Oleh
Oleh :
KELOMPOK 6
NAMA NIM
Aswar Nur Apan 20150611044045
Asrianto Mangalik 20150611044044
Aprilia Gedy 20150611044042
Denis M. Wali Kalembulu 20150611044018
Grasela Basna 20150611044019
Ismail Yigibalom 20150611044001
Lince Wandikbo 20150611044065
Lutte Bahabol 20150611044066
Nipen Sol 20150611044078
Ovalina M. Randongkir 20150611044006
Onesimus JP Swabra 20150611044082
Reynold N.B Wospakrik 20150611044026
Rizky Andhika Luciano 20150611044029
Yosep A. Esuwe 20150611044030
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
Di setujui
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengolahan Bahan Galian
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu.
1. Ibu Lia Medy Tandi, ST.,MT sebagai dosen pengampu mata kuliah.
Pengolahan Bahan Galian
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini yang
penulis tidak bisa sebut satu per satu.
Penulis menyadari laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan ke depan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
4.1. Hasil.........................................................................................................21
4.2. Pembahasan.............................................................................................21
BAB V PENUTUB................................................................................................30
5.1. Kesimpulan..............................................................................................30
6.1. Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
LAMPIRAN...........................................................................................................32
DAFTAR GAMBAR
1. Mengetahui jenis – jenis alat pengolahan bahan galian yang terdapat di PT.
Buma Kumawa,Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura.
2. Mengetahui Jenis material yang diproduksi beserta ukuran butir yang di
tetapkan oleh pihak perusahaan.
3. Mengetahui bagian – bagian dari alat pengolahan bahan galian serta proses
cara kerjanya.
Jenis bin dingin yang umum dikenal adalah : (1) ban berjalan menerus, (2)
getar, dan (3) aliran. Tipikal masing-masing jenis bin dingin tersebut diperlihatkan
pada Gambar 5. Jenis pertama (continuous) cocok untuk agregat halus, sedangkan
yang lainnya cocok untuk agregat kasar.
Pintu pengeluaran agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di
bagian bawah dari bin dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala yang
angkanya menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Besarnya bukaan pintu pada setiap bin
dingin yang telah berisi agregat dan siap untuk digunakan dalam pencampuran,
harus dikalibrasi terlebih dahulu pada setiap kondisi dan jenis agregat yang akan
digunakan. Kelancaran pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu
pengeluaran bin dingin tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga
kelancaran pasokan dari bin dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi
kelancaran pasokan tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak
dilindungi terhadap hujan, dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu pasokan
akibat menggumpalnya agregat halus di pintu pengeluaran/pasokan.
Sistim pemasok agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin dingin,
melalui bukaan atau pintu yang dapat diatur, agregat dingin diangkut melalui
reciprocating feeder dan atau ban berjalan (belt conveyor) dan diteruskan
menggunakan elevator dingin (cold elevator) menuju ke drum pengering, tipikal
sistim pemasok agregat dingin diperlihatkan pada Gambar 6.
1. Sistim pengumpul debu jenis kering (dry cyclone dust collector), debu
yang terbawa gas buangan diputar, sehingga partikel berat ke bagian
bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat
selanjutnya dikembalikan ke bin panas (hot bin) melalui sistim pengatur
udara (air lock damper).
2. Sistim pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu
yang terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat
akan terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong
asap. Partikel berat tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak
air). Jika pada bak air penampung terlihat jelaga yang mengambang
dengan jumlah yang cukup banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi
pembakaran yang tidak sempurna pada pengering (dryer). Untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan maka segera lakukan koreksi atau
perbaikan pada pengering (dryer).
Unit ayakan panas harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk
menghindarkan dari kemungkinan rusak atau robek.
Pada sirkulasi aspal terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang
berfungsi mengalirkan aspal panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang
berfungsi mengalirkan aspal kembali ke dalam tangki.Tangki aspal, pipa
pemasok, pipa pengembali, dan timbangan aspal harus mempunyai pelindung
panas sehingga dapat menjamin temperatur aspal sesuai dengan yang
ditentukan.Pada sirkulasi aspal pipa pengembali harus terletak di bawah pipa
pemasok aspal.Untuk mencegah terjadinya kekosongan dalam pipa pengembali
aspal, perlu dipasang dua atau tiga buah lubang pada pipa pengembali di atas
ambang atas tertinggi aspal dalam tangki.
1. Kalibrasi timbangan.
2. Weigh box tergantung bebas.
3. Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP.
2.1.9. Timbangan Aspal (asphalt weight hopper)
Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang
ditentukan berdasarkan tingkat keencerannya, maka aspal panas dialirkan melalui
pipa pemasok untuk ditimbang beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum
dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).Gambar skematik aliran aspal
dan pengukuran aspal diilustrasikan pada Gambar 2.8 Kuantitas aspal yang
dialirkan ke dalam pencampur (mixer) harus selalu diamati dan secara berkala
timbangannya dikalibrasi, sehingga diperoleh jumlah aspal yang tepat dengan
toleransi sesuai dengan spesifikasi.
Memiliki titik engsel jaw atau pivot di bagian atas, sedangkan bagian
bawahnya yang bergerak maju mundur. Karena bagian bawah yang bergerak,
maka lebar bukaan atau celah untuk keluarnya bijih menjadi variatif. Pada saat
bergerak maju, maka lebar bukaan adalah minimum disebut close side setting, dan
ketika bergerak mundur, maka lebar bukaan adalah maksimum, disebut open side
setting. Kondisi ini menyebabkan rentang ukuran bijih hasil peremukan menjadi
lebar. Dengan kata lain ukuran menjadi relative tidak homogen.Dodge Crusher
Gambar 2.. Skematik Jaw Crusher Tipe Blake
Cara Kerja :
Memiliki titik engsel jaw atau pivot di bagian bawah, sedangkan pada
bagian atasnya bergerak maju mundur. Karena titik engsel ada pada bagian atas,
maka lebar bukaan atau celah untuk keluarnya bijih hasil peremukan menjadi
tetap.Kondisi ini menghasilkan ukuran bijih menjadi relative homogen.Namun
karena jaw bagian atas bergerak, maka gape, atau mulut jaw menjadi variatif.Saat
bergerak maju, maka gape menjadi minimum. Sebaliknya ketika jaw bergerak
mundur, gape menjadi maksimum. Kondisi ini mensyaratkan bahwa ukuran bijih
yang masuk sebagai umpan harus benar-benar lebih kecil dari gape saat posisi
minimum. Ukuran bijih yang mendekati ukuran gape maksimum akan
menyebabkan jaw macet tidak dapat bergerak.
Gambar 2.. Skematik Jaw Crusher Tipe Dodge
Cara Kerja :
Dodge jaw crusher sama seperti pada cara kerja blake jaw crusher. Pada
system ini, titik engsel berada dibawah sedangkan bagian atas bergerak maju
mundur. Hambatan yang dialami kemungkinan lapisan rahang mengalami
kerusakan selama proses berlangsung. Supaya rahang tidak cepat vrusak , maka
biasanya dilapisi dengan bahan yang tahan tekanan dan getaran. Misalnya
manganese stell.Untuk mendapatkan usaha dan pergerakan yang teratur maka
dipasang sebuah roda penggerak yang dibuat dari besi uang pejal.
NO NAMA FUNGSI
1 Crushing Chambers Ruang Penghancuran
2 Fixed Jaw Plate Piring Rahang Tetap
Piring Ayun-Ayunan Yang Dapat
3 Interchanga Swing Jaw Plates
Diganti
4 Protective Wear Plates Pelat Aus Pelindung
5 Swing Jaw Deflection Plate Piring Defleksi Rahang Ayun
6 Swing Jaw Shaft Ayunkan Batang Rahang
7 Swing Jaw Ayunan Rahang
Kincir Angin Yang Seimbang
8 Balanced Fiwheels
(Satu Didorong)
9 Anti-Friction Bearings Bantalan Anti-Gesekan
10 Steel Cast And Welded Pitman Baja Cord dan Pitman Dilas
Shields Over Pitman Toggle Perisai Diatas Pitman Beralih
11
Seats Kursi
12 Hydraulic Setting Control Control Pengaturan Hidrolic
13 Setting Shims Pengaturan Shims
14 Frame Side Plate Pelat Samping Bingkai
15 Toggle Ends And Seats Alihkan Ujung dan Kursi
16 Bolt Tension Springs Pegas Keterangan Baut
17 Cap Nuts Cap Kacang
18 Cruher Discharge Pembuangan Crusher
19 Manganese Check Plates Pelat Cek Mangan
20 Ribbed Front And Back Depan dan Belakang Berusuk
21 Expansion Joint Pelebaran Tulang Sendi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Hasil
Adapun hasil data yang didapatkan pada saat Praktek Pengolahan Bahan
Galian berlangsung diantaranya data berupa :
4.2. Pembahasan
Gambar 4..Conveyor
c) Dryer
g) Hot Mix
5.1. Kesimpulan
Dari pembuatan Laporan Praktek mata kuliah Pengolahan Bahan Galian
yang bertempat di PT. Buma Kumawa dapat disimpulkan bahwa :
1) Aspalt Mixing Plant (AMP) merupakan salah satu alat pengolahan bahan
galian yang dipergunaan untuk mencampur material berupa pasir dan
cipping dalam pembuatan campuran aspal
2) Jaw Crusher merupakan salah satu alat pengolahan bahan galian yang
dipergunaan untuk memecahkan batuan dalam bentuk ukuran yang relative
kecil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dari ukuran 3/2, ½, 0.5mm
6.1. Saran
Sebagai seorang mahasiswa tentu membutuhkan pengalaman belajar
dalam bangku perkuliahan, dimana selain mendapatkan materi pembelajaran di
ruang belajar, Sebagai seorang mahasiswa khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik
Pertambangan juga tidak terlepas dengan namanya metode pembelajaran di luar
ruangan seperti praktek lapangan tentunya yang memudahkan seorang mahasiswa
mahami benar kondisi kenampakan nyata dilapangan.
Untuk itu dengan adanya praktek - praktek lapangan seperti ini perlu
diperbanyak agar seorang mahasiswa tidak hanya menjadi seorang mahasiswa
yang pasif melainkan seorang mahasiswa yang aktif didalam ruangan belajar
maupun diluar ruangan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://doddysetiagraha.blogspot.com/2012/09/sirtu-pasir-batu_23.html
http://jharwinata.blogspot.com/2017/03/asphalt-mixing-plant-jenis-
takaran.html
LAMPIRAN
Foto Kelompok
Pengambilan Data