 1) Bina hubungan saling percaya
1. mengenal penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
masalah terjadi, tanda dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ansietas pasien dan cara merawat agar
ansietas pada gejala, akibat proses penyembuhan lebih cepat
anggota 2. Melatih keluarga
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
keluarganya merawat ansietas 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat ansietas
2. merawat anggota pasien pasien
keluarga yang 3. Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal ansietas:
mengalami melakukan follow up
ansietas a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
3. memfollow up b) Menjelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak menambah masalah (stres) dengan
anggota keluarga sikap positif, memotivasi cara relaksasi yg telah dilatih perawat pada pasien
yang mengalami c) Sertakan keluarga saat melatih teknik relaksasi pada pasien dan minta untuk
ansietas memotivasi pasien melakukannya
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan
follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan
spiritual
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (lapang
persepsi menyempit, tidak mampu menerima informasi, tanda-tanda fisik semakin
meningkat) dan
cara merujuk pasien
2. SAK KEPUTUSASAAN
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien: 1)Diskusi tentang SP I : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif melalui penemuan
1) Mampu mengenal kejadian yang membuat harapan dan makna hidup
masalah putus asa, 1) Bina hubungan saling percaya
keputusasaannya perasaan/pikiran/ a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
2) Mampu perilaku yang berubah panggilan yang disukai
memberdayakan diri 2)Latihan berfikir positif
dalam aktivitas b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian perasaan putis asa agar proses
melalui penemuan
3) Mampu harapan dan makna penyembuhan lebih cepat
menggunakan hidup 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian perasaan
keluarga sebagai 3)Latihan melakukan putus asa
sumber daya aktivitas untuk 3) Bantu pasien mengenal keputusasaan:
menumbuhkan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaan sedih/ kesendirian/
harapan dan makna keputusasaannya.
hidup b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa
c) Diskusikan perbedaan antara perasaan dan pikiran klien terhadap kondisinya
dengan kondisi real kondisi klien
d) Bantu pasien menyadari perilaku akibat putus asa
e) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran,
perasaan dan perilaku positif
4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif dengan mengidentifikasi
harapan dan penemuan makna hidup
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen keputusaan, manfaat berfikir positif, dan latihan
melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang keputusasaan dan kemampuan melakukan restrukturisasi pikiran
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi keputusaaan
3) Diskusikan aspek positif diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
4) Diskusikan kemampuan positif diri sendiri
5) Latih satu kemampuan positif
6) Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk
menumbuhkan harapan dan makna hidup
Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
pasien: keputusaan, 1) Bina hubungan saling percaya
1) mengenal masalah penyebab, proses terjadi, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
keputusasaan pada tanda dan gejala, akibat
anggota 2) Melatih keluarga b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan pasien dan cara
keluarganya merawat pasien merawat agar proses penyembuhan lebih cepat
2) merawat anggota dengan ansietas 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat pasien
keluarga yang 3) Melatih keluarga dengan keputusasaan
mengalami melakukan follow 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
keputusasaan up
3) memfollow up a) Menjelaskan keputusasaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta
anggota keluarga akibatnya
yang mengalami b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan putus asa: menumbuhkan harapan
keputusasaan positif melalui restrukturisasi pikiran melalui penemuan harapan dan makna
hidup serta melatih kemampuan positif
c) Sertakan keluarga saat melatih restrukturisasi pikiran dan latihan kemampuan
positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow
up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (muncul
ide bunuh diri atau perilaku pengabaian diri) dan cara merujuk pasien
3. SAK HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Klien mampu: 1. Mendiskusikan harga SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan kegiatan positif:
diri rendah : 1) Bina hubungan saling percaya
1. meningkatkan
penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
kesadaran tentang
terjadinya masalah, panggilan yang disukai
hubungan positif
tanda dan gejala dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan
antara harga diri
akibat lebih cepat
dan pemecahan
2. Membantu pasien 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
masalah yang
mengembangkan pola 3) Bantu pasien mengenal harga diri rendah:
efektif
pikir positif a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2. melakukan
keterampilan positif 3. Membantu b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah
untuk meningkatkan mengembangkan
kembali harga diri c) Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah
harga diri
positif melalui d) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif
3. melakukan
melalui kegiatan yang terdahulu
pemecahan masalah
positif
dan melakukan 4) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan,
umpan balik yang keterbatasan serta potensi yang dimiliki
efektif 5) Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan kemampuan pemecahan
masalah yang efektif
4. menyadari hubungan
6) Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
yang positif antara 7) Latih satu kemampuan positif yang dimiliki
harga diri dan 8) Latih satu kemampuan positif
kesehatan fisik Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk
menumbuhkan harga diri positif
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah, manfaat latihan melakukan
kemampuan positif 1, melatih kemampuan positif 2
1) Pertahankan rasa percaya pasien
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan melakukan kegiatan positif
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi harga diri rendah
3) Latih satu kemampuan positif ke 2
4) Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan harga diri
5) Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk
menumbuhkan harga diri
Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1. mengenal masalah pasien: keputusaan, 1) Bina hubungan saling percaya
harga diri rendah penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
pada anggota terjadi, tanda dan gejala, b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan pasien dan cara merawat
keluarganya akibat agar proses penyembuhan lebih cepat
2. merawat anggota 2. Melatih keluarga
merawat pasien 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat pasien
keluarga yang
mengalami harga dengan harga diri dengan harga diri rendah
diri rendah rendah 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
3. memfollow up 3. 3) Melatih keluarga
a) Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta
anggota keluarga melakukan follow
up akibatnya
yang mengalami
harga diri b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harag diri rendah: menumbuhkan harga
rendah diri positif melalui melakukan kegiatan positif
c) Sertakan keluarga saat melatih latihan kemampuan positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan
follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif ke 2
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (kondisi
pengabaian diri dan perawatan dirinya) dan cara merujuk pasien
4. SAK KETIDAKBERDAYAAN
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Pasien mampu: 1. SP1: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif
Mendiskusika 1) Bina hubungan saling percaya
1) membina hubungan n ketidakberdayaan :
saling percaya penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
2) mengenali dan terjadinya masalah, panggilan yang disukai
mengekspresikan tanda dan gejala dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ketidakberdayaan agar proses
emosinya. akibat penyembuhan lebih cepat
3) memodifikasi pola 2. Membantu 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ketidakberdayaan
kognitif yang negatif pasien 3) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:
mengembangkan pola
4) berpartisipasi dalam pikir positif a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
pengambilan 3. Membantu b) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
keputusan yang mengembangkan c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
berkenaan dengan kembali harapan d) Bantu Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area
situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
perawatannya sendiri. positif
e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
5) termotivasi untuk ketidak berdayaannya
aktif mencapai tujuan f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
yang realistis. menyimpulkan
g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau
subtitusi
h) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak
rasional
4) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)
SP2: evaluasi asesmen ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan harapan positif
dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan pikiran postif
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui peningkatan kemampuan
mengendalikan situasi yang masih bisa dilakukan pasien (Bantu klien mengidentifikasi
area- area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan – kekuatan diri
yang dapat
di identifikasi oleh klien) misalnya klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu
meskipun sedang sakit.
Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
kondisi pasien: 1) Bina hubungan saling percaya
1) mengenal masalah ketidakberdayaan, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
ketidakberdayaan penyebab, proses
pada anggota terjadi, tanda dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ketidakberdayaan pasien dan cara merawat
keluarganya gejala, akibat agar proses penyembuhan lebih cepat
2) merawat anggota 2) Melatih keluarga 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat
keluarga yang merawat ketidakberdayaan pasien
mengalami ketidakberdayaan 3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
ketidakberdayaan pasien
3) memfollow up 3) Melatih keluarga a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
anggota keluarga melakukan follow b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien: membantu mengembangkan
yang mengalami up motivasi bahwa pasien dapat mengendalikan situasi dan memotivasi cara afirmasi
ketidakberdayaan positif yang telah dilatih perawat pada pasien
4) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol perasaan tidak berdaya
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (klien tidak
mau terlibat dalam perawatan di Rumah Sakit) dan cara merujuk pasien
5. SAK GANGGUAN CITRA TUBUH
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien mampu: 1) Asesmen gangguan citra SP 1 Pasien : Assesmen gangguan citra tubuh dan menerima keadaan tubuh saat
1) mengidentifikasi tubuh dan menerima ini
citra tubuhnya keadaan tubuh saat ini 1) Bina hubungan saling percaya
2) mengidentifikasi 2) Evaluasi asesmen a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
potensi (aspek gangguan citra tubuh, panggilan yang disukai
positif) dirinya manfaat b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ketidakberdayaan agar proses
3) mengetahui cara-cara mengembangkan
penyembuhan lebih cepat
untuk harapan positif dan
meningkatkan citra latihan mengontrol 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian gangguan
tubuh perasaan citra tubuh
4) melakukan cara-cara ketidakberdayaan 3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
untuk meningkatkan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
citra tubuh b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
5) berinteraksi dengan c) Bantu klien menyadari perilaku akibat gangguan citra tubuhnya
orang lain tanpa 4) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini, perasaan
terganggu
tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
5) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
6) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.

7) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :


a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru (jika diperlukan)
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.
c) Bantu pasienmelihat, menyentuh bagian tubuh yang terganggu
SP2: evaluasi asesmen gangguan citra tubuh, manfaat mengembangkan harapan
positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan pikiran postif
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
3) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh
yang ideal
4) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadual kegiatan sehari-hari
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas dalam keluarga
dan sosial
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran
penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi
Keluarga mampu 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1) mengenal masalah pasien gangguan citra 1) Bina hubungan saling percaya
gangguan citra tubuh tubuh, penyebab, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
pada anggota proses terjadi, tanda b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan gangguan citra tubuh pasien dan cara
keluarganya dan gejala, akibat merawat agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Keluarga mampu 2) Melatih keluarga
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat gangguan
merawat anggota merawat gangguan citra
keluarga yang tubuh pasien citra tubuh pasien
mengalami gangguan 3) Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal gangguan citra tubuh:
citra tubuh melakukan follow
a) Menjelaskan gangguan citra tubuh, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala,
3) Keluarga mampu up
serta akibatnya
memfollow up
anggota keluarga b) Menjelaskan cara merawat gangguan citra tubuh pasien: membantu mengembangkan
yang mengalami motivasi bahwa pasien untuk menerima kondisi tubuhnya yang telah dilatih
ketidakberdayaan perawat pada pasien
4) Sertakan keluarga saat melatih pasien menggunakan protese
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, mengatasi gangguan citra
tubuh melalui aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal dan
follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien mengatasi gangguan citra tubuh melalui
aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk
(penolakan terhadap perubahan diri bersifat menetap dan tidak mau terlibat dalam
perawatan diri)
dan cara merujuk pasien

Anda mungkin juga menyukai