Modul Praktikum Pengukuran 2020 - V1 PDF
Modul Praktikum Pengukuran 2020 - V1 PDF
PENGUKURAN LISTRIK
1
13. Bagi peneliti baik mahasiswa maupun dosen yang menggunakan fasilitas
laboratorium agar mengalokasikan dana penelitiannya untuk perawatan
peralatan yang digunakan
2
5. Tunjukkan kemahiran saudara dalam menjalankan praktikum pada waktu
yang singkat, benar dan teliti
6. Bacalah skala alat ukur dengan teliti terhadap apa yang harus saudara amati
tiap-tiap unit praktikum dan catat dat-datanya pada tabel
7. Setelah selesai pengamatan, bersihkan dan kembalikan alat-alat ke tempat
semula/pada petugas
8. Buat laporan sementara dari hasil pengamatan dengan rangkap dua dan
serahkan satu untuk dosen pembimbing, dan satu bagi praktikan yang akan
dilampirkan nantinya pada laporan lengkap.
9. Laporan lengkap ditulis tangan pada kertas HVS ukuran A4, kemudian
dimasukkan dalam map transparan dikerjakan di rumah praktikan. Laporan
lengkap secara tertulis berisikan:
a. Judul Percobaan
b. Tujuan Percobaan
c. Teori Dasar
d. Peralatan / Bahan Percobaan
e. Rangkaian Percobaan
f. Prosedur
g. Data Hasil pengamatan
h. Analisa percobaan: Pada bagian ini saudara dituntut memberikan
argumentasi atau penjelasan tentang percobaan yang dilakukan dan
sesuaikan dengan teori .
i. Jawaban Tugas
j. Kesimpulan
k. Daftar Bacaan
D. Keselamatan Kerja
1. Apabila menggunakan alat-alat yang mengeluarkan api, jangan diarahkan
kepada orang atau benda lain
2. Bila menggunakan solder, buatlah tempat meletakkannya (dudukan solder)
sehingga tidak merusak atau membahayakan orang atau benda lain
3. Bila menggunakan kunci pas, pilihlah sesuai dengan ukuran yan dikerjakan
4. Bila memeperbaiki kabel kelistrikan, gunakan alat-alat yang berisolasi
5. Gunakanlah alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan
3
6. Baca dan ikutilah plat nama dari peralatan listrik yang saudara pakai
7. Pasanglah peralatan listrik pada sumber tegangan yang sesuai dengan yang
tercantum pada plat namanya
8. Bila saudra telah selesai menggunakan peralatan listrik, bebaskanlah alat
tersebut dari tegangan listrik
10. Jangan hubungkan klem alat ukur dengan sambungan yang tidak cocok
11. Jangan memukul-mukul alat ukur dengan tangan atau benda lain
12. Putarlah saklar posisi (range switch) dari alat ukur dengan hati-hati
13. Jangan terlalu sering memutar pengatur kedudukan jarum penunjuk dari alat
ukur
14. Hindari pengukuran di luar batas ukur
15. Kedudukan alat ukur sesuaikan dengan simbol petunjuknya
16. Hindari meletakkan alat ukur pada benda yang bergetar
17. Bila mengukur tegangan atau arus, gunakan batas ukur yangtertinggi,
barulah diperkecil bila hasil pengukuran pembacaaannya kurang jelas/pas
18. Bila alat ukur tidak dipakai, tempatkan posisi saklarnya pada batas ukur
tegangan bolak-balik (AC) tertinggi
19. Amankan benda-benda lain yang tidak anda gunakan dari tempat kerja
saudara
20. Jangan segan meminta pengarahan kepada dosen/instruktur atau kakak
kelas.
Kepala,
4
MODUL I
MULTIMETER SEBAGAI OHM METER
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menggunakan alat ukur multimeter untuk mengukur resistansi/ hambatan ,
yaitu multimeter sebagai Ohm meter.
2. Membandingkan nilai resistansi yang terbaca pada resistor dengan hasil
pengukuran menggunakan Ohm meter
2. TEORI DASAR
Multimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur resistansi
(sebagai Ohm meter), tegangan (sebagai Volt meter) dan arus (sebagai Ampere
meter) baik gelombang bolak-balik (AC = Alternating Current), atau searah (DC =
Direct Current).
Pengukuran resistansi suatu resistor bisa diukur langsung pada pembacaan
skala meter. Perhatikan untuk setiap pengukuran perkalian x1KΩ , x1Ω, x10Ω dan
sebagainya. Demikian juga untuk pengukuran tegangan (Volt meter), posisi saklar
multimeter diletakkan pada posisi Volt dan perhatikan skala volt meter serta baca
jarum penunjukan harga tegangan yang didapat.Untuk pengukuran arus (Ampere
meter) posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi 1 dan perhatikan skala
amperemeter serta baca jarum penunjukan hingga arus dapat diukur
Untuk pengukuran tidak langsung didapat dari beberapa pengukuran
langsung, contohnya, untuk mengukur daya dari rangkaian.
Cara pengukuran multimeter sebagai Ohm meter:
1. Letakkan saklar posisi pengukuran pada posisi Ω (Ohm)
2. Pastikan batas ukur yang digunakan, pilih 1x, 10x, 1K Ω
3. Setiap perpindahan batas ukur hubungkan kutub (+) dan (-) agar kondisi titik
nol point tercapai, dan siap digunakan untuk pengukuran.
4. Lihat hasil penunjukan jarum pengukuran dan catat hasilnya.
Kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan dalam beberapa
hal, kelalaian, kesalan sistimatis, dan kesalahan tidak disengaja.
Kelalaian adalah antara lain salah pembacaan dari alat ukur, salah penulisan
dari pada hasil penguran dan kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh
kurang perhatian. Untuk menghindari hal ini perlu diperhatikan peletakan peralatan,
pengukuran serta rangkaian pengukuran perlu diperiksa kembali sebelum
pengukuran.
Kesalahan sistematis terjadi bila alat penunjukan tidak tepat. Contoh pada
skala pengukuran. Untuk menghindarinya, maka sebelum alat digunakan untuk
mengukur sebaiknya dilakukan kalibrasi, selain itu dapat juga terjadi kesalahan
5
sistematis ini pada pengukuran orang lain/berbeda. Kesalahan ini disebut juga
kesalahan pengamat.
Kesalahan yang lain adalah kesalahan yang tidak disengaja, disebabkan
karena adanya fluktuasi-fluktuasi yang halus dari pada kondisi-kondisi pengukuran
kekurangmantapan dari orang yang mengukur dan sebagainya.
Resistor/ tahanan
Tahanan adalah salah satu parameter dasr dari suatu rangkaian listrik
maupun rangkaian elektronika. Ada dua sifat utama dari tahanan, yaitu besarnya
resistansi atau power ratingnya. “ Power rating” ini sangat bermanfaat karena
menyatakan daya maksimum yang dapat ditanggung oleh tahanan tersebut.
Nilai resistansi suatu resistor biasanya telah dicantumkan pada badan
resistor dengan menggunakan kode warna. Ada pula yang dicantumkan secara
langsung nilai resistansi maksimumnya, misalnya pada resistor-resistor variabel’
Urutan warna yang dipakai pada resistor adalah 0 sampai dengan 9, yaitu
hitam, coklat, merah, orange, kuning, hijau, biru, ungu, abu-abu dan putih terletak
pada jalur pertama, kedua and ketiga. Untuk jalur keempat biasanya kita temui
untuk menunjukkan toleransi dari resistor emas = 5%, perak = 10% dan tanpa
warna = 20%.
Untuk mengukur tegangan, saklar pemilih multitester diatur pada posisi AC
Volt atau DC Volt sesuai dengan kebutuhan dan alat ukur dipasang paralel dengan
beban. Bila yang akan diukur adalah arus, maka saklar pemilih multitester diatur
pada posisi mA dan dipasang secara seri dengan beban.
Bila ingin mengukur tahanan, maka saklar pemilih multitester diatur pada posisi
Ohm dan dipasang secara paralel dengan beban dalam keadaan tidak berarus.
4. RANGKAIN PERCOBAAN
Ω R1
6
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar diatas.
2. Ukurlah nilai masing-masing resistor yang diberikan.
3. Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.1
6. TABEL PENGAMATAN
Tabel 1.1. Hasil Pembacaan dan Pengkuran Resistor
Yang Tertera Pada Resistor %
Hasil pengukuran
No Warna Toleransi Nilai Kesalahan
(Ohm)
cincin (Ohm) Pengukuran
1
2
3
4
5
7
MODUL II
MULTIMETER SEBAGAI VOLT METER
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan nilai tegangan pada resistor yang dihubungkan secara seri.
2. Menentukan nilai tegangan pada resistor yang dihubungkan secara parallel
3. Membandingkan perbedaan tegangan pada resistor yang dihubungkan
secara seri dan parallel.
4. Membandingkan nilai yang terbaca pada volt meter dengan hasil
perhitungan.
2. TEORI DASAR
+
V R1
-
Tegangan adalah suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai
perbedaan jumlah muatan dengan satuan volt (V). Satu volt adalah perubahan
energy sebesar satu joule yang dialami oleh satu Coulomb muatan listrik.
Alat ukur voltmeter juga mempunyai dalam yang dapat mempengaruhi hasil
pengukuran tegangan suatu rangkaian.
Tahanann dalam suatu alat ukur biasanya oleh pabrik pembuatnya telah
dicantumkan pada sebelah bawah alat ukur, tetapi kenyataannya tahanan dalam ini
jarang diperhatikan dalam pemakainnya.
8
Tahanan dalam alat ukur perlu mendapat perhatian jika menggunakan alat
ukur tersebut untuk pengukur tegangan DC maupun AC. Jika suatu alat ukur tidak
dilengkapi dengan data-data tentang besarnya tahanan dalam untuk setiap batas
ukur, maka biasanya pada meter itu dicantumkan sensitivitas alat ukur yang ditulis
dalam Ohm/Volt. Dengan mencantumkan sensitivitas tersebut kita dapat mencari
tahanan dalam alat ukur untuk setiap batas ukur.
Tahanan Dalam = Batas ukur (Range) x sensitivitas
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
a b c d
R1 R2 R3
V V V
+ -
Vs
R1
V1
a b
R2
V2
R3
V3
+ -
Vs
9
5. PROSEDUR PERCOBAAN
6. TABEL PENGAMATAN
2 6
3 8
2 6
3 8
10
7. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan pada hubungan
seri.
2. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan pada hubungan
parallel.
3. Bandingkan kedua hasil pengukuran antara hubungan seri dengan
hubungan parallel
4. Tuliskan kelas ketelitian alat ukur
5. Buat kesimpulan yang anda dapat dalam percobaan ini
11
MODUL III
MULTIMETER SEBAGAI AMPEREMETER
1. TUJUAN
2. TEORI DASAR
+ R1
-
Alat ukur Ampere meter juga mempunyai tahanan dalam seperti halnya Volt
meter yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu rangkaian. Arus
listrik timbul karena ada gerakan electron satu arah dari suatu bahan atau zat akibat
pengaruh gaya dari luar, dengan satuan Ampere.
Satu Ampere adalah jumlah muatan listrik dari 6,24 x 1018 yang mengalir
melalui suatu titik tertentu selama satu detik. Yang mana percobaan yang akan
dilakukan adalah menentukan arus searah (Direct Current).
12
Tahanan dalam alat ukur perlu mendapat perhatian jika menggunakan alat
ukur tersebut untuk pengukur arus DC maupun AC. Jika suatu alat ukur tidak
dilengkapi dengan data-data tentang besarnya tahanan dalam untuk setiap batas
ukur, maka biasanya pada meter itu dicantumkan sensitivitas alat ukur yang ditulis
dalam Ohm/Ampere. Dengan mencantumkan sensitivitas tersebut kita dapat
mencari tahanan dalam alat ukur untuk setiap batas ukur.
Tahanan Dalam = Batas ukur (Range) x sensitivitas
4. RANGKAIN PERCOBAAN
A1 R1 A2 R2 A3 R3
AT
+ -
Vs
A1 R1
AT A2 R2
A3 R3
+ -
Vs
5. PROSEDUR PERCOBAAN
13
3. Atur sumber tegangan mulai dari: 4; 6 Volt
4. Ukurlah nilai masing-masing IT, I1, I2, dan I3 .
5. Catat pembacaan alat ukur pada Tabel 3.1.
6. Ulangi prosedur 1 samapi 3 untuk Gambar 3.3. diatas, yaitu untuk
rangkaian parallel.
7. Ukurlah nilai masing-masing IT, I1, I2, dan I3.
8. Catat pembacaan alat ukur pada Tabel 3.2
6. TABEL PENGAMATAN
2 6
3 8
2 6
3 8
14
MODUL IV
PEMBAGI TEGANGAN
1. TUJUAN
2. TEORI DASAR
Bila ada dua titik mempunyai beda potensial yang berbeda, berarti kedua titik
tersebut mempunyai beda potensial. Bila kedua titik tersebut dihubungkan dengan
penghantar maka pada penghantar tersebut mengalir arus listrik. Besarnya arus
listrik tersebut tergantung dari besarnya beda potensial kedua titik tersebut dan nilai
tahanan penghantarnya. Pada hokum Ohm dinyatakan bahwa besarnya arus listrik
berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan resistansi
penghantarnya.
I=V/R
Rangkain pembagi tegangan digunakan untuk mendapatkan berbgai nilai tegangan
ynag diperlukan. Prinsip dasar pembagi tegangan adalah hukum Ohm.
15
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
R1
+
Vs
-
R2 V
5. PROSEDUR PERCOBAAN
6. TABEL PENGAMATAN
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pengukuran Pembagi Tegangan.
