Knowledge Asset Untuk Bahan Penilaian Kompetisi PDF
Knowledge Asset Untuk Bahan Penilaian Kompetisi PDF
1. Pendahuluan
Salah satu kegiatan penting dalam FIP-II adalah ‘kompetisi’ (competition). Kegiatan ini akan
melibatkan 10 KPH atau lebih sesuai keputusan yang akan diambil.
Sesuai yang dimandatkan dalam program, kegiatan kompetisi ini akan dilakukan dengan
memanfaatkan KMIS yang sedang dibangun. Kompetisi harus dilaksanakan secara kontekstual dan
diharapkan dapat berfungsi sebagai penghubung berbagai komponen dalam FIP-II.
Sejalan dengan hal itu, opsi yang paling memungkinkan dan compatible dengan konsep KMIS adalah
dengan menggunakan asset pengetahuan (knowledge asset) sebagai bahan yang akan dinilai dalam
kompetisi itu. Setiap KPH yang akan mengikuti kompetisi nantinya diwajibkan menyerahkan minimal
satu buah dokumen asset pengetahuan untuk dinilai oleh Tim.
Dengan digunakannya asset pengetahuan sebagai bahan penilaian dalam kompetisi, ada beberapa
keuntungan yang akan diperoleh:
a. Personil KPH akan menjadi terlatih dan mahir tentang cara membuat asset pengetahuan
yang baik;
b. Produksi aset pengetahuan di KPH dan IA akan menjadi banyak.
c. KMIS akan segera diisi bahkan mungkin dibanjiri dengan asset pengetahuan berbagai topic
permasalahan dari berbagai lokasi KPH dan IA;
d. Pengetahuan-pengetahuan yang dihasilkan dari satu KPH akan segera dapat di-share,
diakses, dimanfaatkan, dan di-scale-up oleh KPH lainnya.
e. Operasionalisasi KPH akan berjalan lebih efektif dan efisien sesuai tujuan program FIP-II.
Dalam konteks manajemen pengetahuan Program FIP-II, asset pengetahuan merupakan bagian
penting yang perlu dipahami bersama. Aset pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai
literature dan telah dilatihkan di berbagai tempat, harus berujung pada tersedianya asset-aset
pengetahuan berbagai topic masalah dari berbagai lokasi KPH yang terdokumentasikan dengan baik.
Aset pengetahuan merupakan dokumen digital atau koleksi media yang berisi tentang masalah atau
tantangan beserta solusinya. Biasanya uraiannya bersifat singkat dan berorientasi serta
menghadirkan pembelajaran yang diperoleh dari pengalaman lapangan, menyediakan dukungan
pengambilan keputusan untuk suatu masalah tertentu. Aset pengetahuan dapat dikatakan juga
sebagai sebuah dokumen atau video atau presentasi power point yang berisi petunjuk yang lengkap,
terstruktur, dan tervalidasi tentang topic praktik tertentu.
Aset pengetahuan disusun mengikuti format standard - yaitu masalah, tindakan, hasil, pembelajaran,
dan rekomendasi. Aset pengetahuan berisi suatu dokumen pembelajaran yang berdiri sendiri.
Aset pengetahuan harus divalidasi melalui proses peer review atau cara validasi lainnya. Aset
pengetahuan harus dilengkapi dengan informasi dokumen yang akan menjadi metadata sehingga
mudah ditemukan dalam suatu repository asset pengetahuan yang berukuran besar serta mudah
dilacak asal datanya.
Knowledge capturing merupakan bagian penting sebelum proses penyusunan asset pengetahuan.
Knowledge capturing dapat bersifat rumit (karena menyangkut kegiatan jurnalis, analis, editor, dll)
tetapi dapat juga disederhanakan. Knowledge capturing merupakan proses merubah pengetahuan
atau pengalaman yang tersimpan dalam benak seseorang (yang disebut tacit knowledge) menjadi
pengetahuan yang bersifat eksplisit (explicit knowledge) dalam bentuk materi cetakan, elektronik,
atau multimedia dalam suatu asset pengetahuan.
