a. Segala untuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang didapat (kekayaan
alam), harus secara nyata meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
b. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat di dalam atau di
atas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan secara
langsung atau dinikmati langsung oleh rakyat
c. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan rakyat
tidak mempunyai kesempatan atau akan kehilangan haknya dalam menikmati
kekayaan alam.
Pengertian kata “menguasai” ialah berkuasa atas (sesuatu), memgang, kekuasaan atas
(sesuatu), sedangkan pengertian kata “penguasaan” berarti proses, cara, perbuatan
menguasai atau mengusahakan.2 apabila pengertian penguaaan dikatkan dengan
pengertian hal, maka hak penguasaan tertuju kepada negara sebagai subjek hukum
(memiliki hak dan kewajiban), hal ini berarti hak menguasai negara dapat dipahami
bahwa di dalamnya terdapat sejumlah kewajiban dan tanggung jawab yang bersifat
publik. Hak menguasai negara merupakan instrumen (bersifat instrumental),
sedangkan “dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” merupakan
tujuan (objectives).3 menurut hatta, dikuasai oleh negara tidak berarti negara sendiri
1
Makna pasal 33 ayat (1) uud ri 1945 dalam putusan mk n0 36/puu.x/2012 tentang pengujian uu migas, dalam,
tri hayati, era baru hukum pertambangan di bawah rezim uu no 4 tahun 2009, crt pertama, (jakarta: yayasan
pustaka obor indonesia, 2015), hlm. 55.
2
Kkbi, depdikbud & balai pustaka, dalam ibid., hlm. 57.
3
Abrar sableng, hukum pertambangan, dalam ibid., hlm. 58.
menjadi pengusaha, usahawan atau ondernemer. Lebih tepat dikatakan bahwa
kekuasaan negara terdapat pada membuat peraturan guna kelancaran jalan ekonomi,
peraturan yang melarang pula penghisapan orang yang lemah oleh orang yang
bermodal.
Konsep tentang negara kesejahteraan dijumpai dalam pembukaan uud 1945 dan pasal
33 ayat (3) uud 1945. dalam pembukaan uud 1945 ditegaskan tujuan negara republik
indonesia, yaitu:4
Sementara itu, dalam pasal 33 ayat (3) uud 1945 ditegaskan bahwa: “bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Penanam modal dapat berupa perorangan atau badan hukum dan modalnya dapat
berasal daridalam negeri atau luar negeri (asing). para penanam modal berhubungan
kedudukannya sebagai pemegang saham, mereka dapat berperan atau mempengaruhi
kebijakan jalannya perusahaan.5 Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan
penanaman modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah negara republik indonesia.6
Pada prinsipnya semua bidang usaha adalah terbuka untuk penanam modal asing,
untuk itu pemerintah menetapkan perincian bidang-bidang usaha yang terbuka bagi
modal asing menurut prioritas dan menetukan syarat-syaratnya yang harus dipenuhi.
Perinciannya bersifat tidak tetap karena dipengaruhi oleh perencanaan pembangunan
jangka menengah dan jangka panjang dengan memperhatikan ekonimi dan teknologi.
4
Salim hs, hukum divestasi di indonesia, hlm. 57.
5
Gatot supramono, hukum pertambangan mineral dan batu bara di indonesia, (jakarta: rineka cipta, 2012),
hlm.189.
6
Lihat pasal 1 angka 1 uu 25 tahun 2007
Perpres no 36 tahun 2010 pasal 2, bidang usaha yang terbukia dengan persyaratan
adalah bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanamna
modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha yang dicadangkan un tuk usaha
mikro, kecil, mnengah dan koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan
kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya, bidang usaha
yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang dipersyaratkan
dengan perizinan khusus.7
Aliran investasi secara luas memberikan kepercayaan bahwa hal itu akan membantu
memenuhi sumberdaya, teknologi dan devisa asing, yang memaksa ke arah
pembangunan negara-negara miskin. Masuknya investasi meningkatkan perhatian dari
pembentuk kebijakan pada level nasional dan internasional dalam dekade terakhir.
Pertumbuhan yang cepat dari investasi memberikan optimisme terhadap negara-
negara berkembang yang tidak saja memberikan solusi terhadap kekurangan
sumberdaya tetapi juga berkaitan dengan enterpreneurship, teknologi, kemampuan
organisasi, dan kadang terhadap akses pasar. Kemampuan negara untuk menarik
investasi dapat ditentukan oleh faktor daerah, tingkat pendapatan dan pembangunan,
urbanisasi, dan juga adanya infrasturktur yang lebih baik8, ketidakseimbangan saving
global yang akan menentukan aliran investasi asing, daya saing daerah dalam industri
khusus yang m,embuat daya tarik bagi investor, dan daya saing perusahaan yang
memungkinkannya untuk eksis dalam strategi globalisasi.9 investasi asing diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan investasi
domestik di host country, namun ternyata hal ini tidak pasti. Faktor yang
menyebabkan perusahaan melakukan investasi:10
8
Lalu wira pria, prinsip hukumm investasi pertambangan umum, (yogyakarta: genta publishing, 2014), hlm. 16.
9
Ibid., hlm. 17.
10
Robert pritchard, the contemporary challenges of economic development, dalam ibid., hlm. 18
mengekploitasi keuntungan dari host country, seperti gaji rendah, biaya resl
estate rendah, insentif pajak, keterampilan tinggi, ketersediaan bahan mentah
atau energi standar lingkungan yang lemah, atau untuk mengatasi rintangan
tarif.\
a. Fluktuasi nilai mata uang yang akan merubah comparative advantage dari home
dan host countries.
c. Kualitas produk barang dagangan yang sulit untuk ditentukan dengan tepat
12
Salim hs, hukum divestasi di indonesia, (jakarta: penerbit erlangga, 2010), hlm. 67-72.
sumbawa barat dan pemkab sumbawa adalah teori konflik. Teori konflik merupakan
teori yang mengkaji dan menganalisis tentang konflik atau pertentangan yang timbul
dalam masyarakat, faktor penyebab terjadinya konflik dan cara-cara atau strategi yang
digunakan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Teori konflik oleh simon fisher dkk
mengemukakan enam teori yang mengkaji dan menganalisis penyebab terjadinya
sengketa/konflik: