Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hydrocyclone


Pada dasarnya hydrocyclone merupakan gabungan dari dua kata yaitu hydro
dan cyclone. Hydro dapat diartikan air ataupun cairan, sedangkan cyclone dapat
diartikan sebagai pusaran. Sehingga hydrocyclone diartikan sebagai pusaran air.
Dalam penggunaanya secara nyata hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu
alat yang dapat memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi
campuran baik berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan.

2.2 Prinsip kerja Hydrocyclone


Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah terdapatnya kumpulan partikel dan air
yang masuk dalam arah tangensial ke dalam siklon pada bagian puncaknya.
Kumpulan air dan partikel ditekan ke bawah secara spiral (primary vortex) karena
bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal menyebabkan partikel terlempar ke arah luar,
membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar hydrocyclone. Dekat
dengan bagian dasar hydrocyclone, air bergerak membalik dan bergerak ke atas
dalam bentuk spiral yang lebih kecil (secondary vortex) partikel yang lebih ringan
bergerak keluar dari bagian puncak hydrocyclone sedangkan partikel yang berat
keluar dari dasar hydrocyclone.

Gambar 2.1 Prinsip kerja Hydrocyclone

Universitas Sumatera Utara


Ada beberapa alasan mengapa hydrocyclone dipakai sebagai alat pemisah,
yaitu:
1. Biaya operaional yang relatif murah
2. Prosesnya dapat dilakukan pada satu tempat
3. Desain ataupun modelnya sederhana, berupa kombinasi konstruksi silinder
dan kerucut
4. Tidak memiliki bagian yang bergerak
5. Minim biaya perawatan

2.2 Jenis Hydrocyclone


2.2.1 Hydrocyclone tipe konvensional
Pada Hydrocyclone tipe konvensional memiliki bagian berbentuk
silinder dan bagian berbentuk kerucut. Memiliki dua jenis tipe yang berbeda
yang berdasarkan sudut kemiringannya. Tipe yang pertama memiliki sudut
kemiringan 20o – 25O, sedangkan jenis yang lain memiliki sudut > 25o
hingga 180o. Fluida dialirkan melalui dari lubang inlet bagian atas pada
silinder dan aliran tersebut menghasilkan gerakan berbentuk pusaran yang
kuat pada dinding Hydrocyclone.

Gambar 2.2 Hydrocyclone tipe konvensional

Universitas Sumatera Utara


2.3 Konstruksi pada multicyclone
Pada proses klarifikasi ataupun pada proses klasifikasi untuk ukuran partikel
yang sangat kecil biasanya dipergunakan hydrocylone dalam jumlah yang banyak.
Tetapi ukuran dari hydrocyclone yang digunakan tidak sebesar hydrocyclone pada
umumnya. Hal ini dimaksudkan karena diperlukannya proses pemisahan yang
berulang-ulang dan kualitas hasil pemisahan yang sangat baik sehingga dibuatlah
konstruksi multicyclone.
Secara umum dapat dilihat terdapat 2 jenis konstruksi multicyclone yang dapat
dijumpai, yaitu : konstruksi linear dan konstruksi circular. Kedua jenis konstruksi
tersebut memiliki fungsinya masing-masing, seperti pada konstruksi circular
yang memungkinkan tiap hydrocyclone dapat terhubung dalam jumlah banyak
dimana mengelilingi satu pipa atau lubang utama sehingga panjang pipa
penghubung tiap hydrocyclone tetap sama.

2.3.1 Round Desilter Hydrocyclone


Terdiri dari 10 hingga 20 Hydrocyclone yang digabungkan secara melingkar
menjadi satu bagian. Pada Hydrocyclone ini dilengkapi dengan Shut-off
valves pada setiap konstruksinya. Sehingga memungkinkan untuk
memindahkan atau mengganti salah satu Hydrocyclone jika rusak tanpa
menganggu kinerja Hydrocyclone lainnya dan juga memudahkan operator
untuk mengawasi kinerja disetiap Hydrocyclone.

