Disusun oleh :
DHONI ROCHIM
NIM(1721012)
komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan yang rusak
atau hilang ( Widhiastuti, 2008). Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi
dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka
terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka
terkena trauma. Luka yang tidak disengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi
luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak ada robekan,
sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka abrasio (luka
akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang dan
dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat akan
lebih pendek. Dalam perawatan luka, frekuensi perawatan luka perlu diperhatikan
untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup luka harus diganti lebih awal
penyembuhan luka yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
terdiri dari faktor yang merugikan pada tempat luka ( kurangnya suplai darah dan
1
faktor-faktor patofisiologi umum (status nutrisi, gangguan kardiovaskuler,
endokrin), dan faktor usia. Sementara itu faktor ekstrinsik terdiri dari
penatalaksanaan luka (perawatan luka) yang tidak tepat (pengkajian luka yang
tidak akurat, penggunaan agens topikal dan produk balutan luka primer yang tidak
sesuai, teknik penggantian balutan yang ceroboh (cuci tangan, pemakaian sarung
i
Pengertian wound bed preparation.
luka lanjut saat ini. Secara sederhana diartikan bahwa kita tidak bisa mengobati
luka yang persiapan dasar lukanya buruk dengan berbagai macam terapi apapun
Menurut Halim, Khoo dan Mat Saad (2012) wound bed preparation
mengembangkan strategi pengobatan yang sesuai baik kepada pasien itu sendiri
yang sesuai untuk proses penyembuhan luka. Jadi semua komponen yang
2003).
Pencucian Luka
meminimalisir cairan luka yang berlebihan, sisa balutan serta sisa metabolik tubuh
pada cairan luka. Pencucian luka ini menjadi sangat penting karena merupakan
2
Cairan Normal Salin/ NaCl 0,9% atau air steril disarankan digunakan
sebagai cairan pencuci luka pada semua jenis luka. Hal ini dikarenakan cairan ini
merupakan cairan isotonik, tidak toksik terhadap jaringan, tidak menghambat fase
penyembuhan luka serta tidak menyebabkan reaksi alergi atau mengubah flora
normal di kulit. Teknik dalam pencucian luka dapat dilkukan diantaranya yaitu:
Swabbing
Scrubbing
Showering
Hydrotherapy
Whirlpool
Bathing
a. Debridemen
ada pada luka. Jaringan nekrotik adalah jaringan mati akibat degradasi enzim
secara progresif sehingga terjadi perubahan morfologi pada jaringan tersebut, hal
ini merupakan respon yang normal dari tubuh terhadap jaringan yang rusak.
2. Slough basah, kuning berupa cairan dan tidak lengket pada luka.
3
Debridement pada luka dapat memfasilitasi dan melepaskan abses dan jaringan
nekrotik. Ada beberapa metode debridement yang dikenal hingga saat ini,
yaitu :
Surgical debridement
Sharp debridement.
Chemical debridement.
Enzymatic debridement.
Mekanikal debridement.
sedangkan modern dressing yang dipakai antara lain berjenis hidrokoloid dan