Sumber R1 R2 Pengukuran Perhitungan
Tegangan (Ohm) (Ohm) I (mA) V (mV) I (mA) V (mV)
(Volt)
4
6
8
10
12
16
MODUL V
1. Tujuan
2. Teori singkat
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), akan mengubah
gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter DC. Tahanan seri ini akan membatasi
arus kealat ukur agar tidak melebihi arus defleksi penuh (Idp). Sebuah voltmeter
DC digunakan untuk mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah
rangkaian arus searah, sehingga voltmeter tersebut harus dihubungkan secara
paralel terhadap komponen rangkaian atau sumber tegangan. Nilai tahanan seri
yang diperlukan untuk memperbesar batas ukur dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
𝑉 = 𝐼𝑚 (𝑅𝑠 + 𝑅𝑚 )
𝑉−𝐼𝑚 𝑅𝑚 𝑉
𝑅𝑠 = = 𝐼 − 𝑅𝑚
𝐼𝑚 𝑚
17
4. Rangkaian percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar (a), dimana saklar power supply
pada posisi off dan pastikan pengatur tegangan (voltage regulator) pada
posisi 0 (nol).
2. Pastikan rangkaian sudah benar, lalu hidupkan power supply. Kemudian
atur tegangan power supply sehingga voltmeter DC menunjukkan skala 5
volt.
3. Amati skala yang ditunjukkan oleh voltmeter DC pada kit praktikum,
hasilnya harus sama dengan voltmeter DC yang dihubungkan ke power
supply (5 volt).
4. Bila sudah sama, maka percobaan pembuktian selesai.
5. Pindahkan saklar power supply ke posisi off dan pengatur tegangan pada
posisi 0 (nol).
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar (b), dimana saklar power supply
pada posisi off dan pastikan pengatur tegangan (voltage regulator) pada
posisi 0 (nol).
2. Pastikan rangkaian sudah benar, lalu hidupkan power supply. Kemudian
atur tegangan power supply menggunakan pengatur tegangan sehingga
voltmeter DC menunjukkan skala 1,5 volt (tegangan terendah) untuk posisi
R1.
3. Pindahkan kabel penghubung mulai dari R2 , lalu R3, kemudian R4. Setiap
perpindahan kabel penghubung, tegangan voltmeter pada kit praktikum
harus tetap pada posisi 1,5 volt yaitu dengan mengatur voltage regulator
pada power supply.
18
4. Amati dan catat pembacaan skala pada voltmeter DC pada Tabel 5.1
berikut :
5. Percobaan selesai.
6. Pindahkan saklar power supply ke posisi off dan voltage regulator pada
posisi 0 (nol).
19
MODUL VI
MEMPERBESAR BATAS UKUR AMPEREMETER DC
1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
2. Teori singkat
Gerakan dasar dari sebuah amperemeter arus searah (DC) adalah
galvanometer PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar
adalah kecil dan ringan maka galvanometer tersebut hanya dapat mengalirkan arus
yang kecil. Bila yang akan diukur adalah arus yang besar , sebagian dari arus
tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut tahanan paralel (shunt).
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menggunakan analisa rangkaian
konvensional. Oleh karena tahanan tersebut dihubungkan paralel terhadap alat
ukur, maka penurunan tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama,
sehingga dituliskan :
atau
𝐼𝑚 𝑅𝑚
𝐼𝑠 𝑅𝑠 = 𝐼𝑚 𝑅𝑚 dan 𝑅𝑠 = 𝐼𝑠
karena 𝐼𝑠 = 𝐼 − 𝐼𝑚
𝐼𝑚 𝑅𝑚
maka 𝑅𝑠 = 𝐼−𝐼𝑚
20
Batas ukur sebuah amperemeter DC masih dapat diperbesar dengan
menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui saklar rangkuman
(range switch). Alat ukur seperti ini disebut dengan amperemeter rangkuman ganda
(multirange amperemeter). Dengan menggunakan beberapa tahanan shunt dapat
membuat amperemeter mampu digunakan untuk mengukur sejumlah rangkuman
arus, dimana tahanan-tahanan pengali dihubungkan secara paralel dan saklar
pemilih di setiap posisi menghasilkan sejumlah tahanan tertentu yang paralel
terhadap tahanan dalam (Rm) alat ukur.
4. Rangkaian percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar (a), dimana saklar power supply
pada posisi off dan pastikan pengatur tegangan (voltage regulator) pada
posisi 0 (nol).
2. Pastikan rangkaian sudah benar, lalu hidupkan power supply. Kemudian
atur tegangan power supply sehingga voltmeter DC menunjukkan skala 1
volt.
3. Amati skala yang ditunjukkan amperemeter DC pada kit praktikum,
hasilnya 10 mA sedangkan voltmeter DC yang dihubungkan ke power
supply (1 volt).
21
4. Bila sudah sama, maka percobaan pembuktian selesai.
5. Pindahkan saklar power supply ke posisi off dan pengatur tegangan pada
posisi 0 (nol).
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar (b), dimana saklar power supply
pada posisi off dan pastikan pengatur tegangan (voltage regulator) pada
posisi 0 (nol).
