Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PENGUJIAN LIGHT FASTNESS TERHADAP BAHAN PEWARNA

DOSEN PEMBIMBING : Emmidia Djonaedi, MT, MBA

DISUSUN OLEH : Fathimah N.A / 1806311021

KELAS : GR 4 A

PRODI : Teknik Grafika

MATA KULIAH : Pengujian Material

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN

JL.PROf. G.A. SIWABESSY, KAMPUS BAR UI-DEPOK KELURAHAN BEJI TIMUR

KECAMATAN BEJI KOTA DEPOK - 16425

2018/2019
I. ALAT DAN BAHAN

Bahan:

1. Liptint warna merah


2. Cat air warna merah
3. Kertas

Alat :

1. Lampu
2. Sinar matahari
3. Kuas atau cotton bud

II. PROSEDUR UJI

1. Siapkan liptint, cat air dan kertas.


2. Aplikasikan liptint dan perisa makanan pada kertas menggunakan kuas /
cottonbud, siapkan minimal 3 sampel, beri nomor.

Sampel warna dari cat air dengan nomor 1 – 2 – 3


Sampel warna dari liptint dengan nomor 1 – 2 – 3

3. Taruh sampel nomor 1 didalam laci agar tidak terkena cahaya (untuk acuan
perbandingan warna).
4. Taruh sampel nomor 2 dibawah paparan sinar lampu untuk beberapa jam.

5. Taruh sampel nomor 3 dibawah sinar matahari untuk beberapa jam.

6. Bandingkan hasil warna dari ketiga sampel dengan bahan pewarna liptint dan
perisa makanan.

III. HASIL UJI


Berikut adalah hasil perbandingan sampel warna dengan urutan 1 – 2 – 3 dari kiri
ke kanan. Untuk sampel nomor 2, dilakukan pemaparan sinar lampu selama 4 jam
( jam 10.00 – jam 14.00 ). Untuk sampel nomor 3, dilakukan pemaparan sinar
matahariselama 2 jam ( jam 10.00 – jam 12.00, hanya 2 jam dikarenakan setelah jam
12.00 cuaca mendung kemudian hujan sampai sore).
Perbandingan hasil warna uji cat air

Perbandingan hasil uji warna liptint

IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA HASIL UJI


Sebelum kita menganalisa hasil percobaan, ada baiknya kita memahami terlebih
dahulu mengenai light fastness. Lightfastness adalah ketahanan pudar suatu bahan
pewarna seperti dye atau pigmen ketika bahan pewarna tersebut di ekspos di bawah
sinar cahaya (Simmons, 2002). Paparan sinar cahaya pada permukaan bahan
perwarna dapat mengubah atau memutuskan ikatan kimia pada pigment yang dapat
menyebabkan warna memudar atau berubah. (Library of Congress, 2010). Material
yang tahan terhadap efek pemudaran disebut dengan lightfast. Lightfastness diukur
dengan cara mengekspos sampel pada sumber cahaya untuk sekian lama waktu yang
ditentukan dan membandingkannya dengan sampel yang tidak di ekspos (Simmons,
2002).
Dapat dilihat pada gambar hasil uji, bahwa sampel nomor 1 pada kedua bahan
pewarna adalah yang paling pekat dibandingkan sampel nomor 2 dan sampel nomor
3. Untuk pewarna liptint, sampel ketiga lebih terang dibandingkan dengan sampel
nomor 2. Sementara untuk pewarna cat air, susah untuk melihat perbedaan antara
sampel nomor 2 dan sampel nomor 3, namun jika diperhatikan dari jarak dekat, dapat
terlihat bahwa sampel nomor 3 sedikit lebih terang/ cerah dibandingkan sampel
nomor 2.
Melihat dari hasil uji. pewarna pada cat air lebih tahan pudar dibandingkan
dengan pewarna pada liptint. Hal ini dikarenakan karena partikel pewarna yang lebih
besar biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk memudar. Partikel pewarna
pada cat air lebih besar daripada pewarna liptint jika dilihat dari kemudahan bahan
pewarna untuk menyerap pada kertas.
Pemudaran bahan pewarna berbanding terbalik dengan ukuran partikel pewarna

Bagian belakang sampel dengan pewarna Bagian belakang sampel dengan


liptint pewarna cat air

yang mana semakin besar ukuran patikel, maka semakin besar pula lapisan yang
menghambat efek photochemical yang dapat menyebabkan warna memudar.
Pemudaran pada waktu yang pendek tidak mudah dilihat pada warna gelap, tetapi
akan lebih mudah dilihat pada warna terang karena persentase partikel warna terang
yang hancur akibat paparan sinar lebih tinggi dibandingkan dengan warna gelap
(Giles et.al., 1997).
Hasil uji sampel 3 yang lebih pudar/ terang dibandingkan sampel 2, menunjukan
bahwa efek lightfastness sinar matahari lebih besar dari pada sinar lampu. Hal ini juga
dipengaruhi oleh temperatur, yang mana semakin tinggi temperature, semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk pudar, karena temperature dari paparan sinar dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan photo-oxidation yang mana mengurangi kadar
oksigen dalam bahan pewarna. (Clark, 2011). Panjang gelombang cahaya dari sumber
sinar juga mempengaruhi hasil uji. Gelombang cahaya yang lebih pendek
menghasilkan energi yang lebih besar yang dapat meningkatkan pemudaran bahan
pewarna lebih cepat (Clark, 2011). Panjang gelombang cahaya lampu berwarna
kuning biasanya berkisar 570-590 nm, sementara panjang gelombang pada cahaya
matahari bermacam- macam, karena matahari mengandung semua gelombang cahaya,
namun pada sinar matahari terdapat sinar UV yang panjang gelombangnya berkisar
200- 480nm yang dapat memberikan efek pemudaran pada bahan pewarna.

V. KESIMPULAN
Sumber cahaya mempengaruhi fastlightness sebuah bahan pewarna. Yang
mempengaruhi fastlightness antara lain temperature dan panjang gelombang sumber
cahaya tersebut. Semakin tinggi temperature dan semakin pendek panjang
gelombang cahaya, semakin cepat bahan pewarna untuk memudar. Lightfastness
juga dipengaruhi oleh ukuran partikel dan terang/ gelapnya suatu bahan pewarna.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin mudah ikatan kimia pada partikelnya hancur
karena paparan sumber cahaya. Sementara itu, semakin terang warna dari bahan
pewarna, semakin mudah pula untuk memudar.

VI. TINJAUAN PUSTAKA


Clark, M. (2011). Handbook of Textile and Industrial Dyeing: Principles, Processes
and Types of Dyes. Woodhead Publishing. p. 211.
Giles, Charles H; McKay, Robert B (1963). The Lightfastness of Dyes: A Review.
Textile Research Journal.
Library of Congress (2010). Why does ultraviolet light cause colors to fade?.
https://www.loc.gov/
Simmons, Rosemary (2002). Dictionary of Printmaking Terms. London: A & C
Black (Publishers) Ltd. p. 30.

Anda mungkin juga menyukai