MENAJEMEN STRATEGIK
tentang
ANALISIS SWOT
Oleh
Muhammad Zikra
1710104076
Dosen Pembimbing
H. Bustami MS,MQIH
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung
dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset
pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan
menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
B. Faktor-Faktor Analisis SWOT
1. Strengths (kekuatan)
1
Kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
Kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
Kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan
sekitar.
4. Threats (ancaman)
Kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks
dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan
pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan
faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi
alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang
paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
C. Faktor Internal dan Eksternal Analisis SWOT
2
1. Faktor Internal ( Kekuatan dan Kelemahan )
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth
(distinctive competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi
suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya,
misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi
lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang
dan institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan
harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan
dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua
kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena
adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang
lebih luas.
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada
lingkungan sekitar.
2. Faktor Eksternal ( Peluang dan Ancaman )
a. Peluang
Faktor yang di dapatkan denganmembandingkan analisa internal yang
dilakukan di suatu institusi (strenghth danweakness) dengan analisa
internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatanpeluang juga harus
diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang
harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat
dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
1) Low
Jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan
peluangpencapaiannya juga kecil.
2) Moderate
Jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namunpeluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
3) Best
3
Jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta
peluangtercapaianya besar.
b. Ancaman
Segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan) dan
tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan
pengaruhnya (serousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of
occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
1) Ancaman utama (major threats )
Ancaman yang kemungkinanterjadinya tinggi dan dampaknya besar.
Untuk ancaman utama ini,diperlukan beberapa contingency planning
yang harus dilakukan institusiuntuk mengantisipasi.
2) Ancaman tidak utama (minor threats )
Ancaman yang dampaknyakecil dan kemungkinan terjadinya kecil.
3) Ancaman moderate
Kombinasi tingkat keparahan yang tingginamun kemungkinan
terjadinya rendah dan sebaliknya.
4
kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 1. berikut :
1. Strategi SO
Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan
internal untuk memanfaatkan peluang eksternal.
5
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
Strategi ST menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan
untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman
eksternal.
6
6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan strategi WO dalam sel yang tepat.