Anda di halaman 1dari 7

THE SUN Vol.

1(3) Desember 2014

PERILAKU PENDERITA TBC


DENGAN PENULARAN PADA ANGGOTA KELUARGA

Mazayudha, Mundakir1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya1

ABSTRACT
Nurses Tuberculosis is an contiguous disease related to the behavior of tuberculosis patients.
If there is a family member affected by TB disease, one of other family members will likely
be infected. The purpose of this study is aimed at determining behavior relationship of the
transmission of tuberculosis patients within their family members at Klampis Ngasem local
government clinic in Surabaya. The research study uses Correlational Analysis with cross
sectional approach. The samples used in this research are 36 positive BTA TB patients and 36
family members of TB patients. The samples are chosen by using simple random sampling
method. Data collection techniques use questioners and BTA test. The collected data are then
tabulated and presented in tables and tested using statistical Chi Square test. Chi Square test
result shows p (sig) = 0.000 which is smaller than 0.05, then H0 is rejected. It means that
there is a relationship between the behaviors of the transmission of tuberculosis patients
within family members at Klampis Ngasem local government clinic in Surabaya. It can be
concluded that the behavior of TB patients affects the transmission TB to their family
members so that TB patients should live in clean and healthy conditions such as covering
their mouth while coughing or sneezing, using a mask, opening the window of the house
every day, hanging pillow every morning, keeping the house clean, and not spitting
recklessly.
Keywords: Behavior with TB, Transmission to family members

PENDAHULUAN otak, dan apabila tidak segera ditangani


Penyakit TBC merupakan penyakit akan menyebabkan kematian.
menular yang berhubungan dengan Tujuan dari penelitian ini adalah
perilaku penderita TBC. Penyakit TBC Tujuan umum dalam penelitian ini untuk
merupakan penyakit infeksi yang menegetahui hubungan perilaku penderita
disebabkan oleh mycobacterium TBC dengan penularan pada anggota
tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari keluarga di Puskesmas Klampis Ngasem.
perilaku penderita TBC seperti meludah,
bers in, batuk dan kontak langsung dengan METODE
penderita TBC melalui media udara. TBC Desain penelitian yang digunakan
merupakan suatu penyakit yang infeksi adalah analitik korelasional. Rancangan
yang penularannya sangat cepat dan penelitian yang digunakan adalah Cross
menjadikan penyakit ini menjadi masalah Sectional yaitu jenis penelitian yang
kesehatan masyarakat terutama di Negara- menekankan pada waktu pengukuran atau
negara berkembang, apabila ada salah satu observasi data variable independen dan
anggota keluarga yang terkena penyakit dependen hanya satu kali pada saat itu,
TBC maka anggota keluarga yang lain artinya setiap subyek hanya diobservasi
mempunyai kemungkinan yang besar satu kali saja. Dan pengukuran variabel
untuk tertular. Penyakit TBC ini tergolong independen dan dependen dilakukan pada
kategori penyakit yang mengancam saat pemeriksaan tersebut dan peneliti
nyawa seseorang karna penyakit ini tidak tidak melakukan tindakan lanjutan
hanya menyerang paru-paru saja, akan (Nursalam, 2008)
tetapi dapat menyerang organ lain seperti,
ginjal, tulang, saluran pencernaan dan HASIL

37
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014

Dari tabel 1 menunjukan bahwa dari 36 Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya


responden didapatkan hasil bahwa (Tabel 3).
sebagaian besar responden berperilaku Hasil crosstabs, dari hasil
kurang sebanyak 23 responden (63,89) dan pemeriksaan BTA pada anggota keluarga
responden yang berperilaku baik sebanyak penderita TBC dan perilaku penderita
3 responden (8,33%). TBC, terdapat kecenderungan bahwa
apabila penderita TBC berperilaku kurang
Tabel 1 Distribusi karakteristik baik, terjadi penularan pada anggota
responden berdasarkan perilaku keluarga penderita TBC. Dari 23
No Kriteria f % responden hasil pemeriksaan BTA pada
1 Baik 3 8,33 anggota keluarga penderita TBC hasilnya
2 Cukup 10 27,78 positif, 63,9% penderita berperilaku
3 Kurang 23 63,89
kurang. Sebaliknya terdapat
Total 72 100
kecenderungan para penderita TBC yang
berperilaku cukup dan baik tidak terjadi
Dari tabel 2 menunjukan bahwa dari 36
penularan pada anggota keluarganya. Dari
responden didapatkan bahwa pemeriksaan
13 responden dengan pemeriksaan BTA
sputum pada anggota keluarga penderita
pada anggota keluarga penderita TBC
TBC didapatkan anggota keluarga yang
hasilnya negatif, 27,8% penderita
BTA positif sebanyak 23 responden
berperilaku cukup dan 8,3% penderita
(63,89%), dan anggota keluarga yang BTA
berperilaku baik.
negatif sebanyak 13 responden (36,11%).
PEMBAHASAN
Tabel 2 Distribusi karakteristik
Perilaku Penderita TBC
responden berdasarkan Hasil
Tabel 1 menunjukan bahwa dari 36
Pemeriksaan BTA pada keluarga
responden didapatkan hasil bahwa
penderita
responden yang berperilaku kurang
Hasil sebanyak 23 responden (63,89%),
No Pemeriksaan f % responden yang berperilaku cukup
BTA sebanyak 10 responden (27,78%) dan
1 Positif 23 63,89 responden yang berperilaku baik sebanyak
2 Negatif 13 36,11 3 responden (8,33%). Menurut Lawrence
Total 36 100 Green yang dikutip oleh Notoatmodjo
(2003). Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor
Tabel 3 Distribusi karakteristik Karakteristik
Hubungan Perilaku Penderita TBC dengan yaitu : Faktor Predisposisi (Predisposing
Penularan pada Anggota Keluarga Factors) yang terwujud dalam
Perilaku Hasil Pemeriksaan BTA pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Penderita Positif Negatif Total keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
TBC f % f % f % Faktor pendukung (Enabling Factors)
Baik 0 0 3 8,3 3 8,3 yang terwujud dalam lingkungan fisik,
Cukup 0 0 10 27,8 10 27,8
Kurang 23 63,9 0 0 23 63,9 tersedia atau tidak tersedianya fasilitas
Total 23 63, 13 36,1 36 100 atau sarana kesehatan, seperti kontrasepsi
dan obat-obatan. Faktor Pendorong
Hasil analisa dengan SPSS 16.0 (Reinforcing factors) yang terwujud dalam
menggunakan. Uji Chi Square didapatkan sikap dan perilaku petugas kesehatan
nilai p(sig) = 0,000 dimana lebih kecil dari ataupun petugas lainnya merupakan
0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada kelompok referensi dari perilaku
hubungan antara perilaku penderita TBC masyarakat.
pada anggota keluarga di wilayah kerja Teori perilaku menurut Snehandu
B. Kar (1983). Perilaku merupakan fungsi

