Anda di halaman 1dari 5

IPA/XAK22011/TS/IRA

MATAHARI SEBAGAI PUSAT TATA


SURYA

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang


terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan
semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-
objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet
bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar,
dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan
tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang
terluar.
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini.
Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup
besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang
dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik,
termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama
ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi
Bima Sakti, matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram
Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang
terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang
yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan matahari letaknya persis di tengah deret ini.
Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari matahari adalah langka, sedangkan
bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum.
Dipercayai bahwa posisi matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari
sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh
semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari
kecermelangan sekarang.
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir
pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada
hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II". Unsur-unsur
yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang
purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah
terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang
lebih berat ini. Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal,
sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat
metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada
pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal.

@ira_W........ Do The Best For Yourself


IPA/XAK22011/TS/IRA

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:


 mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
 mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid
body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
 tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
 telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati
benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
 Berdiameter lebih dari 800 km
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24
Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU)
mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan
planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet
baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya
menjadi "planet kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana.
Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana
(berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang)
dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum
mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang
dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan
Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang
berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat
untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai dengan defenisi yang baru, maka terdapat
delapan planet dalam sistem Tata Surya.
Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah
1. Merkurius (57,9 juta km) 5. Yupiter (779 juta km)
2. Venus (108 juta km) 6. Saturnus (1.430 juta km)
3. Bumi (150 juta km) 7. Uranus (2.880 juta km) dan
4. Mars (228 juta km) 8. Neptunus (4.500 juta km).
Sejak pertengahan 2008, ada lima obyek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit
planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut
ialah
1. Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima)
2. Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan)
3. Haumea (6.450 juta km)
4. Makemake (6.850 juta km), dan
5. Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami, yang biasa disebut
dengan "bulan" sesuai dengan Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh
cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

@ira_W........ Do The Best For Yourself


IPA/XAK22011/TS/IRA

Sejarah
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari
“sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”),
menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada
abad ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah
sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari
Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di
penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip
dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah
diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru
"asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar'
yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran
antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal
mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja
dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek
tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua
asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap
mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun.
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah
yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya
sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang
meminta agar Pluto didefinisi ulang dari sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek
sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas
sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006,
berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet yang baru. Jumlah planet dalam Tata
Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu
planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.

Sejarah nama-nama planet


Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak
zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki
nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama planet di bawah).
Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama
1. Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius,
2. Pyoroeis (berapi) untuk Mars,
3. Phaethon (berkilau) untuk Jupiter,
4. Phainon (Bersinar) untuk Saturnus.
5. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa
cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai
dua objek yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini.

@ira_W........ Do The Best For Yourself


IPA/XAK22011/TS/IRA

1. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, 4. Kronos untuk Saturnus dan


2. Ares untuk Mars, 5. Aphrodite untuk Venus.
3. Zeus untuk Jupiter,
Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani,
semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi
Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan
nama yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi
masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan
nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi
sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam
mitologi Romawi.

Klasifikasi Planet
Berdasarkan letaknya, dengan bumi sebagai batasnya, maka planet dibedakan menjadi:
1.      Planet Inferior (Inferior Planets)
Planet Inferior yaitu planet-planet yang lintasannya diantara bumi dan matahari, terdiri atas Merkurius dan
Bumi.
2.      Planet Superior (Superior Planets)
Planet superior yaitu planet-planet yang lintasannya di luar bumi, terdiri atas Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus.
Berdasarkan letaknya dengan sabuk asteroid sebagai batasnya, maka planet dibedakan menjadi: Sabuk
Asteroid terletak diantara Planet Mars dan Yupiter.
1. Planet dalam (inner planets)
Planet dalam merupakan planet-planet yang lintasannya terletak disebelah dalam sabuk asteroid. Yaitu
planet, Merkurius, Venus, Bumi, Mars.
2. Planet Luar (outer planets)
Planet luar merupakan planet-planet yang lintasannya di luar sabuk asteroid. Yaitu planet Yupiter,
Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Kedudukan planet dalam atau planet luar ditinjau dari bumi selalu berubah-ubah karena pengaruh kecepatan
edar planet yang berbeda-beda.

Perubahan kedudukan ini menyebabkan adanya :


1.      Elongasi Planet Dalam
Yaitu sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi - Planet Dalam dan Bumi Matahari. Elongasi
planet dalam tidak lebih besar dari 90° karena lintasan planet dalam lebih kecil dari lintasan bumi mengelilingi
matahari.
2.      Elongasi Planet Luar
Yaitu sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi Planet Luar dan Bumi matahari. Elongasi
planet luar dapat mencapai 180° karena lintasan planet luar lebih besar dari lintasan bumi mengelilingi matahari.
Berdasarkan komposisi material penyusunannya, planet dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Jovian Planet (Giant Planet)
Jovian Planet yaitu planet-planet raksasa yang komposisi materi penyusunannya bukan berupa batu/material
yang padat, melainkan gas. Yang termasuk Jovian Planet yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus

@ira_W........ Do The Best For Yourself


IPA/XAK22011/TS/IRA

2.      Teresterial Planet (Telluric Planet)


Teresterial Planet adalah planet-planet yang komposisi materi penyusunannya berupa batuan Yang termasuk
Teresterial Planet antara lain Merkurius, Venus, Bumi, Mars.

@ira_W........ Do The Best For Yourself

Anda mungkin juga menyukai