Gambar 2.3 Round Desilter Hydrocyclone (Krebs


Engineering,2009)

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Inline Desilter Hydrocyclone
Terdiri dari 10 – 20 Hydrocyclone yang disusun secara pararel. Inline
Desilter Hydrocyclone biasanya digunakan pada tempat yang tidak
memiliki area yang cukup luas untuk menampung banyak konstruksi
instalasi mesin. Sehingga dapat menghemat pemakaian tempat.

Gambar 2.4 Inline Desilter Hydrocyclone

2.3.3 Hydrocyclone aliran aksial


Pada umumnya digunakan pada industri pengolahan air bersih.
Berfungsi memisahkan sisi minyak dari campuran air kemudian
sisa minyak tersebut ditampung dan dibuang.
Karateristik dari Hydrocyclone aliran aksial :
a.) Konsentrasi penyerapan minyak hingga 10.000 ppm
b.) Besar penurunan tekanan balik 2 - 3,5 bar
c.) Besar penurunan tekanan buang 4 – 7,5 bar
d.) Penurunan tekanan dapat diminimalkan dengan menambah
jumlah pipa didalam Hydrocyclone

Gambar 2.5 Hydrocyclone aliran aksial

Universitas Sumatera Utara


2.4 Bagian-bagian dari Hydrocyclone
Secara umum bagian-bagian dari Hydrocyclone dapat dilihat dari gambar
berikut :

Lubang Keluar

Feed Chamber

Lubang Masuk
Vortex Finder

Cone Section (Bagian Kerucut)

Tail Pipe Apex Valve (Katup keluar)


(Pipa bawah)

Lubang Keluar

Gambar 2.6 Bagian-bagian Hydrocyclone


Keterangan:
1. Lubang masuk
2. Cylindrical section
3. Vortex finder
4. Cone section
5. Lubang keluar

2.4.1 Lubang masuk (Inlet area)


Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area), yaitu : lubang masuk
tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll.
Berbagai tipe tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja
dari Hydrocyclone. Dengan konstruksi lubang masuk dengan tipe
involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll dapat
mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi disekitar dinding lubang
masuk dan daerah antara lubang masuk dengan cylinder section.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.7 Beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area)

2.4.2 Cylindrical section


Pada dasarnya diameter dari cylindrical section memilki diameter
sebesar diameter dari Hydrocyclone . Konstruksi dari cylindrical section
yang panjang dimaksudkan untuk memperbesar kapasitas dan juga
mengurangi dari kecepatan tangensial. Besar kecilnya dari konstruksi
dari cylindrical section dapat mempengaruhi besarnya tekanan.

Gambar 2.8 Beberapa tipe dari cylindrical section

Universitas Sumatera Utara


2.4.3 Vortex finder
Pada umumnya besar dari vortex finder 20 - 45 % dari diameter
Hydrocyclone. Besar dari vortex finder dapat kualitas pemisahan yang
dihisap.
2.4.4 Cone section
Besar sudut pada cone section didasarkan pada jenis pemakaiannya.
Pada cone section besudut 20° merupakan standar pemakaian pada
industri pertambangan mineral. Sedangkan untuk Hydrocyclone yang
memiliki bagian bawah datar diperuntukan untuk pemisahan material-
material berstruktur kasar.

Gambar 2.9 Beberapa tipe dari cone section

Universitas Sumatera Utara


2.5 Hydrocyclone pada industri kelapa sawit
Digunakan pada stasiun pengolahan inti. Hydrocyclone berfungsi
untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Adapun proses
pengolahan dari kelapa sawit hingga mencapai pada proses pemisahan
menggunakan hydrocyclone terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