38
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014

dari, niat seseorang untuk bertindak seseorang itu mngetahui tentang maslah
sehubungan dengan kesehatan atau kesehatan terutama tentang TBC, baik dari
perawatan kesehatannya (behavior pengertian, pengobatan, pencegahan dari
itention), dukungan sosial dari masyarakat TBC, maka orang tersebut akan
sekitarnya (social support), ada atau tidak berperilaku baik dalam meningkatkan
adanya informasi tentang kesehatan atau derjat kesehatannya dan keluarga maupun
fasilitas kesehatan (accesebility of lingkungan sekitarnya. Kurangnya
information), otonomi pribadi orang yang penyuluhan tentang informasi kesehatan
bersangkutan dalam hal mengambil yang dilakukan oleh petugas kesehatan
tindakan atau keputusan (personal- kepada penderita TBC terutama tentang
autonomy), situasi yang memungkinkan TBC inilah yang menjadi salah satu faktor
untuk bertindak (action situation). kenapa penderita TBC berperilaku kurang
(Notoatmodjo, 2003). baik dalam menjga dan meningkatkan
Dari beberapa teori diatas terdapat derajat kesehatannya.
suatu keterkaitan antara teori satu dan Dari tabel 2 menunjukan bahwa
teori yang lainnya dengan hasil penelitian dari 36 responden didapatkan bahwa
tentang perilaku penderita TBC. Menurut pemeriksaan sputum pada anggota
Lawrence Green salah satu faktor yang keluarga penderita TBC didapatkan
mempengaruhi perilaku seseorang adalah anggota keluarga yang BTA positif
faktor predisposisi (Predisposing Factors). sebanyak 23 responden (63,89%), dan
Penegetahuan termasuk dalam kategori anggota keluarga yang BTA negatif
faktor predisposisi. Dari hasil penelitian sebanyak 13 responden (36,11%).
didapatkan data dari 36 penderita TBC 20 Penularan penyakit TBC adalah melalui
penderita berpendidikan akhir SMA. Dari udara yang tercemar oleh Mikobakterium
hal inilah dapat disimpulkan kenapa tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan
sebagaian besar penderita TBC berperilaku oleh si penderita TBC saat batuk maupun
kurang. Pengetahuan sangat berpengaruh meludah. Bakteri ini masuk kedalam paru-
terhadap seseorang dalam berperilaku. paru dan berkumpul hingga berkembang
Semakin tinggi pendidikan seseorang akan menjadi banyak (terutama pada orang yang
menambah pengetahuan dan ksedaran memiliki daya tahan tubuh rendah),
mereka terutama di bidang kesehatan. Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami
Sedangkan menurut Snehandu B. Kar penyebaran melalui pembuluh darah atau
perilaku kesehatan seseorang itu kelenjar getah bening sehingga
dihubungkan dengan ada tidaknya menyebabkan terinfeksinya organ tubuh
informasi tentang kesehatan yang yang lain seperti otak, ginjal, saluran
diperoleh seseoorang. Kemudian mengacu cerna, tulang, kelenjar getah bening dan
pada teori Lawrence Green salah satu lainnya meski yang paling banyak adalah
faktor yang mempengaruhi perilaku adalah organ paru. Pada dasarnya penularan
faktor pendorong (Reinforcing factors) penyakit TBC disebabkan oleh penderita
yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang dahaknya mengandung kuman BTA.
tenaga kesehatan. Dari hasil penelitian Penyakit ini dapat menular dan menyerang
didapatkan data dari 36 penderita TBC, 31 siapa saja (laki-laki, perempuan, tua,
responden tidak mendapatkan informasi muda, miskin, kaya). Penularan ini terjadi
tentang TBC. Penyuluhan atau disebabkan oleh : penderita tidak menutup
penyampaian informasi kesehatan itu mulut saat batuk dan bersin, penularan
sangat penting dan sangat berpengaruh dapat terjadi jika seseorang menghirup
pada perilaku hidup sehat seseorang. udara yang mengandung kuman BTA,
Disini peran tenaga kesehatan sangatlah meludah disembarang tempat, tidak
penting dalam melakukan penyuluhan atau membuka jendela maupun ventilasi rumah
memberikan informasi kesehatan. Apabila sehingga cahaya matahari tidak bisa

