Kasus Dilema Etik n0v 2006
Kasus Dilema Etik n0v 2006
Disusun Oleh:
Basmanelly
Carolina
Dwi Putri P
Heni Dwi Windarwati
M Fatkhul M
Mamnu’ah
Nurlis
Renidayati
Ruti Wiyati
Tantri Widyarti Utami
Wahyu Ekowati
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karuniaNYa
sehingga kami dapat menyeklesaikan tugas kelompok mata kuliah Etik dan
Hukum. Pada makalah ini kami akan membahas kasus yang ditugaskan dengan
Pada makalah ini kami akan membahas kasus tentang seorang pasien yang
kebutaan akibat Diabetes yang kronis dan juga menjalani dialisis. Keluarga juga
menginginkan hal yang sama terhadap pasien. Sementara itu pihak Rumah Sakit
tidak dapat memenuhi keinginan pasien dan keluarga. Hal ini menimbulkan
dilema etis dimana pasien tidak mendapatkan hak-nya, sementara Rumah Sakit
Kami menyadari masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Untuk itu
makalah.
Penulis
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Saat ini masalah yang berkaitan dengan etika (ethical dilemmas) telah
menjadi masalah utama disamping masalah hukum, baik bagi pasien, masyarakat
karena adanya kemajuan ilmu dan tehnologi yang secara dramatis dapat
melindungi hak yag dimiliki. Adanya berbagai faktor tersebut sering sekali
membutuhkan jawaban dimana dinyatakan bahwa sesuatu hal itu baik dikerjakan
untuk pasien atau baik untuk keluarga atau benar sesuai kaidah etik.
perawat dan falsafah keperawatan. Contoh nyata yang sering dijumpai dalam
Makalah ini akan membahas secara khusus dilema etik yang berkaitan
keperawatan.
Tujuan
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
eutanasia
tindakan eutanasia
eutanasia
eutanasia
Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan
dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori. Bab III Pembahasan Kasus. Bab
Tinjauan Teori
Dilema Etik
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan
dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau
salah. Untuk membuat keputusan yang etis seseorang harus tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional (Thomson & Thomson, 1985).
Eutanasia
thanatos (meninggal dunia) sehingga diartikan meninggal dunia dengan baik atau
involunter, aktif dan pasif. Pada kasus eutanasia volunter klien secara suka rela
dan bebas memilih untuk meninggal dunia. Pada eutanasia involunter, tindakan
yang menyebabkan kematian dilakukan bukan atas dasar persetujuan dari klien
dan sering kali melanggar keinginan klien. Eutanasia aktif merupakan suatu
nutrisi, cairan, respirator yang tidak diperlukan lagi oleh klien. Eutanasia pasif
sering disebut sebagai eutanasia negatif dapat dikerjakan sesuai dengan keputusan
IDI.
eutanasia pasif bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan klien
namun membiarkannya dapat berdampak pada kondisi klien yang lebih berat
tersebut kabur bahkan sering kali merupakan hal yang membingungkan bagi
merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dinyatakan dalam KUHP pasal
yang terjadi
perawatannya
5. hak untuk memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara
9. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga
11. Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil
13. Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati
Kasus
Tn. C berusia 40 tahun. Seeorang yang menginginkan untuk dapat
mengakhiri hidupnya (Memilih untuk mati. Tn. C mengalami kebutaan,diabetes
yang parah dan menjalani dialisis). Ketika Tn. C mengalami henti jantung,
dilakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini dilakukan oleh
pihak rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan dalam
penanganan pasien di rumah sakit tersebut.
Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong.
Namun keluarga menuntut atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut
untuk kepentingan hak meninggal klien. Saat ini klien mengalami koma. Rumah
sakit akhirnya menyerahkan kepada pengadilan untuk kasus hak meninggal klien
tersebut.
Tiga orang perawat mendiskusikan kejadian tersebut dengan
memperhatikan antara keinginan/hak meninggal Tn. C dengan moral dan tugas
legal untuk mempertahankan kehidupan setiap pasien yang diterapkan dirumah
sakit.
Perawat A mendukung dan menghormati keputusan Tn.C yang memilih
untuk mati. Perawat B menyatakan bahwa semua anggota/staf yang berada
dirumah sakit tidak mempunyai hak menjadi seorang pembunuh. Perawat C
mengatakan bahwa yang berhak untuk memutuskan adalah dokter.
Untuk kasus yang diatas perawat manakah yang benar dan apa landasan
moralnya?
Pemecahan kasus dilema etis
Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar
Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar yang terkait dengan
kasus eutanasia meliputi orang yang terlibat klien, keluarga klien, dokter, dan tiga
orang perawat dengan pendapat yang berbeda yaitu perawat A, B dan C. Tindakan
yang diusulkan yaitu perawat A mendukung keputusan tuan C memilih untuk mati
untuk melakukan eutanasia karena tidak sesui dengan kebijakan rumah sakit. Dan
harus disokong, kedua apabila tidak memenuhi keinginan klien maka akan
eutanasia adalah
1. Setuju dengan perawat A untuk mendukung hak otonomi tuan C tetapi hal
Namun pihak rumah sakit menjadi tidak konsisten terhadap peraturan yang
telah dibuat.
killing. Konsekuensi dari tindakan ini: klien tetap menderita dan kecewa,
klien dan keluarga akan menuntut rumah sakit, serta beban keluarga
tugasnya. Selain itu dokter juga merupakan staf rumah sakit yang tidak
rumah sakit dan keluarga. Rumah sakit harus menjelaskan seluruh konsekuensi
dari pilihan yang diambil keluarga untuk dapat dipertimbangkan oleh keluarga.
sistem yang optimal bagi klien seperti keluarga, teman terdekat, dan peer group.
pendekatan yang paling tepat dan menguntungkan untuk klien. Namun sebelum
klien sesuai dengan kewenangan dan kewajiban perawat. Jika tindakan alternatif
ini tidak efektif maka melaksanakan keputusan yang telah diputuskan oleh pihak
Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang
melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan
kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan
menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut
dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan
tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan
yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa
nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.
Saran
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara
mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan
untuk menyelesaikan suatu dilema etik.
Daftar Pustaka
Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing
Concepts Process and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education
Line.
Suhaemi, M.E. (2004). Etika Keperawatan: aplikasi pada praktik. Jakarta: EGC