CASE REPORT Presbo Nanda
CASE REPORT Presbo Nanda
Disusun Oleh :
Nanda Dwi Mahara, S.Ked
J510165055
Oleh :
Nanda Dwi Mahara, S.Ked J510165055
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada
Pembimbing
dr. Andy Hermawan, Sp.OG, M.Kes (................................)
Dipresentasikan di Hadapan
dr. Andy Hermawan, Sp.OG, M.Kes (................................)
A. LATAR BELAKANG
Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen
bawah rahim, bukan belakang kepala. Sedangkan malposisi merupakan posisi
abnormal dari penunjuk (ubun-bun kecil) yang tidak berada di anterior
(Saiffudin, 2010). Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan
presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk
0,1%, muka 0,05% dan dahi 0,01% (Saifuddin, 2010).
Kepala merupakan bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada
presentasi kepala, apabila kepala dapat dilahirkan maka bagian janin lainnya
relative mudah dilahirkan. Tidak demikian dengan presentasi bokong
(Sarwono, 2014)
Penanganan untuk mencegah terjadinya malpresentasi dapat dilakukan
sejak dalam masa kehamilan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan yang
berkala untuk mengetahui adanya malpresentasi secara dini (Sarwono, 2014).
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan laporan kasus ini adalah untuk mempelajari kasus presentasi
bokong pada kehamilan, agar jika menemui kasus tersebut di lapangan
sebagai seorang dokter mampu mengenal gejala awal dan dapat melakukan
pengobatan dan tindakan secara tepat dan cepat.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. I
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Mojolaban - Sukoharjo
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
No RM : 345xxx
Masuk RS : 15 Mei 2017
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan kehamilannya lewat tanggal perkiraan lahir
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang wanita 28 tahun G2P1A0 datang ke Poliklinik
Kandungan RSUD Sukoharjo untuk memeriksakan kehamilannya. HPMT:
02 Agustus 2016, HPL: 09 Mei 2017, UK: 40+6 minggu.
3. Riwayat kehamian sekarang
Status paritas : G2 P1 A0
HPMT : 02 Agustus 2016
HPL : 09 Mei 2017
Umur kehamian : 40+6 minggu
4. Riwayat kehamilan sebelumnya
Paritas 1 : Persalinan normal, usia kehamilan 40+5 dengan BB bayi
3200 gram
Paritas 2 : Sekarang
5. Riwayat menstruasi
Menarche awal : 15 tahun
Lama mestruasi : 7 hari
Sikus menstruasi : teratur, 1 buan sekali
Keluhan selama mestruasi : dismenore (-)
6. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit darah tinggi : disangkal
Riwayat darah tinggi selama kehamian : disangkal
Riwayat penyakit daibetes melitus : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit lain : disangkal
Riwayat keguguran : disangkal
7. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga melahirkan bayi dengan cacat bawaan :
disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit diabetes melitus : disangkal
Riwayat asma : disangkal
8. Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi/ minum sebelum dan selama hamil :
Konsumsi suplemen/ vitamin : diakui
Minum jamu : disangkal
Merokok : disangkal
Minum alkohol : disangkal
9. Riwayat pengobatan dan alergi
Pasien tidak pernah berobat pengobatan jangka panjang, tidak ada
riwayat alergi makanan, cuaca maupun obat-obatan.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis
Keadaan umum : Baik
Gizi : Kesan gizi cukup
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
2. Vital Sign
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
N adi : 76x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36°C
3. Status Lokalis
a. Kepala
Conjungtiva anemis : (- / -)
Sclera ikterik : (- / -)
Reflek pupil : (+/+)
b. Leher
Pembesaran KGB : (-)
c. Thorax
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, bising (-)
Pulmo
Inspeksi : simetris, tanda trauma (-) ketinggalan gerak (-),
retriksi (-)
Palpasi : fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+) normal
d. Abdomen
Inspeksi : perut membesar, striae gravidarum (+), linea ligra (+),
sikatrik (-)
Auskultasi : peristaltik (+) 12 kali permenit
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, TFU : 36 cm, DJJ : (+)
136x/menit, HIS : (-), gerakan janin (+)
Perkusi : timpani
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : Teraba keras (kepala)
Leopold II : Bagian punggung janin terletak di sebelah kiri
Leopold III : Teraba lunak (presentasi bokong)
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk panggul
e. Genitalia
1) Eksterna
a) Mons Pubis : Rambut pubis (+)
b) Klitoris : Sikatrik (-), benjolan (-)
c) Labia Mayor : Luka (-), sikatrik (-) benjolan (-)
d) Labia Minor : Luka (-), sikatrik (-) benjolan (-)