39
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014

masuk, penderita berbicara keras saat suami-istri penderita TBC merupakan


berbicara dengan orang lain sehingga salah satu faktor resiko tertular TBC.
terdapat percikkan dahak yang keluar, Seringnya melakukan kontak langsung
tidak adekuatnya jadwal kontrol pada dengan penderita TBC memungkinkan
petugas kesehatan (puskesmas) dan terhirupnya mycobacterium tuberculosis
penderita TBC tidak teratur meminum obat yang dikeluarkan oleh penderita sewaktu
yang telah ditentukan. Daya penularan dari batuk,bersin atau meludah oleh orang yang
seorang penderita TBC ditentukan oleh ada disekitarnya. Menurut data
banyaknya kuman BTA yang dikeluarkan karakteristik responden berdasarkan usia.
dari parunya. Makin tinggi derajat positif Dari 36 anggota keluarga yang dilakukan
hasil pemeriksaan dahak, makin menular pemeriksaan BTA, 23 anggota keluarga
penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan penderita TBC yang dinyatakan positif
dahak negatif (tidak ditemukannya kuman TBC, 9 diantaranya berusia anatara 39-66
BTA pada spesimen dahak), maka tahun. Dari umur tersebut tergolong usia
penderita tersebut dianggap tidak tertular dewasa tua. Seiring bertambahnya usia
penyakit TBC (Depkes, 2006). maka akan terjadi penurunan fungsi tubuh
Adapun faktor-faktor resiko penularan kita, hilangnya kemampuan jaringan untuk
penyakit TBC, antara lain: faktor umur, memperbaiki diri, akibatnya terjadi
faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, penurunan sistem imunitas. Oleh karena
pekerjaan, kebiasaan merokok, kepadatan itu pada usia-usia seperti di atas sangatlah
hunian kamar tidur, pencahayaan, rentan terkena infeksi terutama TBC.
ventilasi, kondisi rumah, kelembaban Menurut data karakteristik responden
udara, status gizi, keadaan sosial ekonomi berdasarkan pendidikan terakhir dan
dan perilaku. (Smeltzer, 2001). Dari hasil informasi tentang TBC yang diperoleh
penelitian yang dilakukan oleh peneliti anggota keluarga penderita. Dari 36
diperoleh data ,Menurut data karakteristik anggota keluarga yang dilakukan
responden berdasarkan jenis kelamin, Dari pemeriksaan BTA, 12 anggota keluarga
36 anggota keluarga yang dilakukan penderita TBC yang dinyatakan positif
pemeriksaan BTA, 23 anggota keluarga TBC berpendidikan akhir SMA.
penderita TBC yang dinyatakan positif Sedangkan 20 anggota keluarga tidak
TBC, 12 diantaranya berjenis kelamin pernah mendapatkan informasi tentang
laki-laki. Laki-laki merupakan salah satu TBC. Tingkat pendidikan seseorang
faktor resiko terkena TBC, hal ini berpengaruh terhadap pengetahuan
dihubungkan dengan kebiasaan merokok. seseorang, diantaranya mengenai perilaku
Racun yang terkandung dalam rokok hidup bersih dan sehat dan pengetahuan
apabila dihisap akan masuk ke paru-paru, tentang kesehatan terutama tentang
merusak sistem pertahanan paru-paru penyakit TBC. Sebagaian anggota
terhadap benda asing. TBC merupakan keluarga penderita TBC yang dinyatakan
penyakit yang menyerang paru-paru, positif TBC juga tidak pernah
apabila sistem pertahanan paru-paru mendapatkan informasi tentang penyakit
terhadap benda asing sudah rusak, maka TBC. Dari keterangan diatas dapat ditarik
akan semakin mudah terinfeksi sebuah kesimpulan ada kemungkinan
mycobacterium tuberculosis. anggota keluarga yang dinyatakan positif
Menurut data karakteristik responden TBC tidak menerapkan perilaku hidup
berdasarkan status keluarga. Dari 36 bersih dan sehat, mereka juga tidak
anggota keluarga yang dilakukan mengerti tentang penyakit TBC, apa
pemeriksaan BTA, 23 anggota keluarga penyebab, bagaimana penularan dan
penderita TBC yang dinyatakan positif bagaimana mencegahnya, sehingga
TBC, 11 diantaranya adalah sebagai mereka dapat tertular.
pasangan suami-istri. Status sebagai

40
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014

Pencegahan penularan penyakit TBC yang merupakan salah satu faktor resiko
dapat dilakukan penderita meliputi penularan penyakit TBC kepada orang lain
:menutup mulut pada waktu batuk dan yang ada disekitarnya, seperti tidak
bersin menggunakan sapu tangan atau tisu menutup mulut pada saat batuk atau
serta tidak berbicara keras di depan umum, bersin, meludah di tempat sembarangan,
membuang dahak pada satu tempat khusus dan kontak langsung dengan penderita.
yang tertutup, membuka jendela rumah Apabila seseorang penderita TBC batuk,
ventilasi yang ada agar udara tidak lembab bersin atau pada saat mengeluarkan dahak
dan pencahayaan yang baik untuk ruangan di dalamnya itu terkandung bakteri
rumah, berobat dan minum obat secara Mycobacterium Tuberculosis, kuman
teratur, menjalankan pola hidup sehat, tersebut akan berkeliaran di udara, jika
menggunakan alat-alat makan dan kamar terhirup oleh orang lain kemudian masuk
tidur tersendiri yang terpisah dari anggota ke dalam saluran pernapasan dan menetap
keluarga yang lain. di dalam paru seseorang yang
Hasil analisa dengan SPSS 16.0 menghirupnya, kuman tersebut mulai
menggunakan. Uji Chi Square didapatkan membelah diri (berkembangbiak) dan
hasil nilai p(sig) = 0,000 dimana lebih terjadilah infeksi dari satu orang ke orang
kecil dari 0,05 maka H0 ditolak yang lain terutama pada anggota keluarga yang
berarti ada hubungan antara perilaku terdekat.
penderita TBC pada anggota keluarga di Ada beberapa faktor yang dominan
wilayah kerja Puskesmas Klampis Ngasem yang dapat mempengaruhi perilaku
Surabaya. seseorang diantaranya pengetahuan dan
Hasil crosstabs, dari hasil pendidikan. Dari data yang diperoleh oleh
pemeriksaan BTA pada anggota keluarga peneliti didapatkan data, dari 36 penderita
penderita TBC dan perilaku penderita TBC 20 penderita berpendidikan akhir
TBC, terdapat kecenderungan bahwa SMA dan berdasarkan data karakteristik
apabila penderita TBC berperilaku kurang responden berdasarkan informasi TBC
baik, terjadi penularan pada anggota yang di dapat penderita, dari 36 penderita
keluarga penderita TBC. Dari 23 TBC, 31 responden tidak mendapatkan
responden hasil pemeriksaan BTA pada informasi tentang TBC. Dari keterangan
anggota keluarga penderita TBC hasilnya diatas kita bisa menarik kesimpulan
positif, 63,9% penderita berperilaku kenapa sebagaian besar penderita TBC ini
kurang. Sebaliknya terdapat berperilaku kurang baik.
kecenderungan para penderita TBC yang Penyakit TBC merupakan penyakit
berperilaku cukup dan baik tidak terjadi yang mudah menular dan siapaun beresiko
penularan pada anggota keluarganya. Dari titular oleh penyakit ini terutama seseorang
13 responden dengan pemeriksaan BTA yang berada di sekitar penderita. Dari data
pada anggota keluarga penderita TBC yang diperoleh peneliti, dari 36 responden
hasilnya negatif, 27,8% penderita didapatkan bahwa pemeriksaan sputum
berperilaku cukup dan 8,3% penderita pada anggota keluarga penderita TBC
berperilaku baik. . didapatkan anggota keluarga yang BTA
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh positif sebanyak 23 responden (63,89%).
peneliti, diperoleh data baik tentang Adapun beberapa faktor resiko penularan
penderita TBC maupun tentang anggota penyakit TBC, antara lain: faktor umur,
keluarga penderita TBC. Dari tabel 5.10 faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan,
menunjukan bahwa dari 36 responden kebiasaan merokok, kepadatan hunian
didapatkan hasil bahwa sebagaian besar kamar tidur, pencahayaan, ventilasi,
responden berperilaku kurang baik kondisi rumah, kelembaban udara, status
sebanyak 23 responden (63,89). Perilaku gizi, keadaan sosial ekonomi dan perilaku.
yang kurang baik dari penderita TBC

