Anda di halaman 1dari 7

Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371

Vol. 5, No.4, Oktober 2016, Hal. 211-218

PENGUKURAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI PADA KOLESTEROL


SEBAGAI KOREKSI PADA MINYAK SAWIT
Ulfa Maftukhah dan K. Sofjan Firdausi
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
E-mail : ulfamaftukhah@st.fisika.undip.ac.id

ABSTRACT

This research aims to determine the relation between changes of polarization angle and increased levels of
cholesterol and triglycerides on palm oil (expired palm oil, edible palm oil) to the change of polarization angle.
Samples were placed on a polarimeter with a light source of 100 W incandescent lamp. The results showed that the
increase in the cholesterol is directly proportional to the change in polarization angle. The greater increase of
cholesterol levels result in the greater of the change of polarization angles that showed in the non linier graph. The
value of the change of polarization angle in expired palm oil, edible palm oil are θcholesterol = 0,26⁰; 0,25⁰ for cholesterol
and θtriglycerides = 1,19⁰ ; 0,6⁰ for triglycerides, respectively. So it can be seen that the increase of each change of
polarization angle of triglyceride which is the difference of θ total with θcholesterol are affected by the increase of cholesterol
levels in the cooking oils. The volatile property of the solvent and the less stabil environment temperature also could
affected the result of the study.

Keywords: Cholesterol, Triglyceride, Polarization, Palm Oil.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perubahan sudut polarisasi dan peningkatan
kadar kolesterol serta trigliserida pada minyak sawit (minyak sawit kadaluwarsa, minyak sawit baru). Sampel
ditempatkan pada polarimeter dengan sumber cahaya yang digunakan adalah lampu pijar 100 W. Hasil penelitian
menunjukan bahwa peningkatan nilai kadar kolesterol berbanding lurus terhadap perubahan sudut polarisasinya. Pada
grafik menunjukan bahwa semakin besar peningkatan kadar kolesterol maka perubahan sudut yang dihasilkan juga
semakin besar pada masing-masing sampel, grafik yang dihasilkan yaitu membentuk grafik tidak linier. Jadi, nilai
untuk perubahan sudut polarisasi kolesterol dan trigliserida masing-masing minyak sawit kadaluwarsa dan minyak
sawit baru berturut-turut adalah θkolesterol= 0,26⁰, 0,25⁰ dan θtrigliserida= 1,19⁰, 0,6⁰. Sehingga dapat diketahui bahwa
peningkatan masing-masing perubahan sudut polarisasi trigliserida yang merupakan selisih dari θ total dengan θkolesterol
yang dipengaruhi oleh peningkatan kadar kolesterol minyak goreng. Faktor yang mempengaruhi penelitian adalah
senyawa yang mudah menguap serta kondisi suhu lingkungan yang kurang stabil.

Kata Kunci: Kolesterol, Trigliserida, Polarisasi, Minyak sawit.

PENDAHULUAN Perubahan sifat fisika dan kimia dari


minyak goreng sangat berpengaruh terhadap
Minyak goreng yang dikonsumsi sehari-
nilai gizi yang terkandung di dalam minyak
hari sangat erat kaitannya dengan kesehatan.
goreng itu sendiri, dan secara langsung
Dalam penggunaan minyak goreng saat ini
maupun tidak langsung mempengaruhi sistem
masyarakat sudah banyak menggunakan minyak
kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsi
sawit maupun minyak hewani dalam
minyak goreng tersebut [1]. Selain itu,
makanannya. Akan tetapi sering dijumpai
penggunaan minyak yang tidak tepat
penggunaan minyak goreng yang terlalu lama dan
berdampak dengan kenaikakan kadar
secara berulang-ulang, sehingga menyebabkan
perubahan kualitas dari minyak goreng.

211
Ulfa Maftukhah dan K. Sofjan Firdausi Pengidentifikasian Kadar Kolesterol dan ...

trigliserida dan kolesterol pada tubuh yang dapat Dari penelitian sebelumnya minyak
menyebabkan berabagai macam penyakit, karena hewani maupun minyak sawit kadaluwarsa
pada umumnya komponen utama minyak goreng mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi
adalah trigliserida (asam lemak jenuh dan asam dan bisa diukur perubahan sudut polarisasinya
lemak tidak jenuh). karena minyak bersifat optis aktif. Efek
Pada umumnya minyak hewani memilki dominan dari asam lemak jenuh adalah
kandungan asam lemak jenuh yang lebih tinggi peningkatan kadar kolesterol total [8]. Oleh
dibanding minyak nabati. Kolesterol sebenarnya karena itu, penentuan kadar kolesterol pada
merupakan salah satu komponen lemak yang makanan penting. Namun, belum ada
umumnya terdapat dalam lemak hewani dan penelitian secara khusus untuk kolesterol pada
minyak nabati namun relatif lebih sedikit minyak goreng secara langsung menggunakan
dibanding minyak hewani [2]. metode polarisasi, selain itu juga dapat
Kandungan asam lemak jenuh antara menghitung perubahan sudut polarisasi
minyak goreng kemasan, minyak ayam, minyak trigliserida pada minyak goreng. Sehingga
sapi, dan minyak babi, menggunakan Fourier pada penelitian ini menindak lanjuti penelitian
Transform Infra Red (FTIR) dan Gas sebelumnya yaitu untuk kadar kolesterol dan
Chomatography Mass Spectrophotometry trigliserida pada minyak goreng menggunakan
(CGMS). Hasilnya minyak sapi memiliki metode polarisasi, yang bertujuan untuk
kandungan jumlah asam lemak jenuh paling mengetahui hubungan antara kadar kolesterol
besar, kemudian ada minyak babi, lalu minyak dan trigliserida dari peningkatan perubahan
ayam [3]. sudut polarisasinya pada minyak goreng.
Perubahan sudut polarisasi pada campuran
minyak babi dengan minyak sawit, serta DASAR TEORI
campuran minyak sawit dan minyak sapi
Polarisasi
memiliki perubahan sudut polarisasi alami dan Polarisasi cahaya merupakan peristiwa
elektrooptis tertinggi dibanding dengan minyak perubahan arah getar gelombang cahaya yang
sawit murni menggunakan lampu IR, besarnya acak menjadi satu arah getar [9]. Perubahan
perubahan sudut polarisasi mempresentasikan arah getar yang acak dari sebuah gelombang
jumlah asam lemak jenuh[4].
menjadi arah yang teratur merupakan
Dalam penelitian sebelumnya juga telah polarisasi [10]. Polarisasi ini cahaya termasuk
dihasilkan perubahan sudut polarisasi dari minyak salah satu fenomena alam yang sering terjadi
sawit baru, minyak sawit kadaluwarsa, campuran di kehidupan. Cahaya yang terpolarisasi
antar minyak sawit dan minyak ayam, campuran
bidang yang melewati material optis aktif,
antara minyak sawit dan minyak babi maka cahaya yang terpolarisasi bidang
menunjukan bahwa perubahan sudut polarisasi tersebut akan mengalami rotasi. Konsentrasi
terbesar terdapat pada minyak kadaluwarsa [5]. dari medium yang dilewati cahaya,
Besarnya perubahan sudut polarisasi
mempengaruhi besar perputaran dari sudut
mengindikasi jumlah radikal bebas ynag polarisasi. Material yang memiliki sifat optis
terkandung pada minyak goreng. Komponen aktif merupakan material yang memiliki dua
utama penyumbang radikal bebas adalah asam kutub elektrik. Polarisasi dapat diukur
lemak jenuh. Minyak dikatakan bermutu baik jika menggunakan seperangkat polarimeter.
memiliki kandungan radikal bebas yang kecil [6].
Perubahan sudut polarisasi karena trigliserida
yang asimetri diduga kombinasi linier dari jumlah
asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada molekul
trigliserida [7].

212
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No.4, Oktober 2016, Hal. 211-218

Sifat Optis Aktif vitamin (vitamin A, D, E, K) dan


Bahan yang dapat memutar bidang mengembangkan jaringan otak pada anak-anak
polarisasi merupakan bahan yang memiliki [16]. Struktur dari senyawa kolesterol
sifat aktif optis atau yang dikenal dengan disajikan pada gambar 1. berikut:
rotasi alami [11]. Jika cahaya terpolarisasi
bidang dilewatkan pada larutan yang
mengandung suatu enantiomer tunggal, maka
bidang polarisasi cahaya itu diputar ke kanan
atau ke kiri. Perputaran cahaya terpolarisasi
bidang ini disebut rotasi optis [12].
Jika molekul tidak simetri maka dapat
mempunyai dua bentuk struktur yang berbeda
terkait dengan bayangan cermin dan dapat
merotasi bidang polarisasi dengan jumlah yang Gambar 1. Struktur kimia kolesterol [17]
sama tetapi dalam arah yang berlawanan
sehingga bersifat optis aktif dan disebut Trigliserida
molekul chiral. Pasangannya disebut Telah diusulkan bahwa hanya asam
enantiomer atau isomer optik [13]. Identifikasi lemak jenuh dan tidak jenuh di trigliserida
sifat optis aktif dapat dilakukan dengan hukum yang dianggap paling aktif dalam kontribusi
Malus, dan dapat diukur menggunakan dua terhadap polarisasi cahaya dan parameter
buah polarisator. lainnya telah diabaikan. Perubahan polarisasi
karena asimetris trigliserida diduga kombinasi
Minyak goreng linier dari jumlah asam lemak jenuh dan tidak
Minyak goreng merupakan salah satu jenuh pada molekul trigliserida [7]. Secara
bahan optis aktif karena mempunyai struktur umum trigliserida memiliki rumus struktur
molekul chiral, yaitu molekul yang seperti gambar 2 berikut:
mempunyai atom karbon (C) yang mengikat
empat atom berbeda [14].
Penggunaan minyak goreng sebagai
bahan uji karena minyak goreng merupakan
salah satu jenis bahan transparan yang bersifat
optis aktif karena memiliki atom chiral. Bila
cahaya terpolarisasi linier jatuh pada bahan
optis aktif, cahaya yang datang akan tetap Gambar 3. Struktur kimia trigliserida [17]
terpolarisasi linier dengan arah bidang getar
terputar membentuk sudut θ terhadap arah METODE PENELITIAN
bidang getar semula [15]. Skema rangkaian alat yang digunakan dalam
penelitian ini. Polarimeter yang digunakan
Kolesterol terdiri dari 2 polaroid yaitu polarisator dan
Kolesterol merupakan lipida struktural analisator, sampel diletakan antara polarisator
(pembentuk struktur sel) yang berfungsi dan analisator menggunakan sumber cahaya
sebagai komponen yang dibutuhkan dalam lampu pijar 100 Watt. sampel yang digunakan
kebanyakan sel tubuh. Kolesterol merupakan merupakan minyak sawit kadaluwarsa dan
bahan yang menyerupai lilin. Kolesterol sangat minyak sawit baru. Mengasumsikan kadar
berguna dalam membantu pembentukan kolesterol dari minyak sawit tersebut sebagai
hormon, vitamin D, lapisan pelindung sel
syaraf, membangun dinding sel, pelarut

213
Ulfa Maftukhah dan K. Sofjan Firdausi Pengidentifikasian Kadar Kolesterol dan ...

perubahan sudut polarisasi. Skema alat yang Konsentrasi kolesterol murni dengan eter,
digunakan disajikan pada gambar 3 berikkut: minyak sawit kadaluwarsa, minyak sawit baru
kemudian diukur untuk mengetahui perubahan
kuvet sudut polarisasi.

Pengujian Sampel Menggunakan Metode


Liebermaan Burchard
Metode Liebermaan Burchard
digunakan untuk analisa sampel secara
kuantitatif, sehingga dapat diketahui nilai
Gambar 3. Skema rangkaian alat pengukuran kandungan kadar kolesterol dari masing-
sudut polarisasi masing sampel dengan berbagai konsentrasi
yang dihasilkan menggunakan campuran
Pembuatan Larutan Kolestrol Murni kolesterol murni standar dengan eter serta
Standar minyak sawit kadaluwarsa, minyak sawit baru.
Kolestrol murni standar yang
berbentuk bubuk akan dilarutkan Analisis Hasil
menggunakan eter, dengan kosentrasi 0,16 Penelitian ini dapat menghasilkan
gr/mL, 0,12 gr/mL, 0,08 gr/mL, 0,04 gr/mL, berbagai macam konsentrasi dari campuran
0,01 gr/mL. Dalam pembuatan sampel kolesterol murni standar dengan eter, sehingga
menggunakan sampel kosentrasi lama dan dapat diketahui perubahan kadar kolesterol
sampel kosentrasi baru. Pada awal pembuatan dengan perubahan sudut polarisasi yang
menyiapkan bubuk kolesterol murni tersebut dihasilkan. Diperoleh persamaan grafik dari
kemudian timbang dengan ukuran masing- perubahan sudut polarisasi kadar kolesterol
masing berat 16 gr, 12 gr, 8 gr, 4 gr, 1 gr. tersebut, yang selanjutnya persamaan tersebut
Untuk eter menggunakan 100 mL. Kemudian dipakai sebagai uji standar untuk menghitung
langkah selanjutnya, mencampurkan kolestrol perubahan sudut polarisasi dari kolesterol yang
murni standar dengan eter kemudian diaduk terkandung pada minyak sawit (minyak sawit
sampai larutan menyatu sehingga larutan kadaluwarsa, miyak sawit baru) serta
berubah menjadi bening, dan seterusnya sama mendapatkan perubahan polarisasi trigliserida
untuk kosentrasi selanjutnya. Perbedaanya dari minyak goreng tersebut.
pembuatan untuk sampel lama dibuat 2 bulan
sebelumnya. Namun dengan langkah-langkah HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatan yang sama. Pengukuran Kadar Kolesterol
Menggunakan Metode Liebermann
Pengukuran Kosentrasi Kolesterol Standar, Burchard
Minyak Sawit dengan Polarisasi Uji secara kuantitatif kadar kolesterol
Pengukuran dilakukan menggunakan menggunakan metode Liebermann Burchard,
seperangkat polarimeter sederhana dengan yang berfungsi untuk melihat seberapa banyak
sumber cahaya yang digunakan adalah lampu nilai kadar kolesterol yang terdapat pada
pijar 100 Watt. Sampel yang sudah dibuat sampel. Hasil disajikan pada Tabel 1. berikut:
dengan berbagai jenis konsentrasi untuk
masing-masing perlakuan ditempatkan di
dalam kuvet quartz 1 cm, setelah sumber
cahaya dinyalakan sudut pada polarisator
diatur sebesar 0º yang kemudian perubahan
sudut polarisasi akan terbaca pada analisator.

214
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No.4, Oktober 2016, Hal. 211-218

Tabel 1. Perubahan konsentrasi (lama dan kadar kolesterol 46,05 mg/mL. Sehingga dapat
baru) terhadap peningkatan kadar kolesterol diketahui pula perubahan sudut polarisasi yang
dihasilkan berbanding lurus dengan
No. Kolesterol (mg/mL) peningkatan kadar kolesterol yang dihasilkan
1 4,57 pada masing-masing perlakuan. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 4 yang menggambarkan
2 4,78
grafik hubungan antara kadar kolesterol dan
3 8,73 perubahan sudut polarisasi yang dihasilkan.
4 8,90
5 11,20
6
6 16,78
7 19,90

Perubahan Sudut Polarisasi ( )


0
8 22,24
4
9 43,13
10 46,05

Dari Tabel 1. terlihat nilai maksimum 2


untuk kadar kolesterol adalah 46,05 mg/mL.

Pengaruh Kadar Kolesterol Terhadap


Perubahan Sudut Polarisasi 0

Hasil untuk uji Liebermann Burchard


serta perubahan sudut polarisasinya disajikan
0 20 40
pada Tabel 2. berikut:
Kolesterol (mg/mL)

Tabel 2. Perubahan sudut polarisasi terhadap Gambar 4. Grafik hubungan kadar kolesterol
peningkatan kadar kolesterol dan perubahan sudut polarisasi
Kolesterol Sudut
No.
(mg/mL) Polarisasi (⁰) Dari grafik tersebut memperoleh persamaan
1 0 0,25±0,10 garis berikut:
2 4,57 2,25±0,47
3 4,78 2,40±0,11 θ= -2,92*exp(-X/41,63)+(-2,48)*exp(-X/
3,7)+5,65 (1)
4 8,73 3,0±0,17
5 8,90 3,20±0,16
dengan X dalam (mg/mL) dan θ dalam (º),
6 11,20 3,30±0,13 R2= 0,996.
7 16,78 3,50±0,16 Persamaan yang dihasilkan tersebut
8 19,90 3,95±0,16 merupakan sebagai pengoreksi standar untuk
9 22,24 3,95±0,20 perubahan sudut polarisasi kolesterol pada
10 43,13 4,60±0,22 minyak sawit. Pada gambar tersebut juga
11 46,05 4,70±0,18 terlihat grafik membentuk garis yang tidak
linier, terlihat cenderung linier pada kolesterol
Dari korelasi antara peningkatan kadar diatas 20 mg/mL. Sehingga grafik
kolesterol dengan perubahan sudut polarisasi menunjukkan semakin meningkatnya kadar
yang dihasilkan, diketahui perubahan sudut kolesterol semakin besar pula kenaikan
polarisasi maksimum adalah (4,70±0,18)⁰ pada perubahan sudut polarisasi yang dihasilkan.

215
Ulfa Maftukhah dan K. Sofjan Firdausi Pengidentifikasian Kadar Kolesterol dan ...

Pengaruh Perubahan Sudut Polarisasi pada θtrigliserida menunjukkan perubahan sudut


Kolesterol Terhadap Minyak Goreng polarisasi terigliserida (⁰).
Dari hasil penelitian ini memperoleh Sehingga untuk hasil dari θkolesterol dan
nilai kadar kolseterol dari berbagai macam θtriglerisida disajikan pada Tabel 4. berikut:
konsentrasi dan hasil nilai dari perubahan
sudut polarisasinya setelah diukur pada Tabel 4. Hasil perhitungan perubahan sudut
masing-masing kosentrasi dari kolesterol dan polarisasi kolesterol dan trigliserida pada
eter. Sebelumnya minyak sawit (minyak sawit minyak Goreng
kadaluwarsa, minyak sawit baru) telah diukur
perubahan sudut polarisasinya dan diuji secaca Sudut Sudut Sudut
Polari Polari
kuantitatif untuk mendapatkan nilai kadar Polari
No. Sampel sasi sasi sasi
kolesterol dari minyak goreng. Hasil disajikan Total Kolesterol Trigliserida
pada Tabel 3 berikut: (⁰) (⁰) (⁰)
Minyak
Tabel 3. Pengaruh sudut polarisasi dari Sawit
minyak goreng terhadap kadar kolesterol Kadalu
Sudut 1 warsa 1,45 0,26 1,19
Kolesterol
No. Sampel Polarisasi Minyak
(mg/mL)
total (⁰) Sawit
Minyak Sawit 2 Baru 0,85 0,25 0,60
1 Kadaluwarsa 0,0035 1,45±0,17
Minyak Sawit
2 Baru 0,0002 0,85±0,17
Terlihat hasil yang diperoleh dari
perubahan sudut polarisasi kolesterol dan
Dari hasil Tabel 3. perubahan sudut triglerisida, nilai tertinggi yang dihasilkan dari
polarisasi yang dihasilkan merupakan perubahan sudut polarisasi adalah minyak
perubahan sudut polarisasi total antara sawiit kadaluarsa yaitu θkolesterol= 0,26⁰ dan
trigliserida dan kolesterol sebagai penyusun θtrigliserida= 1,19⁰. Pada masing-masing minyak
dari minyak goreng, sehingga dapat diketahui sawit memiliki perbedaan, jika sudut polarisasi
untuk perubahan sudut polarisasi dari total yang dihasilkan semakin besar maka
kolesterol minyak sawit (minyak sawit sudut polarisasi kolesterol dan trigliserida juga
kadaluwarsa, minyak sawit baru) tersebut, semakin menigkat. Sehingga dapat diketahui
dapat menghubungkan hasil persamaan garis sudut polarisasi total sebanding lurus dengan
antara kadar kolesterol murni standar terhadap sudut polarisasi kolesterol dan trigliseridanya.
perubahan sudut polarisasi yang digunakan.
Sehingga persamaan 1 menjadi persamaan KESIMPULAN
standar untuk mencari nilai sudut polarisasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dari kolesterol suatu sampel. dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal,
Dari persamaan berikut untuk mencari diantaranya :
perubahan sudut polarisasi total dari minyak 1. Peningkatan kadar kolesterol disertai
goreng dapat menggunakan persamaan 2. dengan semakin besar perubahan sudut
Berikut: polarisasi yang tidak linier, sesuai dengan
persamaan: θ= -2,92*exp(-X/41,63)+(-2,48)
θtotal = θkolesterol + θtrigliserida (2) *exp(-X/3,7)+5,65 ,R² = 0,996, dengan X
dalam (mg/mL) dan θ dalam (º). Karena
dengan θtotal menunjukkan perubahan sudut terdapat beberapa faktor yang
total (⁰), θkolesterol menunjukkan perubahan mempengaruhi penelitian antara lain larutan
sudut polarisasi kollesterol sampel (⁰),