2. Pastikan rangkaian sudah benar, lalu hidupkan power supply. Kemudian
atur tegangan power supply menggunakan voltage regulator sehingga
voltmeter menunjukkan skala 1volt untuk posisi R 1.
3. Pindahkan kabel penghubung ke R2, lalu ke R3. Setiap perpindahan kabel
penghubung, amati dan catat pembacaan skala pada amperemeter dan
voltmeter pada Tabel 6.1 berikut :
7. Percobaan selesai.
8. Pindahkan saklar power supply ke posisi off dan voltage regulator pada
posisi 0 (nol).
22
MODUL VII
JEMBATAN WHEATSTONE
1. Tujuan
2. Teori Dasar
a
I1 I2
R1 R2
+
Vs
c G d
-
I3 I4
R3 R4
23
𝐸
𝐼2 = 𝐼4 = 3)
𝑅2 +𝑅4
Dengan menggabungkan persaman 1), 2) dan 3) kemudian menyederhanakannya
diperoleh
𝑅1 𝑅2
= 4)
𝑅1 +𝑅3 𝑅2 +𝑅4
Atau :
𝑅1 𝑅4 = 𝑅2 𝑅3 5)
Persamaan 5) merupakan bentuk yang telah dikenal dalam kesetimbangan
embatan Wheatstone . Jika tiga dari tahanan tersebut diketahui, tahanan keempat
( R4 = RX ) dapat ditentukan dari persamaan 5), yaitu :
𝑅2 𝑅3
𝑅4 = 𝑅𝑋 = 6)
𝑅1
Tahanan R3 disebut lengan standart dari jembatan, dan tahan R2 dan R1 disebut
lengan-lengan pembanding. Pengukuran tahanan Rx yang tidak diketahui tidak
tergantung pada karaktristik atau kalibrasi galvanometer defleksi nol asalkan
detector nol tersebut mempunyai sensitivitas yang cukup untuk menghasilkan posisi
setimbang jembatan pada tingkat presisi yang diperlukan.
Jembatan Wheastone disusun dalam suatu kit, sehingga komponen-komponen
tahanan pembanding dan tahanan standard serta sumber tegangan dc berasal dari
power supply.
Tahanan Rx yang akan diukur dihubungkan pada dua klem jepitan dengan
mengatur measuring dials dan multitester dan melihat penunjukkan Galvanometer
pada angka nol.
4. Rangkaian Percobaan
G INT EXT
Multiply Dial BA BA -B +B
R
Selector
Switchl MV Measuring
External Dials
G.
Galvanometer
INT Meter
GA BA GA
Pushbutton
Switchs Resistance
24
5. Prosedur Percobaan
1. Hubungkan tahanan yang tidak diketahui ke terminal Rx.
2. Pindahkan slector switch ke posisi R
3. Set measuring dials ke ke nilai maksimal (1999)
4. Tekan “BA” button Switch dan “GA” button Switch secara bersamaan,
perhatikan penyimpangan jarum Galvanometer. ( bila jarum Galvanometer
menyimpang ke kanan berarti tahanan pembanding (measuring dials) terlalu
kecil, sebaliknya jika jarum Galvanometer menyimpang ke kiri berarti
tahanan pembanding (measuring dials) terlalu besar )
5. Aturlah tahanan pembanding (measuring dials) dan faktor pengali (multiply)
sampai jarum Galvanometer menunjukkan angka nol.
6. Hitunglah nilai Rx dengan menggunakan rumus
Rx = faktor pengali (multiply) x tahanan pembanding (measuring dials)
6. Tabel Pengamatan
25
MODUL VIII
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengukur daya pada beban resistif.
2. Mengukur daya pada beban induktif.
3. Mengukur daya pada beban capasitif.
2. TEORI DASAR
26
4. RANGKAIN PERCOBAAN
A. Beban Resistif
S1 S2 S3
W A
AC V
B. Beban Induktif
S1 S2 S3
W A
V
AC
C. Beban Kapasitif
S1 S2 S3
W A
V
AC
27
5. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Beban Resisitif
1. Susun rangkaian seperti Gambar 8.1
2. Semua saklar dalam keadaan terbuka.
3. Hidupkan saklar S1,
4. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.1.
5. Hidupkan saklar S2,
6. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.1.
7. Hidupkan saklar S3
8. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.1.
B. Beban induktif
1. Susun rangkaian seperti Gambar 8.2.
2. Semua saklar dalam keadaan terbuka
3. Hidupkan saklar S1,
4. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.2.
5. Hidupkan saklar S2,
6. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.2.
7. Hidupkan saklar S3
8. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.2.
C. Beban kapasitif
1. Susun rangkaian seperti gambar B
2. Semua saklar dalam keadaan terbuka
3. Hidupkan saklar S1,
4. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.3.
5. Hidupkan saklar S2,
6. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.3.
7. Hidupkan saklar S3
8. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan daya pada Tabel 8.3.
