Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERPINDAHAN KALOR

Oven pengering cat portabel

Disusun oleh :

Ryo Rivaldo Rasyid (201010300220)


Muhamad Rifki Fathukalam (201010300229)
Muhammad Surya bakti Alamsyah (201010300238)
Muhammad Nur Irfanudin (201010300125)
Adrianus savio jeannid lechovik (201010300104)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS
PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada proses pengecatan terdapat sebuah proses yang penting yaitu proses
pengeringan. Untuk mendapatkan hasil cat yang mengkilap dan tahan lama, pada
mulanya proses pengeringan menggunakan metode penjemuran langsung, tetapi
jika melakukan proses pengeringan dengan metode ini mempunyai banyak
kekurangan, seperti proses pengeringan lebih lama, selain itu pada udara bebas
mengandung banyaknya debu sehingga akan menempel pada dinding media yang
sudah dicat.
Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia mulai memanfaatkan oven
sebagai pengering untuk meningkatkan kualitas pengecatan, tetapi oven yang
dilengkapi dengan sistem kendali, yang banyak digunakan pada industri pengecatan
sangat mahal, sehingga hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang mampu
membelinya.
Dan sumber-sumber energi yang banyak digunakan sekarang khususnya pada oven
pengering cat menggunakan bahan bakar fosil, tetapi penggunaan bahan bakar fosil
mempunyai beberapa kekurangan diantaranya :

1. Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tak-terbaharui, jadi ketika
bahan bakar ini dipakai secara terus menerus maka keberadaanya akan habis.

2. Bahan bakar fosil yang digunakan secara berlebihan akan menimbulkan


pencemaran lingkungan, hal ini terjadi karena adanya proses pembakaran.

1.2 Rumusan masalah


Masalah utama yang dihadapi pengusaha pengecatan khususnya industri
Rumah tangga adalah mahalnya oven yang telah dilenglapi dengan sistem kendali
Suhu, selain dari itu energi yang digunakan adalah berupa energi yang
Takterbaharukan. Berdasarkan uraian diatas maka sangatlah perlu rekayasa ruang
Pengering untuk meningkatkan efisiensi energi pada proses pengeringan
pengecatan.

1.3 Batasan masalah


Untuk menghindari pembiasan dari tujuan dibuatnya makalah ini maka perlu
adanya Pembatasan guna memudahkan dalam pemahaman, sehingga sasaran yang
Diharapkan dapat tercapai. Adapun batasan – batasannya adalah sebagai Berikut :

1. Proses penguapan cat atau pengeringan cat yang digunakan adalah selama 20
menit. Dengan suhu 60⁰C sesuai lapangan.
2. Menggunakan material yang mudah didapatkan.
3. Diasumsikan panas pada oven cat pengeringan merata.
4. Pengaturan suhu pada oven menggunakan Thermostat. Apabila sudah mencapai
suhu yang diinginkan pemanas akan mati, apabila suhu menurun Pemanas akan
hidup kembali.
5. Tidak membahas sebelum atau sesudah proses pengecatan dan jenis cat yang
digunakan.
6. Menggunakan skala model (Prototipe)

1.4 Tujuan penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Melakukan perancangan dan pembuatan sebuah prototype oven pengering,yang
memanfaatkan energi listrik. Dengan menggunakan lampu pijar sebagai sumber
pemanas oven.

1.5 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat diantaranya:
1. Energi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. sehingga akan mengurangi
Biaya untuk pembelian sumber energi.
2. Dengan adanya sistem pengendali suhu diharapkan mutu dan kwalitas
Pengecatan akan lebih baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori
2.1 Oven pengering
Pada proses pengecatan terdapat suatu proses yang disebut proses Pengeringan. Banyak
pengusaha pengecatan menengah yang masih banyak menggunakan Matahari sebagai
sumber untuk mengeringkan cat setelah proses pengecatan Dilakukan di luar ruangan. ada
banyak kelemahan apabila menggunakan pengeringan dengan metode penjemuran dibawah
matahari langsung. seperti hasil yang kurang maksimal yaitu terdapat debu atau partikel-
partikel kotoran kecil yang menempel pada media yang baru selesai di cat. Karena hal ini,
para pengusaha pengecatan tidak dapat Menghasilkan keuntungan dari hasil pengecatan itu
sendiri, adapun cara yang biasa dilakukan Oleh para pengusaha yaitu menggunakan
penutup terpal untuk mengatasi masuknya Debu dan udara kotor dari luar ruangan. akan
tetapi cara ini juga kurang efektif Karena masih banyak kebocoran atau masih terdapat
banyak celah-celah yang dapat mengakibatkan debu atau partikel-partikel kotoran yang
terdapat dari luar ruangan bisa masuk ke dalam. Dengan permasalahan diatas dibutuhkan
alat yang dapat Membantu proses pengecatan dan pemanasan untuk pengeringan bodi
Kendaraan yang dapat diaplikasikan di bengkel-bengkel menengah yang Efisien dan
minimalis. Spesifikasi yang harus dipenuhi dalam alat tersebut Adalah mampu memenuhi
kebutuhan panas yang optimal dan melakukan proses Sirkulasi udara panas yang bersih
tanpa adanya debu dan partikel-partikel. Pengeringan Bodi kendaraan yang baik adalah
dilakukan didalam ruangan yang biasanya Disebut dengan (Paint Booth) karena bebas dari
polusi udara dan kotoran – Kotoran yang ada diluar ruangan. Ruangan pengering cat harus
memiliki beberapa persyaratan khusus yaitu: Proses pengeringan yang cepat, mudah
diaplikasikam, bebas debu, dan suhu temperatur yang terjaga.sehingga manusia
memanfaatkan oven pengering sebagai alat yang digunakan untuk mengeringkan media yg
sudah dicat.Oven yang berada dipasaran biasanya memanfaatkan bahan bakar fosil, hal ini
Selain mengakibatkan pencemaran lingkungan juga sifat bahan bakar fosil tidak Dapat
diperbaharui yang lama-kelamaan akan habis.

2.2 Pengeringan cat


Pada proses pengeringan hasil pengecatan bisa Menggunakan metode pengeringan paksa
dengan oven Pengering. Metode ini dilakukan pada ruangan Tertutup dimana dilengkapi
dengan pemanas (heater)(Silvano et al., 2017).
Metode pengeringan dengan Alat pengering (oven) bertujuan untuk meminimalisir debu
Yang menempel pada permukaan cat dan menghindari Kegagalan dalam proses pengecatan
dengan mengontrol Temperatur pengeringan. Temperatur didalam oven dapat Diatur besar
dan kecilnya sesuai yang dikehendaki, selain itu Temperatur ini relatif stabil. Lebih lanjut
dengan Pengeringan oven ini kita juga dapat menetukan lama waktu Komponen yang kita
keringkan di dalam oven. Proses Pengovenan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
hasil Lapisan cat seperti kekilapan, ketebalan dan kelekatan hasil Dari proses pengecatan
(Supriyono., Mulyanto, T.,Miftahuddin, 2019).
Di sisi lain Menurut (Hermianto et al., 2018) hasil kekilapan Optimum yang didapatkan
tingkat kekilapan sebesar 92,29 GU dan ketebalan cat sebesar 0,052 mm. Dimana proses
Pengerjaan sampelnya menggunakan jarak antara spesimen Dengan nozel sebesar 17 cm.
Proses pengeringan sampel ini Menggunakan oven dengan temperatur 55°C selama 15
Menit.
Menurut (Tyagita et al., 2019) hasil daya lekat cat Dengan perbandingan volume cat dan
tiner 1 : 1,3 dengan Metode pengeringan oven 55°C memiliki tingkat kekilapan Tertinggi
sebesar 89,35 GU dengan daya lekat yang baik atau Termasuk dalam kelas 5B. Selain itu
semakin tinggi Viskositas cat maka akan membuat kekilapannya menurun.Didapatkan
kualitas yang maksimal pada Hasil cat yang bagus dan cepat maka temperatur harus bisa
stabil yaitu antara 50 -55 °C, karena pada temperatur tersebut cat akan mudah cepat kering
yaitu antara 10 -15 menit dan hasilnya pun bagus cat tidak mudah pecah-pecah.

.2.3.Perpindahan panas
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk
panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Dalam
proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi,
atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu perpindahan panas juga
merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-
kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya
suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur
pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas yang terjadi pada alat Oven portebel adalah perpindahan panas secara
radiasi yang bersumber dari lampu pijar. Perpindahan panas secara radiasi adalah proses
berpindahnya kalor atau panas tanpa melalui zat perantara atau medium,. Pada kasus ini
kami menggunakan lampu pijar sebagai sumber pemanas ovennya.
Hal hal yang mempengaruhi pada perpindahan panas ini adalah besarnya daya pada lampu
pijar yang digunakan sebagai sumber pemanas, suhu didalam ruangan yang dapat diketahui
dengan menggunakan alat Thermostat.
Dari aspek diatas secara matematis rumus perpindahan panas secara radiasi dapat ditulis :
W = e . σ. A . T4
Keterangan:
W = kalor yang dipancarkan setiap detik (J/s)
E = emisivitas benda (0 < e < 1)
Σ = Konstanta Stefan-Bolzman (5,67 x 10-8 watt/m2K4)
A = luas permukaan (m2)
T = suhu permukaan benda (K)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Secara keseluruhan proses penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut:

Secara umum metode yang digunakan adalah eksperimental. Tahapan awal Pembuatan
oven portebel ini adalah membuat desain menggunakan aplikasi DWG FastView , setelah
desain selesai dilakukanlah proses fabrikasi. Setelah proses fabrikasi selesai, Pengujian
dilakukan sampai mendapatkan hasil yg diinginkan. Hasil rancangan akhir Oven portebel
dapat dilihat pada Gambar 4.

3.1 Konsep desain oven portabel


Oven Portabel ini memiliki desain yang dirancang untuk mengeringkan cat pada Bodi
kendaraan yaitu dengan menggunakan lampu pijar berkapasitas 500 watt dan pengontrol
Suhu.
Gambar 1. Tampak depan

Gambar 2. Tampak dalam dan tampak samping

Keterangan gambar :
Tinggi depan 40 Cm,tinggi belakang 40 Cm, lebar oven 90 Cm, panjang oven 40 cm.

3.2 Spesifikasi oven portabel


Adapun spesifikasi dari oven portabel diatas adalah :
1. Dimensi : Tinggi depan 40 Cm,Tinggi belakang 40 Cm, lebar oven 90 Cm, panjang
Oven 40 Cm.
2. Alat dan bahan yang digunakan dan harganya :
a. Alat :
 Gergaji
 Palu
 Meteran
 Spidol
 Gunting
 Bor listrik
 Golok

b. Bahan :
 Plat Seng ukuran (90 x 200 cm) = 81.000
 Thermostat Digital. = 27.000
 Kabel 3m. = 5.000
 Alumunium Tape. = 14.000
 Steker Colokan. = 2.000
 Fitting Lampu (6 buah). = 15.000
 Bohlam Lampu Pijar (6 buah). = 24.000
 Sekrup kayu ukuran (5cm x 50 buah) = 7.000
 Sekrup kayu ukuran (2.5cm x 50 buah) = 4.000
 paku ukuran (7.5 cm). = 5.000
 Kayu reng ukuran (5x4 cm x 10m)

3. Temperatur yang dihasilkan : berkisar antara 50°C – 55°

3.3 Demonstrasi proses


Gambar 3. Bahan – bahan yang digunakan
Gambar 4.. Proses fabrikasi

Gambar 5. Hasil rancangan akhir oven portabel

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data yang di dapat


Untuk mendapatkan angka ada beberapa perhitungan digunakan agar Mendapatkan hasil
yang sesuai oleh standar dan mendapatkan kelayakan pada alat ini.Berikut adalah beberapa
perhitungan tersebut.

1, Volume Ruang oven


Volume ruang oven dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Diketahui :
p = Panjang oven = 40 cm = 0.4 m
l = Lebar oven = 90 cm = 0.9 m
t = Tinggi oven = 40 cm = 0.4 m
Ditanya = v = volume
Jawab :
V=pxlxt
V = 40 cm x 90 cm x 40 cm
V = 144.000 cm³ = 1.440 m³

2, Perubahan suhu terhadap waktu


No Suhu (°C) Waktu (menit)
1 34,8 - 40 00.28
2 40 - 45 01.05
3 45 - 50 01.42
4 50 - 55 02.22
5 55 - 50 04.37
6 50 - 55 06.24
7 55 - 50 08.19
8 50 - 55 09.30
9 55 - 50 11.55
10 50 - 55 13.04

Tabel 4.1 Perubahan suhu terhadap waktu

Grafik 4.1 Perubahan suhu terhadap waktu

4.2 Perhitungan perubahan energi


Diketahui :
V = 1.440 m3
Cp = 1000 J/Kg.°C
dT/dt = 55 – 34.5 : 562 = 0.036°C/s

Ditanya : u (perubahan energi)


Jawab :
 m = p.V
m = 1.293 Kg/m² . 1.44 m³
m = 1.861 Kg/m

 Q = m . Cp . dT/dt
Q = (1.861 Kg/m) . (1000 J/Kg.°C) . (0.036°C/s)
Q = 66.966 Joule

 Daya input = 5 ( lampu berdaya 100 watt)


= 5 x 100 = 500 watt

 Daya output = Q/dT = 66.996 : 562 = 0.119156 watt


 Efisiensi = Daya output : daya input x 100%
= 0.119156 watt : 500 watt x 100%
= 0.0023 %
 u = V . (T in – T out) = 500 watt
u = 1.44 m³ . (55 – 34.5)°C = 500 watt
u = 1.44 m³ °C . 20.5 °C = 500watt
u = 16.93 watt/m3.°C

4.3 Pengujian kualitas cat


Berikut adalah pengujian kualitas cat yang dikeringkan menggunakan oven portabel dan
yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung. maka pada gambar dibawah adalah
pengujian kualitas cat yang akan di ukur suhu Temperatur dan waktu yang dibutuhkan
untuk pengeringan cat tersebut. Metode yang digunakan untuk Pengujian kualitas cat salah
satunya adalah crosscut/ ketahan gores. Tes ini sering digunakan sebagai standar pengujian
kulitas cat untuk Menentukan level produk cat.
Pengujian ini menggunakan cat jenis aerosol dengan merk Diton, Adapun warna yang
dipakai pada pengujian kali ini adalah warna hitam, pengujian waktu kering sentuh yaitu 5
menit.
Berikut proses-proses nya.

Gambar 5. Cat yang digunakan. Gambar 6. Media sebelum di cat.

Gambar 7. Media setelah di cat.dan media yg ini dikeringkan di luar ruangan dengan suhu
31°C selama 5 menit.
Dari gambar diatas menunjukan kedua media yang baru di cat tampak kilap (glossy).

Gambar 8. Suhu oven.


Untuk pengeringan menggunakan oven, oven harus dipanaskan terlebih dahulu dari suhu
dalam ruangan 32°C mencapai suhu kerja yaitu 55°C – 60°C. Pemanasan ini memerlukan
waktu selama 5 menit 19 detik.

Gambar 9. Media yang dikeringkan dalam oven dengan suhu 55°C – 60°C selama 5 menit

Setelah 5 menit pengeringan berikut hasil dari pengeringan tersebut.

Gambar 10. Hasil media yang dikeringkan menggunakan oven


Dari gambar diatas diketahui hasil pengujian kualitas cat yang dikeringkan menggunakan
oven dengan suhu 55°C – 60°C selama 5 menit, yaitu media yang mengkilap (glossy) dan
media sudah kering, tidak berbekas lagi ketika disentuh.

Gambar 11. Media yang dikeringkan dengan suhu luar ruangan selama 5 menit.
Dari gambar diatas diketahui hasil pengujian kualitas cat yang dikeringkan di luar ruangan
dengan suhu 31°C selama 5 menit, menghasilkan media yang buram dan masih basah.
Menunjukan penurunan kualitas, yang awalnya ketika baru dicat hasilnya mengkilap,
setelah agak kering hasilnya malah drop/ buram.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap oven portabel yang di rancang, dapat Di ambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada beberapa material yang digunakan diantaranya besi plat dengan ketebalan 0.25
mm, aluminum tape, dan kayu
2. Sistem otomatis bekerja jika suhu ruang oven yang telah kita Tentukan yang dimana
besar dari temperatur yang kita setting adalah 50°C – 55°C selama 5 menit.
3. Dengan suhu 50°C – 55°C dalam waktu 5 menit media sudah kering.
4. Dapat mempercepat waktu pengerjaan, yang dimana jika cuaca tidak mendukung untuk
pengecatan, pekerjaan ini masih dapat berjalan

5.2. Saran
Untuk menyempurnakan kekurangan dan mengembangkan riset oven portabel ini
disarankan melakukan hal berikut :
1. Untuk riset selanjutnya di sarankan untuk perancangan desain alat harus lebih Fleksible
, sehingga dapat digunakan di semua sisi bagian bodi kendaraan yang akan Dicat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kazuhiko, A., 2013, Perpindahan konduksi, konveksi dan radiasi
2. Holman J. P., 1997, Perpindahan kalor, Jakarta
3. Taufik, Muhammad, 20024, Pengaruh temperatur terhadap laju pengeringan
4. Perry’s Chemical, 1989, kurva psikometrik proses pengeringan,
5. 9. Kreith, P., 1991, Prinsip-prinsip Perpindahan Panas,
6. Silvano, K., Triwiyatno, A., & Setiyono, B. (2017). Perancangan Sistem
Pengaturan Suhu Pada Prototype Oven Pengering Cat ( Paint Booth )
Menggunakan Sensor DHT22 Berbasis Arduino Mega 2560 Dengan Kendali PID.
Transient, 6(2), 1–9.
7. T Miftahuddin, M. (2019). Analisis Pengaruh Suhu Pengovenan Terhadap Daya
Rekat dan Kekuatan Lapisan Pada Pengecatan Serbuk. Jurnal Teknik Mesin, 21(2),
77–87.
8. Hermianto, K. B., Utama, F. Y., & Herminanto, K.B., Utama, F. Y.(2018).
Pengaruh Drying Process Terhadap Finishing Top Coat Pada Pengecatan
Komponen Bodi Kendaraan Bermotor.jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 06(1),
215–224.
9. Tyagita, D. A., Pratama, A. W., & Aprianto, D. B. (2019). Variasi Kadar Tiner Dan
Temperatur Pengeringan Terhadap Kualitas Hasil Pengecatan Bodi Kendaraan
Berbahan ABS. JProteksion, 4(1), 11–15.https://doi.org/10.32528/jp.v4i1.3017
10. Brahmaseta Hermianto, K., & Yasa Utama, F. (2018). Pengaruh Drying Process
Terhadap Finishing Top Coat Pada Pengecatan Komponen Bodi
KendaraanBermotor. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai