Disusun oleh :
1. Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tak-terbaharui, jadi ketika
bahan bakar ini dipakai secara terus menerus maka keberadaanya akan habis.
1. Proses penguapan cat atau pengeringan cat yang digunakan adalah selama 20
menit. Dengan suhu 60⁰C sesuai lapangan.
2. Menggunakan material yang mudah didapatkan.
3. Diasumsikan panas pada oven cat pengeringan merata.
4. Pengaturan suhu pada oven menggunakan Thermostat. Apabila sudah mencapai
suhu yang diinginkan pemanas akan mati, apabila suhu menurun Pemanas akan
hidup kembali.
5. Tidak membahas sebelum atau sesudah proses pengecatan dan jenis cat yang
digunakan.
6. Menggunakan skala model (Prototipe)
1.5 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat diantaranya:
1. Energi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. sehingga akan mengurangi
Biaya untuk pembelian sumber energi.
2. Dengan adanya sistem pengendali suhu diharapkan mutu dan kwalitas
Pengecatan akan lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
2.1 Oven pengering
Pada proses pengecatan terdapat suatu proses yang disebut proses Pengeringan. Banyak
pengusaha pengecatan menengah yang masih banyak menggunakan Matahari sebagai
sumber untuk mengeringkan cat setelah proses pengecatan Dilakukan di luar ruangan. ada
banyak kelemahan apabila menggunakan pengeringan dengan metode penjemuran dibawah
matahari langsung. seperti hasil yang kurang maksimal yaitu terdapat debu atau partikel-
partikel kotoran kecil yang menempel pada media yang baru selesai di cat. Karena hal ini,
para pengusaha pengecatan tidak dapat Menghasilkan keuntungan dari hasil pengecatan itu
sendiri, adapun cara yang biasa dilakukan Oleh para pengusaha yaitu menggunakan
penutup terpal untuk mengatasi masuknya Debu dan udara kotor dari luar ruangan. akan
tetapi cara ini juga kurang efektif Karena masih banyak kebocoran atau masih terdapat
banyak celah-celah yang dapat mengakibatkan debu atau partikel-partikel kotoran yang
terdapat dari luar ruangan bisa masuk ke dalam. Dengan permasalahan diatas dibutuhkan
alat yang dapat Membantu proses pengecatan dan pemanasan untuk pengeringan bodi
Kendaraan yang dapat diaplikasikan di bengkel-bengkel menengah yang Efisien dan
minimalis. Spesifikasi yang harus dipenuhi dalam alat tersebut Adalah mampu memenuhi
kebutuhan panas yang optimal dan melakukan proses Sirkulasi udara panas yang bersih
tanpa adanya debu dan partikel-partikel. Pengeringan Bodi kendaraan yang baik adalah
dilakukan didalam ruangan yang biasanya Disebut dengan (Paint Booth) karena bebas dari
polusi udara dan kotoran – Kotoran yang ada diluar ruangan. Ruangan pengering cat harus
memiliki beberapa persyaratan khusus yaitu: Proses pengeringan yang cepat, mudah
diaplikasikam, bebas debu, dan suhu temperatur yang terjaga.sehingga manusia
memanfaatkan oven pengering sebagai alat yang digunakan untuk mengeringkan media yg
sudah dicat.Oven yang berada dipasaran biasanya memanfaatkan bahan bakar fosil, hal ini
Selain mengakibatkan pencemaran lingkungan juga sifat bahan bakar fosil tidak Dapat
diperbaharui yang lama-kelamaan akan habis.
.2.3.Perpindahan panas
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk
panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Dalam
proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi,
atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas juga
merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-
kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya
suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur
pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas yang terjadi pada alat Oven portebel adalah perpindahan panas secara
radiasi yang bersumber dari lampu pijar. Perpindahan panas secara radiasi adalah proses
berpindahnya kalor atau panas tanpa melalui zat perantara atau medium,. Pada kasus ini
kami menggunakan lampu pijar sebagai sumber pemanas ovennya.
Hal hal yang mempengaruhi pada perpindahan panas ini adalah besarnya daya pada lampu
pijar yang digunakan sebagai sumber pemanas, suhu didalam ruangan yang dapat diketahui
dengan menggunakan alat Thermostat.
Dari aspek diatas secara matematis rumus perpindahan panas secara radiasi dapat ditulis :
W = e . σ. A . T4
Keterangan:
W = kalor yang dipancarkan setiap detik (J/s)
E = emisivitas benda (0 < e < 1)
Σ = Konstanta Stefan-Bolzman (5,67 x 10-8 watt/m2K4)
A = luas permukaan (m2)
T = suhu permukaan benda (K)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Secara keseluruhan proses penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut:
Secara umum metode yang digunakan adalah eksperimental. Tahapan awal Pembuatan
oven portebel ini adalah membuat desain menggunakan aplikasi DWG FastView , setelah
desain selesai dilakukanlah proses fabrikasi. Setelah proses fabrikasi selesai, Pengujian
dilakukan sampai mendapatkan hasil yg diinginkan. Hasil rancangan akhir Oven portebel
dapat dilihat pada Gambar 4.
