Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


KAMPUS SUMEDANG
Jl. Mayor Abdul Rahman No.211 Kotakaler Sumedang Utara Sumedang Telp. (0261) 201244
Jl. Margamukti No.93 Licin Cimalaka Sumedang 45353 Tlp . / Fax. (0261) 203084 / 205172
website : kd-sumedang.upi.edu / e-mail : upi.kdsumedang@gmail.com

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

TIDAK
NO
PROSEDUR DIKERJAKAN DIKERJAKAN

PERSIAPAN

1 Persiapan Alat

a. Unit darah lengkap

b. Set Alat TTV

c. PRC

d. Set pemberian darah dengan filter 170-260μ

e. Filter darah tambahan jika perlu

f. Pompa IV jika perlu

g. 250 ml/ 0,9 % saline normal untuk infus


h. Tiang infus,

i. Set pungsi vena yang terdiri dari jarum atau


kateter 20 G

j. Kapas

k. Alkohol

l. Plester

m. Sarung tangan.

2 Persiapan Pasien

1. Sapa pasien dengan komunikasi terapeutik


2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Informed consent
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
di lakukan

5. Bantu klien ke posisi yang nyaman, baik duduk


atau berbaring,

3. Persiapan Lingkungan
1. Tutup sampiran (untuk mmenjaga privasi klien)
2. Atur pencahayaan ruangan.

4. Persiapan Perawat
1. Pertahankan Universal Precaution

2. Cek formulir permintaan dan label kantong darah,


cek nama, identitas, nomor identifikasi, golongan
darah, dan no kadaluwarsa.

PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan

2. Tutup Sampiran (Menjaga Privasi Pasien)

3. Memakai Sarung tangan

4. Mengukur TTV

3. Persiapkan perlengkapan infus

a. Pastikan filter darah di dalam bilik tetes sesuai


untuk komponen darah yang akan ditranfusikan.

b. Sambungkan slang darah ke filter darah, jika perlu


Pasang sarung tangan

c. Tutup semua klem

d. Tusukkan spike ke wadah larutan salin

e. Gantungkan Wadah IV pada tiang infus, sekitar 1m


di atas lokasi pungsi vena .

4. Alirkan cairan kedalam slang

a. Buka klem atas pada slang saline normal, dan


mengisi pencet bilik tetes sampai merendam filter.

b. Ketuk ruang filter untuk mengeluarkan udara dalam


filter

c. Buka klem aliran utama, dan isi slang dengan salin.

d. Tutup kedu klem.


6. Mulai alirkan larutan saline.

a. Jika larutan IV yang sedang digunakan tidak cocok


dengan darah, hentikan infus.

b. Sambungkan slang darah yang terisi salin normal


ke kateter intravena

c. Buka klem wadah salin dan klem aliran utama, lalu


atur kecepatan aliran.

d. Infuskan sejumlah kecil larutan untuk memastikan


tidak ada masalah dengan aliran atau lokasi pungsi
vena.

7. Dapatkan komponen darah yang tepat untuk klien


Siapkan kantong darah

8. Bolak-balikkan kantong darah perlahan beberapa kali


untuk mencampur sel dengan plasma.

a. Buka port pada kantong darah dengan menarik


penutupnya.

b. Tusukkan spike pada set Y ke port kantong darah

c. Gantungkan kantong darah

9. Lakukan tranfusi darah.

a. Tutup klem atas yang berada di bawah wadah


larutan salin.

b. Buka klem atas yang berada di bawah kantong


darah. Darah akan mengalir mengisi bilik tetes
yang terisi larutan salin. Jika perlu, pencet bilik
tetes untuk mengatur kembali ketinggian cairan
dalam bilik tetes, yaitu terisi sepertiga penuh.
(Ketuk filter untuk mengeluarkan sisa udara yang
ada dalam filter)

c. Atur kembali kecepatan aliran dengan


menggunakan klem aliran utama.

10. Observasi klien dengan cermat

a. Alirkan darah secara lambat pada 15 menit


pertama, yaitu 20x/menit

b. Perhatikan reaksi merugikan, seperti menggigil,


muntah, mual, ruam kulit atau takikardi.

c. Ingatkan klien untuk segera memanggil perawat


jika ada gejala tidak wajar selama tranfusi

11. Merapihkan alat-alat pada tempatnya

12. Cuci Tangan

EVALUASI
1. Pantau klien, 15 menit setelah tranfusi dimulai,
periksa tanda-tanda vital klien.

2. Kaji TTV setiap 30 menit atau lebih sering bergantung


pada status kesehatan.
3. Cek respon pasien selama pelaksanaan dan setelah

pelaksanaan prosedur tindakan


DOKUMENTASI

1. Catat awal tranfusi darah,

2. Tanda-tanda vital

3. Golongan darah

4. No unit darah, no urut, lokasi pungsi vena, ukuran


jarum, dan kecepatan tetesan

5. Nama perawat dan waktu

Referensi :

Kusnanto, dkk. (2016). Buku Standar Prosedur Operasional (SOP) Keperawatan Dasar.
Surabaya : UNAIR

Anda mungkin juga menyukai