Aset pengetahuan merupakan bahan untuk knowledge sharing. Aset pengetahuan nantinya akan
disebarluaskan (di-share) melalui KMIS dan dapat diakses secara internal di 10 KPH, atau domestic di
seluruh KPH dan instansi lain di Indonesia, atau bahkan internasional. Oleh karenanya cara membuat
asset pengetahuan harus diketahui dengan baik.
Cara membuat asset pengetahuan tidaklah sulit. Cara yang paling mudah dan praktis adalah dengan
mengikuti format dan contoh sederhana terlampir.
Referensi
Janus, S.S. 2016. Becoming A Knowledge Sharing Organization: A Handbook for Scaling Up Solutions
through Knowledge Capturing and Sharing. World Bank Group.
Kontak: [tambahkan
penulis/narakontak
utama/departemen yang
berwenang]
Pembelajaran
• [Tambahkan di sini kunci-kunci yang dapat langsung dibawa dan pembelajaran dari
pengalaman tertentu. Apa yang perlu diingat? Apa yang anda buat berbeda dan
mengapa?]
Rekomendasi
• [Apa yang akan anda lakukan kepada rekan (peer) untuk mangambil pertimbangan ketika
menjumpai masalah yang sama? Apa yang tidak? Bagaimana problem seperti itu dapat dihindari
untuk masa mendatang? Bagaimana respons diperbaiki?]
Referensi
• [Websites, dll.]
Judul:
Deskripsi Singkat:
Penulis:
Kata kunci:
Materi terkait:
Sumber (referensi):
Narasumber:
Catatan:
Yang datang sebelumnya: (urutan asset pengetahuan dalam suatu seri- bila ada)
Validasi oleh:
Validasi tanggal:
Lokasi Aset: (URL atau lokasi pada drive yang dibagi, network, dll.)
Lampiran 2: Contoh: Aset Pengetahuan
(Sumber: BECOMING A KNOWLEDGE SHARING ORGANIZATION
A Handbook for Scaling Up Solutions through Knowledge Capturing and Sharing
Oleh: Steffen Soulejman Janus)
Ringkasan Eksekutif
Para petani kecil mengeluhkan sedikitnya hasil meskipun telah dilakukan pemupukan. Masalah ini
muncul sebagian besar pada lahan petani kecil. Seorang petani yang bernama Alhaji Abubakir dari
desa Chasa di wilayah Suleja, Negara bagian Niger juga mengalami hasil yang rendah seperti itu. Ia
diberi tahu bahwa penggunaan pupuk anorganik akan meningkatkan hasil pertanian meskipun
sebidang lahan yang sama ditanami secara terus menerus. Produktivitas yang diharapkan tinggi
dapat terus dicapai dengan penggunaan pupuk yang benar. Akan tetapi peningkatan hasil seperti
harapan dalam penggunaan pupuk organic itu, ternyata tidak terjadi.
Sebelum 1996, penjualan pupuk hanya merupakan tanggung jawab beberapa tangan Pemerintah,
yaitu pemerintah federal, Negara bagian dan pemerintah local sehingga kualitas pupuk terjamin.
Dengan adanya liberalisasi di sub sector pupuk, sector swasta terlibat dalam kegiatan import,
pencampuran, dan penjualan pupuk. Beberapa orang terlibat dalam pemalsuan dan penjualan
pupuk palsu termasuk para perantara dalam rantai distribusi seperti para agro-delaer, pencampur,
dan importir.
Merebaknya hasil panen yang rendah ditemui terutama pada hasil pertanian musim basah ketika
permintaan komoditas pertanian tertinggi.Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pupuk palsu
(kualitas rendah) di samping adanya sebab-sebab lain.
Pemalsuan merupakan tindakan menjual material sampah (dalam hal pupuk dengan campuran
benda asing) untuk tujuan memperoleh keuntungan yang banyak dan cepat. Hal ini termasuk:
Beberapa dari material pencampur yang ditemukan pada pupuk di pasar Nigeria adalah sebagai
berikut:
Masalah utama yang ditemui oleh Alhaji Abubakir adalah kurngnya pengetahuan tentang bagaimana
cara mengetahui secara cepat pupuk anorganik yang palsu sebelum dibeli dari agro-dealer.