e) Orifisium uretra eksternum : Edem (-), peradangan (-)
f) Orifisium vagina eksternum : Edem (-), peradangan (-)
g) Perineum : Luka (-), sobekan (-) benjolan (-)
2) Interna
a) Vagina : Tidak teraba masa
b) Ostium uteri internum : Nyeri (-), masa (-)
c) Porsio : Licin, lunak, menutup
3) Vaginal Touche (VT)
Tabel 1 Bisohp Score
KETERANGAN HASIL
Pembukaan Serviks 0
Pendataran Serviks (%) 30%
Penurunan kepala -2
Konsistensi Serviks Lunak
Posisi Serviks Searah sumbu jalan lahir
Bagian Terbawah Janin Presentasi bokong
f. Ekstremitas
Akral hangat
+ +
+ +
- -
Edema :
- -
- -
Sianosis : - -
- -
Ikterik :
- -
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium:
(15-5-2017)
Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Lekosit 8.7 10^3/ul 3.6 – 11.0
Eritrosit 4.62 10^6/ul 3.80 – 5.20
Hb 13.3 g/dL 11.7 – 15.5
Hematokrit 38.5 % 35 – 47
MCV 83.3 Fl 80 -100
MCH 28.8 Pg 26 – 34
MCHC 34.5 g/dL 32 – 36
Trombosit 332 10^3/ul 150 – 450
RDW-CV 14.4 % 11.5 – 14.5
PDW 12.8 Fl
MPV 10.8 Fl
P-LCR 30.6 %
PCT 036 %
NRBC 0.00 % 0–1
Neutrofil 69.9 % 53 – 75
Limfosit 21.3 % 25 – 40 Rendah
Monosit 7.10 % 2–8
Eosinofil 1.50 % 2.00 – 4.00 Rendah
Basofil 0.20 % 0-1
IG 1.50 %
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Gula darah 78 mg/dL 70 – 120
Sewaktu
Coagulasi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Kontrol (PT) 10.30 detik 8.80 – 12.00
Pasien (PT) 8.80 detik 9.40 – 11.30 Rendah
INR (PT) 0.85 0.81 – 1.21
Kontrol 35.30 detik 28.00 – 37.80
(APTT)
Pasien 34.20 detik 26.40– 37.50
(APTT)
Sero Imunologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
ANTI HIV Non Reaktif Non Reaktif
HBs Ag Non Reaktif Non Reaktif
Pemeriksaan USG:
Kesan : Tunggal intra uterine, punggung kiri, presentasi bokong, DJJ (+),
plasenta di corpus, air ketuban cukup, perkiraan berat janin 3700gr.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis
G2P1A0 post date usia kehamilan 40+6 minggu dengan presentasi bokong
G. TATALAKSANA
- Infus RL 20 tpm
- Observasi DJJ
- Observasi his
H. FOLLOW UP
Tanggal Subject Object Assesment Plannig
16 Mei Tidak KU: compos mentis.TD G2P1A0 post Sectio Cesaria
2017 ada : 120/70 N : 84x/m, Rr :
date usia
Keluhan 16x/m S : 360C
DJJ : 148 x/menit kehamilan 41
His : (-)
minggu
VT : menutup
dengan
presentasi
bokong
A. DEFINISI PERSALINAN
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan plasenta dari
dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah
persalinan dengan presentasi verteks, aterm, selesai dalam tempo 4-24 jam, dan
tidak melibatkan bantuan artifisial maupun komplikasi (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan (tidak di
induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan
partus presipitatus atau partus lama ), mempunyai janin (tunggal) dengan
persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,
terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup komplikasi
(seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal
(Prawirohardjo, 2006).
Persalinan (Partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus immaturitas adalah
kurang dari 28 minggu dan lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 1000-
1500 gram. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. Primigravida
adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Para adalah wanita yang
pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Nullipara adalah seorang wanita yang
belum pernah melahirkan bayi yang hidup untuk pertama kali. Multipara adalah
seorang wanita yang pernah melahirkan anak yang hidup untuk beberapa kali
(Wiknjosastro H., 2005).
B. FISIOLOGI PERSALINAN
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos
uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi
dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan,
serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi
yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan
kelahiran (Prawirohardjo, 2008)
Terdapat empat kala dalam persalinan normal, pertama adalah kala I yaitu
dimulai dengan waktu serviks membuka karena his, kontraksi uterus teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
lendir darah dan berakhir setelah pembukaan serviks lengkap yaitu bibir portio
tidak dapat diraba. Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada akhir kala I.
Terdapat fase laten berlansung selama 8 jam dan fase aktif selama 6 jam. Peristiwa
yang penting dalam kala ini adalah keluar lendir darah (bloody show) dengan
lepasnya mucous plug, terbukanya vaskular pembuluh darah serviks, pergeseran
antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. Ostium uteri internum dan
eksternum terbuka menjadikan serviks menipis dan mendatar dan selaput ketuban
pecah spontan( Manuaba, 2001).
