Anda di halaman 1dari 1

Perencanaan Bahasa

Perencanaan bahasa dapat dilakukan oleh badan pemerintahan yang secara khusus ditugasi
memajukan dan mengembangkan bahasa serta pemakaiannya, atau pihak di luar
pemerintahan, baik kelompok maupun perorangan. Pada umumnya, perencanaan bahasa di
banyak negara dilakukan oleh badan-badan pemerintahan, seperti Dewan Bahasa dan Pustaka
di Malaysia dan Brunei, Panitian Penyelidikan Bahasa Nasional di Jepang, Lembaga Bahasa
Melayu di Singapura, Lembaga Bahasa Nasional (Surian ng Wikang Pambansa) di Filipina, dan
sebagainya. Di Indonesia, tugas perencanaan bahasa dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, satu lembaga resmi pemerintah di bawah Kementerian Pendidikan
Nasional yang didirikan pada 1 April 1975.

Di Indonesia, tokoh yang patut disebut sebagai perencanaan bahasa adalah Van Ophuijsen,
Poerwadarminta, dan Sultan Takdir Alisjahbana. Ophuijsen telah berjasa menyusun rencana
ejaan bahasa Melayu dengan huruf Arab dan Latin. Poerwadarminta telah berjasa menyusun
kamus bahasa Indonesia yang memuat butir masukan dari susastra Melayu klasik. Sultan Takdir
Alisjahbana telah berjasa mengembangkan bahasa Indonesia melalui majalah Poedjangga
Baroe dan Pembina Bahasa Indonesia yang didirikannya serta buku Tatabahasa Baru yang
diterbitkan pada tahun 1949 (Moeliono, 1985:16-21)

Anda mungkin juga menyukai