Kebanyakan petani desa belum pernah diberi pelatihan tentang deteksi cepat pupuk palsu.
Pemalsuan pupuk disebabkan oleh beberapa orang agro-dealer jahat yang ingin memperoleh
keuntungan besar dengan cepat. Lebih lagi, adanya kelangkaan dan terbatasnya akses untuk
memperoleh pupuk selama periode puncak permintaan penggunaan pupuk. Biaya tinggi atas pupuk
dan kendala pembayaran tunai merupakan beberapa di antara sebab-sebab terjadinya penjualan
pupuk palsu.
Akibat-akibat dari penggunaan pupuk palsu di antaranya adalah rendahnya produktivitas tanah dan
tanaman, dan mungkin polusi air tanah.
Yakinkan bahwa wadah pupuk memiliki Lapisan dalam terbuat dari selopan. Hal ini menjamin bahwa
kelembaban tidak terserap dari atmosfir. Nutrien yang mudah menguap juga aman dan tidak hilang
ke atmosfir.
Materi kemasan bagian luar berkualitas tinggi dan tidak mudah rusak. Menjatuhkan kemasan dari
ketinggian kira-kira dua meter digunakan untuk menguji kualitas kemasan. Jika tidak pecah berarti
kualitas kemasannya bagus.
Kekompakan butiran: butiran harus cukup kuat sehingga tidak mudah pecah menjadi bubuk waktu
diraba, tidak menggumpal, tidak lembab dan seperti tepung, dll.
Membeli pupuk dari agro-dealer yang terdaftar pada Pemerintah Federal/Negara Bagian dan
disarankan menjual pupuk asli.
Alhaji Abubakir juga memberi pelatihan kepada para petani yang dekat dengannya tentang
bagaimana mengenali pupuk anorganik palsu, dan kemana harus mencari sumber pupuk, mengapa
mereka harus menghindari pembelian eceran dan pembelian ke tempat yang tidak berhak dan
melaporkan menjual pupuk yang palsu ke agro-dealer.
Hasil
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, Alhaji Abubakir mendapat keuntungan dari
investasinya dalam penggunaan pupuk setara dengan penambahan hasil yang seharusnya diperoleh.
Ia berhasil mengenali pupuk palsu dengan meneliti kemasan/wadahnya dan menimbang pupuk
dalam kemasan dengan menggunakan timbangan untuk meyakinkan bahwa ia tidak dicurangi. Ia
dapat membuat pilihan yang tertulis pada merek dan kualitas pupuk untuk jenis tanaman tertentu
dan jenis tanah tertentu.
Alhaji Abubakir terus menerus menanam ubi jalar, jagung, dan jagung guinea pada lahan yang sama.
Ia dikenal sebagai petani sukses karena produktivitas pertaniannya meningkat sebagai hasil
penggunaan pupuk berkualitas bagus dalam usaha pertaniannya. Ia menggunakan uang lebih hasil
pertaniannya untuk menikah lagi dan menyekolahkan anaknya atau untuk belajar kerajinan.
Pembelajaran
Pengalaman Alhaji Abubakir jelas mengindikasikan bahwa seorang petani kecil dapat dengan mudah
mengidentifikasi pupuk palsu dengan mengobservasi kemasannya. Namun sekarang, para petani
tidak harus melalui proses coba-coba (try and error) lagi. Melalui berbagi pengalamannya, Alhaji
Abubakir dapat membantu para petani lain untuk memperbaiki produktivitas mereka dan
berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat. Berbagi informasi ini akan membantu dalam
menghindari pengalaman pembelajaran yang mahal dan rasa frustasi atas rendahnya produktivitas
tanaman.
Rekomendasi
Alhaji Abubakir merekomendasikan bahwa petani kecil harus selalu memperhatikan kemasan, label,
merek, dan bobot pupuk untuk mengidentifikasi secara cepat produk-produk palsu.
Ia juga menyarankan bahwa masalah-masalah seperti ini akan terhindari di masa mendatang dengan
melakukan pelatihan dan pelatihan ulanga tentang identifikasi pupuk anorganik palsu baik bagi para
petani maupun agro-dealer.