Pembiayaan Perumahan Di Negara Sri Lanka
Pembiayaan Perumahan Di Negara Sri Lanka
Disusun Oleh:
D101171004
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Pembiayaan Perumahan di Negara Sri Lanka
Perumahan menjadi sektor utama pada perekonomian nasional dan berperan penting
dalam pembangunan kota (Zhang, 2000:339). Perumahan merupakan salah satu aktivitas
utama kota yang ditandai besarnya guna lahan kota untuk kawasan perumahan. Secara
agregat dalam skala nasional, besaran kapital dalam pemenuhan kebutuhan perumahan ini
akan menjadi penting dalam proses pembangunan perekonomian negara karena dapat
memicu potensi pertumbuhan belanja per kapita. Oleh karena itu, segala hal yang terkait
dengan sektor perumahan menjadi sesuatu yang penting termasuk yang menyangkut sistem
pembiayaannya. Sehingga diperlukan beberapa lembaga terkait yang tepat untuk pemenuhan
kebutuhan perumahan salah satunya melalui sistem pembiayaan yang efektif dalam
penyediaan pembiayaan perumahan.
Lembaga adalah organisasi atau kaedah-kaedah baik formal maupun informal yang
mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin
sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu (Mubyarto, 1989).
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan untuk melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan mempunyai peranan yang penting dalam
memudahkan sirkulasi kegiatan pembiayaan perumahan.
Sri lanka yang merupakan negara yang didominasi oleh suku Sinhala yang mayoritas
beragama Budha. Ibu kota dari negara ini adalah Colombo. Wilayahnya berupa pulau besar
dengan beberapa pulau kecil di sekitarnya yang sebagian besar berupa daerah perbukitan. Sri
Lanka merdeka pada tanggal 4 Februari 1948 dan merupakan anggota negara-negara
persemakmuran. Negara ini telah menghadapi perang saudara selama dua dekade terakhir
antara Sinhala (masyarakat mayoritas) dan Tamil (masyarakat minoritas). Akibatnya, perang
saudara ini mempengaruhi kinerja ekonomi negara.
Pada tahun 1977 ditandai dengan titik balik penting dalam arah ekonomi Negara Sri
Lanka dengan mengadopsi strategi ekonomi liberalisasi. Saat itu, sistem perumahan di Sri
lanka mayoritas berukuran sempit dan kualitasnya tidak sesuai untuk dihuni. Sehingga
pemerintah melakukan pergerakan dari berbagai lapisan untuk meningkatkan sistem
perumahan yang layak huni. Sistem pembiayaan perumahan di Sri lanka dibantu oleh
lembaga perbankan dan non-perbankan. Menurut data dari Central Bank of Sri lanka tahun
2006, sektor perbankan mendominasi sistem keuangan di berbagai sektor salah satunya
sistem pembiayaan perumahan di Sri lanka. Bank-bank komersial salah satu dari sektor
perbankan merupakan elemen terbesar dalam kontribusi sistem keuangan di Sri lanka. Bank-
bank lainnya seperti State Banks, Domestic Private Banks, Houses Development Finance
Corporation (HDFC), National Development Bank (NDB) dan lainnya juga merupakan
kontributor yang cukup besar untuk pasar pembiayaan perumahan. Sistem pembiayaan
perumahan ini juga didukung oleh lembaga-lembaga lainnya diantaranya oleh pihak swasta
maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta dikontrol oleh pemerintah.
Hasil sensus tahun 2001 memperkirakan jumlah unit perumahan di Srilanka adalah
4.687.157 unit. Rumah tinggal adalah mayoritas yaitu mencapai 95%. Bahkan di daerah
perkotaan, jumlah rumah tinggal mencapai 80% dari seluruh jenis hunian rumah.
Kualitas perumahan di Srilanka termasuk baik. 76% dari total rumah di Srilanka memiliki
jenis dinding terbuat dari batu bata dan batako. Hanya 15% yang memiliki jenis dinding
dengan kualitas sangat buruk. Untuk jenis lantai, 78% memiliki lantai semen, sementara
hampir 4% memiliki lantai keramik. Ini berarti bahwa sekitar 82% rumah memiliki lantai
dasar. Hanya 18% dari lantai memiliki kualitas yang rendah. Sedangkan untuk atap 79%
rumah memiliki atap genteng atau asbes dan 13% menggunakan atap seng. Hanya sekitar
8,5% menggunakan atap dengan kualitas yang buruk (UNESCAP; UNHABITAT, 2010).
Hasil studi Asian Development Bank (ADB) tahun 1993 memperkirakan jumlah
permintaan perumahan baru di Sri Lanka adalah 5 % dari unit yang ada. Jumlah aktual unit
baru yang dibangun pada tahun 1993 adalah 159.000. Berdasarkan estimasi ini, unit rumah
baru yang harus dibangun di Srilanka adalah 230.000.
1. Pemerintah
Kementerian pelayanan konstruksi, jasa rekayasa, perumahan dan amenitas umum adalah
kementerian yang dipercaya oleh pemerintah Sri Lanka dalam mengelola pembangunan
perumahan di Sri Lanka. Kementerian ini mempunyai visi dan misi mengembangkan
permukiman berkelanjutan dan membangun kembali industri konstruksi yang ramah
lingkungan dan terencana, bekerjasama dengan perusahaan dan tenaga kerja profesional Sri
Lanka serta partispasi masyarakat Sri Lanka. Peran kementerian ini adalah merumuskan
kebijakan dan rencana untuk mewujudkan perumahan sektoral dan industri konstruksi.
Sedangkan kementerian ini memiliki tujuan utama yaitu:
Memimpin lembaga pelaksana dalam rangka mencapai tujuan pembangunan industri
konstruksi, jasa rekayasa, perumahan & amenitas untuk umum yang tepat waktu dan
berkualitas kepada pelanggan internal dan eksternal.
Untuk mengembangkan kompetensi dan sikap staf untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada semua pelanggan tanpa memandang ras atau status mereka.
Salah satu program kementerian pelayanan konstruksi, jasa rekayasa, perumahan dan
amenitas umum adalah Program Perumahan Janasevana (100.000 Program Perumahan).
Program skala nasional ini adalah program pembangunan perumahan untuk berbagai
golongan masyarakat dengan tipe rumah berbeda-beda berdasarkan kebutuhan penggunanya.
Pemerintah Sri Lanka juga mendirikan organisasi atau lembaga yang lebih khusus dalam
menyediakan perumahan salah satunya adalah National Housing Development Authority
(NHDA) yang berada di bawah Kementerian pelayanan konstruksi, jasa rekayasa,
perumahan, dan amenitas umum. NHDA dibentuk untuk mengatasi hal konstruksi
perumahan, gedung, dan bangunan penunjang kehidupan lainnya serta mengatasi masalah
permukiman kumuh.
Lembaga lain yaitu Urban Development Authority (UDA) memiliki orientasi yang sama
dengan NHDA namun lebih eksklusif pada wilayah urban. Beberapa organisasi yang aktif
dalam pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah antara lain, The
National Building Research Organization (NBRO) yang mengambil alih dalam pemilihan
alternatif material konstruksi dan fokus dalam pembangunan perumahan di daerah rawan
banjir dan tanah longsor. The Centre for Housing Planning and Building menyediakan
layanan konsultasi perencanaan, desain, dan bangunan perumahan serta mensosialisasikan
pembiayaan perumahan yang murah. Real Estate Exchange Ltd menangani perumahan
kumuh di wilayah urban. The Plantation Human Developmnet Trust menangani perumahan
mewah yang melayani sekitar 6% dari populasi penduduk.
2. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan terkait pembiayaan pembangunan perumahan di Sri Lanka terdiri dari
lembaga keuangan Bank dan non-Bank. Lembaga keuangan Bank di Sri Lanka dapat
dispesifikasikan lagi berdasarkan program pelayanan Bank. Terdapat Bank yang hanya
memberikan kredit untuk kontraktor atau pengembang dengan program kredit konstruksi,
Bank dengan program kredit perumahan untuk rakyat kelas menengah ke bawah, serta Bank
dengan program kredit khusus real estate bahkan Bank dengan sistem kredit syariah.
3. Organisasi Eksternal
Organisasi Eksternal yang berperan dalam pembangunan perumahan di Sri Lanka adalah
organisasi internasional Upper Valley Habitat for Humanity atau disingkat UV Habitat.
Lembaga kemanusiaan yang bergerak dalam mengatasi masalah perumahan ini ikut serta
dalam pembangunan perumahan Sri Lanka sejak tahun 1994. Berdasar pada rendahnya rata-
rata penghasilan penduduk Sri Lanka, UV Habitat memberikan bantuan dalam bentuk
pinjaman bebas bunga untuk biaya pembangunan rumah secara bertahap. Selain itu UV
Habitat juga menyediakan desain rumah murah dan teknis konstruksi untuk menjamin
kualitas rumah yang akan dibangun.
4. Swasta
Lembaga swasta yang berperan dalam pembangunan perumahan di Sri Lanka adalah
perusahaan pengembang. Perusahaan pengembang di Sri Lanka pada umumnya lebih
membidik pasar menengah ke atas dalam penyediaan perumahan.
5. Organisasi Masyarakat
Praja Sayahaka adalah organisasi masyarakat yang ikut andil dalam pembangunan
perumahan di Sri Lanka. Praja Sahayaka sendiri dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
asisten masyarakat. Anggota organisasi ini adalah para tokoh yang secara khusus telah dipilih
selama sepuluh hari per bulan untuk membantu permukiman berpenghasilan rendah. Tugas
dari Praja Sayahaka adalah memberikan sosialisasi rumah yang baik dan memberikan arahan
untuk masyarakat Sri Lanka lebih mandiri.
Daftar Pustaka
Ahmed, Sadiq. 2007. Housing Finance in Sri Lanka: Opportunities and Challenges. South
Asia Region: World Bank.
Suparwoko, Woko. 2013. Kebijakan dan Praktek Pembangunan Perumahan Sejumlah
Negara di Asia-Pasifik