Roda Gigi Cacing
Roda Gigi Cacing
TEKNOLOGI MEKANIK I
“PEMBUATAN RODA GIGI CACING“
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Ir. Nur Husodo, M.Sc.
A. Latar Belakang
Dalam bekerja memindahkan daya/putaran, roda gigi harus berpasangan dengan roda gigi
yang sejenis. Roda gigi yaitu sejenis roda cakra dimana pada sekitar sekeliling bagian
luarnya mempunya profil gigi yang sama besar (simentris). Roda gigi merupakan salah satu
bagian mesin yang berfungsi untuk membantu kerja mesin pada saat mesin bergerak. Pada
bagian-bagian mesin sering kita jumpai suatu poros yang mengerakkan poros yang lainnya.
Untuk menggerakkan suatu poros tersebut maka dibutuhkan suatu alat bantuan elemen
mesin roda gigi. Dengan kondisi yang sedemikian rupa itu (bentuk dan cara kerja)
memberikan beberapa keuntungan dalam memindahkan daya putar/putaran yaitu anti slip
dan terjadinya gaya dorong yang positif. Tetapi hanya dapat memindahkan daya putar
dengan jarak antara poros relatif singkat, tidak dapat terlalu jauh. Maka dari itu pembuatan
roda gigi sangat dibutuhkan. Proses pembuatan roda gigi terbagi atas beberapa tahapan
yaitu dengan proses bubut dan proses mesin frais horizontal. Untuk itu maka pada
praktikum kali ini praktikan mencoba melakukan pembuatan roda gigi dengan
menggunakan mesin bubut dan mesin frais horizontal
B. Tujuan
Roda gigi cacing adalah jenis roda gigi yang terdiri dari 1 atau lebih gigi dengan bentuk
menyerupai sekrup. Biasanya dibuat bersama dengan pasangannya, pasangan roda gigi
cacing sering disebut pinion/poros cacing.
Secara fisik, roda gigi cacing memiliki cekungan di tiap giginya. Cekungan ini bertujuan
mengubah titik kontak antara roda gigi dengan pinion/poros cacing yang biasanya berupa
titik, menjadi berupa garis. Sehingga kontak yang terjadi menjadi lebih lama, dan dapat
menghasilkan media transmisi daya tinggi.
Poros cacing dan roda gigi memiliki perbandingan rasio yang besar. Sebagai contoh, roda
gigi heliks biasanya terbatas pada rasio gigi kurang dari 10:1, sementara roda gigi cacing
memiliki variasi rasio dari 10:1 ke 500:1. Kerugian dari pasangan roda gigi cacing adalah
rendahnya efisiensi karena perbandingan rasio yang cukup besar.
Roda gigi cacing termasuk kedalam jenis helical gear, namun memiliki sudut yang agak
besar (hampir 90 derajat) dan ukurannya biasanya cukup panjang dalam arah aksial dan
oleh karena itu bentuknya menyerupai sekrup. Perbedaan antara roda gigi cacing dan roda
gigi heliks adalah roda gigi cacing dibuat sekurang-kurangnya satu gigi berlangsung selama
satu putaran penuh mengelilingi heliks. Sebuah roda gigi cacing memungkinkan untuk
memiliki satu gigi saja. Pada roda gigi cacing terlihat seperti memiliki banyak gigi, namun
sebenarnya hanya satu satu gigi saja namun mengelilingi poros tersebut seperti ulir. Sekrup
yang memiliki satu awalan saja disebut ulir tunggal. Sedangkan yang memilki lebih dari
satu awalan disebut ulir majemuk. Sudut heliks cacing biasanya tidak ditentukan.
B. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja
dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar.
Di bidang industri, keadaan mesin bubut sangat berperan. Terutama di dalam industri
permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan
komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi, poros, tromol dan lain
sebagainya.
Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor
(drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling machine), mesin
sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya.
Pada pahat potong, diketahui bahwa resultan gaya terdiri atas tiga komponen dasar, yaitu
FT (Gaya Tangensial / Gaya pada kecepatan potong), F R (Gaya Radial / Gaya pada
kedalaman pemotongan), dan FL (Gaya Longitudinal / Gaya pada pemakanan atau gerak
makan). Gaya tangensial ini adalah gaya yang paling tinggi dari ketiga gaya tersebut.
Mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal dan mesin frais
vertikal.mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi,
pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam. Untuk melaksanakan
pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan peralatan yang mudah digeser, diganti dan
dipindahkan. Peralatan tambahan etrsebut berupa meja siku (fixed angular table), meja
miring (inclinable universal table), meja putar (rotery table) dan kepala spindel tegak
(vertical head spindel).Digunakan untuk mengefrais permukaan datar benda kerja dengan
menggunakan mesin frias horizontal. Dalam pemakaiannya pisau frais ini terdapat tiga type
yaitu type H untuk baja keras, type N untuk baja sedang (normal) dan type W untuk baja
lunak.