Keterangan gambar :
Tinggi depan 40 Cm,tinggi belakang 40 Cm, lebar oven 90 Cm, panjang oven 40 cm.
b. Bahan :
Plat Seng ukuran (90 x 200 cm) = 81.000
Thermostat Digital. = 27.000
Kabel 3m. = 5.000
Alumunium Tape. = 14.000
Steker Colokan. = 2.000
Fitting Lampu (6 buah). = 15.000
Bohlam Lampu Pijar (6 buah). = 24.000
Sekrup kayu ukuran (5cm x 50 buah) = 7.000
Sekrup kayu ukuran (2.5cm x 50 buah) = 4.000
paku ukuran (7.5 cm). = 5.000
Kayu reng ukuran (5x4 cm x 10m)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diketahui :
p = Panjang oven = 40 cm = 0.4 m
l = Lebar oven = 90 cm = 0.9 m
t = Tinggi oven = 40 cm = 0.4 m
Ditanya = v = volume
Jawab :
V=pxlxt
V = 40 cm x 90 cm x 40 cm
V = 144.000 cm³ = 1.440 m³
Q = m . Cp . dT/dt
Q = (1.861 Kg/m) . (1000 J/Kg.°C) . (0.036°C/s)
Q = 66.966 Joule
Gambar 7. Media setelah di cat.dan media yg ini dikeringkan di luar ruangan dengan suhu
31°C selama 5 menit.
Dari gambar diatas menunjukan kedua media yang baru di cat tampak kilap (glossy).
Gambar 9. Media yang dikeringkan dalam oven dengan suhu 55°C – 60°C selama 5 menit
Gambar 11. Media yang dikeringkan dengan suhu luar ruangan selama 5 menit.
Dari gambar diatas diketahui hasil pengujian kualitas cat yang dikeringkan di luar ruangan
dengan suhu 31°C selama 5 menit, menghasilkan media yang buram dan masih basah.
Menunjukan penurunan kualitas, yang awalnya ketika baru dicat hasilnya mengkilap,
setelah agak kering hasilnya malah drop/ buram.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap oven portabel yang di rancang, dapat Di ambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada beberapa material yang digunakan diantaranya besi plat dengan ketebalan 0.25
mm, aluminum tape, dan kayu
2. Sistem otomatis bekerja jika suhu ruang oven yang telah kita Tentukan yang dimana
besar dari temperatur yang kita setting adalah 50°C – 55°C selama 5 menit.
3. Dengan suhu 50°C – 55°C dalam waktu 5 menit media sudah kering.
4. Dapat mempercepat waktu pengerjaan, yang dimana jika cuaca tidak mendukung untuk
pengecatan, pekerjaan ini masih dapat berjalan
5.2. Saran
Untuk menyempurnakan kekurangan dan mengembangkan riset oven portabel ini
disarankan melakukan hal berikut :
1. Untuk riset selanjutnya di sarankan untuk perancangan desain alat harus lebih Fleksible
, sehingga dapat digunakan di semua sisi bagian bodi kendaraan yang akan Dicat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kazuhiko, A., 2013, Perpindahan konduksi, konveksi dan radiasi
2. Holman J. P., 1997, Perpindahan kalor, Jakarta
3. Taufik, Muhammad, 20024, Pengaruh temperatur terhadap laju pengeringan
4. Perry’s Chemical, 1989, kurva psikometrik proses pengeringan,
5. 9. Kreith, P., 1991, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas,
6. Silvano, K., Triwiyatno, A., & Setiyono, B. (2017). Perancangan Sistem
Pengaturan Suhu Pada Prototype Oven Pengering Cat ( Paint Booth )
Menggunakan Sensor DHT22 Berbasis Arduino Mega 2560 Dengan Kendali PID.
Transient, 6(2), 1–9.
7. T Miftahuddin, M. (2019). Analisis Pengaruh Suhu Pengovenan Terhadap Daya
Rekat dan Kekuatan Lapisan Pada Pengecatan Serbuk. Jurnal Teknik Mesin, 21(2),
77–87.
8. Hermianto, K. B., Utama, F. Y., & Herminanto, K.B., Utama, F. Y.(2018).
Pengaruh Drying Process Terhadap Finishing Top Coat Pada Pengecatan
Komponen Bodi Kendaraan Bermotor.jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 06(1),
215–224.
9. Tyagita, D. A., Pratama, A. W., & Aprianto, D. B. (2019). Variasi Kadar Tiner Dan
Temperatur Pengeringan Terhadap Kualitas Hasil Pengecatan Bodi Kendaraan
Berbahan ABS. JProteksion, 4(1), 11–15.https://doi.org/10.32528/jp.v4i1.3017
10. Brahmaseta Hermianto, K., & Yasa Utama, F. (2018). Pengaruh Drying Process
Terhadap Finishing Top Coat Pada Pengecatan Komponen Bodi
KendaraanBermotor. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 7(1).