216
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 5, No.4, Oktober 2016, Hal. 211-218

yang mudah memuai, kondisi suhu yang Berkala Fisiska, ISSN: 1410-9662,
tidak stabil. vol. 17, No.3, Hal. 79-84.
2. Nilai untuk perubahan sudut polarisasi [6]Firdausi, K., Sofjan, Ade Ika Susan, Kuwat
kolesterol dan trigliserida masing-masing Triyana, 2012, An Improvement of
minyak sawit kadaluwarsa, minyak sawit New Test Method for Determination
baru berturut-berturut sebagai berikut: of Vegetable Oil Quality Based on
θkolesterol= 0,26⁰, 0,25⁰ dan θtrigliserida= 1,19⁰, Electrooptics Parameter, Berkala
0,6⁰. Dari sini diketahui peningkatan Fisika, ISSN: 1410-9662, Vol. 15,
masing-masing perubahan sudut polarisasi No.3, Hal 77-86.
trigliserida yang dipengaruhi oleh [7]Firdausi, K., Sofjan, Suryono, Priyono,
peningkatan sudut polarisasi kolesterol Zaenul Muhlisin, 2016, Study of the
minyak. Most Responsible Parameters
Powerful Preliminary Test of Oil
DAFTAR PUSTAKA Quality, Jurnal Sais dan Matematika,
(in progress).
[1]Nuraniza, Boni Pahlanop Lapanporo, [8]Sartika, Ratu Ayu Dewi, 2008, Pengaruh
Yudha Arman, 2013, Uji Kualitas Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Minyak Goreng Berdasarkan Asam Lemak Trans terhadap
Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Kesehatan, Universitas Indonesia,
Menggunakan Alat Semiautomatic Depok.
Polarymeter, Prisma Fisika, Vol. I, [9]Halliday&Resnick,1993, Fundamentals of
No. 2, Hal. 87 – 91, ISSN : 2337- Physics, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8204, Universitas Tanjung Pura, [10]Supramono, E., 2002, Fisika dasar 2, UM
Pontianak. Press, Malang.
[2]LIPI, 2009, Pangan & Kesehatan, UPT- [11]Guenther, Robert D, 1990, Modern Optic,
Balai Informasi Teknologi LIPI, John Wiley & Sons,Inc, Canada.
Jakarta. [12]Fessenden, R. J., dan J. S. Fessenden,
[3]Hermanto, Sandra, Anna Muawanah, 1982, Kimia Organik, Penerbit
Rizkina Harahap, 2014, Profil dan Erlangga, Jakarta.
Karakteristik Lemak Hewani (Ayam, [13]Tilley, R, 2011, Colour and Optical
Sapi dan Babi) Hasil Analisa FTIR Properties of Materials, England,
dan GCMS, Universitas Islam Negeri John Wiley & Sons Itd.
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. [14]Ketaren, S., 2008, Minyak dan Lemak
[4]Kaltsum, Ummi, Hadiyati Idrus, K.Sofjan Pangan, UI Press, Jakarta.
Firdausi, 2014, Pengaruh [15]Nailatussaadah, 2009, Pengamatan
Penambahan Minyak Hewani pada Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya
Minyak Sawit Terhadap Perubahan pada Medium Transparan dalam
Polarisasi, Berkala Fisika, ISSN: Medan Frequency sebagai Salah Satu
1410-9662, Vol.17, No.3, 109-114. Parameter Kualitas Minyak Goreng,
[5]Yulianti, Eva, Y.,idriyani, A.Husna, Universitas Diponegoro, Semarang.
N.Kharisma Putri, Sri Murni, Ria [16]Silalahi, 2002, Asam Lemak Trans dalam
Amitasari, Ari B. Putranto, Heri Makanan dan Pengaruhnya terhadap
Sugito, K.Sofjan Firdausi, 2014, Kesehatan, Buletin Teknologi dan
Deteksi Dini Kualitas Minyak Goreng Industri Pangan, Vol XIII no.2.
dan Studi Awal Tingkat Kehalalannya [17]Berg JM, Tymoczko JL, Stryer L. 2012.
Menggunakan Polarisasi Alami, Biochemistry 7th edition. New York:
W. H. Freeman.

217

Anda mungkin juga menyukai