Adoc - Tips - Keausan Pada Kontak Luncur Pin On Disc Sebuah Tinj PDF
Adoc - Tips - Keausan Pada Kontak Luncur Pin On Disc Sebuah Tinj PDF
2, Oktober 2009 : 30 - 36
30
Keausan Pada Kontak Luncur Pin-on-Disc … (I. Syafa’at)
mengalami deformasi. Daerah kontak akan bertambah akan nampak membesar. Gumpalan partikel yang aus
banyak seiring dengan meningkatnya jumlah asperiti (debris) akan bergerak menuju permukaan yang lain
yang saling kontak karena peningkatan beban. Akibat sebagai akibat dari interaksi mekanis antar asperiti
selanjutnya adalah muncul fenomena deformasi. sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2, terlihat
Deformasi yang terjadi karena beban vertikal yang jelas perbedaan antara keduanya.Untuk mempermudah
didefinisikan Jackson et al. [5] dapat berupa elastis, dalam menganalisa kontak, para peneliti membangun
elastis-plastis atau plastis. Rejim elastis mengacu pada sebuah model. Model dapat berupa formula matematis
ketiadaan deformasi plastis. ataupun bentuk asperiti. Bentuk asperiti dapat
disederhanakan dengan memodelkannya dalam bentuk
Normal
bola (sphere), setengah bola (hemisphere), elips
umum (ellips) ataupun bentuk datar (flat). Pendekatan model
ini dapat diperoleh dengan finite element dan juga data
Benda 2 hasil percobaan.
Bidang
Penelitian dengan kondisi statis mulai
singgung dilakukan oleh Hertz (1882). Teori Hertz membahas
tentang kontak elastis [6]. Perkembangan ilmu ini
agak lambat pada awalnya. Temuan Abbot and
Firestone [7] tentang model profilometric atau model
surface micro-geometry di tahun 1933 telah mendasari
Benda 1 tentang prinsip-prinsip mekanika kontak plastis.
Berikutnya barulah Greenwood [8] mengembangkan
temuan Hertz. Hertz memperkenalkan interference
Gambar 1. Kontak dua permukaan. sebagai variabel yang penting untuk mengetahui
deformasi elastis. Chang et al. [9] mengembangkan
Yaitu ketika beban yang dikenakan pada benda model kontak dalam dua rejim yaitu kontak elastis dan
dihilangkan, maka benda tersebut dapat kembali ke plastis. Dalam temuannya tidak ada daerah peralihan
bentuk asal. Rejim Elastis-plastis ialah keadaan dari elastis ke plastis. Zhao et al. [10] mulai
transisi dari elastis ke plastis. Dalam rejim ini, benda mengembangkan kontak elastis-plastis secara analitik
terdeformasi plastis tetapi daerah kontak masih berada dalam tiga kondisi yaitu kontak elastis, elastis-plastis
pada daerah elastis. Dan kondisi ketiga adalah kondisi dan plastis.
plastis (fully plastic). Kondisi ini terjadi bilamana Kontak model elips yang dibangun berdasar
daerah kontak telah terjadi luluh sepenuhnya, yaitu eksperimen oleh Jamari [11] menghasilkan persamaan
nilai modulus elastisitas suatu material sudah empiris dengan mengembangkan model [10] bahwa
terlewati. daerah kontak pada kondisi elastis-plastis Aep sebagai:
A ep 2 R m 2 R xR y 2 Rm
(1)
2 3
1 1
. 3 2
2 1 2 1
31
Momentum, Vol. 5, No. 2, Oktober 2009 : 30 - 36
dimana ch ialah faktor kekerasan, H adalah kekerasan yang ditemukan dengan menggunakan pendekatan
material, ialah interference, angka kecil 1 dan 2 Green [15]. Hasil simulasi 3D memiliki tren yang
masing-masing adalah menunjukkan material 1 dan 2. sama dengan model 2D dalam hal frictionless sliding
Catatan penting dalam model kontak elastis-plastis pada rejim elastis-plastis dengan gaya reaksi
yang divalidasi dengan data eksperimennya bahwa horisontal dan vertikal.
prediksi surface topography setelah running-in of Moody [16] meneliti vertical interference
rolling contact menunjukkan hasil yang akurat antara dalam hubungannya dengan deformasi, gaya reaksi,
model yang dibangun dengan data hasil eksperimen. tegangan dan energi yang hilang dengan model 3D.
Hasil plot dari tegangan von Misses dipergunakan
Kontak Dinamis untuk menunjukkan adanya formasi dan distribusi
Kontak dinamis terbagi menjadi dua bagian. tegangan seiring dengan meningkatnya deformasi
Bagian pertama tentang kontak luncur (sliding plastis atas proses sliding yang terjadi. Ditemukan
contact) dan yang kedua tentang kontak bergulir juga adanya peningkatan deformasi plastis dengan
(rolling contact). energi yang hilang selama sliding serta residual
deformations sebagai fungsi dari interference.
Kontak Luncur (Sliding Contacts)
Sliding contact dalam analisa Jackson et al. Kontak Bergulir (Rolling Contacts)
[13] menggunakan dua metode pendekatan. Dua Gerakan dalam rolling contact diklasifikasikan
pendekatan tersebut adalah secara semi analitis dan menjadi [17]: (i) Bergulir bebas (free rolling), (ii)
simulasi elemen hingga. Kedua analisa tersebut Bergulir dengan tujuan untuk traction (rolling
digunakan untuk membangun persamaan formula subjected to traction), (iii) Bergulir dalam alur
empiris yang diperoleh dari gaya tengensial rata-rata conforming (rolling in conforming grooves) dan (iv)
dan gaya normal selama proses sliding antar asperiti Bergulir di sekitar kurva (rolling around curves).
dalam rejim elastis-plastis. Gaya normal dan gaya Setiap gerakan yang bergulir, jenis free rolling pasti
tangensial yang terjadi dihitung saat kenaikan terjadi, sedangkan jenis (ii), (iii) dan (iv) terjadi secara
tangential displacement. Kemudan nilai rata-rata dari terpisah atau dapat juga kombinasi, tergantung pada
gaya yang dibutuhkan untuk meluncurkan asperiti situasinya. Kasus berputarnya roda mobil adalah
dihitung. Persamaan empiris dari asperiti tunggal yang melibatkan gerakan (i) dan (ii).
telah diperoleh dengan model semi analitis dan hasil Gesekan karena rolling adalah resistansi
simulasi elemen hingga, kemudian disubstitusi ke terhadap gerakan yang berlangsung ketika sebuah
dalam model statistik, fractal atau model Fast Fourier permukaan bergulir terhadap permukaan yang lain.
Transform (FFT) untuk mengetahui gesekan antara Terminologi gesekan rolling umumnya terbatas pada
dua rough surface yang meluncur. Gambar model benda dengan bentuk yang mendekati sempurna
asperiti yang mengalami proses sliding pada saat awal dengan tingkat kekasaran permukaan yang relatif
kontak sampai hilangnya puncak asperiti karena kecil. Pada material yang keras, koefisien gesek
deformasi dapat dilihat pada Gambar 3. rolling antara sebuah silinder dan benda bulat atau
dengan benda datar adalah berkisar antara 10-5 sampai
5x10-3. Koefisien dari sliding friction pada kondisi
benda tanpa pelumas dari 0,1 sampai lebih besar dari 1
[18]. Jika kontak dari dua buah benda non-conformal
adalah jenis titik, keadaan rolling murni berlaku di
sini. Gesekan karena gerakan gulir dapat disebabkan
oleh berbagai kasus, tetapi walau bagaimanapun,
slipping/sliding lebih dominan sebagai penyebabnya
Gambar 3. Proses meluncurnya asperiti dan [19]. Kekasaran adalah sebuah parameter penting
penekanan sampai terjadi deformasi pada model [13]. dalam kontak bergulir dalam hubungannya dengan
gesekan dan aus. Kesempurnaan geometri rolling
Dari simulasi dihasilkan bahwa besaran energi yang dapat dikurangi dengan kekasaran sehingga microslip
hilang antar puncak asperiti akan meningkat yang terjadi pada tingkat kekasaran saja. Deformasi
sebagaimana meningkatnya deformasi plastis yang plastis pada asperiti juga dapat menyebabkan
terjadi. Deformasi plastis pada sphere juga meningkat hilangnya energi selama gerakan bergulir. Ditinjau
seiring dengan bertambahnya nilai modulus elastisitas dari sisi gaya gesek, permukaan yang halus mempunyi
dan meningkatnya interference atau beban normal gaya gesek yang lebih kecil jika dibandingkan
antar surface. permukaan yang kasar. Hampir setiap kasus gesekan
Peneliti berikutnya adalah Vijaywargiya [14] pada rolling contact, gaya gesek akan mengalami
yang mempergunakan Finite Element Analysis (FEA) penurunan saat running-in.
untuk mensimulasikan sliding dalam 2D dan 3D.
