Anda di halaman 1dari 3

Cropping System Tumpang Sari Jagung dengan kacang tanah

 Olah Tanah

Pembuatan guludan, lebar guludan 170- 180 cm, dengan jarak antar guludan 20- 30 cm, untuk
menjadi saluran air saat hujan dan lebihh cepat diserap akar.

 Pola Tanam dan Jarak tanam

Jarak tanaman kacang tanah adalah 25 x 25 cm, sehingga dalam setiap guludan terdapat 1 baris
tanaman jagung dan 5 baris tanaman kacang tanah. Pada pola tumpangsari jagung dan kacang
tanah, diatur dimana jagung sebagai tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela.

 Pemulsaan

Tanaman legume dapat mengikat nitrogen di udara dengan bantuan mikroorganisme tanah agar
dapat dimanfaatkan tanaman. Mulsa dengan menggunakan LCC (Legume Cover Crop).

 Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan meliputi penyiraman, penyulaman, pembubunan, dan penambahan pupuk organic.


Penyiraman dilakukan rutin pada awal tanam setiap pagi. Penyulaman sebaiknya dilakukan
secepatnya bila ada benih jagung yang tidak tumbuh atau mati agar tidak ditumbuhi gulma dan tidak
mengurangi produksi hasil. Pembubunan dilakukan dengan penambahan tanah di sekitar batang
jagung. Pupuk organic dapat diberikan pupuk kandang sebagai penambah unsur hara bagi tanah dan
tanaman.

Hama dan Penyakit Pada Tumpang Sari Jagung dan Kacang Tanah

Hama

 Ulat Potong dan Ulat Tanah

Ulat biasanya menyerang pada malam hari. Dengan gejala serangan ulat merusak tanaman yang
masih baru dan biji yang berada dalam tanah. Dapat dikendalikan kultur teknis sebagai tindakan
preventif, dengan cara olah tanah sempurna dan pembakaran sisa tanaman. Secara mekanis Dengan
membunuh ulat secara langsung dan menggunakan musuh alami yaitu jamur Metharrizium.

 Lalat Bibit ( belatung ) Atherigona exigua


Tanaman kerdil, kekuningan, terjadi pembusukan pada jaringan yang rusak. Larva muda masuk ke
dalam pelepah daun dan terus masuk ke dalam gulungan daun sampai pangkal batang tempat larva
makan. Kematian tanaman terjadi akibat kerusakan pada titik tumbuh. Pengendalian mekanis
dengan pembuangan tanaman terserang dan membunuh hama.

 Penggerek tongkol

Gejala awal berupa lubang-lubang pada daun muda dan tongkol, larva muda akan memakan jambul
tongkol lalu membuat lubang masuk tongkol. Ketika larva makan akan tinggal kotoran dan
tumbuhnya jamur yang menghasilkan mikotoksin sehingga tongkol rusak. Hama ini juga menyerang
pucuk yang menyebabkan tidak terbentuknya bunga jantan, berkurangnya hasil dan bahkan
tanaman dapat mati.

Pengendalian dapat dilakukan secara preventif dengan olah tanah yang sempurna untuk mencegah
adanya pupa penggerek tongkol dan memonitoring jumlah serangan. Pengendalian dapat dengan
trichogamma nana sebagai parasit telur dan eriborus arqentiopilosa sebagai parasit larva.

Penyakit

 Penyakit Bulai

Pada permukaan daun terdapat garis-garis putih sampai kuning sejajar dengan tulang daun.
Pertumbuhan tanaman kerdil. Bibit muda yang baru tumbuh memperlihatkan gejala khlorotik pada
seluruh daun dan tanaman cepat mati. Di permukaan bawah daun terbentuk tepung putih (spora
patogen).

Pengendalian secara preventif adalah menggunakan benih yang tahan terhadap bulai dan benih
jagung yang bersertifikat dan juga penanaman serempak. Pengendalian mekanis dengan membuang
dan memusnahkan tanaman yang terserang.

 Penyakit Karat

psampai oval, berwarna coklat atau merah oranye. Pengendalian secara preventif adalah
menggunakan benih yang tahan terhadap bulai dan benih jagung yang bersertifikat dan juga
penanaman serempak. Unntuk mengendalikan karat juga dengan memonitoring lingkungan dengan
sanitasi.

4. Busuk (Hawar) Pelepah (Exserolilium turcicum)


Tahap awal berupa bercak jamur berwarna merah jambu pada permukaan pelepah daun. Bercak
meluas dan terpisah-pisah seperti gejala panu dan sering diikuti pembentukan sklerotia dengan
bentuk tidak beraturan, berwarna putih, merah jambu sampai coklat tua.
Pengendalian preventif dengan penggunaan benih varietas tahan dan inang jagung ytang tidak
terserang hawar. Pengaturan jarak antar tanaman jagung tidak terlalu rapat.Pembuangan tanaman
terserang baik secara eradikasi ataupun pemotongan.

Pustaka

Warsana, SP. MSi, Litbang Pertanian diakses pada


http://www.litbang.pertanian.go.id/artikel/234/pdf/IntroduksiTeknologiTumpangsariJagungdanKaca
ngTanah.pdf

Sembiring, Adria Sartika; Jonis Ginting; Ferry Ezra Sitepu, 2015, Pengaruh Populasi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem
Pola Tumpang Sari, diakses pada https://media.neliti.com/media/publications/102508-ID-pengaruh-
populasi-kacang-tanah-arachis-h.pdf

Anda mungkin juga menyukai