Anda di halaman 1dari 3

SPEAKER NOTES

SLIDE 4
Pada awalnya proses fiksasi kain katun menggunakan proses batching dengan proses
pewarnaan reaktif CPB yang dilakukan selama kurang lebih 16-24 jam untuk mendapatkan
hasil kekuatan warna yang baik pada kain katun. Masalah utama nya ada pada waktu yang
digunakan menggunakan waktu yang sangat lama untuk mengevaluasi hasil pencelupan, oleh
karena itu dibuatnya percobaan ini untuk mempersingkat waktu batching dengan
menambahkan proses microwave setelah batching dan akan dilakukan pengujian dengan
evaluasi kekuatan warna K/S dan perbedaan warna (delta E)

SLIDE 5
Pewarnaan yang lebih singkat, konsumsi energi yang lebih rendah, dan hasil pewarnaan yang
lebih seragam.

SLIDE 6
• Kain katun polos digunakan sebagai bahan sampel.
• Pewarna reaktif Remazol Red RGB digunakan sebagai pewarna.
• Cibaflow PAD sebagai zat pembasah
• Natrium silikat dan (NaOH) digunakan sebagai alkali.
• Dan urea (humektan)

SLIDE 7
Proses Cold-Pad-Batch,
• Kain katun direndam dalam larutan padding
• Dilakukan padding pada mesin padding laboratorium
• Dibungkus dengan lembaran plastik dan dilakukan batching selama 12 jam.
Metode Cold-Pad-Batch-Microwave
• dilakukan serupa dengan Cold-Pad-Batch, namun waktu batching lebih singkat (0.5 –
1.5 jam)
• dilanjutkan dengan pemanasan dalam oven microwave (Panasonic NE-1054F) yang
mempunyai daya 1000 W.
• Setelah proses fiksasi, sampel HARUS dicuci dengan air hangat, disabun dalam larutan
yang mengandung Sunmorl FL CONC
• kemudian dibilas dengan air dingin.
SLIDE 8

1. Kekuatan warna (K/S)


Nilai kekuatan warna bahan menunjukkan jumlah pewarna yang diserap ke dalam serat.
Semakin banyak pewarna yang diserap dalam kain, semakin besar nilai penuaan warna
dan semakin gelap warna yang muncul pada kain.

2. Perbedaan warna (∆E)


Di perusahaan tekstil, perbedaan warna adalah evaluasi sangat penting untuk
menentukan apakah kain yang dicelup dapat diterima atau tidak sebelum masuk ke
pelanggan. Standar umumnya adalah kurang dari 1. Nilai kurang dari 1 berarti warna
sampel uji dan kain standar berada pada posisi yang sangat dekat di Sistem koordinat
CIE Lab (tidak terlihat oleh mata manusia) dan dapat dianggap sebagai "Lulus"

3. Anova dua arah


ANOVA dua arah menggunakan perangkat lunak statistik Jamovi dilakukan untuk
menganalisis pengaruh waktu batching dan pemanasan microwave terhadap kekuatan
warna (K / S)

4. Uji Post Hoc


hasil ini menunjukkan bahwa waktu batching juga mempengaruhi perbedaan warna
sampel kain

SLIDE 10
Dapat dilihat dari Tabel 1 dan Gambar 1 bahwa semakin lama waktu batching semakin tinggi
nilai color strength (K/S). Meningkatkan waktu pemanasan dalam oven microwave
menyebabkan peningkatan kekuatan warna. Dengan demikian, waktu yang lebih lama dalam
pemanasan microwave dan batching dapat menyebabkan pewarna yang lebih reaktif untuk
diperbaiki ke dalam serat.

SLIDE 11
nilai K / S cenderung terlihat konstan
SLIDE 13
Hal ini menunjukan bahwa 1 jam memiliki rata rata lulus dan merupakan variasi waktu paling
cocok untuk waktu batching dan lama microwave 10-25 menit.

SLIDE 14
• Waktu batching 0,5 jam lebih dari 1 → GAGAL
• Waktu batching 1,5 jam, 10 & 30 menit → LULUS, Cuma sedikit yang lulus
Diperjelas dengan waktu hijau yang rata rata E nya dibawah 1 atau lulus.

KESIMPULAN
• Pemanasan microwave dapat digunakan untuk mempersingkat waktu batching dalam
metode pencelupan Cold-Pad-Batch-Microwave untuk mendapatkan nilai kekuatan
warna yang sama.
• Waktu batching yang sesuai untuk waktu Cold-Pad-Batch-Microwave adalah 1 jam dan
waktu pemanasan microwave 25 menit yang sebanding dengan sampel referensi yang
dicelup dengan Cold-Pad-Batch (waktu batching 12 jam).

Anda mungkin juga menyukai