Berikut ini adalah macam-macam jenis mata pahat pada mesin frais :
a. Pisau Frais Muka
Pisau ini mempunyai dua arah sisi pemotongan yaitu sisi muka dan sisi samping. Pisau ini
digunakan untuk menfrais permukaan mendatar dan tegak benda kerja dengan
menggunakan mesin frais vertika dengan menggunakan mesin frais horizontal.
b. Pisau Frais Gergaji
Disebut juga dengan pisau belah (slitting cutter). Digunakan untuk membelah atau
memotong benda kerja dan membuat alur.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang
terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-
tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan
potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan
berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau
frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14
x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila
pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata
potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit
disebut juga dengan kecepatan potong (V). Maka:
Tabel 6. Harga Kecepata Potong
Bahan Bahan Pisau Frais
Baja HSS HSS Super Stelit Tantalum Tngsten
Karbon Karbit Karbid
Alumunium 83 – 66 166 – 332 20 – 34 267 – 498 50 – 84 332 – 664
Kuningan 13 – 26 24 – 58 14 – 24 50 – 64 44 – 64 116 – 200
Perunggu 10 – 20 21 – 44 10 – 16 34 – 54 34 – 50 64 – 142
Besi Tuang 10 – 14 10 – 16 26 – 42 16 – 24 42 – 64
Besi Tempa 12 – 16 16 – 26 24 – 34 30 – 44 84 – 108
Baja Karbon 10 – 15 10 – 16 20 – 30 20 – 30 50 – 64
Lunak 10 – 14 24 – 34 14 – 24 14 – 20 94 – 164
Sedang 20 – 30 38 – 50 84 – 124
Tinggi 16 – 26
10 – 16
Tabel 7. Harga Pemakanan Menurut Jenis Bahan dan Pisau Frais (per mata potong
mm)
Jenis Pisau Frais Jenis Bahan Benda
Alumuni Kuninga Perungg Baja Baja Baja Besi
um n u Sedang Keras Campura Tuang
n
Muka 0,55 0,55 0,45 0,23 0,20 0,18 0,33
Spiral 0,43 0,43 0,35 0,18 0,15 0,13 0,25
Sisi dan Muka 0,33 0,33 0,28 0,15 0,13 0,10 0,20
Jari 0,28 0,28 0,23 0,13 0,10 0,10 0,15
Bentuk 0,15 0,15 0,13 0,07 0,07 0,05 0,10
Gergaji 0,15 0,13 0,10 0,07 0,05 0,05 0,07
Selama pemotongan, pisau frais bergerak sepanjang bidang pemotongan. Panjang gerakan
pisau frais tersebut dapat dianalisis seperti gambar
Dari segitiga siku-siku ABC dapat dianalisis bahwa
Sedangkan panjang gerakan pisau frais (L) adalah
Dimana:
L = Panjang gerakan pisau frais
l = Panjang bidang pemotongan
R = Jari-jari pisau frais
D = Dalamnya pemotongan
Pada bagian-bagian mesin sering dijumpai suatu poros mengerakkan poros yang lainnya.
Kadang kala poros itu terletak pada posisi satu garis, baik pada posisi sejajar maupun
bersilangan. Untuk memenuhi keperluan pemindahan gerak/putaran/daya putar antara dua
poros atau lebih dalam teknologi permesinan terdapat berbagai macam cara yaitu
diantaranya dengan meggunakan roda gigi.
Roda gigi merupakan sejenis roda cakra dimana pada sekitar sekeliling bagian luarnya
memiliki profil gigi yang simentris. Dalam bekerja memindahkan daya/putaran roda gigi
mesti berpasangan sesama roda gigi yang sejenis. Dengan keadaan yang sedemikian rupa
itu (bentuk dan cara kerja) memberikan beberapa keuntungan dalam memindahkan daya
putar/putaran yaitu anti slip dan terjadinya gaya dorong yang positif. Tetapi hanya dapat
memindahkan daya putar dengan jarak antara poros relatif singkat, tidak dapat terlalu jauh.
1. Bahan
Besi st 37
2. Alat
a. Mesin bubut dan perlengkapannya
b. Mesin frais dan perlengkapanya.
c. Pahat bubut rata, pahat bubut radius.
d. Cutter
e. Senter drill
f. Chuck bor
g. Mata bor 8, 16, 18, 19, 21, dan reamer 22
h. Mandrel
i. Alat ukur (jangka sorong)
perhitungan :
Z = 31 M = 2 = 50 kiri
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah melakukan praktikum pembuatan roda gigi maka praktikan dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Dalam melakukan proses pengerjaan hendaknya melakukan dengan serius dan
konsentrasi penuh agar tidak terjadi kesalahan dan miskomunikasi antara praktikan.
2. Sebelum menggunakan mesin bubut dan mesin frais hendaknya para praktikan mengerti
dan memahami dengan baik cara kerja mesin bubut dan mesin frais agar didapat hasil yang
maksimal.
3. Hendaknya menggunakan pahat yang tajam dalam pross pengerjaan benda kerja agar
menghasilkan benda kerja yang memiliki kualitas yang baik.
4. Yang perlu diperhatikan pada mesin freis,jangan sampai mata pahat mengenai
Spindal mesin freis.
5. Pengukuran kedalaman dan jarak antara roda gigi harus diperhatikan dengan
teliti,kesalahan pengukuran dan peyetelan bias berakibat patal pada benda kerja.
DAFTAR PUSTAKA