Deformasi, gaya reaksi, tegangan dan energi yang
hilang sebagai fungsi dari jarak sliding adalah hasil
32
Keausan Pada Kontak Luncur Pin-on-Disc … (I. Syafa’at)
34
Keausan Pada Kontak Luncur Pin-on-Disc … (I. Syafa’at)
35
Momentum, Vol. 5, No. 2, Oktober 2009 : 30 - 36
[13] Jackson, R.L., Duvvuru, R.S., Meghani, H., and [30] Kónya, L., Váradi, K., and Friedrich, K., Finite
Mahajan, M., An analysis of elasto-plastic element modeling of wear process of a peek-steel
sliding spherical asperity interaction, Wear, 262, sliding pair at elevated temperature, Periodica
210-219, 2006 Polytechnica, Mechanical Engineering, 49, 25-
[14] Vijaywargiya, R., A Finite Element Investigation 38, 2005
of the Deformations, Forces, Stress Formation, [31] ABAQUS., V 6.5. Hibbit, Karlsson and Sorensen
and Energy Losses in Elasto Plastic Sliding Inc., Providence, RI, USA, 2004
Contact, Master Thesis, Georgia Institute of [32] Salib, J., Kligerman, Y., and Etsion, I., A model
Technology, Georgia, 2006 for potential adhesive wear particle at sliding
[15] Green, I., Poisson ratio effects and critical values inception of a spherical contact, Tribology Letter,
in spherical and cylindrical hertzian contacts, 30, 225-233, 2008
Inter. J. Appl. Mech, 10, 451-462, 2005 [33] Archard, J.F. and Hirst, W., The wear of metals
[16] Moody, J., A Finite Element Analysis of Elastic- under unlubricated conditions, Proc. R. Soc.
Plastic Sliding of Hemispherical, Master Thesis, Lond. Ser. A, 236, 397-410, 1956
Georgia Institute of Technology, Georgia, 2007 [34] Zhu, D., Martini, A., Wang W., Hu, Y.,
[17] Halling, J., Introduction to Tribology, Wykeham Lisowsky, B., and Wang, Q.J., Simulation of
Publication Ltd., London, 1976 sliding wear in mixed lubrication, ASME J.
[18] Bhushan, B., Principles and Applications of Tribol., 129, 545-552, 2007
Tribology, John Wiley & Sons Inc., New York, [35] Zhu, D., and Hu, Y. Z., A computer program
1999 package for the prediction of EHL and mixed
[19] Rabinowicz, E., Friction and Wear of Materials, lubrication characteristics, friction, subsurface
John Wiley, New York, 1995 stresses and flash temperatures based on
[20] Blau, P.J., Fifty years of research on the wear of measured 3-D surface roughness, Tribol. Trans.,
metals, Tribol. Int., 30, 321-331, 1997 44, 383–390, 2001
[21] Suh, N. P., Tribophysics, Prentice-Hall Inc., [36] Sugimura, J., and Kimura, Y., Characterization
Englewood Cliff, New Jersey, 1986 of topographical changes during lubricated wear,
[22] Archard, J. F., Contact and rubbing of flat Wear, 98, 101–116, 1984
surfaces, J. Appl. Phys., 24, 981-988, 1953 [37] Hokkirigawa, K. and Kato, K., An experimental
[23] Kalin, M. and Vizintin, J., Use of equations for and theoretical investigation of ploughing,
wear volume determination in fretting cutting, and wedge formation during abrasive
experiments, Wear, 237, 39-48, 2000 wear, Tribol. Int., 21, 51-57, 1988
[24] Rigney, D. A., The role of hardness in the sliding [38] Kruschov, M.M., Resistance of metal to wear by
behavior of materials, Wear, 175, 63-69, 1994 abrasion, as related to hardness, Proc. Int. Conf.
[25] Sarkar, A. D., Friction and Wear, Academic on Lubrication and Wear, I. Mech. E., London,
Press, London, 1980 655-659, 1957
[26] Strömberg, N., Finite element treatment of two- [39] Hegadekatte, V., Modelling and Simulation of
dimensional thermoelastic wear problems, Dry Sliding Wear for Micro-machine
Comput. Methods Appl. Mech. Engg., 177, 441- Aplications, PhD Disertation, Universität
455, 1999 Karlsruhe (TH) Kaiserstrasse, Germany, 2006
[27] de Saracibar, C. A. and Chiumenti, M., On the [40] Hegadekatte, V., Kuzenhäuser, S., Huber, N.,
numerical modeling of frictional wear and Kraft, O., A predictive modeling scheme for
phenomena, Comput. Methods Appl. Mech. wear in tibometers, Tribol. Intr., 41, 1020-1031,
Engg., 177, 401-426, 1999 2008
[28] Molinari, J. F., Ortiz, M., Radovitzky, R., and [41] Nilsson, R., On Wear in Rolling/Sliding
Repetto, E. A., Finite element modeling of dry Contacts, PhD Thesis, Royal Institute of
sliding wear in metals, Engg. Comput., 18, 592- Technology (KTH), Stockholm, Sweden, 2005
609, 2001
[29] Podra, P. and Andersson, S., Simulating sliding
wear with finite element method, Tribol. Int., 32,
71-81, 1999
36