6. TABEL PENGAMATAN
28
Tabel 8.2. Hasil Pengamatan Beban Induktif.
Pengukuran Perhitungan
Lajur Switch ( S )
I (Amp ) V(Volt ) P (Watt) S( VA ) Cos
A S1
B S2
C S3
7. TUGAS / PERTANYAAN
1. Hitung S dan Cos , kemudian masukkan ke dalam Tabel 8.1, 8.2 dan
8.3.
2. Gambarkan Segitiga daya, kemudian hitung daya reaktif dari setiap
percobaan.
3. Gambarkan Diagram vektor (a). Lampu pijar, (b). lampu TL dan (c).
beban kapasitif.
4. Sebutkan type pengukur watt yang digunakan pada pengukuran
tersebut.
5. Buat kesimpulan yang anda dapat dalam percobaan ini
29
MODUL IX
MANGUKUR DAYA 1 FASA DENGAN METODE
VOLTMETER
1. TUJUAN
2. TEORI SINGKAT
W=
1
2R
(
V32 −V22 −V12 )
Alat ukur V2 dan V3 dapat digunakan batas ukur maksimum 250 Volt, sedangkan
untuk alat ukur V1 dapat dipergunakan batas ukur maksimum 50 Volt.
1. Amperemeter : 3 buah
2. Lampu pijar : 20 w = 1 bh, dan 40 w = 2 bh.
3. Resistor 40 Ohm / 20 Watt : 4 buah
4. Kabel penghubung : secukupnya
30
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
S1 R
V2
Beban
AC
V1 V3
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 9.1 diatas
3. Hidupkan saklar S1
4. Gunakan beban lampu 20 watt.
5. Catat hasil pengukuran masing-masing alat ukur pada Tabel 9.1.
6. Jika resistor yang digunakan sedang panas, ganti dengan resistor yang
sama.
7. Ulangi langkah 3 sampai 6 untuk jenis beban 40 w, 60 w, 80 w dan 100 w.
6. TABEL PENGAMATAN
7. TUGAS / PERTANYAAN
31
MODUL X
MENGUKUR DAYA 1 FASA DENGAN METODE
AMPEREMETER
1. TUJUAN
2. TEORI SINGKAT
Pengukuran daya 1 fasa dengan menggunakan metode Ampremeter merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur daya listrik dengan
menggunakan tiga buah alat ukur Ampremeter.
Penyusunan dan tata letak masing-masing alat ukur dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
32
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
S1
A1 A3
A2
Beban
AC
5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Susun rangkaian seperti pada Gambar 10.1. diatas
3. Gunakan beban lampu 20 watt.
4. Hidupkan saklar S1.
5. Catat hasil pengukuran masing-masing alat ukur pada Tabel 10.1 .
6. Jika resistor yang digunakan sedang panas, ganti dengan resistor yang
sama.
7. Ulangi langkah 3 sampai 6 untuk jenis beban 40 w, 60 w, 80 w dan 100 w.
6. TABEL PENGAMATAN
7. TUGAS / PERTANYAAN
33
MODUL XI
MENGUKUR FAKTOR KERJA DENGAN COS φ METER
1. TUJUAN
Cos meter adalah salah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
pergeseran sudut antara arus dan tegangan, oleh karena itu alat ini bekerja
berdasarkan kumparan arus dan tegangan. Bila tegangan mendahului arus disebut
factor kerja lagging, dan bila arus mendahului tegangan disebut factor kerja leading.
Faktor kerja ini akan mempengaruhi besar kecilnya daya reaktif. Sudut yang
dibentuk antara daya semu dan daya nyata disebut sudut .
𝑃
𝐶𝑜𝑠 𝜑 =
𝑉𝐼
Atau
𝑃
𝐶𝑜𝑠 𝜑 =
𝑆
Karena : S = V.I ( VA )
Dimana :
V = Tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter dalam satuan volt.
I = Arus beban yang ditunjukkan oleh Amperemeter dalam satuan Amper.
P = Daya nyata
S = Daya semu
Faktor daya dipengaruhi oleh beban induktif atau kapasitif.
34
4. RANGKAIN PERCOBAAN
A. Beban Resistif
S1 S2 S3
φ A
AC V
B. Beban Induktif
S1 S2 S3
φ A
V
AC
C. Beban Kapasitif
S1 S2 S3
φ A
V
AC
35
5. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Beban Resisitif
1. Susun rangkaian seperti Gambar 11.1
2. Semua saklar dalam keadaan terbuka.
3. Hidupkan saklar S1,
4. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.1.
5. Hidupkan saklar S2,
6. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.1.
7. Hidupkan saklar S3
8. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.1.
B. Beban induktif
1. Susun rangkaian seperti Gambar 11.2.
2. Semua saklar dalam keadaan terbuka
3. Hidupkan saklar S1,
4. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.2.
5. Hidupkan saklar S2,
6. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.2.
7. Hidupkan saklar S3
8. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.2.
C. Beban kapasitif
1. Susun rangkaian seperti Gambar 11.3
2. Semua saklar dalam keadaan terbuka
3. Hidupkan saklar S1,
4. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.3.
5. Hidupkan saklar S2,
6. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.3.
7. Hidupkan saklar S3
8. Catat pembacaan alat ukur tegangan, arus dan factor daya pada Tabel
11.3.
36
6. TABEL PENGAMATAN
20 S1
40 S2
60 S1,S2
80 S2,S3
100 S1,S2, S3
7. TUGAS / PERTANYAAN
37
MODUL XII
EARTH TESTER
1. TUJUAN
2. TEORI SINGKAT
Salah satu faktor kunci dalam usaha Pengamanan/Perlindungan rangkaian
listrik adalah Pembumiann. Apabila suatu tindakan Pengamanan/Perlindungan
yang baik akan dilaksanakan, maka harus ada sistem Pembumian yang dirancang
dengan benar dan efektif.
Tahanan pembumian harus diusahakan sekecil mungkin, dimana hal ini kita
harus mengetahui tahanan tanah. Salah satu cara untuk mengukur tahanan tanah
adalah dengan menggunakan “ EARTH TESTER” Type 1102 yang mempunyai
sistem skala logaritma dan pengukurannya mudah dan sederhana.
500 Hz
sederhana.
I
CT
ES0
RS0
G IC
RX
ES
Rc
RP
Ex = Eso (1)
38
Sedangkan :
Ex = I . Rx (2)
I.Rx = n.I.Rso
Rx = n.Rso (4)
Dari persamaan (4) diatas dapat kita ketahui Tahanan Tanah Rx tersebut.
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
A. Rangkaian percobaan untuk pengukuran Tahanan Tanah dengan
Metode 3 Elektroda.
Merah
Keterangan gambar :
Kuning
39
B. Percobaan Pengukuran Tahanan Tanah dengan metode 2 Elektroda,
(dengan menggunakan pipa air leding ).
L
Keterangan gambar :
1 : OFF BATT.CHECK
2 : AC V
3 : MEAS
4 : SIMPLIFIED MEAS
5 :X1
6 : X 10
1
E P C 7 : X 100
2
3
4
5
6
7
5. PROSEDUR PERCOBAAN
A. PERCOBAAN 3 ELEKTRODA.
1. Susunlah rangkaian seperti Gbr diatas, dimana L1 dan L2 =( 5 s/d 10) meter.
2. Hubungkan wayar utama merah, kuning, & hijau ke pusat peralatan C, P dan
E dengan batang pembantu pentanahan yang dihubungkan kedalam tanah.
3. Periksa tegangan tanah. Saat tombol AC ditekan, tegangan yang ada harus
kurang dari 10 Volt, jika tegangan melebihi dari 10 Volt, maka pengukuran
tahanan tanah kurang baik.
4. Periksa tegangan baterai dan hubungan batang pembantu pentanahan.
Seluruh pemeriksaan dengan menekan tombol OFF ATT CHECK.
Pengecekan Tegangan Baterai (hal ini mungkin terjadi saat wayar utama
tidak dihubungkan)
Tegangan baterai dalam keadaan baik, bila menunjukkan meter berada pada
daerah GOOD, jika tidak, ganti dengan baterai baru.
Periksalah hubungan pembantu pentanahan ke pusat P & C, jika lampu OK
hidup, pengukuran tahanan tanah dapat dilakukan, jika lampu OK tidak hidup
dengan baik, hal tersebut menunjukkan wayar utama tidak terhubung atau
tahanan tanah dari batang pembantu tanah tersebut terlalu tinggi.
Periksalah hubungan P & C atau tahanan tanah lebih rendah dari level
semestinya untuk pengukuran tanah yang bagus, dengan mengubah tempat-
tempat batang pembantu pentanahan atau membasahi tanah dengan air,
kemudian lampu OK menyala lebih terang.
5. Pengukuran Tahanan Tanah.
40
Pertama sekali tekan tombol 10 , dan kemudian tekan tombol MEAS.
Ketika penunjukkan meter membelok ke kanan dengan skala penuh, maka
tekan tombol 100 dan catatlah apa yang terjadi. Ketika nilai tahanan tanah
yang diukur di bawah 10 , tekan tombol 1 dan catatlah apa yang terjadi.
Selama pengukuran ini berlangsung, lampu OK hidup, yang
menunjukkan bahwa hubungan ke pusat C & E berada dalam keadaan baik,
keadaan yang tidak normal terjadi saat lampu tidak menyala, periksalah
hubungan ke pusat C & E. Lakukan percobaan ini 10 kali untuk tempat yang
sama dengan kedalaman yang berbeda.
B. PERCOBAAN 2 ELEKTRODA
1. Susunlah rangkaian seperti gambar diatas, dimana P & C di hubungkan
(di short).
2. Lakukan prosedure no. 2, 3 & 4 dari percobaan 1 diatas.
3. Catatlah harga yang ditunjukkan oleh alat tersebut.
4. Lakukan percobaan ini 7 kali untuk tempat yang sama dengan kedalaman
yang berbeda.
6. TABEL PENGAMATAN
A. PERCOBAAN 3 ELEKTRODA
B. PERCOBAAN 2 ELEKTRODA
41
1. Jika seandainya kita akan mengukur tahanan tanah pada tempat-tempat
yang lapisan tanahnya buruk, bagaimana cara melakukan pengukuran
tahanan tanah tersebut.
2. Gambarkanlah grafik tahanan tanah Vs dalam elektroda pada kertas grafik.
3. Berapakah besarnya tahanan pembumian yang seharusnya untuk :
Transformator, Mesin-mesin, LA (Lightning Arrester) dan Gedung-gedung.
4. Didalam pembumian/grounding kita harus mengetahui jenis-jenis
penampang dari elektroda. Sebutkan.
5. Apa fungsi arde pada instalasi rumah, dan gambarkanlah rangkaiannya.
6. Agar sistem pembimian dapat bekerja efektif, sebutkan persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi.
7. Bagaimana kesimpulan saudara mengenai besar tahanan tanah yang
diperoleh dari percobaan.
42
MODUL XIII
INDUCTION WATT HOUR METER
1. TUJUAN
Mahasiswa dapat :
1. Mempelajari dan meneliti pengukuran energi listrik dengan menggunakan
sebuah Watt Hour Meter (WHM).
2. Membandingkan pemakain daya lampu pijar dengan lampu TL.
2. TEORI SINGKAT
Dimana :
C: Shading Tembag
C1
C1: Kumparan Tegangan
C2: Kumparan Arus
Beban
D: Piringan Aluminium
Sumber
C
C2
Pada piringan watt hour meter bekerja dua macam momen yaitu Momen
putar (Mp) dan Momen Lawan (ML). Momen putar diberikan oleh arus-arus yang
sebanding dengan tegangan, arus dan cos yang diukur dengan watt hour meter
yang dirumuskan sebagai berikut :
Mp = K1 . V. I . Cos . = K1 . P
Dimana :
K1 : konstanta
V : tegangan
I : arus
Cos : faktor daya
P : daya
Sedangkan Momen lawan diberikan pada sistem pengiriman mekanis dan
magnetisasi :
ML = K2 .
43
P = (K2 / K1 ) x = K3 .
K3 = konstanta
Jadi pada suatu periode tertentu jumlah energi yang mengalir dalam periode
tersebut adalah :
E = P . dt = K3 .. dt
Waktu seharusnya :
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
Kumparan Arus
S
Input
Beban
Kumparan TeganganArus
44
5. PROSEDUR
6. TABEL PENGAMATAN
a. Lampu TL
Daya Lampu = P n t t,
(Watt ) (putaran ) ( detik ) ( detik )
40
60
2
80
100
b. Lampu Pijar
Daya Lampu = P n t t,
(Watt ) (putaran ) ( detik ) ( detik )
40
60
2
80
100
45
7. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Tuliskan data-data yang ada pada plat nama kwh meter yang digunakan
untuk percobaan, jelaskan masing-masing dari angka tersebut.
2. Hitung t’ = waktu untuk putaran dan beban tertentu. Bandingkan dengan
hasil yang saudara dapat dari percobaan (tabelkan). Bila t’ tidak sama
dengan t , jelaskan apa sebabnya.
3. Gambarkan pemasangan trafo arus (CT) pada KWH meter 3 phasa – 4
kawat.
4. Jelaskan prinsip KWH meter, gambarkanlah dengan jelas.
5. Gambarkan jenis-jenis pemasangan sambungan rumah ( lengkap dengan
fuse, saklar dan kwh meter).
6. Berikan kesimpulan dari hasil percobaan
46
Lampiran.
Contoh.
Gelang 1 = Coklat ( 1 )
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 102)
Gelang 4 = emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 10 2= 1000 Ω = 1 KΩ ± 5 %
Contoh.
47
Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 102)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 Ω = 24 KΩ ± 0,5 %
Contoh.
48
Nama : Tanggal :
Kelas : Judul Percobaan M.Kuliah :
Sem : No :
I. Tujuan Percobaan
V. Prosedur
IX. Kesimpulan
X. Daftar Bacaan
Catatan: Laporan lengkap ditulis tangan pada kertas HVS ukuran A4, kemudian dimasukkan
dalam map transparan dikerjakan di rumah praktikan.