Kala II berlangsung selama 2 jam, dimulai dengan pembukaan serviks dengan
lengkap dan berakhir dengan saat bayi telah lahir lengkap. Sebelumnya his
menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Kadang kala, selaput
ketuban mungkin juga pecah spontan pada awal Kala II. Pada kala ini, ibu
selalunya rasanya ingin mengedan makin kuat sehingga perineum meregang dan
anusnya membuka. Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul. Sedangkan
kepala dilahirkan lebih dahulu, dengan suboksiput di bawah simfisis, selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan janin. ( Manuaba, 2001)
Kala III dimulai pada saat bayi lahir dengan lengkap dan berakhir dengan
lahirnya plasenta . Ini ditandai dengan perdarahan baru atau kadang kala dari tidak
disertai perdarahan. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi pusat, plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir (Manuaba,
2001)
Kala IV dimulai dengan observasi selama 2 jam post partum. Terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti vital sign ibu dalam batas normal,
apakah kontraksi uterus baik, pastikan bahwa perdarahan per vaginam kurang dari
500 cc, plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap , pastikan kandung kemih
harus kosong dan jika terdapat luka-luka di perineum harus dirawat segera (
Manuaba, 2001)
Mekanismpe persalinan normal ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu:
1. Power. Faktor kekuatan ibu yang mempengaruhi dalam persalinan. Power aktif
berupa his atau kontraksi dari uterus, power pasif berasal dari kekuatan
mengejan ibu.
2. Passage. Keadaan jalan lahir berupa jalan lahir lunak dan jalan lahir keras
3. Passenger. Letak janin, posisi janin dan plasenta.
c) Ekstraksi sungsang
Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk
mengakhiri persalinan serta tidak ada kontra indikasi. Indikasi ekstraksi
sungsang yaitu gawat janin, tali pusat menumbung, persalinan macet. Cara
ekstraksi kaki :
(1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada
pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina
untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi
paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan ini,
fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.
(2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan
dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada punggung
betis. Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha keluar,
pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung
paha.
(3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan
menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.
Pasien datang ke Poliklinik RSUD Sukoharjo pada tanggal 15 April 2017. Dari
hasil pemeriksaan anamnesis diketahui pasien hamil anak kedua dan anak lahir satu
sehingga diagnosis sebagai G2P1A0. Hari pertama menstruasi terakhir (HPMT)
pasien yaitu tanggal 02 Agustus 2016, maka taksiran persalinan pasien tanggal 09
Mei 2017 dan pada tanggal 15 Mei 2017 saat pasien datang ke poliklinik umur
kehamilan 40+6 minggu.
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD : 120/80 mmHg, N : 76 x/menit,
RR: 20 x/menit, suhu 36o C. Pada pemeriksaan Leopold didapatkan Leopold I
kepala, leopold II puki, leopold III bokong, leopold IV belum masuk PAP. Dari
pemeriksaan ginekologis diketahui tinggi fundus uteri 36cm. His (-) dan dari
pemeriksaan vaginal toucher porsio masih menutup dan teraba bokong. DJJ janin
136 x/menit.
Dari pemeriksaan USG didapatkan kesan : Tunggal intra uterine, punggung kiri,
presentasi bokong, DJJ (+), plasenta di corpus, air ketuban cukup, perkiraan berat
janin 3700 gr.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik-obstetri, dan pemeriksaan penunjang, maka
pasien ini di diagnosa dengan G2P1A0 post date usia kehamilan 40+6 minggu
dengan presentasi bokong
Penatalaksanaan pada presentasi bokong dapat dilakukan sejak masa
kehamilan, diantaranya dengan mengubah presentasi bokong menjadi presentasi
kepala dengan cara versi luar, moksibusi dan posisi dada-lutut ibu. Untuk
persalinan dapat dilakukan dengan cara pervaginam maupun perabdominam atau
sectiocaesaria. Persalinan dilakukan secara pervaginam apabila tidak terdapat
kontraindikasi persalinan pervaginam, umur kehamilan yang cukup, taksiran berat
janin kurang dari 3600 gr serta persetujuan pasien.
Pada pasien ini dilakukan persalinan dengan cara sectiocesaria dikarenakan
pada pemeriksaan umur kehamilan 40+6 minggu dan tidak ada tanda-tanda adanya
proses persalinan seperti timbulnya his, pembukaan servik maupun keluarnya
lender darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSU Prof. R.D. Kandou. Buku Pedoman
Diagnosis dan Terapi Obstetri-Ginekologi. FK Universitas Sam Ratulangi.
Manado: 2006.
2. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant MF. Hypertensive Disorders In
Pregnancy. In: Ronardy DH, editor. Obstetric Williams,21st Ed. McGraw Hill
3. De Leeuw JP, Verhoeven ATM, Schutte JM, Zwart J, van Roosmalen J. The
end of vaginal breech delivery (letter). BJOG 2007;114:373.
4. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. Obstetrics normal and
problem pregnancies. Edisi ke-3. New York: Churchill Livingstone; 2010
5. Manuaba I. Kapita Selekta Penatalaksanan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Penerbit EGC. Jakarta: 2001.
6. Porter R. Breech delivery: the dilemma. BJOG 2006; 113: 973.
7. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
8. Wiknjosastro H, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi Pertama. Penerbit Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: 2007.