Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maisa Dini

NPK : A.2019.2.00514

BUAT STRATEGI PEMASARAN UNTUK PRODUK SHOPPING DALAM SIKLUS


HIDUP PRODUK, paling lambat jam 15.00 TERIMA KASIH

Siklus Hidup Produk Levi’s

1. Tahap Perkenalan

Pada abad ke 18 jeans mulai masuk ke Amerika, pada tahun 1890 pertama kali
di eropa jeans tersebut diperkenalkan pada penambang - penambang emas di San
Fransisco. Pada zaman tersebut jeans memiliki fungsi yang diperuntukan supaya
jeans tidak mudah sobek untuk mengantungi emas. Kemudian celana jeans merk
Levi’s lahir pada tahun 1973 oleh Levi Strauss dan Jacob Davis sebagai pendiri
Levi’s dan mematenkan rivet yang ditanamkan pada celana. Dalam tahap perkenalan,
Levi’s menggunakan Rappid Skimming Strategy dalam memasarkan produknya.
Dimana Levi’s menetapkan harga yang tinggi dan mempromosikan produknya
melalui film cowboy. Semenjak itu mulailah celana Levi’s digunakan para pemaian
film cowboy di Amerika. Selain itu, pada tahun 1970an denim atau celana khususnya
yang berbahan jeans diproduksi masal momen inilah yang membuat Levi’s mencapai
popularitas pada saat itu.

2. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan, Levi’s modifikasi terhadap produknya, seperti :


 1873, jeans biru lahir
Inilah cikal bakal dari jeans biru dan 50. Saat itu, celananya hanya memiliki satu
kantong di bagian belakang dengan jahitan logo arc ciri khas Levi’s, kantong
untuk jam saku di bagian depan, kancing untuk suspender, serta sebuah rivet di
bagian dekat selangkangan. Levi’s memberikan kode XX pada celana ini.

 1886, gambar The Two Horse yang ikonik pada leather patch
Untuk mendemonstrasikan kekuatan celana ini sebagai celana kerja, Levi’s
menggunakan gambar dua kuda yang saling menarik celana jeans. Ini seakan
menggambarkan bahwa celana Levi’s itu sangat durable. Logo ini pun
dipatenkan sekitar tahun 1890 dan dipakai di semua leather patch celana Levi’s
hingga sekarang.

 1890, pemberian kode 501 pertama kali digunakan


Di tahun ini, hak paten penggunaan rivet menjadi milik publik sehingga Levi’s
bukanlah pemegang eksklusif pakaian yang menggunakan rivet. Empat tahun
setelah kemunculan celana jeans, Levi’s meninggalkan kode “XX” dan
menggantinya secara permanen menjadi 501. Pada tahun 1906 terjadi kebakaran
hebat hingga catatan sejarah mengenai Levi’s banyak yang hilang, tidak ada yang
mengetahui bagaimana asal muasal dari logo arc yang ikonik tersebut, bahkan
alasan penamaan “501” hingga sekarang tidak diketahui.

 1944, Perang Dunia II membuat Levi’s menyederhanakan desain jeansnya


Untuk menghemat bahan baku, beberapa perubahan dibuat selama produksi di
zaman Perang Dunia ke II. Salah satunya adalah menghilangkan penggunaan
rivet untuk menghemat logam. Selain itu di bagian belakang, logo arc khas
Levi’s juga semacam disablon, bukan dijahit. Itulah mengapa di
toko secondhand, jika kamu menemukan celana jeans vintage Levi’s yang
logo arc di kantong belakangnya sudah mulai pudar, itu tandanya jeans tersebut
diproduksi saat Perang Dunia II.

 1954, pengenalan varian 501Z yang menggunakan resleting


Sejak dulu, Levi’s 501 selalu menggunakan kancing alih-alih menggunakan
resleting. Tahun 1954 adalah tahun pertama Levi’s memperkenalkan 501Z yang
mulai menggunakan resleting. Di Amerika pun saat itu masih banyak yang belum
familiar dengan penggunaan kancing untuk menutup celananya. Oleh sebab itu
lahi 501Z diluncurkan. Sayangnya, model resleting tidak bertahan lama dan 501
kembali menggunakan kancing.

 1966, penyempurnaan model hingga sekarang


Di tahun ini, jeans 501 kembali disempurnakan. Rivet di bagian belakang saku
celana pun dihilangkan. Alasannya adalah saat duduk, rivet yang terdapat di
celana jeans milikmu itu dapat dengan mudah menggores
beberapa furniture yang sedang diduduki. Nah, penyempurnaan pada celana
model tahun 1966 inilah yang menjadi standar Levi’s 501 yang sekarang serta
beberapa celana jeans lainnya.

Pada awal mula produk Levi’s yang masuk ke Indonesia adalah celana jeans,
tanpa diduga merk ini menjadi pilihan utama para masyarakat Indonesia. Seiring
dengan tingginya penjualan dan permintaan akhirnya pada tahun 1996, Levi’s resmi
mumbuka toko-toko resmi di Indonesia. Levi’s masuk Indonesia dengan 3 kategori
produk yakni, women, men dan accesorries. Keunggulan Levi’s di Indonesia yakni
ketika konsumen mendengar merk Levi’s, merka sudah paham kualitas dan daya
tahan celana jeans ini. Sehingga menjadi trademark jeans di Indonesia. Hampir semua
penjahit jeans yang ada di Indonesia menggunakan nama Levi’s dalam toko merka,
hal itu dikarenakan brand image yang sudah melekat yaitu semua jeans adalah Levi’s.
3. Tahap kedewasaan
Pada tahap kedewasaan Levi’s sudah mulai memodifikasi produk. Levi’s tidak
hanya sekedar memproduksi celana jeans tetapi juga jaket jeans, pakaian dan
accessories seperti tas, topi, ikat pinggang, dan pakaian dalam pria. Dengan adanya
modifikasi terhadap produk, segmen pasar Levi’s pun menjadi lebih luas. Segmen
yang awal mulanya hanya untuk laki-laki pekerja tambang, sekarang segmen Levi’s
menjadi kalangan laki-laki dan perempuan.
Pada tahun 1950, Levi's mempergunakan distributor untuk menjual produknya
ke Jerman, Inggris dan Prancis. Pendapatan Levi's pada saat itu meningkat pesat dan
mencapai sekitar 70 milyard Rupiah per tahun. Kemudian juga Levi's membuka
banyak pabrik di luar Amerika. Celana Levi's menjadi trend dan melanda remaja-
remaja dan pemuda-pemuda di Tokyo Jepang pada tahun 1970an dan di seluruh
dunia, banyak dipergunakan oleh anak-anak dan orang dewasa pada saat ini. Sekarang
Levi's telah beroperasi di 40 negara dan menjual produknya ke 75 negara.
Tahun 2012 Levi’s mempunyai 31 original store di Indonesia, dan akan
menambah 5 - 6 store lagi di Indonesia. Selain di toko original, produk Levi’s juga
tersedia di departement store lainnya seperti Sogo, Matahari, Seibu, dan Debenhams.
Sampai saat ini, kategori men atau celana jeans khusus laki-laki untuk di Indonesia
adalah penjualan yang paling tinggi, hal ini menunjukkan kebanyakan pengguna
produk Levi’s adalah laki-laki.

4. Tahap Penurunan
Pada tahun 1906, terjadi gempa besar di San Fransisco yang menghancurkan
kedua pabrik Levi's. Seluruh pabrik hancur dan terbakar akibat gempa tersebut.
Manajemen Levi’s yakni keponakan Levi Strauss, mendapat ide untuk meminta
bantuan dana dari para pelanggan merka dengan jaminan merka akan memberi
pakaian jadi kepada langganan sebagai cicilan hutang merka. Pinjam uang dengan
jaminan celana jadi, persis seperti penggadaian. Tidak lama merka berhasil mendapat
pinjaman dan berhasil membangun pabrik kembali. 
Di Indonesia merk Levi’s mulai terkenal sekitar tahun 1980, tetapi dengan
harga jual yang hanya bisa dicapai oleh ekonomi tingkat menengah ke atas dan diatur
oleh ritel-ritel Indonesia. Pada tahun 1998 banyak terjadi penumpukan sisa dalam
penjualan di gudang diakibatkan terbatasnya jumlah gerai retail di Indonesia. Dalam
mengatasi hal ini PT Levi Strauss Indonesia berusaha membuat kemitraan untuk
memecahkan masalah. Dengan menjual secara global pada para pengusaha atau bisa
dikatakan waralaba di Indonesia. Tetapi dengan persyaratan membuka outlet pabrik
untuk mendapatkan produk Levi’s. Kemudian pada tahun 2012 Levi’s mempunyai 31
original store di Indonesia, dan akan menambah 5 - 6 store lagi di Indonesia. Selain di
toko original, Levi’s juga terdapat di departement store antara lain Sogo, Matahari,
Seibu, dan Debenhams.

Anda mungkin juga menyukai