41
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilakukan
peneliti diperoleh data mengenai anggota pemeriksaan BTA, 12 anggota keluarga
keluarga penderita TBC diperoleh data, penderita TBC yang dinyatakan positif
dari 36 anggota keluarga yang dilakukan TBC berpendidikan akhir SMA.
pemeriksaan BTA, 23 anggota keluarga Sedangkan 20 anggota keluarga tidak
penderita TBC yang dinyatakan positif pernah mendapatkan informasi tentang
TBC, 12 diantaranya berjenis kelamin TBC. Tingkat pendidikan seseorang
laki-laki. Laki-laki merupakan salah satu berpengaruh terhadap pengetahuan
faktor resiko terkena TBC, hal ini seseorang, diantaranya mengenai perilaku
dihubungkan dengan kebiasaan merokok. hidup bersih dan sehat dan pengetahuan
Racun yang terkandung dalam rokok tentang kesehatan terutama tentang
apabila dihisap akan masuk ke paru-paru, penyakit TBC. Sebagaian anggota
merusak sistem pertahanan paru-paru keluarga penderita TBC yang dinyatakan
terhadap benda asing. TBC merupakan positif TBC juga tidak pernah
penyakit yang menyerang paru-paru, mendapatkan informasi tentang penyakit
apabila sistem pertahanan paru-paru TBC. Dari keterangan diatas dapat ditarik
terhadap benda asing sudah rusak, maka sebuah kesimpulan ada kemungkinan
akan semakin mudah terinfeksi anggota keluarga yang dinyatakan positif
mycobacterium tuberculosis. TBC tidak menerapkan perilaku hidup
Dilihat dari status keluarga. Dari bersih dan sehat, mereka juga tidak
36 anggota keluarga yang dilakukan mengerti tentang penyakit TBC, apa
pemeriksaan BTA, 23 anggota keluarga penyebab, bagaimana penularan dan
penderita TBC yang dinyatakan positif bagaimana mencegahnya, sehingga
TBC, 11 diantaranya adalah sebagai mereka dapat tertular.
pasangan suami-istri. Status sebagai Perilaku penderita TBC dengan
suami-istri penderita TBC merupakan penularan pada anggota keluarga sangatlah
salah satu faktor resiko tertular TBC. erat hubungannya, apabila dilihat dari cara
Seringnya melakukan kontak langsung penularan penyakit TBC, dan
dengan penderita TBC memungkinkan keintensitasan kontak langsung antara
terhirupnya mycobacterium tuberculosis penderita dengan anggota keluarga.
yang dikeluarkan oleh penderita sewaktu Apabila penderita TBC berperilaku kurang
batuk,bersin atau meludah oleh orang yang baik dan sehat maka sangat dimungkinkan
ada disekitarnya. Sedangkan dari terjadinya penularan pada anggota
karakteristik usia. Dari 36 anggota keluarga yang lain. Untuk itu bagi
keluarga yang dilakukan pemeriksaan penderita TBC hendaklah berperilaku
BTA, 23 anggota keluarga penderita TBC hidup bersih dan sehat seperti, apabila
yang dinyatakan positif TBC, 9 batuk atau bersin menutup mulut dengan
diantaranya berusia anatara 39-66 tahun. tangan atau sapu tangan, memakai masker,
Dari umur tersebut tergolong usia dewasa tidak membuang dahak sembarangan,
tua. Seiring bertambahnya usia maka akan menjemur kasur atau bantal setiap pagi
terjadi penurunan fungsi tubuh kita, dan selalu membuka ventilasi rumah agar
hilangnya kemampuan jaringan untuk sirkulasi udara lancar dan cahaya matahari
memperbaiki diri, akibatnya terjadi bisa masuk.
penurunan sistem imunitas. Oleh karena
itu pada usia-usia seperti di atas sangatlah KESIMPULAN
rentan terkena infeksi terutama TBC. Hasil pembahasan yang telah dipaparkan
Dan dilihat dari karakteristik responden pada bab sebelumnya, adapun simpulan
berdasarkan pendidikan terakhir dan yang dapat diambil dari hasil penelitian
informasi tentang TBC yang diperoleh adalah sebagai berikut : Perilaku penderita
anggota keluarga penderita. Dari 36 TBC sebagaian besar berperilaku kurang .

42
THE SUN Vol. 1(3) Desember 2014

Terjadi penularan pada sebagaian besar Samsunuwiyanti, 2006, Perilaku Manusia


anggota keluarga penderita TBC dari hasil Pengantar Singkat tentang Psikologi,
pemeriksaan sputum BTA positif Bandung, Refika Aditama.
.Terdapat hubungan yang cukup signifikan Smeltzer, Suzanne, 2001, Buku ajar
antara perilaku penderita TBC dengan Keperawatan Medikal Bedah
penularan pada anggota keluarga di Brunner dan Suddarth Volume 1.
wilayah kerja Puskesmas Klampis Ngasem Jakarta : EGC.
Surabaya Trihono P, 2006, Strategi Pendekatan
Klinis secara Profesional Pada Anak,
Jakarta : Departemen Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Hidayat A, 2010, Metode Penelitian Ujianto B, 2011, Indonesia Peringkat
Kesehatan paradigma kuantitatif, Kelima Penderita TBC,
Jakarta : Salemba Medika. http://suaramerdeka.com/v1/index.ph
Hidayat A, 2007, Metode Penelitian p/read/news/2011/01/20/75895
Keperawatan dan Teknik Analisis diakses tanggal 9 Maret 2012 jam
Data, Jakarta : Salemba Medika 19.30
Alsagaff, 2006, Dasar- dasar Ilmu _____, 2010,
Penyakit Paru, Surabaya : Airlangga http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1
University Press. /122/jtptunimus-gdl-hendropram-
Azwar S, 2011, Sikap Manusia Teori dan 6063-1-babi.pdf diakses tanggal 10
Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Maret 2012 jam 12.02.
Pelajar. _____, 2011,
Crofton J, Dkk, 2002, Tuberkulosis Klinis, http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/5
Jakarta : Widya Medika. 40/jbptunikompp-gdl-mohamadyud-
Effendi U, 2011, Perilaku Manusia untuk 26956-2-unikom_m-i.pdf diakses
Keperawatan dan Kesehatan tanggal 10 Maret 2012 jam 03.29
Masyarakat, Jakarta : Catilla.
Menkes RI, 2011,
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/
_regulasi/STRANAS_TB.pdf
diakses tanggal 8 Maret 2012 jam
06.20
Mansjoer ,Dkk, 1999, Kapita Selekta
Kedokteran Edisi II, Jakarta :
Fakultas Kedokteran UI Media
Aescullapius.
Notoatmodjo S, 2005, Metode Penelitian
Kesehatan, Rieneka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo S, 2007, Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Rieneka Cipta,
Jakarta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Rahajoe N,Dkk, 2007, Pedoman Nasional
Tuberkulosis Anak, Jakarta : UKK
Respirologi PP IDAI.

43

Anda mungkin juga menyukai