Fresh Friut
Bunch

Sterilization

Digestion

Pressing Depericarper

Silo Drier

Nut
Cracker

Cracked
Nut Blower

Hydrocyclone

Kernel
Drier

Kernel
Storage

Gambar 2.10 Tahapan proses pengolahan hingga mencapai hydrocyclone

Universitas Sumatera Utara


2.5.1 Proses kerja unit Hydrocyclone
Campuran cangkang dan inti yang keluar dari separating coloum
dimasukan kedalam bak 1, lalu oleh pompa hydrocyclone (P1)
dipompakan kedalam hydrocyclone (H1), campuran ini akan diputar oleh
gaya sentrifugal, inti yang mempunyai berat jenis lebih kecil berkumpul
ditengah cyclone lalu melalui vortex finder keluar ke sebelah atas.
Inti yang bercampur dengan air ini kemudian masuk ke dewatering
screen untuk memisahkan air, selanjutnya inti secara teratur banyaknya
(atau diatur water lock) masuk ke kernel transport fan untuk dimasukan
ke pemeraman inti (kernel bin) melalui saringan kernel sterilizer.
Sedangkan cangkang yang mempunyai berat jenis besar akan berkumpul
dibagian pinggir cyclone lalu keluar dari bawah bersama air ke bak 2.
Produk pada bak 2 masih terdapat inti bercampur cangkang.
Campuran ini dipompakan oleh pompa hydrocyclone (P2) dipompakan
ke hydrocyclone (H2) proses pemisahan disini sama dengan pada
hydrocyclone (H1). Inti keluar sebelah atas pipa melalui vortex finder
masuk kembali ke bak 3.
Proses pada bak 3 mengandung sedikit inti. Campuran ini
dipompakan oleh pompa hydrocyclone (P3) dipompakan ke
hydrocyclone (H3), proses pemisahan disini sama dengan pada
hydrocyclone (H1) dimana cangkang akan keluar ke shall dewatering
screen, selanjutnya secara teratur (diatur water lock) masuk ke shall
transport fan untuk direbus ke

Gambar 2.11 Skema kerja unit hydrocylone

Universitas Sumatera Utara


shall hopper sebagai bahan bakar ketel. Inti akan keluar melalui pipa dari
atas dan masuk ke bak 2. Inti kemudian dibawa ke kernel dryer untuk
dikeringkan dan disimpan di kernel storage[4].

2.5.2 Bagian-bagian unit Hydrocyclone


Alat ini terdiri dari :
a. Tabung pemisah (Hydrocyclone) yang dilengkapi dengan pompa
pengutip (vortex Finder) dan konus dibawahnya.
b. Bak penampung

a. Tabung pemisah (Hydrocyclone)


Alat ini bekerja bersarkan karena gaya senrtifugal yang di timbulkan oleh
aliran air yang membentuk pusaran (vortex). Akibat gaya sentrifugal yang
di timbulkan oleh aliran vortex maka Inti kelapa sawit yang memiliki
massa jenis 1080 kg/ akan berada pada pusat pusaran sedangkan
cangkang kelapa sawit yang memiliki massa jenis 1300 kg/ akan
terlempar hingga ke dinding hydrocyclone.

Gambar 2.12 Proses pemisahan di dalam tabung

Kapasitas aliran masuk pada saluran inlet:


v
Q= ( 2.5.2-1)
A
dimana: Q = kapasitas aliran (kg/s)
v = kecepatan aliran (m/s)
A = luas penampang (m2)

Universitas Sumatera Utara


Dimana kecepatan aliran dapat diperoleh dari :
4Q
v= ( 2.5.2-2)
π ⋅ ds2
di= diameter pipa inlet (m)
sedangkan laju aliran massa dapat ditentukan dari:
m = ρ ⋅ Q

Gaya-gaya yang terjadi (Coulson,1986):


FC = m ⋅ aC ( 2.5.2-3)

atau dapat di tulis


FC = m ⋅ r ⋅ ω 2 (2.5.2-4)

dimana: FC = gaya sentrifugal

m = massa benda yang mengalami gaya sentrifugal


= kecepatan sudut

aC = percepatan sudut

v
Jika : ω= (2.5.2-5)
r

v = kecepatan tangensial (m/s)

Jika kecepatan rotasi dinyatakan dalam N rpm:


2 ⋅π ⋅ N
ω= (2.5.2-6)
60

Perbandingan gaya gravitasi dan gaya sentrifugal (Coulson,1986):


Gaya gravitasi: F = m⋅ g (2.5.2-7)

FC r ⋅ ω 2 r  2 ⋅ π ⋅ N 
2

= =   = 0,001118rN
2
Perbandingan:
Fg g g  60 

aC
= 0,001118rN 2
g

Universitas Sumatera Utara


Maka gaya sentrifugal yang di alami oleh inti adalah :
FC1 = m1 ⋅ r1 ⋅ ω 2 (2.5.2-8)

dimana : FC1 = gaya sentrifugal yang dialami oleh inti

m1 = massa dari inti


r1 = jarak terlemparnya inti dari pusat pusaran

Dan gaya yang dialami oleh cangkang adalah :


FC 2 = m2 ⋅ r2 ⋅ ω 2 (2.5.2-9)

dimana : FC 2 = gaya sentrifugal yang dialami oleh cangkang

m2 = massa dari cangkang


r2 = jarak terlemparnya cangkang dari pusat pusaran

b. Bak penampung
Bak penampung campuran hasil pemisahan yang dilakukan oleh tabung
pemisah (hydrocylone), yang dilengkapi dengan dewatering drum. Hasil
pemisahan yang dikeluarkan hydrocylone melalui pipa bawah akan masuk
ke dalam bak ini yang selanjutnya akan dibawa keluar oleh shall transport
fan untuk dibawa ke proses selanjutnya untuk direbus ke shall hopper
sebagai bahan bakar ketel[4].

Gambar 2.13 Jalur distribusi inti dan cangkang

Universitas Sumatera Utara


2.6 Kecepatan settling sentrifugal
Kecepatan settling sentrifugal atau kecepatan pengendapan sentrifugal
ditinjau dari sebuah sebuah partikel berdiamater Dp, berotasi pada jari-jari = r,
maka gaya sentrifugal seperti perilaku gerak partikel dalam fluida, tetapi gaya
gravitasi diganti dengan gaya sentrifugal[1]. Adapun kecepatan settling
sentrifugal dapat dilihat pada persamaan 2.6-1 (Coulson,1986).
2
vt
vgt = vT (2.6-1)
gr

v gt = gravitational terminal velocity (m/s)

vt = kecepatan tangensial (m/s)

Gambar 2.14 Variasi kecepatan tangensial dan kecepatan radial


[Ter linden, Inst.page165.(1949)]

vr ⋅ g ⋅ d out
Maka, v gt = 2
(2.6-2)
vt

v
Dimana: vr = (2.6-3)
2 ⋅π ⋅ r
v = kecepatan air volumetrik [massa/waktu] (m3/s)

Jika dinyatakan dalam luas penampang masuk (Ain):

Universitas Sumatera Utara


Ain ⋅ d out ⋅ g
2
v gt = (2.6-4)
π ⋅ din ⋅ v

2.7 Aliran Vortex


Vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar
dengan garis arus (streamline) membentuk lingkaran konsentris[7]. Gerakan
vortex berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan antar lapisan
fluida yang berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak alamiah fluida
yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai
pusaran yang merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas
berpengaruh didalamnya. Sebuah vortex mewakili sebuah aliran yang garis-
garis arusnya adalah lingkaran-lingkaran sepusat (konsentris). Aliran vortex
awalnya dianggap sebagai kerugian dalam suatu aliran fluida. Belakangan ini
prinsip aliran vortex digunakan untuk pengembangan teknologi penegeboran
minyak, pemisahan partikel ataupun material padatan dengan cairan, industri
kimia dan lain sebagainya.
Pergerakan aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Translasi murni atau translasi irrotasional
2. Rotasi murni atau translasi rotasional
3. Distorsi atau deformasi murni, baik angular ataupun linier
Aliran irrotasional terjadi apabila elemen fluida di setiap titik tidak
mempunyai kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut. Sebaliknya aliran
rotasional terjadi apabila elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto.
Gerak vortex dapat dikategorikan sebagai dalam aliran rotasional. Vortex
digambarkan sebagai aliran yang bergerak dan berputar terhadap sumbu
vertikal sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan
sekelilingnya.
Tetapi pada beberapa kondisi vortex juga dapat dikategorikan sebagai
aliran irrotasional. Kelihatannya agak mengherankan bahwa gerakan vortex
irrotasional. Namun demikian harus diingat kembali bahwa rotasi mengacu
pada orientasi pada elemen fluida bukan lintasan yang diikuti oleh elemen
tersebut. Jadi, untuk sebuah vortex irrotasional, jika sebuah tongkat pendek

Universitas Sumatera Utara


ditempatkan di dalam medan aliran pada lokasi A, seperti pada gambar 2.16,
tongkat-tongkat itu kan berotasi selagi bergerak ke lokasi B. Salah satu
tongkat yang sesuai garis-garis akan mengikuti sebuah lintasan yang
melingkar dan berputar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.
Tongkat yang lain akan berotasi searah putaran jarum jam karena sifat alamiah
dari medan aliran, di mana bagian tongkat yang terdekat dengan titik asal
bergerak cepat dari pada ujung lainya.

Gambar 2.15 Pola garis arus untuk sebuah vortex

Berdasarkan klasifikasi aliran berputar yang terjadi dalam kehidupan


sehari-hari maka aliran vortex dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

2.7.1 Aliran vortex Bebas


Aliran vortex terjadi walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada
fluida tersebut. Karateristik dari vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari
partikel fluida yang berputar pada jarak tertentu dari pusat vortex . Hubungan
kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran r dapat dilihat
pada persamaan 2.7.1-1 (Munson,2003).

Γ
v= (2.7.1-1)
2πr

dimana :

Universitas Sumatera Utara


v = kecepatan tangensial fluida (m s-1)
r = jari-jari putaran partikel fluida dari titik pusat (m)
Γ = sirkulasi

Gambar 2.16 Gerakan elemen fluida dari A ke B : vortex bebas

Pada aliran vortex bebas dengan menganggap elemen air memiliki :


l = panjang elemen air
dr = ketebalan elemen air
v = kecepatan tangensial
dP = beda tekanan dari elemen air
dan aliran bebas mempunyai gaya, tekanan yang sebanding dengan aksi gaya
sentrifugal air.

dp ⋅ xl =
(wl ⋅ dr )v 2
gr

dp v 2 dr
= (2.7.1-2)
w gr

Dan diketahui energi keseluruhan elemen air :


P v2
E= + (2.7.1-3)
w gh

Didefenisikan maka:

Universitas Sumatera Utara


dP vdv
dE = +
w g

v 2 dr vdv  dP v 2 dr 
= +  = 
gr dr  w gr 

dE v  v dv 
= + +  (2.7.1-4)
dr g  r dr 

Dalam vortex bebas, tidak ada perubahan energi melintas pada aliran lurus,
jadi persamaan diatas sama dengan nol.
v  v dv 
+ + =0
g  r dr 
v dv
+ =0
r dr
dv dr
+ =0
v r

Setelah diintegralkan persamaan diatas menjadi:


loge v + loge r = C (2.7.1-5)

vr = C (identik dengan teori kinematik fluida)

Jika digeneralisasikan, maka:


C
v= (2.7.1-6)
r

Jika C sama dengan konstan maka dapat diketahui kekuatan dari vortex,
nampak jelas bahwa kecepatan partikel berbanding terbalik dengan jarak dari
pusat vortex.

2.7.2 Aliran Vortex Paksa

Universitas Sumatera Utara


Apabila suatu gaya diberikan pada suatu fluida dengan maksud membuat
aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya
dari pusat putaran r dapat dilihat pada persamaan 2.7.2-1 (Munson,2003).

v =ω ⋅r (2.7.2-1)
dimana :
ω = kecepatan sudut
r = jari-jari putaran (m)

Gambar 2.17 Gerakan elemen fluida dari A ke B : Vortex paksa

Air dalam tabung diputar dengan gaya torsi, partikel P pada permukaan
air, berjarak x pada sumbu putaran, bekerja gaya-gaya:
1. Berat partikel, arah ke bawah (W)
2. Gaya sentrifugal dengan arah menjauhi pusat putaran (FC)
3. Gaya reaksi zat cair yang mendesak partikel (R)
Bekerjanya gaya selain gaya gravitasi pada air dalam tabung menghasilkan
gaya vortex yang dikenal sebagai aliran vortex paksa. Pada putaran silinder, N
dan kecepatan sudut ψ , partikel P mempunyai sudut tangen ψ , berat partikel
W dan gaya sentrifugal FC.
Gaya sentrifugal didefenisikan sebagai berikut (Ridwan dan Siswantara,2002):

FC =
W
g
(
ωX 2 ) (2.7.2-2)

dimana:

Universitas Sumatera Utara


ω = kecepatan sudut (rad/s)
W = berat partikel (kg)
g = gaya gravitasi (m/s2)
X = jarak dari sumbu (m)

2.7.3 Aliran Vortex Kombinasi


Aliran Vortex Kombinasi adalah vortex dengan vortex paksa pada inti
pusatnya dan distribusi kecepatan yang sesuai dengan vortex bebas pada luar
intinya. Jadi untuk sebuah votex kombinasi dapat dilihat pada persamaan
berikut (Munson,2003)
vθ = ωr r ≤ r0 (2.7.3-1)

dan
K
vθ = r > r0 (2.7.3-2)
r
dimana K dan ω adalah konstanta dan r0 adalah jari-jari inti pusat.

Sebuah konsep matematika yang biasanya berhubungan dengan gerakan


vortex adalah sirkulasi. Sirkulasi didefenisikan sebagai sebuah integral garis
dari komponen tangensial kecepatan yang diambil dari sekeliling kurva
tertutup di medan aliran. Konsep sirkulasi sering digunakan untuk
mengevaluasi gaya-gaya pada terbentuk pada benda-benda yang terendam
dalam fluida yang bergerak.

Gambar 2.18 Tipe-tipe Vortex (Hecker,1987)


Tipe vortex 1 merupakan awal aliran air berputar di permukaan. Tipe 2
putaran air mulai menunjukkan adanya cekungan kedalam di bagian tengah
pusaran. Tipe 3 pusaran air mulai membentuk kolom udara (vortex) yang

Universitas Sumatera Utara


bergerak menuju oulet. Tipe 4 kekuatan vortex mampu menarik material
apung masuk ke dalam pusaran. Tipe 5 adalah vortex dimana gelembung-
gelembung udara pecah di ujung pusat pusaran yang masuk konstruksi
silinder. Tipe 6 vortex dengan lubang udara penuh menuju outlet.

2.8 Aliran berputar dalam tabung


Sebuah tulisan yang dibuat oleh F.Chang dan V.K Dhir mengemukakan
sebuah penelitian eksperimental untuk memahami karateristik daerah turbulen
pada aliran berpusar secara tangensial dalam tabung. Profil kecepatan aksial
menunjukkan terjadinya aliran balik dibagaian tengah tabung yang mengecil
ukurannya sesuai berkurangnya intensitas putaran, kecepatan aksial minimum
didekat dinding juga berkurang sesuai berkurangnya intensitas pusaran. Profil
kecepatan tangensial menunjukkan bahwa daerah kecepatan tangensial
maksimum akan bergerak secara radial menuju tengah putaran, sesuai denagn
penambahan jarak aksial putaran dari fluida yang masuk. Aliran yang berputar
dapat dibagi dua bagian tengahnya terbentuk vortex paksa dan pada bagian
tepinya merupakan vortex bebas dengan daerah transisi diantaranya. Maka
aliran yang terbentu dalam tabung tersebut merupakan aliran vortex Rankine.
Parameter yang paling penting pada Hydrocyclone sebagai alat pemisah
adalah efisiensi pengumpulannya dan titik tekan antar unit. Efisiensi
pengumpulan Hydrocyclone ditentukan oleh kemampuannya menangkap dan
menyimpan partikel atau material dimana titik tekanan sejumlah dengan
kekuatan yang dibutuhkan unit untuk melakukan hal tersebut.

 V4 
W  2 2 + 1
Gaya pemisah : FS = 
g R  (2.8-1)
2
FC V 2
Faktor pemisah : S= = (2.8-2)
W gR

dimana :W = Berat partikel (kg)

Universitas Sumatera Utara


V = Kecepatan aliran (m/s)
R = Jari-jari rotasi (m)
g = Gaya gravitasi (m/s2)

Distribusi kecepatan tangensial tidak bervariasi secara signifikan terhadap


arah aksial (Xiang and Lee, 2005). Perbedaan antara kecepatan tangensial
dalam silinder bagian atas dan kerucut bagian bawah tidak terjadi. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi percepatan kecepatan dalam kerucut akibat
penurunan luas penampang kerucut. Bagaimanapun, terjadi perbedaan
kecepatan tangensial pada ketinggian yang berbeda. Kecepatan tangensial
secara signifikan turun ketika ketinggian hydrocyclone meningkat dan ini
bertanggung jawab pada rendahnya efisiensi pemisahan. Fenomena ini terjadi
pada kerucut yang panjang. Satu perkecualian adalah bahwa jika
hydrocyclonenya sangat pendek sehingga menyebabkan pipa keluar menonjol
ke bagian kerucut sehingga efisiensi dari siklon akan turun akibat aliran pintas
ke pipa keluar.
Menurut Kim dan Lee lapisan batas kecepatan yang terbentuk pada
permukaan dinding siklon memegang peranan penting sebagai penghalang
deposisi partikel karena terjadinya penurunan gaya sentrifugal yang tajam di
daerah dekat dinding (Kim and Lee, 2001). Pemodelan turbulen perlu
memperhitungkan difusi turbulen dalam daerah inti aliran dan gerakan partikel
di dalam lapisan batas ini.Turbulen merupakan bentuk aliran yang berfluktuasi
terhadap ruang dan waktu. Turbulen merupakan proses yang kompleks.Aliran
turbulen adalah bagian dari disiplin ilmu mekanika fluida. Dalam analisanya,
mekanika fluida selalu menggunakan pendekatan bahwa fluida sebagai
kontinum, suatu ukuran fluida yang jauh lebih besar dari ukuran molekul,
tetapi lebih kecil dari ukuran partikel. Karakter aliran turbulen tidak
ditentukan oleh jenis fluida tetapi oleh karakter aliran itu sendiri. Turbulensi
aliran pada fluida air dengan udara akan memiliki karakter yang sama jika
memiliki bilangan Reynolds yang sama. Tegangan geser yang terjadi pada
lapisan batas turbulen berasal dari viskositas fluida/viskositas molekuler (sifat
molekuler fluida) dan viskositas turbulensi (sifat aliran).

Universitas Sumatera Utara


Turbulen akan terjadi ketika gaya inersia dalam fluida menjadi sangat
dominan dibandingkan gaya viskos (dicirikan dengan tingginya Reynolds,
(Re). Nilai absolut dari bilangan Reynolds untuk turbulen selalu relatif
terhadap konfigurasi aliran. Misalnya aliran eksternal akan memiliki bilangan
Reynolds yang lebih tinggi daripada aliran internal. Tetapi nilai relatif
bilangan Reynolds aliran turbulen selalu lebih tinggi daripada aliran laminer.
Karena bilangan Reynolds merupakan rasio antara gaya inersia aliran dan
gaya gesek, pengaruh gaya inersi pada aliran turbulen jauh lebih dominan
dibandingkan dengan pengaruh gaya gesek[6].

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai